π‘Ίπ’†π’Žπ’†π’”π’•π’‚ 𝑨𝒕𝒍𝒂𝒔 | o...

By tinderfox_

1.4K 228 40

π‘Ίπ’†π’Žπ’†π’”π’•π’‚ 𝑨𝒕𝒍𝒂𝒔 "tentang mencintainya dalam 24 jam" "Only 24H" sudut pandang Atlas Dananjaya, tidak... More

Prolog
1. Gemuruh Menjelang Malam
3. Roti Isi Cabai Katanya (2)
4. Kepang Dua
5. Ayah Pulang?
Announcement!
6. Si Mata Hazel
7. Salah Paham
8. Siapa Sangka
9. Ada Aku
10. Rasa Takut
ANNOUNCEMENT!!

2. Roti Isi Cabai Katanya

144 20 3
By tinderfox_

tetaplah tersenyum hingga dirimu sendiri lupa bahwa kamu sedang menutupi luka yang luar biasa.

-ADG-

°•°•°•°•°•°

"Shalom, permisi maaf mengganggu," seseorang dengan wajah khas masuk ke dalam ruang rapat, membuat beberapa anggota terpaku.

"Weh! janc- astaghfirullah, mas Yuyu, oh my God! how are you, mas?"

Dengan gaya dramatis, merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Yuan yang baru saja datang. Memang dasarnya Ardhan, yang disapa tersenyum ramah.

"Yuya Yuyu, wudelmu mbledhos! dia punya nama bagus lu ganti sembarangan!" Chandra dengan kesabaran yang hampir jengah melihat kelakuan temannya itu lantas melemparkan buku kas, tepat sasaran mengenai kepala Ardhan.

"Namanya kan Yuan Yunanda Alatas, Yuyu panggilan sayang, engga gaul kamu Chan, jadi ya suk-"

"Diiaaammm!!!" teriak Bayu,

"maaf Bu Yura, hehe," lanjutnya.

"Kalian bisa mingkem dulu ga sih? pusing pala ku! Yuan duduk dulu, acara kangen-kangenan nanti aja," Bayu geram dan naik pitam, benar-benar tidak bisa diajak kerja sama teman-temannya ini.

"Mas Bayu, ini kelompok mpls udah Atlas bikin," Atlas menunggu jawaban.

"Langsung umumin disini Tlas, siapa mengkoordinir kelompok apa," Bayu mengambil duduk di samping podium, menghadap anggota yang lain, sedangkan Atlas berdiri di podium.

"Semoga gua dapet kelompok ciwi-ciwi, aamiin," celetuk Alan. Yang lain hanya geleng-geleng kepala.

Tuk, Tuk!

"Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, saya Atlas Dananjaya, berdiri disini untuk memberitahukan hasil diskusi mengenai MPLS di SMA kita tercinta, untuk koordinator kelompok, diserahkan tugas kepada anggota kelas 11 saja, jadi yang kelas 12 memantau, mengarahkan serta membimbing saja. Untuk pembagian pembimbing kelompok sudah saya share di group. Sekian dari saya, kak Bayu ada yang ingin ditambahkan?" Atlas menengok ke arah Bayu.

"Oke, belum ada, bisa dilihat dulu pembagiannya, jika ada yang ingin ditanyakan silakan."


"Misi mau protes! Kok dapetnya kelompok Laki gua? Kan tadi dah request."

"Rekues, rekues, mbok kiro iki radio biso rekues?" Celetuk Ardhan.

"Udah-udah, yang penting udah tau kelompok apa dapatnya sekarang ayo bubar, Juna ganteng anak pak lurah ada ulangan harian." Juna yang sejak tadi menyimak, berdiri dengan tampang sok paling guanteng sekecamatan.

"Ya udah mas Bayu, monggo ditutup rapatnya, hehe." Alan tersenyum ke arah Bayu. Kemudian Bayu berjalan ke arah podium.

