(SA)mudra (MA)risa

By aprilianti435

662 112 48

Bagaimana jika mereka dipertemukan dengan nasib yang sama? Lalu akan kah Marisa membuktikan pada Ayah nya, ba... More

Prolog
Bus Biru dan Lelaki Bertato
Bolpoin beruang
Dia papa kamu Samudra.
Diusir
Ketemu lagi
Insiden di halte
Ga akan
Terimakasih
Apa ada alasan untuk menolong seseorang?

Marisa bukan Mandira

103 15 8
By aprilianti435

Hari ini Marisa tidak akan terkejut lagi, sudah begitu hafal diluar kepala setiap hari sabtu dan sekitar jam empat sore, pasti ada lelaki asing beserta dengan keluarganya di ruang tamu rumah nya.

Ini semua ulah ayahnya. Begitu keras kepala akan mencarikan lalu menikahkan nya dengan lelaki berprofesi seorang pengusaha terkenal.

Sungguh begitu memuakkan.

"Kali ini pengusaha dibidang apa?" lirih Marisa sembari menatap datar mobil Bmw hitam mengkilat di teras rumah nya.

"Tambang batu bara? Emas? hmm atau jangan-jangan direktur dari perusahaan mobil?" tebak Marisa asal-asalan.

Masih ngeri terhadap minggu lalu. Dimana seorang pengusaha pemilik perusahaan barang elektronik terkenal datang kerumah dengan membawa bermacam-macam barang dari perusahaan lelaki itu sendiri.

Lalu apa yg akan lelaki itu dapat? Yg pastinya kekecewaan dan tak sesuai ekspetasi.

"Ya... Kali ini pasti akan begitu lagi" pasrah Marisa lalu mulai kembali melangkahkan kakinya yg terbalut flatshoes bewarna maroon.

"Assalamu'alaikum. Risa pulang"

"Wa'alaikumsalam" jawab orang-orang didepan Marisa.

Semua atensi orang tersebut mengarah pada gadis yg masih berdiri di dekat pintu rumah.

Meski Marisa tau apa yg akan terjadi selanjutnya, ia tetap mengembangkan senyum semanis mungkin sampai gigi kelinci nya nampak, tak tanggung-tanggung lesung pipit nya juga terlihat.

"Itu Marisa? Anak bapak?" suara lelaki berjas hitam dengan dasi bermotif polkadot. Lelaki itu bergidik ngeri, bahkan matanya menatap jijik pada Marisa.

"Iya, itu anak saya. Gimana?" tanya ayah Marisa dengan gurat gelisah. Sesekali mata ayahnya itu melirik anak gadisnya sendiri dengan mata tajam dan melotot.

"Maaf pak Ganjar. Saya tidak mau. Bagaimana bisa? Foto yg bapak tunjukan pada saya berbeda dengan aslinya!" terang lelaki itu sedikit naik oktaf.

"Ta-tappi anak saya bisa berubah seperti di foto kok"

"Saya benar-benar merasa tertipu. Memang wajahnya mirip dengan di foto, tapi... aslinya? benar-benar menakutkan!" terang lelaki itu lagi.

Bagaimana tidak merasa tertipu? Bahwa sebenarnya foto yg diperlihatkan adalah foto kembaran Marisa.

Tanpa pamit lelaki beserta kedua orang tua nya berlalu begitu saja meninggalkan keluarga Marisa beserta cangkir-cangkir yg belum habis isinya.

Tubuh Marisa berbalik melihat kepergian orang-orang itu. Senyum nya masih terukir, tak peduli perkataan dari orang itu begitu menyakitkan.

Ia berbalik lagi, menatap ayahnya yg terdiam sambil mengepalkan tangan.

"Ayah..."




Prang!!!

"AGHHH SIALAN!!" teriak sang ayah murka.

Setelah menghempaskan cangkir-cangkir kaca. Ganjar, ayahnya Marisa mengusap wajahnya dengan kasar.

"SUDAH BEBERAPA KALI AYAH KATAKAN RISA!"

"JADILAH SEPERTI KEMBARAN MU!"

"JANGAN JADI GADIS YG MENJIJIKAN!!"

Ayah Marisa enggan menoleh lagi. Ia juga berlalu meninggalkan Marisa yg menatap nya sendu.

"Sudah beberapa kali Risa katakan ayah- Risa ga bisa jadi kak Mandira.." lirih Marisa dengan tersenyum getir. Meski tak akan didengar sang ayah, kalimat itu akan terus ia katakan.

Dan satu lagi.

Marisa tak mau menikah dengan seorang pengusaha terkenal!

Ingat itu.

Marisa beralih menatap sang bunda yg masih berdiri di samping pecahan kaca. Marisa ingin mendekat, namun tangan sang bunda lebih dahulu terangkat. Menyuruhnya berhenti melangkah.

"Bunda juga udah beberapa kali bilang-"

"Bunda sayang Risa- tolong berubah nak.. Kamu bisa jadi Mandira, kakak mu. Tapi kenapa kamu masih seperti ini? Sudah bunda katakan, ganti kaca mata mu, cara pakaian mu, rawat wajahmu. Yg pastinya, bunda benar-benar sayang Risa. Bunda ga mau ayah kasar sama Risa." lanjut sang bunda tak kalah lirih dan sedih.

