DiaryCle

By Rismami_Sunflorist9

3.4K 1K 1.5K

Rule buku ini simple : "Kamu diperbolehkan menulis permintaan lain setelah permohonanmu terwujud." Zeze benar... More

BAB 1 : MENIMBANG
BAB 2 : TERBAYANG
BAB 4 : MELAYANG
BAB 5 : DIAMBANG
Bab Tak Berjudul 6

BAB 3 : TIMPANG

412 158 305
By Rismami_Sunflorist9

Ramein komennya, ya, para HambyaRock!
Buat yang mau ramein komennya, aku kasih COGAN NIH!

Yang rajin komen, boleh isi permohonannya di DiaryCle. Hihi.

Mau buat permohonan apa?

Happy Reading!

***
S

ementara itu, Zeze merasa takdir sedang mengajaknya bermain-main. Ia seperti terkena mantra perekat. Kakinya kaku. Selang beberapa detik usai bertatapan dengan Valeron, ia masih mematung di samping mobil lelaki itu.

Zeze terlampau kaget. Benar-benar tak menyangka jika sore itu akan dipertemukan dengan gebetannya sejak SMA. Sampai-sampai lecet di kakinya tak terasa. Ini sikap! Masalah abadinya dengan heels tidak akan dia biarkan mengganggu jiwa halunya bertemu Valeron.

Nasib emang nggak bisa ketebak. Pas gembel gini, malah ketemu gebetan.

"Ze?"

Astaga..Suara lembutnya... belum berubah...bikin meleleh aja.

Zeze merasa kakinya semakin lemas. Bahkan ketika Valeron keluar mobil, lalu menghampirinya yang sedang pose-nggak-banget-plus-rambut-acak-acakan, di mata Zeze lelaki itu malah terlihat makin mempesona.

Kalau udah bucin, emang berat.

"Halo...."

Glek..

Tatapan mata teduhnya masih sama....

"Ze, lo baik-baik aja, kan? Kenapa mendadak ngefreeze gini?"

Tiap kali tersenyum, selalu meninggalkan jejak palung manis di pipinya.

"Apa harus gue gendong, nih?" tanya Valeron setengah bercanda. Ia heran sekaligus geli melihat gadis itu masih berjongkok bengong di samping mobilnya.

"Mauuuu!" teriak Zeze spontan lalu cepat menutup mulutnya rapat-rapat. "Eh, sorry, Kak. Keceplosaaan."

Valeron lagi-lagi menarik bibirnya. Meninggalkan jejak palung yang semakin dalam di pipinya.

Zeze kena serangan dadakan. Padahal ia tidak memiliki riwayat penyakit asma, tapi dadanya terasa sesak. "Pasti Tuhan lagi bahagia pas ciptain makhluk setampan ini," batin gadis itu, tanpa sengaja melirik ke seberang jalan.

Sial!

Tanpa sengaja ia bersitatap dengan satpam sanggar. Pria gagah dan kekar itu tergopoh berlari menuju arahnya. Zeze gelagapan. Ia tidak boleh tertangkap.

Valeron langsung peka. Meski Zeze belum bercerita sedang lari dari apa, ia sepertinya paham jika gadis itu menghindari satpam di seberang jalan. Tanpa persetujuan, dia pun nekat menggendong Zeze.

Satu hal yang ada di kepalanya : Dia ingin menyelamatkan Zeze.

Apalagi Valeron sempat menangkap basah Zeze yang mengurut-urut kakinya sendiri. Jadi Valeron berpikir, mungkin gadis itu tidak bisa berlari karena kakinya sakit, entah kenapa.

Mungkin tadi jatuh? Atau keseleo?

Valeron tidak mau ambil pusing. Ia hanya ingin membantu Zeze, kabur dari satpam di seberang jalan.

"Eh, Kak..."

"Sorry, Ze, bukan mau apa-apa. Gue cuma nggak bisa lihat cewek kesakitan."

Kesakitan? Astaga, bahkan tanpa gue bilang, Kak Valeron tahu kalau kaki gue lecet dan berdarah karena heels setan ini.
Aaaakk! ILY 3000 dollar, Kak!

