Second Lead

By Diki_ta

1.4K 213 45

Menceritakan kisah cinta yang rumit yang terjadi di kalangan orang dewasa. Mark Lee, seorang CEO muda, mencin... More

Prolog
accidental meeting
bahas jodoh
ternyata
ketahuan
Mark tidak ingin dijodohkan
Yuqi pulang
sahabat macam apa
makan bubur rumah sakit
dua orang saling mencintai
mencoba biasa saja
menyatakan perasaan
kue kukus keju
menikah bulan depan
S2 atau menikah?
tersesat
Menyusul Yerin
bocor ban

Lucas marah

60 8 6
By Diki_ta

Lucas baru sampai dirumah dengan membawa gitarnya. Ia merenggangkan dasinya dan berjalan menuju kamar. Ia tertegun saat melihat Yuqi terdiam di balkon apartemen. Lucas menghampirinya.

"Yuqi" panggil Lucas.

"Yuqi menoleh. "Eum?"

"Kau kenapa?" Tanya Lucas.

"Aku baik baik saja" ujar Yuqi. Lucas menghela nafas kasar.

"Mau sampai kapan kau seperti ini?" Tanya Lucas dengan intonasi yang mulai meninggi.

Yuqi berbalik dan kini keduanya saling berhadapan. "Apa? Memangnya aku kenapa?" Tanya Yuqi yang juga menaikkan intonasinya.

"Aku tau ada sesuatu yang mengganggumu! Aku tau ada sesuatu yang coba kau sembunyikan! Kenapa kau tidak mau mengatakannya!" Teriak Lucas.

Yuqi mengepalkan jarinya. "Apa yang aku sembunyikan? Kau tau apa? Kenapa kau seperti ini?" Teriak Yuqi.

"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu dariku, aku tau apa yang membuatmu ragu, aku tau apa yang sedang kau fikirkan!" Teriak Lucas. Yuqi menelan ludahnya samar, baru kali ini Yuqi melihat Lucas meninggikan suara padanya.

"Apa yang kau tau? Kalau memang kau tau kenapa kau hanya diam saja?" Tanya Yuqi.

"Karena aku mencintaimu" jawab Lucas. Perlahan ia melunak. "Kenapa kau melakukan ini padaku?" Tanya Lucas dengan mata yang sudah memerah. "Kenapa kau mencoba menyakitiku yang jelas jelas aku sangat menjaga perasaanmu" tambahnya.

"Apa? Apa yang aku lakukan?" Tanya Yuqi dengan mata yang juga memerah menahan tangis. "Aku bahkan tidak melakukan apapun" imbuhnya.

"Aku tau semuanya, tentang bagaimana hebatnya kalian berdua menyembunyikan perasaan kalian darimu" jawab Lucas. Yuqi terdiam. "Kau pasti tidak terkejut, karena sebenarnya ini yang mau kau dengar dariku" tambahnya.

Yuqi mengangguk. "Eung, aku mencintai Mark. Apa aku salah?" Tanya Yuqi dengan air mata yang sudah mengalir sedikit demi sedikit. Lucas tertawa tidak percaya. Ia menengadah dan melihat ke atas untuk mencegah air matanya agar tidak jatuh. Lucas berjalan kesana kemari menahan hatinya yang hancur berkeping-keping.

"Bagaimana kau bisa ...." Lucas tidak sanggup mengatakan apapun lagi. "Selama bertahun tahun, kau ... Apa ini semua?" Tanya Lucas.

"Aku bahkan tidak tau kenapa kita bisa bersama sampai saat ini, tapi apa aku salah mencintai orang yang juga sudah lama berteman denganku?" Tanya Yuqi. Ucapannya terdengar santai walaupun sebenarnya hatinya sakit saat mengatakan itu.

Lucas menatap Yuqi lekat. Hatinya benar benar sakit mendengar apa yang di ucapkan seorang Yuqi.

