REVAN

By ayyzeeee_

2.7K 1K 6.3K

Suatu cerita tentang remaja-remaja yang sedang memahami arti 'Cinta' yang sesungguhnya. Merasakan hal yang ma... More

REVAN - 1
REVAN - 2
REVAN - 3
REVAN - 4
REVAN - 5
REVAN - 6
REVAN - 7
REVAN - 8
CAST!!!
REVAN - 9
REVAN - 10
REVAN - 11
REVAN - 12
REVAN - 13
REVAN - 15
REVAN - 16
REVAN - 17
REVAN - 18
REVAN - 19

REVAN - 14

86 39 225
By ayyzeeee_

Seorang gadis turun dari lantai dua dengan memakai hoodie berwarna peach tua yang sedikit kebesaran di badan Darra, dipadukan dengan celana jeans legging.

Jangan lupakan jika gadis itu memakai sneakers berwarna putih dan membawa tas ransel di punggung. Tas ransel berukuran kecil dengan warna coklat peanut itu, tas itu Darra pakai untuk membawa sedikit bajunya untuk ia pakai saat di rumah Revan. Karena gadis itu mengerti jika dirinya akan menginap di sana sampai dua hari.

"Yuk, Van! Berangkat!' seru Darra dengan semangat yang mampu membuat seorang cowok mulai membuat lengkungan manis di paras tampan cowok itu.

Revan mulai terkekeh saat Darra sudah berada di sampingnya. Lalu cowok jangkung itu langsung menggenggam tangan kanan Darra, hingga membuat gadis itu sedikit merasa malu.

"Ayo!"

Revan pun mulai melangkahkan kakinya sambil tetap menggenggam tangan sahabat perempuannya. Sedangkan Darra hanya mengikuti dan berusahan menyamai langkah Revan saja.

Gadis itu juga merasa bersyukur karena dirinya bisa mengenal Revan beserta keluarga cowok itu. Entahlah, pokoknya Darra tengah merasa senang saat ini.

"Kayaknya di rumah gue bakal rame, Ra," sahut Revan sambil memasangkan helm di kepala Darra.

Gadis itu pun sedikit mendongak untuk menatap lawan bicaranya. "Rame? Ada siapa emangnya?"

"Kakak tercingtah gue," balas cowok itu sambil terkirim geli karena baru saja dirinya berucap alay.

"Wah, kak Airyn dateng ...." ucap Darra dengan senang.

Sudah lama gadis itu tidak bertemu dengan Airyn. Ya, Airyn adalah kakak perempuan Revan. Sudah hampir satu tahun kakak perempuan cowok itu pergi keluar negeri untuk kuliah. Membuat Darra tak pernah lagi bertemu dengan Airyn.

Ceklek, pengait helm yang dipakai oleh Darra kini sudah terpasang dengan rapih.

"Kakak gue banyak omong banget, Ra. Kalo jauh gue kangen, kalo deket gue kesel. Otw jadi babu kalo ada dia," uang Revan sambil mengelus dadanya nelangsa.

"Untungnya gue ngga punya kakak, coba kalo punya pasti gue juga jadi babu kayak lo," Darra terkekeh kecil. Untungnya gadis itu hanya memiliki seorang adik laki-laki.

Revan pun ikut terkekeh. Lalu cowok itu menaiki motor sportnya, Darra juga melakukan hal yang sama setelah Revan sudah naik di motor.

"Eh, Van. Entar mampir dulu ya di toko buku."

"Ngapain? Lo mau ngoleksi novel lagi?" tanya Revan.

Revan tahu jika sahabat perempuannya itu sangat menyukai novel. Pernah Revan masuk ke kamar Darra, dan cowok itu bisa melihat banyaknya buku-buku tebal dengan raknya sendiri. Bisa dikatakan seperti perpustakaan mini pribadi.

"Iya dong, gue udah kehabisan bahan bacaan," Gadis itu kembali terkekeh.

Sedangkan Revan segera menyalakan mesin motornya, lalu menjalankannya membelah jalanan kota Jakarta di sore hari.

Sebenarnya sekarang sudah pukul setengah lima. Matahari juga perlahan mulai tenggelam. Akan tetapi jalanan kota itu tidak sepi, malah semakin ramai. Karena banyaknya para pekerja yang berkendara menuju rumah masing-masing setelah seharian bekerja di kantor.

🕊🕊🕊

Revan menepikan motornya di sebuah toko buku besar yang terkenal akan kelengkapannya. Tempat itu adalah tempat langganan sahabat perempuannya untuk membeli buku. Entah buku yang nonton fiksi maupun yang fiksi, karena semuanya tersedia di tempat itu itu.