Zeze pun tidak bisa menolak. Mubadzir. Sungguh kesempatan langka. Bukan cuma lebih dekat dengan Valeron, tapi kini keduanya bahkan bisa berkontak fisik. Ia merasakan cengkraman kuat tangan Valeron di lengannya saat menggendongnya ke dalam mobil.

"Gue be...rat, Kak?" tanya Zeze gagap. Ia bukan ketakutan sampai-sampai susah bicara.

Tapi posisi kepalanya yang terhimpit dada bidang Valeron membuatnya seketika menahan napas. Aroma parfum Valeron menyerbak setiap lelaki itu melangkah, memenuhi indra penciuman Zeze.

Lelaki itu benar-benar memastikan Zeze lolos dari pengawasan satpam sanggar sampai akhirnya keduanya masuk mobil dengan aman.

"Lo nunduk dikit, Ze. Kepala lo nongol, noh," pinta lelaki itu sambil terkikik geli.

"Tingginya diambil sendiri, nggak bagi-bagi ke temen-temen geng lo waktu SMA."

"Ternyata lo kenal gue, ya, Kak. Kirain..." Zeze tersenyum kikuk.

"Lady Rocker SMA Jenius Bangsa!" sahut Valeron sembari mengangkat beberapa jari tangan kirinya, membentuk simbol Metal.

Deg!

Rasanya sungguh lebih mendebarkan mendapat senyuman dari lesung pipi maut Valeron, dibanding berkejaran dengan satpam sanggar.

"Thanks, Kak," kata Zeze begitu Valeron mulai mengemudi.

"Lo ini mau ke mana, Ze? Gue anter," tanya Valeron tanpa mengalihkan fokusnya dari jalanan.

Namun karena Zeze tak juga bereaksi, lelaki itu menoleh ke samping. Ia baru menyadari penampilan Zeze yang hanya mengenakan kaos dan celana traning. Tatapannya turun ke kaki Zeze yang berbalut heels.

Kok nggak nyambung, ya? Apa emang lagi trennya pake celana training di-mix sama heels?

"Atau lo mau makan dulu, Ze?" tawarnya.

Lelaki itu memilih untuk tidak bertanya apa-apa meski sebenarnya sangat penasaran kenapa Zeze tampaknya ke luar rumah tanpa persiapan. Hanya memeluk botol minuman dan ponsel yang mungkin diletakkan di saku celana gadis itu.

"Mmm, gue mau ke..."

Zeze memiringkan bibirnya, menimbang-nimbang.

"Kalo di sinetron-sinetron, biasanya anak yang kabur dari rumah bakal dicabut semua fasilitasnya. Jadi sebelum itu terjadi sama gue dan gue nggelandang di jalan...."

"KITA KE ATM, KAK!" celetuk Zeze, setengah berteriak.

Valeron yang fokus mengemudi sampai terlonjak dari kursinya. "Abis ditransfer uang saku, Ze? Semangat amat. Hahaha."

Semburat kemerahan menyembul di pipi Zeze. Ia tidak pernah menyangka bisa menumpangi mobil Valeron. Mengingat semasa SMA dulu, sepanjang tiga tahun lamanya Zeze hanya berani melempar senyum tanpa menyapa lelaki itu.

Jangankan memanggil namanya seperti murid-murid perempuan lainnya yang mengidolakan lelaki itu. Zeze udah gemetaran duluan tiap kali mendapat senyum balasan dari Valeron.

"Ke ATM kampus nggak papa, kan, Ze? Sekalian gue mau ke sana," tanya Valeron sebelum berbelok. "Ntar baliknya gue anterin, tenang ajaaa."

Tanpa banyak bicara, Zeze mengangguk patuh. Ia melempar tatapannya ke luar jendela. Meski tak punya tujuan pasti, saat ini Zeze bersyukur sebab akhirnya ada seseorang yang membuatnya merasa aman.

Karena sejak menghilangnya Sang Papa, ia tak pernah lagi menemukan seseorang yang benar-benar tulus menjaganya dan melindunginya.

***

Sore itu area depan kampus tampak ramai. Ada segerombolan mahasiswi yang jogging bersama. Walau Zeze tahu betul, niat mereka bukan olahraga tapi cuci mata sama mahasiswa tingkat atas.