"Kau tau bagaimana hatiku saat ini?" Tanya Lucas dengan mata berkaca kaca. "Aku sudah melakukan segalanya, aku mencintaimu dengan tulus ...." Lucas menghela nafas. Ia berbalik lalu pergi entah kemana. Yuqi menangis senggugukan, ia berfikir hatinya akan lega setelah mengatakan itu semua. Tapi yang terjadi hatinya malah hancur saat melihat Lucas meninggalkannya.

________________________________________

Yerin sedang berdiri di depan sebuah patung manekin yang berbalut dengan gaun pengantin. Matanya intens menatap tiap detail gaun itu. Yerin menoleh saat Mark berdiri di sebelahnya, ia menyambut Mark dengan senyuman.

"Kau suka?" Tanya Mark. Yerin mengangguk antusias. Mark tersenyum sembari mengacak rambut Yerin. "Ini sangat cantik. Cocok denganmu" ucapnya.

"Wah jenis buaya macam apa dirimu?" Tanya Yerin meledek.

"Memangnya ada buaya setampan aku?" Tanya Mark dengan pedenya. Yerin tertawa mendengar itu.

"Jika tidak tampan, kau tidak akan jadi buaya" ujar Yerin sembari tertawa dan Mark juga ikut tertawa.

"Baiklah tuan putri, ayo kita pergi" ajak Mark. Yerin pun mengangguk antusias.

Setelah menyelesaikan urusan gaun, Mark membawa Yerin ke sebuah rumah.

Yerin menoleh. "Kita akan kemana? Kenapa kesini?" Tanya Yerin bingung. Mark menghela nafas lalu menoleh sembari tersenyum.

"Ayo turun" ucap Mark. Mark turun mendahului Yerin dan memutari mobil untuk membukakan pintu. Mark menawarkan tangannya. "Turun sendiri atau aku gendong?" Tanya Mark. Yerin tertawa kecil lalu menerima uluran tangan Mark.

"Ck, kau tidak akan kuat menggendongku" ujar Yerin.

"Ya! Kau mengumpat?" Ucap Mark protes. "Ingin sekali aku menguncir bibirmu itu" celetuk Mark dengan wajah sewotnya. Yerin lagi lagi hanya tertawa.

"Kenapa kau manis sekali" ucap Yerin sembari memeluk lengan Mark.

"Kau penggoda yang hebat" ujar Mark.

Keduanya sudah berdiri di depan sebuah rumah yang besar. Yerin terus memandangi bangunan itu lalu menoleh menatap Mark.

"Rumah siapa?" Tanya Yerin. Mark menoleh lalu tersenyum.

"Rumah kita" jawab Mark. Senyuman Yerin mengembang.

"Mwoya??" Ucap Yerin heran.

"Ayo, kita masuk ke dalam" ajak Mark sembari mengambil tangan Yerin untuk di genggam. Mark membuka pintunya perlahan hingga menampakkan seluruh isi rumah barunya itu.

"Kau suka?" Tanya Mark. Yerin menoleh lalu tersenyum.

"Sangat" jawab Yerin. "Kau yang mempersiapkan rumah ini?" Tanya Yerin. Mark mengangguk.

"Mendiang nenekku bilang aku harus membeli rumah ini dan tinggal bersama orang yang aku cintai" jawab Mark. Yerin seketika terdiam, senyumnya perlahan pudar.

"Wah rumah ini cantik sekali" ucap Yerin yang kemudian berjalan meninggalkan Mark. Ia melihat lihat setiap sudut rumahnya. Yerin tidak ingin merusak momen momen bersama Mark. Yerin menoleh saat Mark merangkul pundaknya.

"Disini ada enam kamar kau bisa memilih salah satunya" ujar Mark.

"Kenapa aku? Kenapa tidak kau saja yang memilih?" Tanya Yerin.

"Selera pria dan wanita itu sangat berbeda" ujar Mark. "Keduanya cukup sulit disatukan" imbuhnya.

