Untuk kamu Vannia & Vinno

By bigkoala12

41.1K 3K 52

"Vannia adyasta" wanita berusia 23 tahun yang bergelut dengan dunia mengajar, murid dan segala tingkah anak a... More

Prolog
Chapter 1
Trailer
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41 ( End )

Chapter 28

580 49 1
By bigkoala12

Vannia
       Sepulang dari Bali, moment moment yang biasanya hanya dapat gue impikan dan berharap one day akan terjadi di hidup gue, perlahan mulai tewujud. Sesuai janji vinno ketika di Bali hari terakhir kami melihat sunset bersama-sama.

"sayang, setelah pulang dari sini, aku kerumah kamu ya. aku mau minta kamu secara resmi sama orang tua kamu, untuk jadi istri aku."

Saat itu gue hanya mengangguk sambil menahan rasa haru yang bergelayut di hati, ternyata begini rasanya, dicintai oleh seseorang sepenuh hati, dan di ajak untuk memulai perjalanan hidup bersama.

Sampai akhirnya vinno menempati janjinya.
ia datang kerumah bak kesatria tampan dengan gagah berani, tidak ketinggalan stelan jas simple, dan rambut yang ditata rapih, plus wajah yang dipaksa untuk serileks mungkin dan jangan lupakan senyum manis yang menampilkan lesung pipi sebagai pelengkap, dan tak ketinggalan support systemnya, sang mama yang setia berada di sisinya.

Hari ini vinno akan berhadapan dengan papa, mama dan bang varo. abang gue satu-satunya yang super protective menjaga dan menyayangi gue sedari kami kecil, meskipun terkadang selalu membuat gue kesal dengan tingkah jail nya pada adik perempuan nya ini, meskipun sekarang dya sudah memiliki istri, kak dian dan dikaruniai dua orang anak laki-laki, yaitu kevin dan danis, yang memiliki wajah tampan seperti bang varo, namun mewarisi sifat jahil sang ayah, yang selalu membuat gue gemas sendiri. 
Se ngeselin apapun bang varo tetaplah abang kesayangan gue. kalian bayangin aja gimana kagetnya dya mendengar ada laki-laki yang melamar adik perempuannya ini. Tidak pakai di suruh bang varo langsung melesat dari rumahnya yang di bogor hanya untuk mengintrogasi gue.

Vinno duduk berhadapan dengan papa dan bang varo, setelah sang mama tante asih, malah ngacir duduk berdampingan dengan mama gue. gue hanya mengintip dari lantai dua, menunggu di panggil sama papa, engga ngerti gue biar apa, padahal sudah jelas gue sudah menerima lamaran vinno di bali, kalau kata bang varo sih,
si vinno - vinno kamu itu mw dikulitin sama papa.
Nah loh kan, jadi gue yang panik.

Dengan pembawaan yang tenang, vinno menyampaikan maksud kedatangannya hari ini. dengan tutur kata yang santun, nada suara tegas dan gesture tubuh yang meyakinkan. Setelah semua maksud dan tujuan nya diutarakan, papa yang memang dasarnya mukanya galak, padahal memiliki hati lembut mampu membuat suasana sedikit tegang. Sampai akhirnya satu pertanyaan pamungkas keluar dari bibirnya.

"kenapa nak vinno memilih vannia?"

Mendengar kata yang keluar dari papa, vinno terdiam sejenak. gue yang mengintip dari atas mulai ketar ketir. ya tuhan papa jangan galak-galak sama calon suami aku.... kasian papa...

namun vinno tetap bersikap tenang, matanya melalang jauh sambil menyunggingkan senyum, dan kemudian menatap lurus ke mata papa dan berkata.

"karena dia vannia om, salah satu bahagianya saya. Kalau ditanya soal vannia cantik, pintar, dan baik hati tentu itu semua milik vannia.
tapi bukan hanya itu yang membuat saya memilih vannia. Vannia memiliki bagian dari dirinya, yang mampu membuka hati dan mata saya, bahkan mewujudkan hal hal yang bahkan mustahil bagi diri saya, hanya cukup dengan menjadi dirinya sendiri. Saya bukan laki-laki yang sempurna om, banyak hal di diri saya, yang mungkin suatu saat tidak sesuai dengan ekspetasi, namun demi vannia saya akan berusaha memberikan yang terbaik"

Satu kalimat panjang penuh ketulusan yang terucap darinya yang diakhiri dengan senyum tulus, sambil melihat sekilas ke lantai dua, dan mengangguk kan kepala ke arah gue.
gue kaget karena vinno tau sedari tadi gue mengintip dilantai dua. Namun diakhiri dengan Balasan senyum lebar.

