Enjoy guys
🔻
🔻
🔻
🌟
"Jisung ayo bangun, cepat kita harus pergi" bisik Jaemin sambil mengguncang tubuh Jisung
Jisung pun membuka mata dan segera mengambil posisi duduk
"Ayo kita harus pergi " kata Jaemin yang menyadari arti dari tatapan Jisung
Jisung pun mengangguk meski ia belum memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka berdua segera memasukan barang-barang mereka dan berlari meninggalkan bangunan semi permanen itu.
"HEY JANGAN KABUR KALIAN !!!" Teriakan seseorang dari kejauhan
Jaemin semakin mempercepat langkahnya sembari menarik tangan Jisung agar mereka tidak berpisah.
Pasalnya banyak orang dengan pakaian compang-camping dan kusut berlarian kesana kemari menjauhi orang-orang berbadan kekar, berseragam hijau agak kecoklatan itu.
"Jisung ayo kita sembunyi di bawah jembatan itu" kata Jaemin
Dengan sisa tenaga, mereka menuju ke bawah jembatan dekat aliran sungai.
Mereka telah berlari selama hampir 1 jam dan jarak yang mereka tempuh cukup jauh.
"Jisung capek?" Tanya Jaemin penuh perhatian
Jisung pun mengangguk sambil mengelap keringatnya
"Tadi ada satpol pp yang mau menertibkan kita. Kemungkinan besar rumah kardus yang baru kita dekor kemarin sudah diratakan. Ah kejamnya dunia." kata Jaemin sambil bersandar pada beton penyangga jembatan
Jisung menatap prihatin pada sang kakak. Tidak bisa ia bohongi hatinya begitu sedih , mengapa Tuhan memberikan nasib yang begitu buruk pada dirinya dan sang kakak.
Bagaimana tidak, sudah hidup sebatang kara, ia dan sang kakak juga dilanda kemiskinan serta kekurangan yang tak dapat dihindari
'Kak , Jisung haus '
Kata jisung dengan bahasa isyarat
"Jisung haus ya? Ini minum dulu. Masih ada sisa minuman kemarin" Jaemin memberikan sebuah botol air mineral yang airnya tinggal separuh.
Jisung segera menerimanya dan meneguk air itu dengan perasaan yang lega.
'Kak.. maaf ya. Coba aja jisung ga cacat, pasti Jisung bisa bantu kakak kerja. Jisung benar-benar ga berguna.'
Kata jisung dengan perasaan sedih
"Kok kamu ngomongnya gitu sih? Kita ini terlahir saling melengkapi Jisung"
Kata jaemin, sambil mengambil sebuah benda dari telinganya
"Kita disatukan untuk saling membantu. Kamu perlu suara kakak dan kakak perlu pendengaran kamu. Maka dari itu kita harus terus bersama ya."
Kata Jaemin sembari menatap alat bantu dengar yang ia miliki. Sebuah alat yang diberikan oleh seorang keluarga kaya yang kebetulan meminta jasa Jaemin untuk menggalikan kuburan almarhum anaknya yang kebetulan juga terlahir tuli.
Suasana kembali hening. Tidak ada yang bersuara lagi. Mereka menatap aliran sungai yang tidak terlalu deras, sehingga airnya sangat jernih.
'kak jisung lapar' kata Jisung sambil memegangi perutnya
Jaemin pun memakai kembali alat bantu dengar miliknya. Ia kemudian berdiri dan melihat sekeliling. Dan matanya menatap sesuatu
"Jisung ada ikan di sungai ini. Kamu tunggu disini ya, nih pegangin alat bantu kakak. Kakak akan menangkap ikan untuk makan malam kita" ucap jaemin bersemangat
Jisung pun mengangguk .
Jaemin melihat sekeliling lagi, dan betapa beruntungnya ia ketika menemukan sebuah batang bambu yang cukup runcing di dekat sana.
Dengan penuh kerja keras, Jaemin masuk ke dalam sungai dan menancapkan bambu itu ke arah ikan yang berlalu lalang.
