MORNING GRACE

By Applebumsso

16.9K 927 110

Cerita yang dulu hilang kini datang kembali pulang ๐Ÿ™ˆ More

MG CAST
MG ( Part 1 )
MG ( Part 2 )
MG ( Part 3 )
MG ( Part 4 )
MG ( Part 6 )
MG ( Part 7 )
MG ( Part 8 )
MG ( Part 9 )
MG ( Part 10 )
MG ( Part 11 )
MG ( Part 12 )
MG ( Part 13 )
MG ( Part 14 )
MG ( Part 15 )

MG ( Part 5 )

976 64 2
By Applebumsso

Main cast:

- Kim Sang Bum

- Kim So Eun

Other cast:

- Kim Sung Ha (Ayah Kim So Eun)

- Yoko Moriguchi (Ibu Kim So Eun)

- Kim Sang Joong (Ayah Kim bum)

- Kim Eun Woo (Adik Kim Bum)

- Kim Ye Eun (Sepupu Kim So Eun)

- Yasuko Tomita (Ibu Kim Ye Eun)

- Kim Yoon Ah (Ibu Kim bum)









@@@@








Pagi itu So eun segera memasak sarapan untuk suaminya, mandi dan pergi ke gedung besar EL tanpa membangunkan Kim bum yang terlelap tidur. Ia ingin tahu apa yang terjadi semalam hingga Kim bum melakukan pembunuhan, sekalian memastikan apakah itu benar atau tidak. Ia pergi kesana karena sang ayah mertua, adik ipar dan Nam Gil menginap di kantor semalam. Ia tak puas hanya berbicara lewat telpon saja. Kedatangannya membuat lobi kantor sedikit heboh karena sosok cantiknya jarang terlihat disana. Masih terhitung 2 kali ia menginjakkan kaki di gedung besar EL setelah resmi menyandang status menantu pemilik kerajaan EL Capital. Ia memakai setelan putih dengan rambut digerai bergelombang yang memukau hingga hampir semua karyawan yang bekerja melihatnya, apalagi So eun memiliki kecantikan yang berbeda dan kulit yang mulus tanpa harus operasi plastik atau berbagai perawatan.

"Nunna......"

Eun woo yang barusaja keluar dari ruangan Kim bum terkejut melihat kakak iparnya ada disana..

"Kakakmu masih tidur. Aku tidak bisa bertanya apapun padanya tentang kejadian semalam."

"Masuklah!"

Eun woo kembali masuk ruangan tempat ia tidur dan membersihkan diri (ruangan Kim bum).

"Kau tidur disini?," So eun melihat ruangan itu tak ada yang berubah.

"Ruangan ayah dan Kim bum hyung adalah tempat terbaik. Mereka punya ruangan lengkap dengan ruang istirahat dan kamar mandi," jawab Eun woo.

"Ruanganmu sebelah mana?," ucap So eun seraya duduk di sofa.

"Aku tidak punya ruangan. Aku disini hanya membantu penyelidikan, jadi kalau tidak di ruangan Pak Choi ya disini aku berada."

"Apa yang terjadi semalam?"

"Hmmmm.......Mr.X, dia benar-benar sudah ditangkap," jawab Eun Woo ragu.

"Siapa yang Kim bum bunuh semalam?," So eun makin penasaran.

"Apa hyung tidak memberitahumu, Nunna?"

"Dia hanya meminta maaf padaku."

"Seharusnya dia memberitahumu."

"Aku tidak berani bertanya dalam keadaan seperti itu. Kakakmu pulang dengan wajah yang mengerikan."

"Choi Jang Suk adalah mantan mata-mata Ryuzen. Dia adalah Mr.X yang kami cari selama ini. 9 tahun lalu orang ini kehilangan istrinya yang dibunuh perampok. Jang Suk bergabung dengan Ryuzen karena iming-iming uang untuk biaya sekolah anaknya."

"Lalu? Dia bekerja untuk siapa?"

"Sudah 6 bulan dia berhenti dari sana tetapi terus membuntutimu karena obsesi."

"Obsesi?," So eun terkejut.

"Jang Suk pernah melihatmu saat berjalan berdua dengan hyung pulang makan malam. Dia bilang nunna mirip dengan mendiang istrinya. Kim bum hyung marah besar karena ternyata orang itu menempelkan sejumlah foto nunna untuk satu hal."

So eun diam menunggu lanjutan cerita Eun woo karena penasaran.

"Dia menggunakan foto nunna untuk pemuas hasrat seksualnya," Eun woo membuat So eun terbelalak.

