LOVIN'U [Completed]

By mintchocolova_

143K 9.8K 954

[UPDATE SELASA DAN JUMAT] Berawal dari Natasya yang kehilangan liontinnya di gramedia, tanpa mengetahui jika... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh
Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua
Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat
Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam
Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Delapan
Lima Puluh Sembilan
Enam Puluh
HOPE

Extra Part

3.9K 140 9
By mintchocolova_

Happy reading❤


Natasya mendudukkan dirinya di kursi samping panggung, seskali bibirnya mencebik kesal. Malam ini adalah acara prom night angkatannya. Ini adalah acara yang di tunggu-tunggunya, karena Galen pernah berjanji kepadanya untuk datang ke acara prom night-nya.

Tapi, kini cewek itu hanya bisa menghela napas kecewa, Galen tidak bisa datang. Cowok itu tiba-tiba membatalkan untuk kembali ke indonesia karena ada urusan mendadak. Tidak tahu kah cowok itu bahwa Natasya sudah sangat merindukannya selama hampir setahun lebih tidak bertemu.

Galen sangat sibuk, bahkan jika mereka sedang berbicara lewat telpon, Galen lebih sering mengeluhkan tentang tugasnya yang semakin menumpuk, belum lagi perbedaan waktu yang harus mereka hadapi.

"Cemberut aja, lo. Kenapa sih?"

Natasya mendongak, menatap sedih ke arah Nadira. "Galen nggak bisa datang, Ra. Padahal udah janji."

Nadira menghela napas pelan, menyentuh pundak Natasya, mengelusnya pelan.

"Mungkin tugasnya masih ada yang belum di selesai-in, kali."

Natasya mengangguk lemah. "Kak Vano nggak dateng?" tanya Natasya, celingukan di sekitar panggung yang sangat ramai oleh para murid.

"Dateng, kok. Tapi, kayaknya agak telat, ada urusan dulu katanya."

Natasya mengangguk saja, tersenyum kecil pada sahabatnya tersebut. Setelah bertahun-tahun berusaha menghindari perasaan Vano, Nadira akhirnya membuka hatinya untuk cowok itu, entah bagaimana cara Vano menaklukan hati Nadira, Natasya sendiri tidak begitu tahu. Sahabatnya itu terlalu banyak menutupi sesuatu darinya.

Saat sedang asik menatap teman-teman angkatanya yang asik berjoget di depan panggung, Natasya memekik terkejut saat tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang. Cewek itu menyentuh dua tangan yang masih ada di depan matanya, berusaha melepaskan tangan tersebut.

Setelah berhasil melepaskan tangan tersebut dari wajahnya, Natasya berdiri bersiap memaki siapa orang iseng tersebut.

"Siapa sih lo...." Ucapan Natasya menggantung. Cewek itu membeku di tempatnya, menatap tak percaya orang yang kini berdiri di hadapannya.

"Galen!" teriaknya, langsung menghambur ke dalam pelukan cowok itu, membuat Galen yang tak siap hampir saja terhuyung.

Galen terkekeh, ikut memeluk Natasya erat.

"Katanya nggak bisa dateng," lirih Natasya, masih dalam pelukan cowok itu.

Galen tertawa renyah, tangannya terangkat mengusap rambut cewek itu lembut.

"Kan dah janji."

Natasya melepaskan pelukan mereka, tersenyum lebar menatap wajah cowok di hadapannya.

"Jadi nge-prank gue, nih."

Galen kembali tertawa, mengacak puncak kepala Natasya dengan gemas.

"Nggak."

"Ekhem." Natasya dan Galen kompak menoleh, menatap Vano dan Nadira yang menatap ke arah mereka dengan malas.

"Dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak," cibir Nadira, membuat Natasya berdecak pelan.

"Namanya juga kangen. Kalau mau pelukan juga, pelukan aja kali."

"Dih, apasih lo," balas Nadira, mendelik ke arah cewek itu, sesekali melirik Vano yang hanya diam di sampingnya.