"Jadi kau menyuruhku memilih kamar untukku sendiri, begitu?" Tanya Yerin sewot.

"Tidak, bukan begitu. Aku lebih suka menerima pendapat dari wanita ketimbang harus berdebat dan akhirnya pilihan ku salah, itu menjengkelkan" ujar Mark.

"Jadi kau tidak akan berdebat denganku?" Tanya Yerin.

"Untuk sekarang tidak, tapi mungkin nanti kita akan berdebat persoalan anak" jawab Mark santai sedangkan Yerin langsung membeku.

"Aish kau bahkan sudah memikirkan anak" ucap Yerin.

"Kenapa tidak? Tujuanku menikah adalah untuk memiliki anak" ujar Mark sewot.

"Ya! Kalau begitu kau adopsi anak saja sana!" Suruh Yerin.

"Jadi kau tidak ingin memberiku anak?" Tanya Mark yang ikutan sewot.

"Aish percakapan macam apa ini" Yerin melepaskan tangan Mark yang ada di pundaknya lalu sedikit menjauh. Mark tertawa kecil melihat wajah Yerin.

"Baiklah, ayo kita melihat lihat kamarnya" ajak Mark. Keduanya berjalan beriringan memeriksa setiap kamar. Diselingi canda dan tawa keduanya memilih kamar di lantai dua yang balkonnya mengarah ke pemandangan sungai Han.

Setelah selesai, keduanya berjalan menuju mobil dan pergi dari sana.

"Kau mau makan dimana?" Tanya Mark. Yerin sudah akan menjawab tapi Mark lebih dulu menyela. "Jangan terserah!" Tukasnya. Yerin menatapnya sinis.

"Kalau begitu kau saja yang memilih" ujar Yerin. Mark tersenyum sembari mengangguk anggukan kepalanya.

"Baiklah tuan putri" ucap Mark. Yerin tersenyum simpul mendengar itu, dan kini Mark hanya bisa tertawa melihat pipi Yerin yang sudah mirip kepiting rebus.

Mark membawa Yerin ke cafe yang ada di dekat kantornya. Keduanya kini duduk berhadapan. Yerin menoleh saat pintu cafe terbuka.

"Lucas?" Gumam Yerin. Yerin melambaikan tangannya. "Lucas Annyeonghaseyo!" Sapa Yerin dengan senyum sumringah. Mark langsung menoleh. Lucas yang merasa terpanggil juga langsung menoleh. Lucas ikut membalas senyuman Yerin dan kemudian menghampirinya.

"Kalian disini?" Tanya Lucas.

"Duduklah bersama kami" ajak Mark. Lucas menarik kursinya dan langsung duduk.

"Kau darimana?" Tanya Yerin. Lucas tidak langsung menjawab.

"Kau sendirian?" Tanya Mark. Lucas menganggukkan kepalanya.

"Aku dari rumah Ten Hyung" jawab Lucas.

"Kenapa? Apa gitarmu belum di perbaiki?" Tanya Mark.

"Sudah" jawab Lucas.

"Lalu?" Tanya Mark. Lucas menghela nafas.

"Hanya ingin" jawabnya singkat.

"Dimana Yuqi?" Tanya Yerin tanpa menyadari raut wajah kedua pria yang langsung berubah itu.

"Dia di apartemen" jawab Lucas. Ketiganya menoleh saat pelayan datang dan memberikan menu.

"Kenapa dia tidak ikut?" Tanya Mark. Yerin langsung mengambil buku menu dan pura pura memilih makanan.

"Kenapa tidak kau tanyakan saja padanya?" Tukas Lucas dengan tawa tengilnya. Lucas dan Mark kini saling tatap, menciptakan suasana mencekam disana.

Continue Reading

You'll Also Like

222K 16.3K 89
Tiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan...
619K 43.7K 50
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
129K 18.4K 30
Wang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menika...
413K 46.7K 87
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...