Mungkin, Tuhan menciptakan sekeping hati agar manusia bisa merasakan. Membedakannya dari mahluk lain yang Dia ciptakan.
Tapi, kenapa rasa ini justru membuatku terjatuh di jurang tak berdasar dan tak seorang pun berada di sana?
Aku disini, membutuhkanmu.
Membutuhkan hangat yang kau pancarkan,
Membutuhkan nyaman pelukmu.
Aku disini, mencintaimu.
Menyayangimu lebih dari dia, Sang pemilik hatimu.
Semua tentangmu,
Telah menjadi bagian diriku.
Bersarang di hati,
Di sudut terdalamnya.
Kucoba untuk menyudahinya,
Percayalah,
Tapi hati ini terlalu keras kepala
Karena sampai sekarang,
Ku masih tak bisa.
Ingin kuminta padamu,
Jagalah rasa ini.
Bawalah rasa ini.
Tapi tak bisa.
Karena, kenyataannya,
Aku bukan siapa siapa.
Tahukah kamu,
Namamu adalah nama yang selalu kusebut dalam doaku.
Dalam tangisku.
Dalam kesepianku, di malam yang dingin.
Namamu, menggetarkan sesuatu dalam diriku.
Membangunkannya,
Membuatku merasa hidup.
Tapi namamu, membuatku sesak,
Tak bisa bernapas, tak bisa berpikir,
Merampas sinarku,
Merampas semangatku,
Merampas cintaku.
Seandainya, bisa kulupakan semua.
Tetap tak ingin kulakukan.
Karena kamu melukiskan siluet indah,
Abstrak dan berwarna-warni,
Indah, tragis, tapi luar biasa.
Kau membebaskan kupu2 di perutku. Membuatnya terbang tinggi, hingga sulit kugapai lagi. Sekarang yang tersisa hanyalah kekosongan bisu yang menyiksa,
Membuatku sulit bernapas.
Mungkin, satu-satunya hal yang lebih buruk dari sakit,
Adalah hampa.
Tuhan, kalau masih ada sisa kebahagiaan dalam hidupku yang fana ini, berikanlah sekarang, Tuhan. aku membutuhkannya.