ΔΔΔ

Sudah jam sembilan malam, tapi Marisa masih bergelut pada laptop karna tugas dari dosen nya. Tapi sebuah ketukan pintu kamar membuat ia berhenti sejenak.

"Risa belum tidur, masuk aja"

Ceklek...

Ayah.

"Ayah.. mau Risa bikinin kopi?" tanya Risa sembari mengembangkan senyum nya.

Tak ada sautan, wajah Ganjar tetap dingin seperti tadi.

"Ay-"

Bugh!

"yahh!" teriak Marisa sambil memegang cemas dadanya.

Setumpuk uang dihempaskan dengan keras dimeja belajar milik Marisa, didepan wajah gadis itu. Bahkan sampai mengeluarkan suara yg membuat Marisa kaget.

"Mulai besok belanja! Beli pakaian yg pantas. Jangan seperti orang kucel dan gembel! Beli kaca mata baru yg gagang nya lebih tipis! Bila perlu beli lensa buat matamu. Jangan lupa beli macam-macam produk kecantikan, jika mau operasi plastik" pinta ayah Marisa begitu dingin.

"Tapi ayah. Risa-"

"JANGAN MEMBANTAH RISA!" potong ayah Marisa dengan cepat.

Marisa hanya menunduk, tangan nya mengepal kuat. Bahkan ia juga menggigiti bibir bawahnya sampai mengeluarkan darah.

"Ingat!! waktu mu cuma dua minggu, sampai di hari sabtu nanti harus ada perubahan! Ayah sama bunda akan pergi ke malang dua minggu kedepan mengurus kerja sama perusahaan kita dan menemui Pak Reno beserta anaknya yg akan dijodohkan dengan kamu."

"Kami akan pulang bersama keluarga Pak Reno nanti. Ingat Risa!! jangan menyia-nyiakan dua minggumu. Kamu akan ayah hukum berat jika kali ini kamu mengecewakan ayah lagi!"

Setelah itu Ganjar keluar dari kamar Marisa dengan menutup pintu begitu keras.

Ingin rasanya Marisa menangis. Tapi ayah nya tak akan tergugah hati. Ayah nya akan tetap keras kepala.

"Kenapa ayah ga mau ngertiin Risa yah?"

"Kenapa??" gumam Marisa dengan suara parau.

Ditatap nya setumpuk uang lembar seratus ribu di meja. Marisa berdecih tak suka. Lalu matanya beralih pada sebuah figura foto disamping uang tersebut berada.

Mandira dan Marisa.

Di foto itu, Mandira begitu anggun dengan rambut coklat lurus yg panjang tergerai indah, mempunyai wajah mulus dan pipi merona. Bibir tipis nya semerah delima. Dan yg lebih membuat gadis itu tambah anggun dan cantik adalah gaun bewarna biru muda yg ia kenakan.

Berbanding terbalik dengan Marisa yg mempunyai rambut sepanjang bahu yg bergelombang namun sama coklat mya dengan milik Mandira. Ia menggunakan kacamata gagang tebal pemberian dari sang mendiang nenek. Wajah nya tak semulus wajah sang kakak, Marisa tak tau menau tentang mengurus atau merawat wajah. Dan terakhir, Marisa selalu memakai celana kain seperti kulot dan atasan kemeja bewarna polos seperti di foto itu.

"Kak Dira..."

Tangan putih dan mungil milik Marisa mulai menggapai foto itu, mengusap lembut bingkai foto bewarna coklat kusam yg sedikit berdebu.

"Ayah berubah... ayah kasar sama Risa, ayah selalu maksa Risa harus nikah sama pengusaha terkenal." lirih Marisa dengan bibir begetar.

Dipeluknya poto itu dengan tulus dan hangat. Seakan Mandira lah yg ia peluk. Kembaran nya yg kini sudah tenang di alam lain.

"Kenapa kak Dira harus pergi? Ayah jadi berubah... sejak kakak pergi"

Menghela nafas berat, Marisa mulai merasakan kantuk menyerang nya. Ia menyudahi pelukan serta curhatan nya, besok ia harus ke kampus pagi-pagi.










-----

Cerita baru udah mulai up ayeyyy!! Okey masih sepi nih ye haha.
Ga papa, butuh proses panjang untuk meramaikan wkwk.

Mana nih yg suka cerita meloow melow swalowww ckck😂

Senin, 25 januari 2021.
Selesai ditulis pada 01.10

Continue Reading

You'll Also Like

608K 59.4K 54
I want you. All of you. Your flaws, your mistakes, your imperfection, your happiness and sadness, everything.
1M 46.1K 39
*** Divana Veronika wanita berusia 25 tahun yang meninggal hanya karena novel milik sahabatnya akan dirinya kembalikan terjatuh saat ia menyebrang ja...
407K 8.7K 43
"Udah gue bilang kan, sekali pun bekas lo pasti gue makan" Samuel Wiratama, ketua dari salah satu geng motor yang ada di Jakarta 'Warrior'. Samuel me...
93K 9.7K 26
menceritakan kisah seorang bocah mungil yang di buang oleh kedua orang tuanya akibat tuduhan mencelakai saudara kandungnya sendiri. ia yang di cap se...