Jangan lupa vote dan komen.
Aku suka ketawa sendiri tau baca komen kalian.
Aku bersyukur kalian begitu antusias.
Makasi ya😙
Happy reading😘
Pergi dan menjauh adalah salah satu caraku menghilangkan semua sesak yang sudah lama aku tahan.
❤❤❤
Ziena duduk dengan gelisah menunggu giliran, badannya panas dingin, tanganya pun gemetar.
"Udah lo tenang aja, gue yakin lo pasti bisa" ujar kimi menenangkan, trio cibon menganguk menyetujui ucapan kimi. Mereka sedang duduk diruang tunggu menunggu giliran sidang skripsi.
"Kalau gue nggak bisa jawab gimana?" Ujar ziena takut.
"Nggak mungkin lo nggak bisa jawab, sedangkan bonbon aja yang otaknya cuma segaris lulus dengan nilai memuaskan" jawab cio. Bondan yang namanya disebut menatap cio kesal.
"Kampret lo, gini-gini gue pintar tau"ujar bondan bangga menepuk dadanya.
"Doain gue ya" ujar ziena
"Pasti" ujar trio cibon serentak.
"Udah itu nama lo udah dipangil, buruan masuk" ujar kimi saat salah satu mahasiswa keluar. Ziena membuka pintu pelan, melihat para dosen yang sudah siap menyerangnya dengan beberapa pertanyan.
Ziena tidak asing dengan beberapa dosen disini, terutama pria yang berstatus sebagai suaminya itu menjadi penguji utama hari ini. Tapi walaupun begitu ziena tidak berharap banyak bisa dibantu karena mengigat hubungan mereka yang beberapa bulan ini penuh denggan konflik.
"Silahkan duduk" titah saka membuyarkan lamunan ziena. Ziena duduk dengan tenang mencoba meredakan detak jantungnya, saat sidang skripsi sama halnya dengan menunggu ajal bagi mahasiswa, semua skripsi yang kita buat harus dipertangung jawabkan dengan menjawab pertanyaan yang dilontarkan dosen.
Setengah jam berlalu ziena dengan gugup menunggu hasil putusan dosen didepanya ini yang sedang berembuk.
"Ziena azzahra, dengan berat hati saya harus menyatakan kalau kamu tidak lulus dengan nilai cum laude" tangis ziena pecah, kaki terasa tidak ada tenaga untuk berdiri.
"Kamu kenapa nangis?" Tanya saka saat melihat ziena terduduk dengan tanggan berpengangan disisi meja. Ziena menatap saka dengan mata memerah
"Gimana nggak nangis ma- eh pak hisk, jelas-jelas bapak bilang saya nggak lulus" ujar ziena disela tangisnya. Ziena menatap dosen disana dengan binggung saat mendapati mereka tertawa mencoba menerka apa yang sedang ditertawakan dosenya, apa pangilanya pada saka yang hampir meangilnya dengan sebutan mas atau apa.
"Kok bapak hisk, tega sama saya, saya ngga lulus lo pak harusnya bapak itu prihatin bukan ketawa" lirih ziena menunduk lesu.
"Hahaha ziena, siapa yang bilang kamu nggak lulus, dengan nilai cum laude itu kamu menjadi lulusan terbaik" ujar reyhan. Ziena mendongak menatap reyhan.
"Seriusan pak, saya lulus dengan nilai cum laude, aaa bunda ziena lulus" ujar ziena bertepuk tangan sambil melompat-lompat kecil membuat saka tersenyum melihat tingkah ziena sudah lama dia tidak melihat ziena tersenyum seperti ini, Saka berdiri memasangkan selempang di bahu ziena.
"Selamat sayang atas kelulusanya" bisik saka ditelinga ziena. Ziena tersenyum lalu menganguk.
"Mau foto dulu" ujar reyhan. Ziena menatap saka mencoba mengilangkan sedikit rasa sakitnya.
"Boleh pak" ujar ziena. Merangkul tangan saka lalu tersenyum kearah kamera.
"Makasi pak" ujar ziena sopan dan langsung keluar dengan senyum yang merekah.
"Gimana?" Tanya trio cibon dan kimi. Ziena merentangkan tanganya mata trio cibon dan kimi menatap ziena kagum saat melihat tulisan yang tertera tulisan cum laude.