Beberapa pedagang cilok, mie ayam, siomay dan makanan kecil lainnya, berjejer di pinggir jalan. Rektor dan para petinggi kampus memberi kebijakan untuk memperbolehkan pedagang mangkal di area kampus mulai pukul empat sore.

Valeron mengamati Zeze dari sejak gadis itu masuk ATM, berada di dalam cukup lama, lalu ke luar dari sana dengan segepok uang yang berusaha dimasukkan paksa ke dalam dompet.

"Lo nggak bawa tas, Ze?" Valeron menghampiri Zeze di depan ATM.

Pikirnya, akan sangat berbahaya jika di ada orang jahat yang melihat Zeze ke luar dari ATM dengan uang sebanyak itu.

Valeron memang tipikal good boy yang kepeduliannya pada sesama melebihi tugas malaikat penjaga.

"Tas gue ketinggalan, Kak," jawab Zeze, setengah bingung.

Ia masih cukup beruntung karena dompet kartu ATM nya beserta kartu identitas diri tidak tertinggal di dalam tasnya yang tersimpan di loker sanggar.

"Kalo gitu pake tas gue aja biar lebih aman," kata Valeron.

Dengan sigap lelaki itu menyambar tasnya dari jendela mobil yang masih terbuka lalu mengeluarkan seluruh isinya.

"Nih, pakai, Ze." Valeron menyodorkan ranselnya ke pelukan Zeze. Sementara barang-barang dari dalam tasnya dijepit di ketiak. "Rupanya ini fungsi lain dari ketiak, ya," kata Valeron sambil terkekeh.

Zeze udah nyaris asma. Jantungan.

Pokoknya damage senyuman Valeron nggak ada obat. Bikin nagih!

"Pakenya kayak gini biar aman, Ze," tukas lelaki itu sembari menyampirkan tasnya ke depan pundak Zeze. "Nah, kalo posisinya di depan, lo bisa peluk tasnya."

"Bisa peluk lo juga, Kak?" tanya Zeze tanpa sadar.

"Ha, apa, Ze?" Valeron mendekatkan telinganya.

Zeze mengerjap-ngerjap. Ia terlalu terpesona dengan makhluk tampan yang berada di depannya itu. Untungnya, suaranya tadi lirih. Mirip seperti gumaman.

Gadis itu langsung berbalik, mengalihkan wajahnya dari tatapan Valeron sebelum dirinya melontarkan kalimat bodoh lagi.

"Duduk di sana dulu, gimana? Gue janjian sama anak BEM jurusan, tapi dari tadi gue chat belom bales, nih."

Valeron tersenyum begitu Zeze mengangguk mengiyakan. Keduanya berjalan beriringan menuju kursi panjang yang berjejer di taman kampus.

Sementara lelaki itu tampak kerepotan membawa kertas dan lembaran kanvas tanpa bingkai di kedua tangannya, Zeze berjalan tergopoh-gopoh di belakangnya. Kakinya terasa perih. Pasti mulai lecet karena sebenarnya ia tak bisa lama-lama memakai heels.

"Bentar, ya, Ze.." Valeron menjepit ponselnya di telinga. Ia meminta Zeze duduk, menunggunya yang sedang menelepon anak BEM.

Masih dengan ponsel yang terjepit di telinga, Valeron berlari kecil ke arah mini market. Mungkin sekalian beli minum, pikir Zeze.

Zeze buru-buru melepas heelsnya begitu melihat Valeron semakin menjauh dari pandangannya.

"Aissssh, kenapa lecet lagi, sih? Baru juga berapa menit gue pake!" gerutu Zeze. Ia menatap jari kakinya yang memerah. "Ternyata masih belum kebiasa. Padahal udah tiga semester gue ngampus pake ginian."

Gadis itu menunduk, meratapi kakinya yang lecet. Ia tak menyadari jika dari arah berlawanan, sekelompok mahasiswa bergaya metal berjalan bergerombol menuju ke arahnya.

Sampai tiba-tiba heelsnya terlempar beberapa meter darinya tepat ketika gadis itu henda membungkuk untuk memungutnya.

"WOY!"
Zeze yang tidak terima heelsnya diperlakukan seperti bola, meneriaki si pelaku dengan gaya preman.

