Pagi yang cerah di hati para murid yang datang lebih awal menuju kelas mereka masing-masing , ada guru menyapa para siswanya menyambut siswanya di depan pintu gerbang sekolah.
Si kutu buku sudah berada di perpustakaan membaca beberapa buku novel dan rumus matematika, tapi gadis itu tidak bisa fokus apa yang dibacanya karena masih mengingat kejadian malam itu, berulang kali ia mengelengkan kepalanya untuk mencoba melupakan ucapan pria dingin itu dan fokus pada buku yang di bacanya saat ini.
"Kenapasih masih kebayang mulu? Ayolah Lita fokus jangan mikirin yang kemarin, lagian nih mulut ceplas ceplos nyosor ngungkap ke Gilang, kan Gilang jadi malu hehe"
Tok..Tok..Tok
Seorang laki-laki teman sekelasnya memasuki perpustakaan dan melihat ada Jelita yang duduk sendirian, lalu ia menghampiri Jelita.
"Sendirian aja nih lita?"
"Nathan? ada apa?" Jelita sedikit terkejut dengan kehadiran Nathan teman sekelasnya yang juga terkenal tampan memiliki paras muka chinese dan mempunyai lesung di kedua pipi nya.
"Nemenin kamu"
"Apaan sih, gue ngga butuh di temenin sama lo"
"Why?" Nathan mengerutkan alisnya mendengar jawaban Jelita
"Udahlah, gue ngga bisa fokus nih"
Ditengah perbetan Jelita dan Nathan, tiba-tiba pria yang meninggalkan gadis itu duduk sendirian di pasar malam datang tanpa mengetuk pintu, Gilang menerobos pintu perpustakaan dan langsung duduk di meja petugas piket.
Gilang sempat melirik mereka berdua yang duduk sebangku, tatapan Gilang tak lepas dari Jelita ia menatap tajam gadis itu.
"Ck! dasar murahan, udah tau punya pacar masih aja ngelirik orang apa semua cewek kayak gitu?" gumannya dalam hati sambil memainkan game online di ponselnya.
Jelas hati Jelita berbunga-bunga setelah ia mengetahui bahwa Gilang juga berada dalam perpustakaan, ingin rasanya mendekat ke arah pria itu namun ada saja halangan dari Nathan yang berada di sebelanhya.
"Mau kemana?" tanya Nathan melihat Jelita ingin beranjak dari kursinya
"Nyamperin Gilang.." sahutnya dengan nada sombong
"Lo suka sama si es itu? Kenapa ngga suka sama gue aja?"
"Nathan suka sama lita? Sejak kapan bwahahaha, dahlah jangan ngadi ngadi lo" Jelita terkekeh pelan dengan pengungkapan temannya itu, sedangkan Nathan hanya diam menahan malu.
"Oh iya gue lupa, gue kan cuman temen sekelas lo" ucap Nathan sedikit kecewa karena Nathan pakai hati Jelita hanya bercanda.
Gadis itu beranjak menuju ke arah Gilang meninggalkan Nathan sendirian yang termenung.
"Gilang.."
Tak ada jawaban dari Gilang, ia hanya melirik lalu bermain game lagi, Jelita tetap tersenyum walau tak ada jawaban dari pria itu.
"Soal kemarin lita maaf ya, terlalu ceplas-ceplos ke Gilang"
"ngomong sama gue?"
"Iyalah..,terus sama siapa lagi?"
"Oh"
Jelita sedikit kesal dengan jawaban singkat dari Gilang, terlihat Nathan mengawasi kearah mereka berdua ia mengepalkan tangannya ingin sekali menghantam meja di depannya, lalu Nathan memutuskan untuk pergi dari tempat itu dengan cepat.
"Cowok kayak gitu masih aja di perjuangin awas aja lo, Lang" umpat Nathan menutup pintu perpustakaan dengan kasar.
Brakk!
Jelita terkejut melihat tingkah Nathan yang keluar perpustakaan dengan menutup pintu secara kasar, Gilang hanya menggelengkan kepalanya.
"Astaga, tu orang kenapa sih?" ucap Jelita mengelus dadanya karena kaget
"Pacarnya lagi marah malah di cuekin, samperin sana dasar fuck girl!"
"Maksud Gilang apa?! Lita ngga pernah pacaran sama dia, ya buat apa kalau gue uda punya pacar trus deketin Gilang?"
"Ya kan gue ganteng" sahutnya tanpa pikir panjang
"Iya tapi.."
"Tapi apa?" mata Gilang langsung menatap kearah gadis di depannya itu dan menaruh ponselnya
"Belum ada yang punya hehehe" ujarnya sambil tersenyum lebar dan sangat manis, Gilang ingin tersenyum namun gengsi ia tetap mempertahankan muka datarnya itu.
"Ya itu hidup gue dan urusan gue, kenapa lo yang sewot gini?!" sahutnya dengan nada sedikit membentak Jelita, lagi-lagi Gilang meninggalkan gadis itu sendirian ia menuju kelasnya.