"Meripatmu ilang Lan, hahaha. Oke, terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah hadir dalam rapat kali ini, dan terima kasih untuk Bu Yura juga, untuk mengakhiri rapat kali ini mari kita ucapkan puji syukur serta doa menurut kepercayaan masing-masing, sekian dari saya, mohon maaf apabila ada kesalahan kata, matur kesuwun. Kalian di persilahkan meninggalkan ruangan."

~~~

Setelah keluar dari ruang rapat, sembari melepas jas osis dan menggantinya dengan almamater sekolah ia berjalan menuju kelas. Kalau menurut jadwal sekarang adalah jam pelajaran sosiologi, tapi kelasnya begitu ramai, dapat ditebak tidak ada guru di dalamnya.

Melihat sekeliling Ardhan dan Rafael belum masuk ke kelas, baiklah setidaknya tidak ada yang membuat keributan dengannya. Mengambil ponselnya yang sejak tadi ada di saku celananya, dan membuka aplikasi WhatsApp. Terdapat 3 pesan belum dibaca, ia membuka satu persatu.

WhatsApp

Kak Ema
|dik, jadi kah liburan
|nanti main ke Samarinda?
09.00

|Belum tau
11.10
read


Juragan Wishkas

|Ntar malem, biasa.
10.54

|Arena ku serlok nanti
10.54

|Ok.
11.12
✓✓

"Dor! Tlas Lu cek loker lu dah sana," Rafael yang tiba-tiba datang mengagetkannya disusul Ardhan mengambil alih kursi di depannya.

"Nih siomay buat lu, iya mending lu cek dah loker lu." Sambung Ardhan, Atlas hanya mengernyitkan dahi.

"Mager, oh iya PR sosiologi, pasti lu berdua lupa, nih gua udah selesai jangan ganggu gua mau tidur, pak Malik ga masuk istrinya lahiran lagi." Mengambil alih buku Atlas untuk ia contek isinya, Ardhan dibuat bingung.

"Maksud lu? Lu tau darimana Pak Malik ga ngajar hari ini? Udah gitu tau istrinya mau Lah–" belum sempat mengakhiri kalimatnya Ardhan bahkan satu kelas di buat bungkam, ketika ketua kelas mereka berbicara.

"Barusan Wali Kelas kita chat gua, katanya Pak Malik ga ngajar, di kasih tugas lagi, buat rangkuman materi bab selanjutnya. Kita jamkos!! YAASSS!" Seketika kelas bersorak kesenangan.

BRAAKK!

Hening. . .

Menghela frustasi Ardhan kemudian memukul kepala Atlas dengan bukunya, tidak habis pikir dengan temannya ini, Atlas hanya mengusap kepalanya dan menatap Ardhan dengan tatapan sengit.

"Jelasin ke gua! Lu tau darimana? Terus Lu paling kecil nih di angkatan ini, Lu tau darimana gua tanya? Lu jangan-jangan–heup." Satu potongan besar siomay membungkam mulut Ardhan.

"ga ada hubungannya sama Atlas yang paling kecil umurnya disini, lu ngomong tapi ludah lu kemana-mana bangsul kena buku gua, jorok banget!" Rafael yang kesal menyelamatkan buku tugasnya dari hujan lokal yang sempat menerpa.

"Gua cek loker dulu."

Bangkit dari tempat duduknya, Atlas keluar dari kelas untuk melihat ada apa di lokernya kali ini. Dan ketika sampai tepat di depan lokernya, segera membuka dan terdapat jaket? Ah iya ini jaket miliknya, dan secarik surat. Kali ini Atlas ingat betul siapa yang meletakkan ini.

Dear yang punya jaket ini

Sebelumnya, thanks udah minjemin jaketnya tempo hari, kalau engga mungkin bakal malu banget diliatin banyak orang, hehe. Maaf engga kasih langsung, soalnya tadi kamu engga di kelas.

(Flashback)

Jam pulang sekolah adalah surga, termasuk untuk Atlas dkk. Sebenarnya masing-masing kelas bisa berbeda jam pulangnya, akan tetapi kali ini bisa disebut dipulangkan.

Dari arah kelasnya sepanjang koridor awalnya hanya berjalan dengan santai, hingga saat melihat suatu kejanggalan, ia berlari dengan cepat, mendahului seorang siswi, yang sepertinya tidak menyadari satu hal yang ada pada dirinya.

Hingga akhirnya Atlas berdiri di depan siswi itu dan mengikatkan jaketnya pada pinggang perempuan tadi, menutupi bagian belakang. Sontak perlakuan Atlas membuat terkejut.

"Sorry, tapi tadi lu kayaknya tembus, gua cuma menghindarkan lu dari malu."

"Eh? Tapi jaketnya?"

"Bisa dibalikin kapanpun, Atlas kelas XI IIS 1."

"Iya nanti aku balikin kalau udah aku cuci, makasih ya, hehe."

"Sans, nama lu?"

"Ah iya, namaku–"

. . . .

. . . .

. . . .

~tbc~

°•°•°•°•°•°

Visualisasi tokoh :
#Bagian 2#

Yuan Yunanda Alatas
(Yuan)

Alandra Bagaskara Saputra
(Alan)

Rafael Nardian Zefanio
(Rafael)

Chandra Abimanyu Darvian
(Chandra)


Don't forget to Vote, and Comments
Thanks~🏹

Continue Reading

You'll Also Like

68.6K 6.4K 77
Langsung gas baca!! WARNING ❌ THIS STORY ABOUT BxB, So Please Go away kalau kalian tidak suka. Terimakasih ❀️ Seluruh karya dan picture pada story or...
136K 7K 30
Aelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung...
276K 6.2K 22
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"
110K 15.8K 28
Wang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menika...