MORNING GRACE

By Applebumsso

15.3K 687 77

Cerita yang dulu hilang kini datang kembali pulang 🙈 More

MG ( Part 1 )
MG ( Part 2 )
MG ( Part 3 )
MG ( Part 4 )
MG ( Part 6 )
MG ( Part 7 )
MG ( Part 8 )
MG ( Part 9 )
MG ( Part 10 )
MG ( Part 11 )
MG ( Part 12 )
MG ( Part 13 )
MG CAST

MG ( Part 5 )

789 45 2
By Applebumsso

Cling ( pesan masuk )

"Kami sudah selesai. Hyung sudah pulang." (Eun woo)

Ia kembali bangun, tiba-tiba suara pintu terbuka membuatnya urung turun dari ranjang. Memang benar itu Kim bum, tapi.......

Wajah Kim bum begitu menyeramkan.

Entah apa yang membuatnya demikian. Ia berjalan pelan ke arah So eun seperti hendak memangsanya. So eun hanya diam memerhatikan suaminya yang sepertinya ada sesuatu yang telah terjadi sebelum pulang ke Mansion.

"Maafkan aku, Grace. Aku telah membunuh orang pagi ini."

So eun hanya diam dan terus menatap suaminya. Setelah mengatakan pengakuannya, Kim bum langsung pergi mandi. So eun sudah menduga hal ini akan terjadi, tapi sekali lagi ia tak berani bertanya apapun dalam keadaan seperti ini.

Pagi itu So eun segera memasak sarapan untuk suaminya, mandi dan pergi ke gedung besar EL tanpa membangunkan Kim bum yang terlelap tidur. Ia ingin tahu apa yang terjadi semalam hingga Kim bum melakukan pembunuhan, sekalian memastikan apakah itu benar atau tidak. Ia pergi kesana karena sang ayah mertua, adik ipar dan Nam gil menginap di kantor semalam. Ia tak puas hanya berbicara lewat telpon saja. Kedatangannya membuat lobi kantor sedikit heboh karena sosok cantiknya jarang terlihat disana. Masih terhitung 2 kali ia menginjakkan kaki di gedung besar EL setelah resmi menyandang status menantu pemilik EL Capital. Ia memakai setelan putih dengan rambut digerai bergelombang yang memukau hingga hampir semua karyawan yang bekerja melihatnya, apalagi So eun memiliki kecantikan yang berbeda dan kulit yang mulus tanpa harus operasi plastik atau berbagai perawatan.

"Nunna......"

Eun woo yang barusaja keluar dari ruangan Kim bum terkejut melihat kakak iparnya ada disana..

"Kakakmu masih tidur. Aku tidak bisa bertanya apapun padanya tentang kejadian semalam."

"Masuklah!"

Eun woo kembali masuk ruangan tempat ia tidur dan membersihkan diri (ruangan Kim bum).

"Kau tidur disini?," So eun melihat ruangan itu tak ada yang berubah.

"Ruangan ayah dan Kim bum hyung adalah tempat terbaik. Mereka punya ruangan lengkap dengan ruang istirahat dan kamar mandi," jawab Eun woo.

"Ruanganmu sebelah mana?," ucap So eun seraya duduk di sofa.

"Aku tidak punya ruangan. Aku disini hanya membantu penyelidikan, jadi kalau tidak di ruangan Pak Choi ya disini aku berada."

"Apa yang terjadi semalam?"

"Hmmmm.......Mr.X, dia benar-benar sudah ditangkap," jawab Eun woo ragu.

"Siapa yang Kim bum bunuh semalam?," So eun makin penasaran.

"Apa hyung tidak memberitahumu, Nunna?"

"Dia hanya meminta maaf padaku."

"Seharusnya dia memberitahumu."

"Aku tidak berani bertanya dalam keadaan seperti itu. Kakakmu pulang dengan wajah mengerikan."

"Choi jang suk dia adalah mantan mata-mata Ryuzen. Dia adalah Mr.X yang kami cari selama ini. 9 tahun lalu orang ini kehilangan istrinya yang dibunuh perampok. Jang suk bergabung dengan Ryuzen karena iming-iming uang untuk biaya sekolah anaknya."

"Lalu? Dia bekerja untuk siapa?"

"Sudah 6 bulan dia berhenti dari sana tetapi terus membuntutimu karena obsesi."

"Obsesi?," So eun terkejut.

"Dia melihatmu seperti sedang melihat istrinya. Yang membuat hyung marah besar adalah saat Jang suk mengakui satu hal tentang foto nunna yang dia kumpulkan dan ditempel di dinding."

So eun diam menunggu lanjutan cerita Eun woo karena penasaran.

"Dia menggunakan foto nunna untuk melakukan tindakan asusila atau pemuasnya," Eun woo membuat So eun terbelalak.