Natasya terkekeh pelan. "Kak Vano, Rara-nya juga mau di peluk, tuh," goda Natasya membuat Nadira melotot ke arah cewek itu.

"Kan tadi udah-" Nadira langsung membekap mulut Vano, membuat Natasya dan Galen kompak mendelik curiga.

"Udah apa?" tanya Natasya, memincing.

"Eh, nggak. Ke sana, yuk," ujar Nadira menarik Vano menajauh dari mereka. Natasya dan Galen saling menatap, masih menatap punggung dua sejoli itu dengan tatapan curiga.

"Tuh anak aneh banget, dah."

"Udah, ke sana juga, yuk," ajak Galen,  meraih tangan Natasya, bersiap menarik cewek itu menuju depan panggung, sebelum sebuah suara membuat langkah mereka terhenti.

"Loh, Len lo kapan balik ke indo?" Galen berbalik, menatap gadis cantik yang berjalan ke arah mereka. Raisa.

"Sa, lo ngapain di sini?" tanya Galen, heran.

"Gue denger lo ada di sini, gue nyusulin lo," jawab Raisa kini berdiri di hadapan dua sejoli tersebut.

Natasya berdecak, menatap malas ke arah Raisa. "Nggak usah drama."

Raisa tertawa renyah, menatap bergantian Galen dan Natasya yang menampilkan ekspresi yang berbeda. Natasya yang menatapnya malas dan Galen yang menatapnya terkejut sekaligus kesal.

"Apasih, Nat. Drama apaan?"

"Lo di sini, gue cariin ke mana juga."

Ketiganya kompak menoleh, menatap seseorang yang berjalan ke arah mereka. Raisa terkekeh pelan, berjalan ke arah cowok tersebut, dan menggandengnya mesra.

"Sayang, maaf. Abisnya kamu di tungguin lama."

"Sayang?" tanya Galen terkejut. Galen menatap tak percaya ke arah dua orang di hadapannya, pasalnya cowok yang di panggil 'sayang' oleh Raisa itu adalah Aldi, sahabat Natasya.

"Mereka udah pacaran tiga bulan lalu, gue juga baru tahu kemaren. Ngeselin emang," gerutu Natasya, menatap kesal keduanya.

Aldi terkekeh pelan. "Sorry, Nat. Gue rencananya mau ngasih tau lo hari ini, tapi lo keburu tau kemaren."

"Dih, sahabat apaan lo."

"Seriusan, nih. Gue masih nggak percaya, dah," ujar Galen membuat Raisa mendelik pada cowok itu. Sedangkan, Natasya tertawa kecil.

"Kenapa emang, nyesel kan lo ninggalin gue dulu."

Galen mencibir, menatap jengah cewek di hadapannya. "In your dream. Gila aja lo!"

Raisa tertawa. "Eh, udah mau acara dansa tuh, ayok," ajak cewek itu, menarik Aldi menuju depan panggung.

Galen tersenyum kecil, menatap Natasya yang juga menatap ke arahnya. Meraih jemari cewek itu, menautkan dengan kelima jarinya.

"Yuk."

"Eh, gue nggak bisa dansa," ujar Natasya, menahan cowok itu yang sudah bersiap melangkah.

Galen berbalik, kemudian terkekeh pelan. "Gue juga."

****

"Kangen nggak sama gue?" tanya Galen, menaik turunkan alisnya menggoda cewek di hadapannya.

Natasya yang sedang sibuk menyeimbangkan diri agar tidak menginjak kaki Galen seketika mendelik, menatap malas ke arah cowok di hadapannya.

"Nggak." pake nanya lagi, udah tau kangen pake banget, sambung Natasya dalam hati.

Galen terkekeh pelan, sambil sesekali kakinya melangka mengikuti irama musik. Saat ini semua orang sedang berdansa di depan panggung. Eh. Tidak semua, Hanya yang memiliki pasangan saja, yang tidak memiliki pasangan hanya bisa berdiri di pinggir menyaksikan mereka sambil bergosip ria.