"nak vinno, jangan merasa tertekan ya, saya hanya memastikan anak saya akan bersama seseorang yang dapat menuntunnya kelak di dunia maupun akhirat. ketika hal tersebut bukan lagi tanggung jawab saya. Sedari awal pun, saya sudah menyutujui kalian, ketika vannia bercerita pada saya tentang kamu, karena bagi saya hal yang membuat putri kami bahagia maka saya akan turut bahagia. Setelah penjelasan kamu tadi, saya semakin percaya, tidak salah kalau vannia segitu bahagianya memilih kamu, sampai sampai dya rela ngintip-ngintip meskipun saya suruh tunggu dikamar."

Penuturan papa yang dihadiahi dengan gelak tawa mereka, padahal diawal suasana cukup tegang. Mati lo vannia.... cukup sudah, gue malu maluin diri sendiri cuma Karena ketahuan mengintip begini. Refleks gue heboh ingin kembali ke kamar sampai teriakan bang varo menggema.

" vannia.....
udah sini kamu dek turun, gak usah pakai ngintip2 lagi"

Gue yang sudah berbalik menuju pintu kamar terpaksa memutar arah turun kebawah sambil merutuki bang varo dan rasa malu tertangkap basah. ya sudah.... hadapi aja, yang penting vinno berhasil meyakinkan papa.
Sampai dibawah gue duduk di tengah papa dan bang varo sambil tetap menjaga raut muka anggun dan pura-pura tidak terjadi apa apa.

"dasar, anak bandel. Mbok ya klw mw ngintip itu yang keren dikit ngapa"

"hih..... abang jangan diperjelas"

"ahahahaha vannia... vannia...
sudah dilamar orang masih begini aja"

Ucap papa sambil menepuk pundak gue.

"papa..... abis vannia takut papa aneh aneh. Udah deh papa tu gak bakat mw galak galakin orang. Papa itu hati nya tetep hello kitty.

"ahahaahaha"

gelak papa sambil megusap kepala gue gemas, disahut dengan tawa bang varo yang keras serta cekikikan mama dan tante asih, sementara vinno matanya tak lepas dari mentap gue sambil ikut tertawa.
Pertemuan ini berlanjut dengan suasana hangat, dan ketegangan diawal sudah melebur dengan canda tawa papa dan bang varo pada vinno, yang mulai banyak membahas beragam hal, yang seakan lupa klw tujuan awalnya adalah membahas pernikahan. Bahkan bang varo dan vinno sudah dekat seperti dua orang yang telah lama berteman. Sampai akhirnya kami sepakat mungkin akan menikah di pertengahan tahun. Dan acara pertunangan terlebih dahulu secepatnya. Yang jelas Setelah kyra menyelesaikan sesi belajarnya dirumah satu smester dan akan masuk sekolah semester depan.

Alvinno
         Gue gak ngerti lagi deh ini, kenapa segala hal yang berhubungan dengan vannia itu, selalu membuat kerja jantung gue berkerja lebih ekstra, apalagi hari ini.
Gue menempati janji bertemu dengan keluarganya untuk melemar vannia ke orang tuanya. Sebagai laki laki gue rasa ini adalah hal yang penting, ketika meminta baik baik seorang anak perempuan dari orang tuanya.
Meskipun jauh jauh hari vannia sudah memastikan, menyemangati dan menenangkan gue kalau papanya adalah pribadi yang hangat dan baik, serta abang tertuanya yang sangat pengertian meskipun sedikit jahil. Tapi tetap saja gue tidak bisa menampik perasaan
deg degan yang bercampur aduk di diri gue.

Sampai akhirnya gue terduduk didepan sang papa pujaan hati gue dan disodori pertanyaan yang mampu membuat gue menelan ludah, dan terdiam sesaat. Pertanyaan dasar dan mudah sebenarnya, namun karena gue yang sudah kepalang tegang dan Suasana yang mendukung hampir membuat gue ngeblank. Namun setelah memandang asal kesegala arah, mata gue terpaku pada dua pasang mata dengan netra coklat cemerlang yang selama ini paling gue sukai, vannia. dya berdiri dilantai dua, sedikit menundukkan tubuh, mengintip diam diam yang justru hal itu mengirimkan, kelegaan hati dan kekuatan untuk gue menjawab pertanyaan papanya dengan lancar, tegas dan lugas.