"Duhh, keceplosan."

Gadis itu cepat-cepat mengunci mulutnya lalu membuang wajah.

"Woaaaa!" teriak segerombol mahasiswa itu menggelegar.

Zeze menoleh dan mendapati salah satunya tersungkur usai menendang heelsnya.

Mampus, kualat lo....

"Anjrot, siapa yang naruh sepatu di situ, ha?" sembur Atha dengan wajah sangar.

Topan menyikut lengan Zaka. Wajahnya secerah langit senja begitu Zeze mendongak, menatap ketiga lelaki itu.

"Dia Zeze maskotnya anak Seni Tari, kan?" bisik Zaka.

Padahal Topan juga hendak menanyakan hal yang sama, tapi keduluan. Ia terlalu terkesima dengan kecantikan Zeze, sampai akhirnya hanya bisa mematung sembari memegangi lengan Zaka.

"Sialan ni bocah-bocah nggak ada akhlak!" sungut Atha begitu mendapati tak satu pun dari temannya yang mempedulikannya.

Sebenarnya sejak tadi ia menunggu uluran teman-temannya. Tapi karena tak ada tanda-tanda pertolongan datang, akhirnya lelaki itu bangkit sendiri walau sambil mengomel.

"Tolong ambilin heelsnya, dong, Kak," ucap Zeze meminta dengan sopan.

Ia mengangkat sebelah kakinya, memberi kode jika tidak mau berjalan dengan bertelanjang kaki. Berharap jika Atha melihat kondisi kakinya yang lecet di mana-mana, lelaki itu akan bersimpati.

Atha mengangguk dua kali, pura-pura ramah. Ia bergeser dua langkah mendekati titik di mana sepatu Zeze terlempar dan membuat gadis itu tersenyum berterima kasih.

"Ini, kan?" tanya Atha sembari mengangkat heelsnya. Senyumnya dibuat seramah mungkin.

Zeze mengangguk cepat, mengangkat jempolnya ke Atha sebelum tiba-tiba lelaki itu meletakkan heelsnya kembali ke tanah.

"Ambil sendiriiiiii, Deeeek!"

Tanpa dosa ia menendang pelan heels Zeze dan membuatnya berjarak lebih jauh dari si pemilik. Ia menoleh gadis itu sembari menaikkan sebelah alisnya, lalu tersenyum jail.

"Woy!" Zeze berteriak lagi. Kali ini lebih kencang dan penuh kesadaran. "LO GILA YA, KA?"

Untuk kali pertama setelah tiga semester menjalankan peran sebagai cewek kalem nan lembut, Zeze tak bisa menahan diri. Ia bangkit dari duduknya, melangkah setengah pincang mendekati Atha, lalu membungkuk untuk memungut sepatunya, sebelum sebuah tangan lebih terulur di hadapannya.

***

Udah tahu mau numpang di kapal siapa?

Tim ZeVa atau Tim ZeTha?

Belummm, ini belum masuk ke bab ehem-ehem.

Gue sama Kaknaralahmusi juga udah nyiapin momen JENG-JENG buat mereka bertiga.

Jadi seperti biasa kalau baca cerita-cerita fantasi di dunia storisma, siap-siap Ter JENG-JENG ya!

Terimakasih buat kalian yang masih tetap bisa tersenyum, bersyukur, dalam situasi apa pun itu.

Salam sayang,

Rismami_sunflorist dan naralahmusi

ILY 3000 dollar

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 94.7K 51
WARNING โš  (21+) ๐Ÿ”ž seorang Ceo perempuan yg masuk kedalam novel kerajaan. Semua unsur yg ada di cerita ini hanya karangan penulis, tidak berhubungan...
2.2M 141K 47
Tak pernah terbayang di benak Ellena jika ia akan hidup kembali setelah dibunuh oleh suaminya hanya karena menghina selingkuhan pria itu. Ia pun bert...
426K 19.6K 42
[tahap revisi] "eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuany...
280K 11.3K 11
Naven tidak pernah membayangkan hidupnya bisa berubah dalam sekejap. Setelah terbangun di dunia yang bukan miliknya, ia mendapati dirinya berada dala...