"Aaaa yes akhirnya bisa wisuda bareng" ujar kimi memeluk ziena dan disusul dengan trio cibon.
"Sumpah lo jadi lulusan terbaik zie, emang hebat nih sahabat gue" ujar bondan menatap ziena bangga.
"Iya dong" ujar ziena.
"Pake baju samaan yok" saran kimi.
"Ide bagus tu" ujar ziena, bondan dan cio.
"Nggak mau ah" tolak bio langsung.
"Lah kenapa?" Tanya cio menatap bio heran.
"Masa kita pakai baju kebaya samaan dengan ziena dan ayang beb" polos bio membuat ziena tertawa.
"Gue heran sama ini orang, ko bisa-bisanya dia lulus ya, padahal otaknya selalu salah paham" sebal bondan.
"Jelasin gih coco" ujar bondan mengeser cio mendekat kearah bio.
"Ogah bisa gila gue, ziena aja noh suruh, kan ziena yang paling sayang sama dia" gerutu cio.
"Hahah ok...ok jangan marah-marah, bio sayang maksud ayang beb kimi, kita samaan baju itu cuma warna sama motif aja, bukan samaan pakai baju kebaya" ujar ziena. Bio menatap ziena lalu menganguk paham.
"Oooo gitu dong jelasinya" sebal bio menatap teman-temanya.
"Kampret ni orang, dia yang salah paham kita yang disalahin" kesal bondan membuat ziena dan kimi terkekeh.
"Pulang yuk, gue kangen kalea nih" ujar ziena. Ziena, kimi dan trio cibon menganguk.
"Eh zie?" Ujar bondan menatap ziena kebelakang karena posisinya yang berada didepan dengan cio.
"Hmm" gumam ziena yang sedang sibuk membalas chat teman-temanya yang mengucapkan kata selamat.
"Laki lo ngucapin kata selamat nggak tadi?" tanya bondan.
"Ngucapin" ujar ziena.
"Wih..berati udah baikkan dong" ujar kimi girang. Ziena menyimpan phonselnya lalu mengeleng.
"Lah kok belum katanya udah udah diucapin" tanya cio.
"Dia cuma ngucapin, nggak lebih" ujar ziena.
"Terus lo jadi ngajuin gugatan?" Tanya kimi. Ziena menarik nafas panjang.
Jauh didalam lubuk hati ziena ia tidak ingin berpisah, tapi disisi lain ia juga tidak ingin kalea merasakan hal pahit saat dinomor duakan oleh papanya sendiri.
"Kayaknya" lirih ziena.
"Coba deh zie lo ikutin saran mamanya pak saka, gue rasa pak saka cinta sama lo, lantaran dia masih belum mau mengakui perasaanya aja" saran kimi.
Ziena membalik ingatan lamanya saat dia meminta batuan untuk mengajukan gugatan pada mira.
Flasback on.
"Bantuin ziena mengajukan gugatan kepengadilan agama ma" ujar ziena membuat mira membeku.
"Kamu yakin? Kamu lebih memilih kalah" Tanya mira. Ziena diam air matanya sudah keluar.
"Bahkan respon badan kamupun mama tau kamu tidak mengiginkan perpisahan" ujar mira memengang tangan ziena.
"Ziena nggak ada pilihan ma, ziena bisa terima di jadikan kedua, tapi kalea ziena nggak iklas kalau dia jadi nomor dua, mas saka terlalu sayang sama mbak kania, dia nggak bisa menberikan waktu luang untuk kalea, ziena nggak tega ma kalau kalea harus sedih terus karena keegoisan mereka, ziena nggak mau ma" ujar ziena mengelengkan kepalanya dengan tangis yang tidak dapat ia bendung
"Zie dengar mama, saka itu cinta sama kalian, dia cuma belum menyadari kalau dia membutuhkan kalian, mama kenal anak mama, dari matanya mama tau kalau dia itu sayang sama kalian" ujar mira mengelus bahu ziena yang bergetar.
"Nggak ma, rasa itu nggak ada buat kami, itu cuma berlaku untuk mbak kania ma bukan kami" ujar ziena.
"Bantuin ziena ya ma?"ujar ziena membujuk mertuanya itu. Mira tersenyum.