"Maaf, Nunna. Mungkin ini terlalu vulgar dan menjijikkan tapi itulah yang terjadi sampai membuat hyung marah besar dan menembak kepala Jang Suk tanpa perhitungan apapun. Dia marah karena istrinya dilecehkan. Menurutku itu wajar."

"Kau bilang dia punya seorang putri?," tanya So eun dengan nada yang tak biasa.

Ia merasa syok dan terhina begitu mendengar penjelasan Eun woo. Sesekali ia tampak menyeka airmata dan berusaha untuk tetap tenang. Bisa-bisanya dia diperlakukan orang random seperti itu, pantas saja Kim bum pulang dengan wajah memerah marah.

"Iya, Nunna. Kenapa?"

"Dia masih hidup?"

"Iya"

" Astaga.....," gumam So eun sambil menghembuskan nafas panjang.

"Apakah dia masih sekolah? Dia tinggal bersama siapa?"

"Dia masih SMP dan tinggal bersama neneknya di daerah Mokpo."

"Auhh...... dadaku sesak mendengarnya," keluh wanita itu karena masih syok.

Hari itu tampaknya Kim bum tak pergi ke kantor. So eun mencari di Mansion maupun apartemen pun juga tidak ada. Ditelpon tidak diangkat, pesan tak dibalas. Kata Eun woo, Kim bum sedang berkumpul dengan petinggi Tiger Eye kecuali Sang joong di basecamp termasuk dirinya. Hanya saja ini pembicaraan rahasia bahkan seorang Kim so eun tidak bisa mengetahuinya dengan mudah. So eun sadar akan dirinya yang setengah Jepang ini takkan bisa seenaknya bahkan kepada suaminya sendiri. Ia masih harus jaga jarak dengan siapapun di lingkungan Tiger Eye. Bukan dirinya yang berniat jahat tapi Tiger Eye tidak akan percaya begitu saja pada oranglain. Wanita cantik itu memutuskan untuk berdiam di apartemen saja menunggu suaminya pulang. Ia terlalu malas keluar atau hanya sekedar shopping. Yang penting ia tahu dimana suaminya berada, menunggu instruksi selanjutnya dan jangan sampai menyulut emosinya lagi.

"Ryuzen...ryuzen...ryuzen... Kim bum pasti membahas tentang mereka lagi," gumam So eun sambil duduk di sofa panjang apartemen.






(Ponsel berbunyi)

"Yeoboseyo."

"Kau ada di apartemen?."

"Iya."

"Bisakah kau pergi ke rumah sekarang, sayang?."

"Ada apa, Pa?," rupanya So eun mendapat telepon dari ayahnya.

"Ada kejutan untukmu."

"Kejutan? Aku tidak sedang ulang tahun, mengapa ada kejutan untukku?"

"Baiklah. Kalau begitu Papa sambungkan telpon saja ya?"

"Maksud, Papa?" (So eun tidak mengerti)

Tuuttt....... tiba-tiba sambungan telpon berganti.

"Yeoboseyo."

So eun terdiam begitu mendengar suara seorang wanita yang amat ia kenal.

"Bagaimana kabarmu, sayang?"

"Mama?"

"Grace, ini Mama nak. Mama's still alive."

"Mama dimana? Selama ini Mama dimana?," So eun langsung bereaksi.

"Mama bertemu dengan orang suruhan Bibimu di Jerman."

"Kenapa bisa Mama berada disana?," So eun mulai mengeluarkan air mata.

"Tidak ada pilihan. Saat Papa dan kelompoknya bertarung, Ryuzen juga menyerang kelompok Mama. Beberapa orang mati terbakar di dalam gedung, akhirnya Mama memutuskan untuk lari."

"Semua orang berpikir kalau Mama sudah mati...hiks...hiks," So eun mulai menangis.

"Sayang, Mama disini juga membawa misi. Mama sudah bercerita banyak dengan Papamu. Mama sengaja melakukan ini agar Ryuzen tidak menyerang kita lagi. Mereka mengira Mama ada di salah satu mayat terbakar itu."

"Sekarang John Woo mengincarku, Ma.... hiks....hiks...."

"Apa?"

"Aku sekarang sudah menikah, Ma. Aku hanya bisa berlindung dibelakang suamiku."

"Mama tahu. Tuan Kim bum dari Tiger Eye kan? Mama percaya dia bisa melindungimu. Untuk sementara ini Mama tidak bisa kembali ke Korea. Jaga diri baik-baik ya."

"Ma, aku rindu.... hiks...."