Sedangkan Darra turun dari motor Revan dengan bersemangat, lalu langsung berlalu begitu saja masuk ke dalam tempat itu dengan meninggalkan Revan yang masih berada di parkiran.

"Emang dasar telor dadar," monolog Revan mengatai Darra.

Revan kini tampak merapihkan rambut hitamnya sambil bercermin di kaca spion motornya. Jika Revan melakukan hal itu di sekolah, sudah dapat dipastikan jika banyak kaum hawa yang akan menjerit-jerit histeris karenaa pesona keren Revan.

Sebenarnya Revan itu tipe cowok yang suka tebar pesona. Cowok itu memanfaatkan ketampanannya untuk menggoda dan membuat anak gadis merasa melayang.

Setelah tampak lumayan rapih, cowok itu sedikit tersenyum bangga karena melihat wajahnya yang semakin hari semakin tampan.

Lalu Revan turun dari motornya dan masuk ke dalam toko buku, hendak menyusul Darra yang entah sudah mendapat berapa buku di tangan gadis itu.

Matanya celingak-cekinguk mencari keberadaan Darra. Toko buku ini sangat lebar dan luas, bahkan saking besarnya bisa dibuat untuk tempat bermain petak umpet.

Kakinya mulai melangkah menyusuri tempat itu. Melihat satu bersatu rak buku, untuk mencari Darra. Hingga matanya menangkap sosok gadis yang membawa lima buku tebal di tangan gadis itu.

Dengan cepat Revan langsung menghampiri gadis itu.

"Lo makin pendek loh, Ra!" ujarnya sambil mengambil semua buku tebal itu untuk dirinya pegang.

Darra hanya mendengus kesal. "Kalo mau bantu, ya ngga usah menghina. Gue tabok baru tau rasa lo!" sungut gadis itu laku kembali melakukan aktivitasnya mencari novel-novel yang bagus untuk dibaca.

Sebenarnya Darra tidak pendek, hanya saja jika dibandingkan dengan Revan memang terlihat berbeda jauh.

"Gue ngomong fakta kali, lagian lo serius mau beli segini banayaknya?"

"Seratusrius malah, Van ...." Gadis itu malah terkekeh.

🕊🕊🕊

Sebuah rumah yang terbilang cukup mewah, dengan kolam renang yang berada di halaman depan rumah itu. Kini Darra dan Revan sudah sampai di rumah cowok itu.

"Bukain gerbangnya, Ra," pinta Revan kepada Darra.

"Emangnya satpam lo kemana, sih?!" gerutu Darra, akan tetapi gadis itu tetap melakukan permintaan Revan.

"Pulang kampung, anaknya sakit."

Setelah gerbang terbuka, Revan segera menjalankan motornya untuk masuk ke dalam rumah.

Diikuti dengan Darra yang kembali menggeser gerbang yang menjukang tinggi itu. Sangat berat sebenarnya, akan tetapi Darra sudah biasa, pasalnya gadis itu juga harus melakukan hal yang sama di rumahnya.

Lalu kedua remaja itu berjalan berdampingan menuju pintu utama kediaman keluarga Adiputra. Saat Revan mulai membuka pintu besar rumahnya, tiba-tiba suara panggilan yang melengking itu langsung menyambut mereka.

"DARRA!!" pekik seorang perempuan sambil langsung berlari ke arah seorang gadis yang terdiam karena terkejut akan pekikkan itu.

°
°
°
°
°
°
°

Tbc ....

Siapa si yang teriak-teriak? Berasa kali lagi di hutan kali ya :v

See u ....

Salam hangat,

Ayze🐰

23 Januari 2021

Continue Reading

You'll Also Like

541K 1.5K 11
Affair | warning konten dewasa 21+ Yumi, wanita yang kesepian karna sering di tinggal suaminya, merasakan godaan dari Dimas, tetangga barunya yang t...
374K 30.2K 45
ERLAN PANDU WINATA , anak kedua dari ZIDAN WINATA. Terlahir dari keluarga berada, hidup penuh dengan kemewahan ia tak pernah kekurangan dalam segala...
8.6M 411K 74
BAPER GAK TANGGUNG JAWAB!!! ================================ ⚠️ Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca. Aku saranin baca cerita ini sebel...
2.8M 170K 23
Arura Qirani terlambat untuk tahu, bahwa selama ini semua usahanya untuk mendapatkan hati sang suami Reygan telah sia-sia sejak awal. Mungkin saja ka...