"Gini sayang, dalam hidup kita cukup menikah satu kali, saran mama jika kamu masih bisa bertahan maka bertahanlah, karena kamu tau kan kalau tuhan membenci perceraian, ini cuma masalah waktu." ziena menganguk, ia tau betul kalau tuhan membenci perceraian tapi ia tidak ada pilihan lain
Flasback off.
"Dah sampai" ujar cio saat berhenti dirumah mertua ziena.
"Kalian nggak mampir?" Tanya ziena saat turun dari mobil.
"Nggak usah lah, lain kali aja" ujar kimi dan dianguki oleh trio cibon.
"Dada bio sayang" ujar ziena melambaikan tanganya pada bio. Bio tersenyum lalu membalas labaian tangan ziena.
"Gimana hasilnya?" Tanya mira antusian sambil mengendong kalea didepan pintu.
"Lulus ma, cum laude" ujar ziena tersenyum lalu memeluk mira erat.
"Menantu mama memang pintar" ujar mira. Ziena melepaskan pelukanya lalu metap kalea yang sudah mengantuk
"Lo kok anak bunda nggak semangat" ujar ziena mengambil alih kalea
"Ngantuk bunda" ujar mira mengelus rambut kalea.
"Hmm maaf ya bunda pergi kelamaan" ujar ziena.
"Ma" ujar ziena menatap mira.
"Maaf nantinya kalau ziena harus pergi sama kalea" ujar ziena membuat senyum mira memudar.
"Iya, mama doakan mudah-mudahan ini jalan terbaik untuk kalian" ujar mira senyuman yang dipaksakan. Ziena menganguk
"Udah yuk sayang kita tidur dikamar aja" ujar zina membawa kalea kekamar meningalkan mira yang menatapnya pilu.
"Kalea tidur disini ya, bunda beres-beres dulu"ujar ziena meletakan kalea lalu mengeluarkan kopernya.
Dengan air mata yang terus bercucuran ziena berusaha tegar demi putrinya ini, mungkin ini jalan yang terbaik.
"Maaf mas mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita" lirih ziena menatap kalea yang sudah tertidur pulas.
"Assalamualaikum" ujar saka membuka pintu.
"Ma, pa kok sepi ziena sama kalea mana?" Tanya saka saat melihat rumah orang tuanya yang sepi, biasanya jam jam makan malam begini kalea sedang asik bermain didepan tivi. Tapi ini kosong, maianya pun tidak ada.
"Lah, kok nanya mama, tadi sore ziena pamit mau pergi, mama kira ziena pulang kerumah kamu" ujar mira. Jantung saka seakan berhenti berdetak.
"Ng-ngak, ziena nggak pulang" ujar saka panik. Saka mengambil phonselnya mencoba menghubungi ziena tapi hanya ada suara operator.
"Gimana?" Tanya wiguna kawatir.
"Nggak aktif pa" ujar saka panik.
"Ziena nggak bilang mau pergi kemana ma?" Tanya saka menatap sang mama
"Nggak, mama kira dia mau pulang ketempat kamu, makanya mama biarin aja" sesal mira.
"Coba hubungi teman-temanya" saran mira. Saka menganguk mencoba menghubungi teman-teman ziena.
"Gimana?" Ujar mira
"Mereka nggak tau ma" lirih saka, saka mengacak-ngacak rambutnya frustasi ini yang ia takutkan selama ini.
"Coba pergi kebandung aja, siapa tau ziena pulang keruma orang tuanya" saran wiguna.
Dengan cepat saka berlari keluar mengendarai mobilnya tampa menghiraukan nasehat sang ayah yang menyuruhnya berhati-hati.
"Kamu dimana sih zie?, kenapa kamu malah pergi" ujar saka dengan mata yang sudah memerah.
******
Segini dulu ya, maaf dikit.
Aku kurang fit, aku janji kalau kondisi aku udah kembali pulih aku panjangin lagi.
Btw ini udah mau tamat lo, udah siap belum berpisah dari
Ziena dan saka atau trio cibon?
Jangan lupa vote dan komen ya.
Yang belum ayo buruan.
Jangan lupa follow.
Wiwi_nurasni
Ig. Wiwiasni.