"Anak Mama kuat. Jangan menangis! Mama berusaha bertahan dan kembali ke Korea dengan selamat."

"Iya, Ma."

"Baiklah. Nanti Mama telpon lagi lewat Papa ya, Nak. Bye."

"Bye, Ma."

(Panggilan berakhir)









"Siapa?," suara Kim bum mengagetkan So eun.

Dengan cepat So eun menyeka air matanya dan bersiap melayani suami apapun yang ia minta.

"Mama."

Entah mengapa reaksi Kim bum biasa-biasa saja dan cenderung dingin. So eun yang tak ingin mengganggunya pun hanya diam menatap suaminya masuk ke ruang kerja.

"Ingin ku buatkan teh hangat?," tawarnya.

"Boleh."

So eun segera pergi ke dapur dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Ia membuat teh hangat dan membawa kue sus yang tadi dibelinya untuk Kim bum. Selama di dapur pikirannya jadi sendu. Sesekali masih terlihat air matanya keluar memikirkan tentang ibunya, seketika kejadian 5 tahun lalu langsung teringat kembali.

"Tadi sudah makan siang?," tanya So eun sambil meletakkan teh dan kue di meja.

"Untuk apa kau mencari informasi keluarga Choi Jang Suk?," Kim bum.

So eun diam sejenak.

"Siapa yang memberitahumu?," So eun.

"Jawab saja!," Kim bum dengan tegas.

"Hanya ingin tahu saja."

"Kenapa kau peduli kepada orang yang sudah melecehkanmu?"

"Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi. Aku tidak berani bertanya padamu dalam keadaan seperti itu," So eun mulai mengerutkan dahinya.

Tampak jelas jika Kim bum marah pada istrinya itu, tapi jawaban tegas seorang So eun membuat keadaan berbalik.

"Kau tidak tahu tentang keluarganya, Bum-ah?"

"Aku tidak peduli," kekeh Kim bum.

"Baiklah, terserah kau saja. Aku tahu kau sangat marah pada orang itu tapi aku juga tidak mengerti mengapa kau marah padaku juga?," So eun.

"Aku tidak marah padamu, Grace. Aku hanya tidak suka kau melunak seperti ini."

"Lalu mengapa bicara keras seperti itu? Tiap pulang aku selalu jadi sasaran kemarahanmu. Apa salahnya aku tahu semuanya?," So eun langsung nyolot.

Kim bum diam.

So eun pergi dari ruang kerja Kim bum dan memilih makan malam sendiri diluar. Ia butuh ketenangan. Berdebat dengan Kim bum tidak akan ada habisnya. Apa salahnya untuk berbuat baik meski ia juga mafia keras? Sedari kecil Yoko selalu mengajarinya untuk meminimalisir musuh. Mungkin suaminya juga sedang ada masalah atau memang didikan keluarganya yang amat keras seperti tak punya hati sama sekali. Ia juga merasa suntuk jika harus berdiam diri di apartemen dan mengerjakan banyak hal. Keluar sekali tidak apa-apa asal membawa pengawal pikirnya.

"Eonni....."

"Kenapa kau ada disini?"

"Chanmi memintaku datang. Katanya eonni sedang kesepian," Ye Eun duduk santai dihadapan So eun.

"Bukan kesepian, aku hanya ingin menenangkan diri saja."

"Kenapa? Eonni kenapa?"

"Mungkin jiwa kemanusiaan Kim bum sudah mati."

"Ah......Choi Jang Suk, benar kan?," tebak Ye eun.

"Dia marah karena aku mencari tahu tentang keluarganya."

"Kalian bertengkar?," Ye Eun beralih mengambil gelas dan menuangkan soju untuk dirinya sendiri.

"Sedikit."

"Kalau masalah rumah tangga aku tidak tahu, tapi kata Mama itu lumrah."

"Berdebat dengannya tidak akan ada ujungnya. Aku hanya cari tahu bukan menghalanginya berbuat sesuatu malah kena marah terus," So eun mulai ngomel.

"Kata ayah, Kim bum Oppa itu memang wataknya keras dan tegas. Aku melihatnya saja takut, apalagi kalau keadaan marah besar seperti waktu itu."

"Kau ada disana?," So eun terkejut.

"Ne. Aku ikut ayah."

"Haahhh.........aku tidak tahu mengapa ada orang setega itu melecehkan wanita, tidak kenal pula. Aku memaklumi kalau Kim bum bisa semarah itu tapi marahnya dibawa sampai kerumah."

"Kalau eonni butuh teman, langsung telpon aku saja," Ye Eun.