"Maaf, Nunna. Mungkin ini terlalu vulgar dan menjijikkan, tapi itulah yang terjadi sampai membuat hyung marah besar dan menembak kepala Jang suk tanpa perhitungan apapun. Dia marah karena istrinya dilecehkan. Menurutku itu wajar."

"Kau bilang dia punya seorang putri?," tanya So eun dengan nada yang tak biasa.

Ia merasa syok dan terhina begitu mendengar penjelasan Eun woo. Sesekali ia tampak menyeka airmata dan berusaha untuk tetap tenang.

"Iya, Nunna. Kenapa?"

"Dia masih hidup?"

"Iya"

" Astaga.....," gumam So eun sambil menghembuskan nafas panjang.

"Apakah dia masih sekolah? Dia tinggal bersama siapa?"

"Dia masih SMP dan tinggal bersama neneknya di daerah Mokpo."

"Baiklah."

"Nunna mau apa?"

"Aku akan menyuruh Ye eun untuk mencari tahu keluarganya."

Hari itu tampaknya Kim bum tak pergi ke kantor. So eun mencari di Mansion maupun apartemen pun juga tidak ada. Ditelpon tidak diangkat, pesan tak dibalas. Kata Eun woo, Kim bum sedang berkumpul dengan petinggi Tiger Eye kecuali Sang joong di basecamp, termasuk dirinya. Hanya saja ini pembicaraan rahasia bahkan seorang Kim so eun tidak bisa mengetahuinya dengan mudah. So eun sadar akan dirinya yang setengah Jepang ini takkan bisa seenaknya bahkan kepada suaminya sendiri. Ia masih harus jaga jarak dengan siapapun di lingkungan Tiger Eye. Bukan dirinya yang berniat jahat, tapi Tiger Eye tidak akan percaya begitu saja pada oranglain.

"Ryuzen...ryuzen...ryuzen... Kim bum pasti membahas tentang mereka," gumam So eun sambil duduk di sofa panjang apartemen.

(Ponsel berbunyi)

"Yeoboseyo."

"Kau ada di apartemen?."

"Iya."

"Bisakah kau pergi ke rumah sekarang, sayang?."

"Ada apa, Pa?."

Rupanya So eun mendapat telepon dari ayahnya.

"Ada kejutan untukmu."

"Kejutan? Aku tidak sedang ulang tahun, mengapa ada kejutan untukku?"

"Baiklah. Kalau begitu Papa sambungkan telpon saja ya?"

"Maksud, Papa?" (So eun tidak mengerti)

Tuuttt....... tiba-tiba sambungan telpon berganti.

"Yeoboseyo."

So eun terdiam begitu mendengar suara seorang wanita yang amat ia kenal.

"Bagaimana kabarmu, sayang?"

"Mama?"

"Grace, ini Mama nak. Mama's still alive."

"Mama dimana? Selama ini Mama dimana?," So eun langsung bereaksi.

"Mama bertemu dengan orang suruhan Bibimu di Jerman."

"Kenapa bisa Mama berada disana?," So eun mulai mengeluarkan air mata.

"Tidak ada pilihan. Saat Papa dan kelompoknya bertarung, Ryuzen juga menyerang kelompok Mama. Beberapa orang mati terbakar di dalam gedung."

"4 tahun, Ma...hiks...semua orang berpikir kalau Mama sudah mati...hiks..."

"Sayang, Mama disini juga mengemban misi. Mama sudah bercerita banyak dengan Papamu. Mama sengaja melakukan ini agar Ryuzen tidak menyerang kita lagi. Mereka mengira Mama ada di salah satu mayat terbakar itu."

"Sekarang John Woo mengincarku...hiks..."

"Apa?"

"Ma, aku sudah menikah. Aku hanya bisa berlindung dibelakang suamiku sekarang."

"Mama tahu. Tuan Kim bum dari Tiger Eye kan?"

"Dia barusaja membunuh orang yang pernah ditugaskan John Woo membuntutiku kemanapun aku pergi. Dia juga melakukan tindakan asusila dengan menggunakan fotoku. Kim bum marah besar dan membunuhnya di tempat."

"Mama percaya dia bisa melindungimu. Untuk sementara Mama tidak bisa kembali ke Korea. Jaga diri baik-baik ya."

"Ma, aku rindu.... hiks...."

"Anak Mama kuat. Jangan menangis! Mama berusaha bertahan dan kembali ke Korea dengan selamat."

"Iya, Ma."

"Baiklah. Nanti Mama telpon lagi lewat Papa ya, Nak. Bye."

"Bye, Ma."

(Panggilan berakhir)


"Siapa?," suara Kim bum mengagetkan So eun.

Dengan cepat So eun menyeka air matanya dan bersiap melayani suami apapun yang ia minta.

"Mama."