Vannia menuruni tangga dengan dress, bewarna dongker, yang membalut tubuh rampingnya dan terkesan simple. Dengan rambut panjang hitamnya yang sedikit di gelung keatas dan menyisakan sedikit anak anak rambut yang menjuntai dibawahnya, sapuan riasan yang ringan tidak berlebihan. Cantik. Vannia tetap cantik dan mempesona meski ada sedikit gurat malu dari wajahnya yang berusaha di tutupi seolah tidak terjadi apa apa. Sampai akhrinya sifat anak bungsu seperti kebanyakan orang, yang ditunjukkan ketika di goda oleh bang varo dan papanya,  sukses membuat gelak tawa.

kalian tahu? Sejak mata ini bertemu dengan mata coklatnya segala rasa tegang, canggung, dan lain nya yang dari tadi menggerogoti gue menguap entah kemana, semua nya hilang seketika. Berganti dengan rasa nyaman, ketika pembicaraan semakin berlanjut, dan bahkan sekarang gue sudah berasa seperti ada di dekat almarhum papa ketika bersama papa vannia, om sukma seperti kata vannia sang papa memiliki sifat hangat, yang mampu membuat gue merasa nyaman bercerita panjang lebar dengannya. Apalagi varo pria yang ternyata seumuran dengan gue ini, serasa seperti sahabat lama yang penuh pengertian, terlihat dari bagaimana kami saling berbagi pengalaman soal pekerjaan. Sungguh, gue merasa beruntung bertemu dengan keluarga ini, segala macam ketulusan dan kenyamanan gue dapat dari mereka.

Ketika hari menjelang sore, kami masih berada disana. gue dan vannia berada ditaman belakang mengobrol berdua. Sedikit menepi dari jarak pandang orang tua tua di dalam sana. Vannia menatap gue dengan pandangan mata yang berkaca kaca penuh haru dan langsung memeluk gue secara tiba tiba. Tangan nya mendekap pinggang gue erat dan menyusupkan kepala nya di dada.

"alvinno, kamu... kamu hebat banget hari ini, terimakasih"

Gue yang terkeget segera mendekapnya erat mengusap punggungnya pelan, dan meletakkan dagu di puncak kepalanya yang menempel di dada, sambil mencium berkali kali dan menyesap wangi shampo yang menguar dari rambut halusnya. Apalagi ketika mendengar ucapannya, hati gue kembali lega dan terasa bahagia yang meluap luap

" sayang... hey liat aku dulu sini, ini semua usaha aku untuk mendapatkan kamu, justru aku yang harusnya berkali kali mengucap terimakasih ke papa kamu, karena mengizinkan anak perempuan satu satunya untuk hidup bersama aku"

Ucap gue sambil mengelus pipinya pelan, dan memandang mata coklatnya dalam, sampai akhirnya kepala gue mendekat, ada keinginan kuat untuk mengecup bibir chery itu, sampai akhirnya gue realisasikan saat itu juga, mempersempit jarak dan mengecup bibirnya singkat, tidak berlebih hanya menempel kan nya disana setelahnya mengelus bibirnya dengan pelan. Gue tidak mau terlalu kebawa Susana Karena mengingat ini masih  dirumah vannia.

Vannia terkesiap dengan adegan tiba tiba yang gue lancarkan, namun stelah nya terbitlah  senyum manis dari bibirnya, dan kembali masuk kedalam pelukan dan gue pun membalasnya dengan erat. Hari ini dan selanjutkan, akan banyak moment bahagia yang akan kami jalani, dan gue berharap segalanya berjalan dengan lancar.

Hallo... bagaimana chapter ini? Semoga kalian suka ya.... aku balik lagi setelah libur tahun baru yey....

Mari kita lanjut kan kisah mereka sampai akhir, jadi sambil baca jangan lupa vote dan comment buat mereka ya....

See you....

"Cakep banget hari ini ayah vinno"

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 63.1K 54
BUDAYAKAN FOLLOW AUTHORNYA DULU SEBELUM BACA WARNING 21+ (MENGANDUNG ADEGAN DEWASA, BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN) Andini merasa penat dengan pernik...
597K 53.1K 32
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah u...
STRANGER By yanjah

General Fiction

1M 106K 58
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
26.5K 2.6K 38
mama dede akan selamanya bersama mama baik suka maupun duka mama... meskipun dunia tidak baik² saja selagi bersama mama duniaku akan selalu baik² sa...