"Gomawo. Aku benar-benar suntuk di apartemen."

"Eonni order makan apa? Mengapa belum ada yang datang?"

"Aku belum pesan makanan."

"Baiklah, aku yang pesan."

So eun menghabiskan waktu bersama Ye Eun seharian penuh hingga jam 10 malam. Ia pulang saat Kim bum sudah terlelap tidur di ranjang. Sebelum tidur ia memeriksa cucian di dapur, membereskan berkas-berkas dan barang-barang lain yang berserakan di meja kerja Kim bum lalu membersihkan diri, berganti piyama tipis dan pendek kesukaannya. Bukan untuk menggoda tapi So eun ingin tidurnya pulas dengan memakai baju tidur yang adem. Lagipula Kim bum tidak akan bangun meminta jatah.

Saat So eun mulai menutup mata, tiba-tiba Kim bum berbalik posisi dan memeluk So eun dari belakang. Pelukan hangat dan erat. Mungkin Kim bum tak bisa berlama-lama marah karena sebenarnya So eun tak bersalah sepenuhnya. Istrinya adalah korban amarahnya saja. Seorang Kim bum tak pernah dididik untuk peduli dengan hidup oranglain, maka ia sangat tidak biasa dengan hal ini apalagi di dunia mafia yang kejam dan keras.

"I'm so sorry, Grace. I love you."

"Tidurlah!," So eun menyentuh tangan Kim bum.

"Kau darimana saja sampai pulang malam?"

"Pergi dengan Ye Eun."

"Hmmm.......baiklah. Kenapa kau memakai baju seperti ini? Bukankah ini baju yang kau gunakan saat malam pertama kita?"

"Aku hanya memakai baju yang enteng dan dingin. Tidur saja! Jangan membuatku marah lagi!"

Tidak seperti sebelumnya, kali ini Kim bum menurut. Ia juga tidak memaksa istrinya untuk bercinta hingga pagi seperti biasanya. Mood sang istri adalah segalanya. Percuma melakukannya kalau So eun tidak enjoy sama sekali.

"Besok ikut aku ke kantor ya?," Kim bum berlagak mencari kehangatan dengan menyusup ke leher So eun.

"Untuk apa?," So eun masih sewot.

"Beri semangat aku kerja. Pekerjaanku menumpuk."

"Aku boleh membantumu?

"Tidak."

"Lalu aku hanya diam saja begitu?," nada bicara So eun mulai meninggi lagi.

"Iya."

"Tidak mau," So eun ngambek.

"Tugasmu hanya memberi semangat."

"Tidak mau. Aku sangat bosan kalau hanya begitu seharian."

"Kau ini memang tidak mudah menurut padaku ya. Membuatku gemas saja " Kim bum menciumi pipi halusnya.

"Jangan minta jatah! Aku mengantuk."

"Tidak. Aku tidak berani minta," Kim bum melunak.

Pria itu memilih mengalah karena rasa bersalah. Biarlah wanita itu ngambek asal mau dipeluk dan diciumnya sebelum tidur meskipun aslinya tak kuat menahan nafsunya.

"Soal Mama....."

"Kita bicarakan besok. Aku tidak mau cerita," potong So eun mengurungkan Kim bum untuk membahasnya.

"Baiklah. Maafkan aku, sayang," Kim bum menyerah saja daripada terkena semprot lagi.

Terdengar konyol bagi pemimpin mafia bisa seluluh ini, tapi memang So eun telah merubah setengah hidupnya. Tidur tidak memeluknya membuat seorang Kim bum bingung.















To be continued......

Continue Reading

You'll Also Like

138K 5.4K 138
All his life he has been craving for just one thing! Love So I decided, okay cool ,let's give him that ! Welcome ,This story is Mix of Hollywood, B...
Amelia By XOXO

Fanfiction

89.9K 3.2K 46
๊ทธ ์‚ฌ๋žŒ์„ ๋„์™€์ฃผ๋ฉด ์•ˆ ๋ ๊นŒ? (Can't I help him?) . (Editing) . Story of Amelia Cassano, who is a carbon copy of her brother Vincenzo. . . . . . She's studying la...
109K 4.5K 44
Namjoon loves his brother but Tae loves namjoon more than a brother. WARNINGโš ๏ธ NAMJOON IS YOUNGER THAN TAEHYUNG TAEHYUNG IS OLDER THEN NAMJOON FOR...
440K 9.7K 53
Story of Louisa Shenrey Sapphire Kim the adopted daughter of Kim Family. Her life is full of challenges and full of lies. She is A Gangster not only...