"Gilang tunggu.." panggil Jelita mengandeng tangan Gilang
"Apa sih? Lepasin!" tangan Gilang menepis tangan Jelita yang memegangnya dengan kasar
"Gilang bisa ngga sih baik dikit ke cewek?" matanya sedikit berkaca-kaca saat Gilang menepis tangannya entah kenapa rasanya sangat sakit di hati
"Ga!" jawab Gilang singkat lalu pergi, sedangkan Jelita hanya diam mematung menatap kepergian pria itu.
"Lita nggak akan berhenti samapai Gilang mau nerima jadi pacarnya" gumannya lirih
"LITAAA WOY! DI CARIIN DARI TADI NGILANG MULU YA LO" teriak seorang sahabatnya dari kejahuan
"Rere?"
"Hftt, kemana sih lo?" Rere mengacak-acak rambut Jelita yang berada di hadapannya
"Habis dari perpus, kenapa?"
"Ayo masuk kelas" ajak Rere mengandeng tangan sahabatnya
"Ada apa sih re? Kok tiba-tiba nyariin trus ngajak masuk kelas kenapa?"
"Nathan! Dia kerasukan"
"Hah? Serius?"
"Ya enggak lah! Dia ngamuk di kelas gatau kenapa, mending lo lihatin dia kan lo sekertaris" ucapnya sambil tertawa tak berdosa
"Nggak lucu please, trus nggak ada hubungannya sama gue sebagai sekertaris udahlah gue mau balik ke perpus, bukunya belum di rapiin"
"Atau gue perlu lapor ke BK? dia ngamuk ngga jelas gitu lita"
"YA TERUS APA HUBUNGANNYA SAMA AKU?!"
"Dia kan suka sama lo sejak kelas sepuluh lita, lo aja ngga paham dan ngga peka soal pacaran" cibir Rere melirik sinis Jelita
"Bukannya lo pernah cerita sama gue kalo lo suka sama dia? bilang engga gue tabok, udah mending urusin doi masing-masing ngga usah lapor gue, bye" Jelita meninggalkan Rere dan pergi ke perpustakaan lagi, ia sudah melihat muka Rere mulai emosi dan memilih untuk tidak berdebat dengannya.
"Makasih udah ngertiin perasaan ini Jel, tapi Nathan lebih milih lo bukan gue" Rere menunduk kecewa, karena ia menyukai Nathan sejak kelas sepuluh tapi kenyataannya Nathan lebih memilih Jelita bukan dirinya.
~🍃~
Gilang memasuki kantin, ia membeli beberapa gorengan yang masih hangat dan crispy, sedang menikmati gorengan hangat itu ia dikagetkan dengan kehadiran Dito yang tiba-tiba mengambil beberapa gorengan milik Gilang.
"Bagi dong bwahahaha jangan pelit" ucap dito tertawa ngga ada akhlak
"Pelit gimana sih ha?! Jangan banyak-banyak dong bangsul" tangan Gilang mencubit Dito yang mencoba mengambil lebih banyak makanannya itu
"Cabe nya doang lang"
"Gausah mengelak, orang gue lihat lo ambil tempe goreng tiga" sahut Gilang
"Satu doang lang, ntar pulang gue cariin jodoh"
"Gajelas lo"
"Oh iya jodoh lo kan mba Dita yang jual mie" tawa Dito pecah saat mengatakan seenaknya pada Gilang yang hanya menatapnya kesal dan tak membalas nya.
"Gue mau curhat" ucap Gilang dengan serius menatap mata Dito tajam
"Ngga biasanya lo? Ada apa?" Dito mengerutkan alisnya
"Emang semua cewek itu fuckgirl ya?"
"Astagfirullah, kenapa tiba-tiba nanya ini?"
"Jawab!"
"Engga semua cewek itu fuckgirl, Lang ya banyak juga lah yang baik,polos dan ngga matre" Dito mengelus punggung Gilang berniat mengelapkan bekas noda minyak yang menempel di tangannya ke baju Gilang.
"Ga usah pegang-pegang"
"Bwahahahaha, iya deh iya gue ke kamar mandi dulu" Dito beranjak dari duduknya dan tertawa karena Gilang tak menyadari apa yang terjadi, Gilang hanya diam bingung dengan tingkah temannya itu.
Tak lama setelah kepergian Dito, seorang perempuan mendekatinya dan duduk bersama, gadis itu tersenyum lebar melihat Gilang mengacak-acak rambutnya membuat nya semakin terlihat tampan.
"Shh lo lagi, lo lagi! Apa sih mau lo?"
"Hehe, apa lagi kalo bukan hati Gilang" jawab gadis itu semangat
"Pergi nggak lo sekarang"
"Ngga mau lah, kan hak nya Lita"
"Serah" Gilang beranjak dari duduknya menyusul keberadaan Dito
"Mau kemana Lang? Kan Lita disini nemenin Gilang"
Tak ada jawaban dari pria itu, Jelita hanya tersenyum tipis dia menjadi kebal dengan ketidak pedulian Gilang pada nya, ia berjanji untuk mengejar Gilang sampai mendapatkan apa yang di inginkan.
"I'm oke Gilang hehe"
~🍃~
#Tbc
🌱🌱🌱
Hola readers✨💛
Sehat selalu yaa😊
Terimakasih sudah membaca cerita ini hehe🙏💜
Btw Gilang gimana menurut kalian? nyebelin? 😹🙈
Oh iya jangan lupa 👇👇👇