Kembalinya Raden Kian Santang...

By Raisya1085

215K 15.8K 5.9K

Setelah 5 tahun berlalu, Putra dan putri Prabu SIliwangi beranjak dewasa. Semakin banyak musuh yang mengingin... More

Informasi!!!
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
Episode 20
Episode 21
Episode 22
Episode 23
Episode 24
Episode 25
Episode 26
Episode 27
Episode 28
Episode 29
Episode 30
Episode 31
Episode 32
Episode 33
Episode 34
Episode 35
Episode 36
Episode 37
Episode 38
Episode 39
Episode 40
Episode 41
Episode 42
Episode 43
Episode 44
Episode 45
Episode 46
Episode 47
Episode 48
Episode 49
Episode 50
Episode 51
Episode 52
Episode 53
Episode 54
Episode 55
Episode 56
Episode 57
Episode 58
Episode 59
Episode 60
Episode 61
Episode 62
Episode 63
Episode 64
Episode 65
Episode 66
Episode 67
Episode 68
Episode 69
Episode 70
Episode 71
Episode 72
Episode 73
Episode 74
Episode 75
Episode 76
Episode 77
Episode 78
Episode 79
Episode 80
Episode 81
Episode 82
Episode 83
Episode 84
Episode 85
Episode 86
Episode 87
Episode 88
Episode 89
Episode 90
Episode 91
Episode 92
Episode 93
Episode 94
Episode 95
Episode 96
Episode 97
Episode 98
Episode 99
Episode 100
Episode 101
Episode 102
Episode 103
Episode 104
Episode 105
Episode 106
Episode 107
Episode 108
Episode 109
Episode 110
Episode 111
Episode 112
Episode 113
Episode 114
Episode 115
Episode 116
Episode 117
Episode 118
Episode 119
Episode 120
Episode 121
Episode 122
Episode 123
Episode 124
Episode 125
Episode 126
Episode 127
Episode 128
Episode 129
Episode 130
Episode 131
Episode 132
Episode 133
Episode 134
Episode 135
Episode 136
Episode 137
Episode 138
Episode 139
Episode 140
Episode 141
Episode 142
Episode 143
Episode 144
Episode 145
Episode 146
Episode 147
Episode 148
Episode 149
Episode 150
Episode 151
Episode 152
Episode 153
Episode 155
Episode 156
Episode 157
Episode 158
Episode 159
Episode 160
Episode 161-162
Episode 163
Episode 164-165
Episode 166
Episode 167-168
Episode 169
Episode 170
Episode 171-172
Episode 173
Episode 174-175
Episode 176
Episode 177-178
Episode 179
Episode 180
Episode 181-182
Episode 183
Episode 184-185
Episode 186
Episode 187-188
Episode 189
Episode 190-191
Episode 192
Episode 193-194
Episode 195
Episode 196-197
Episode 198
Episode 199-200
Episode 201
Episode 202-203
Episode 204
Episode 205-206
Episode 207
Episode 208-209
Episode 210
Episode 211-212
Episode 213
Episode 214-215
Episode 216 - Ending
S E Q U E L! !

Episode 154

919 72 34
By Raisya1085

Keesokan Paginya...

Kian Santang dan Syekh Nurjati beserta Prajurit Pajajaran kembali pulang ke Istana.

Berita kemenangan Kian Santang sudah sampai telinga Prabu.
Dengan perasaan bahagia, Prabu langsung menuju ke Gerbang Istana untuk menyambut putranya.

Sesampainya di Istana...

Prabu menghampiri Kian Santang dan memeluknya dengan perasaan senang dan bahagia.

"Ayahanda bangga denganmu Putraku, kau berhasil membawa Pajajaran ke titik kejayaan!"

"Terima kasih Ayahanda"

Prabu menatap ke arah Syekh Nurjati.