"yes dapat" sorak Jaemin sambil menunjukan hasil tangkapannya pada Jisung
Jisung yang melihat hal itu turut bahagia dan bersorak ria di pinggir sungai.
"Jisung, ayo kita buat api unggun. Sepertinya kita masih memiliki korek api di dalam ransel." ajak Jaemin
Malam ini berakhirlah mereka tidur di kolong jembatan dengan ikan bakar sebagai makan malamnya .
💕💕💕
Malam semakin larut dan jalanan semakin sepi. Dua orang pemuda remaja duduk di pinggir jembatan sembari menyesap rokok di tangan mereka.
Tak berselang lama seorang wanita terlihat berjalan ke arah mereka sembari mendorong motor matic miliknya .
"Heh.. sasaran tuh " kata salah satu dari mereka
"Mantap nih "
Kedua pria itu pun menghampiri gadis itu.
"Hai neng. Sendirian aja nih? Mau kita temenin ga?"
"Gue ga butuh temen gue butuh bala bantuan " kata si wanita dengan nada kesal.
"Eh santai dong. Ini motornya rusak ya?"
"Buta mata lo? Ya kalau ga rusak mana perlu gue dorong bego. Ya gue naikin ini motor. Mana berat lagi kayak dosa kalian" ucap gadis itu masih dengan tingkat kejengkelan diatas rata-rata
' kok dia tau gue banyak dosa ' pikir mereka
"Eh neng. Jangan buru-buru dong. Bagi duit boleh kali " kata laki-laki yang wajahnya terlihat seperti blasteran itu
"Hah? Apa? Duit kata lo? Eh jangankan ngasih lo duit. Gue beli bensin aja kagak mampu sat. Udah deh jangan ganggu gue . Gue lagi bad mood. Mana lagi dapet. Disuruh dorong motor. Ketemu kalian yang banyak bacot. Salah gue tuh apa sih taik." wanita itu kini ngomel-ngomel membuat kedua pria tadi sedikit takut
"Ah bodo amat sama lo "
Si pria itu kemudian menarik tas si wanita tadi
"LARIIIII" kata pria tadi menginstruksikan pada rekannya
"WOY NTAR TARUH LAGI DISINI YA. GUE PERLU KTP GUE NJIR. SEKALI SEUMUR HIDUP TUH !!!" kata si gadis sambil terus mendorong motornya dengan susah payah
Kedua pria tadi pun berlari menjauh dan berhenti di sebuah tempat persembunyian mereka
"Huh... huh.. huh.. capek banget "
"Lo si Mark. Lagian tuh cewek biasa aja ya pas dicuri? Gue kira bakal ngejar atau nimpuk pakek sepatunya. "
"Coba liat isinya " perintah Mark
"Siapa elo? "
"Gue Mark "
"Gue Jeno"
"Lah malah kayak kenalan. Udah buruan!"
Merekapun unboxing tas perempuan tadi dengan perasaan menggebu.
"Hah? serius cuma 5rb doang nih isinya. Mana cukup buat makan. "keluh Jeno
"Gila zonk ternyata. Pantes dia nyuruh balikin tas nya ke tempat tadi " Mark
"Ah.. besok-besok ga usah liat tampang lah. Gaya doang kece badai duit cuma goceng. Ayok "
Ajak Jeno
"Ayo kemana?" Tanya Mark
"Balikin tas nih cewek ke tempat tadi lah. Kasian "
"Emang penjahat bisa kasian ya?" Mark
"Ya bisa lah bang. Bego banget sih"
"Wah akhirnya lo manggil gue abang. Gitu dong yang sopan"
"Khilaf gue. Malas banget gue manggil lo abang."
"Kita kan saudara No "
"Bodo amat"
💕💕💕
Btw aku masih pemula dalam genre ini, jadi mohon dukungannya ya
Terimakasih sudah membaca 💓
- 20 Maret 2021 -