Entah mengapa reaksi Kim bum biasa-biasa saja dan cenderung dingin. So eun yang tak ingin mengganggunya pun hanya diam menatap suaminya masuk ke ruang kerja.

"Ingin ku buatkan teh hangat?," tawarnya.

"Boleh."

So eun segera pergi ke dapur dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Ia membuat teh hangat dan membawa kue sus yang tadi dibelinya untuk Kim bum.

"Tadi sudah makan siang?," tanya So eun sambil meletakkan teh dan kue di meja.

"Untuk apa kau mencari informasi keluarga Choi jang suk?," Kim bum.

So eun diam sejenak.

"Siapa yang memberitahumu?," So eun.

"Jawab saja!," Kim bum dengan tegas.

"Choi jang suk memang bersalah, tapi putrinya tidak tahu apa-apa. Dia masih bersekolah dan menggantungkan hidup hanya dengan berjualan kue buatan neneknya."

"Kenapa kau peduli kepada orang yang sudah melecehkanmu?"

"Aku tidak peduli pada pria itu, aku peduli kepada anak dan ibunya."

Tampak jelas jika Kim bum marah pada istrinya itu, tapi jawaban tegas seorang So eun membuat keadaan berbalik.

"Dia kehilangan istrinya dan mengalami depresi berkepanjangan. Dia terpaksa meninggalkan desa agar tak melukai anak dan ibunya. Sumber nafkah mereka sudah mati, lalu bagaimana nasib mereka berdua? Aku juga mafia sama sepertimu, Kim bum. Cerita masing-masing orang berbeda."

"Aku tidak suka."

"Bum-ah, berhenti menanamkan dendam kepada oranglain. Kau membunuh ayahnya dan membiarkan hidup keluarganya hancur. Mungkin anak itu tidak tahu apa-apa tentang kejahatan ayahnya, tapi jika suatu hari nanti dia mengetahui semuanya, apa yang akan dia lakukan? Pikirkan juga tentang kemungkinan terburuknya."

"Aku tidak peduli," kekeh Kim bum.

"Baiklah, terserah kau saja. Aku tahu kau sangat marah pada Jang suk, tapi aku juga tidak mengerti mengapa kau marah padaku?," So eun.

"Aku tidak marah padamu, Grace. Aku hanya tidak suka kau melunak seperti ini."

"Lalu mengapa bicara keras seperti itu?"

Kim bum diam.

So eun pergi dari ruang kerja Kim bum dan memilih makan malam sendiri diluar. Ia butuh ketenangan. Berdebat dengan Kim bum tidak akan ada habisnya. Apa salahnya untuk berbuat baik meski ia juga mafia keras? Sedari kecil Yoko selalu mengajarinya untuk meminimalisir musuh. Mungkin suaminya juga sedang ada masalah atau memang didikan keluarganya yang amat keras seperti tak punya hati sama sekali.
Ia juga merasa suntuk jika harus berdiam diri di apartemen dan mengerjakan banyak hal. Keluar sekali tidak apa-apa asal membawa pengawal pikirnya.

"Eonni....."

"Kenapa kau ada disini?"

"Chanmi memintaku datang. Katanya eonni sedang kesepian," Ye eun duduk santai dihadapan So eun.

"Bukan kesepian, aku hanya ingin menenangkan diri saja."

"Kenapa? Eonni kenapa?"

"Mungkin jiwa kemanusiaan Kim bum sudah mati."

"Ah......Choi jang suk, benar kan?," tebak Ye eun.

"Mungkin beban pikirannya juga banyak."

"Kalian bertengkar?"

"Sedikit."

"Kalau masalah rumah tangga aku tidak tahu, tapi kata Mama itu lumrah."

"Harusnya aku yang marah, tapi dia malah jadi pendiam."

"Eonni order makan apa? Mengapa belum ada yang datang?"

"Aku belum pesan makanan."

"Baiklah, aku yang pesan."

So eun menghabiskan waktu bersama Ye eun hingga jam 11 malam. Ia pulang saat Kim bum sudah terlelap tidur di ranjang. Sebelum tidur ia memeriksa cucian di dapur, membereskan berkas-berkas dan barang-barang lain yang berserakan di meja kerja Kim bum lalu membersihkan diri dan berganti piyama tipis dan pendek kesukaannya. Bukan untuk menggoda, tapi So eun ingin tidurnya pulas dengan memakai baju tidur yang adem. Lagipula Kim bum tidak akan bangun meminta jatah.






To be continued......

Continue Reading

You'll Also Like

787K 108K 76
Ini kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan...
32.7K 3.4K 31
Aku lahir dari keluarga yang bisa dibilang kaya. tapi aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang. #zeejkt48 #elijkt48 #shanijkt48 #graciajkt48
823K 9.8K 63
cerita singkat
1.1M 27.5K 65
WARNINGâš âš  AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...