"Padahal gue kangen pake banget sama, lo. Tau nggak kenapa setiap nelpon gue selalu bahas tugas mulu?"

Natasya menggeleng, memeluk leher Galen dengan erat saat pijakannya tiba-tiba goyah.

Galen terkekeh, menatap lurus wajah cantik di hadapannya.

"Supaya lo nggak banyak ngomong."

"Kenapa?" tanya Natasya, menatap lurus wajah cowok itu.

"Kalau lo banyak omong, nanti gue tambah kangen sama, lo."

Natasya tertawa kecil. "Emang kangen banget?"

"Banget."

"Sama," ujar Natasya pelan, kemudian menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memanas.

Galen tertawa, meraih dagu Natasya agar kembali menatap ke arahnya. Walau penerangan di atur menjadi remang, Galen tetap bisa melihat wajah malu-malu cewek itu yang terlihat menggemaskan.

"Tadi katanya nggak?"

"Kapan?"

"Tadi."

"Nggak tuh."

Galen terkekeh. "Selama gue di Jerman, lo nggak bandel, 'kan?"

Natasya mencebikkan bibirnya, menatap kesal ke arah cowok itu.

"Nggak, lah."

"Good."

Hening, hanya suara musik yang terus mengalun. Keduanya sama-sama terdiam, terus berdansa mengikuti alunan musik.

"Nat," panggil Galen tiba-tiba.

Natasya berdehem, mendongak menatap wajah Galen.

"Gue sayang sama, lo."

"Iya, gue tau."

"Gue cinta sama, lo."

"Iya, gue tau."

Galen menatap lurus wajah Natasya yang juga menatapnya, perlahan cowok itu memajukan wajahnya, Natasya yang melihat itu juga spontan menutup matanya. Membiarkan debaran jantung mereka yang saling beradu cepat.

Hanya tinggal beberapa senti lagi bibir cowok itu menyentuh bibir Natasya, sebelum sebuah tepukan di pundak Galen membuat keduanya terkejut dan kompak menjauhkan diri.

Galen berbalik dengan kesal, menatap Vano yang berdiri di hadapannya dengan wajah datar tanpa dosa.

"Apaan?"

"Rara nyuruh manggil Natasya."

"Hah? Kenapa?" tanya Natasya agak linglung, masih berusaha menormalkam detak jantungnya yang berdetak sangat cepat.

"Rara mau di temenin ke toilet," jawab Vano."

Natasya mengangguk cepat, berjalan meninggalkan kedua cowok tersebut. Galen berdecak kesal, menatap Vano tajam. Cowok itu kemudian menghela napas kasar, berusaha menenangkan jantungnya yang masih berdebar cepat.

"Apa lo?" tanya Vano, datar.

Galen mendengus, menarik senyum paksa, menepuk-nepuk pundak Vano dengan keras.

"Hehehe, No temenin ke toilet juga."

"Gila, lo!"



The end, 29 december 2020

Terima kasih sekali lagi untuk kalian yang sudah meramaikan cerita ini. Tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa😊

Semoga suka, ya sama Extra partnya hehe.  See you di cerita aku yang lainnya😊

Salam hangat❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 48.6K 60
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
1.9M 206K 43
Kanaya itu manusia, ya tentu tidak sempurna! "Prioritas utama Adella, ayah, kok! Bukan lelaki tak jelas seperti mereka." ... Kanaya Tabitha Saat kari...
671K 38.7K 31
Aku, Neta Fiama, seorang mahasiswi semester akhir dengan jurusan Bimbingan Konseling yang sedang menunggu waktu wisuda. Mimpi dan harapan sudah di de...
234K 20.6K 54
Jika dirinya Bintang, Dia adalah Bulan. Jika dirinya Kakak, Dia adalah Adik. Lantas, kenapa sosok adiknya sangat berkuasa? ** Tara, begitulah orang m...