"Syekh, panggil seluruh anggota istana ke atas balkon istana dan kumpulkan seluruh rakyat pajajaran karena aku ingin mengumumkan sesuatu kepada mereka semua!"

"Sendika Gusti Prabu"

Prabu memegang bahu Kian Santang dan mengajaknya masuk ke Istana.

Prabu mengajak Kian Santang ke atas balkon Istana untuk mengumumkan sesuatu di depan keluarganya.

Seluruh Keluarga Pajajaran sudah datang  di atas balkon Istana untuk memenuhi perintah Prabu.

Rakyat Pajajaran juga sudah berkumpul

"Maaf Ayahanda, kenapa Ayahanda memanggil kami semua?"tanya Gagak Ngampar.

"Ayahanda akan mengumumkan sesuatu di depan Rakyat Pajajaran!"

Prabu menarik tangan Kian Santang untuk melihat Rakyatnya yang sudah berkumpul.

"Rakyatku, aku sengaja memanggil kalian semua kesini karena aku ingin memberitahukan kepada kalian semua kalau Kerajaan Pajajaran sekarang berada di Puncak Kejayaan berkat Putraku Kian Santang, karena sekarang Pajajaran berada di Puncak Kejayaan maka kalian semua bebas meminta apapun kepadaku. Aku akan memberikan semuanya!"

Salah satu Rakyat membalas ucapan Prabu.

"Sungguh Gusti Prabu, kau adalah orang yang paling mulia dan diagungkan!"

Prabu menjawab sambil tersenyum.

"Ya, kau benar. Bukan hanya kemewahan yang bisa aku berikan kepada kalian tapi aku juga bisa memberikan seluruh yang ada di alam ini!"

"Gusti, kau seperti titisan tuhan. Kami sangat beruntung mempunyai Raja sepertimu!"

"Memang itulah kenyataannya, aku adalah titisan Dewata Agung, aku dan dirinya adalah sama!"teriak Prabu dari atas balkon istana.

Sontak ucapan Prabu tadi membuat Keluarga Istana mulai merasakan keanehan di dalam diri Prabu.

"Ayahanda, apakah ayahanda tidak salah bicara?"

"Tentu tidak, Ayahanda sudah bilang kalau Ayahanda adalah titisan Dewata Agung dan kalau soal kesaktian maka Ayahanda jauh lebih sakti dibanding Dewata Agung!"

Ucapan Prabu membuat petir menggelegar dan terdengar di seluruh Istana.
Angin kencang berhembus ke arah Istana.

Tapi Prabu menanggapinya hanya sebuah musim yang tiba tiba berganti.

"Tenanglah, ini hanya pergantian musim. Jangan takut!"

Rakyat mulai aneh dengan sifat Prabu yang menyatarakan dirinya dengan tuhan.

Setelah berbicara dengan seluruh Rakyatnya dari atas balkon istana, Prabu menggelar rapat dengan para punggawanya.

Sidang Istana

Munding Bodas membawa pesan yang ia dapat dari warga yang melapor.

"Maaf Gusti Prabu, hamba ingin menyampaikan pesan dari Rakyat yang sedang membutuhkan bantuan kita!"

"Katakan!"

"Gusti Prabu, salah satu Rakyat yang memiliki ladang gandum tiba tiba melapor kalau ladangnya dirusak oleh sekelompok hewan liar Gusti dan dia meminta bantuan agar Gusti berkenan membantunya agar ladangnya tidak diganggu dan dirusak oleh hewan liar!"

"Baiklah, aku akan membantunya. Bawakan peta Istana Pajajaran!"

Salah satu Prajurit membawa peta Istana dan menyerahkannya  ke Prabu.

"Kita akan membangun sebuah tembok besar di dekat ladang gandum miliknya agar ladangnya tidak diganggu oleh hewan liar kembali!"

Saat sedang berdiskusi, salah satu Rakyat masuk ke Sidang Istana tanpa izin.

"Gusti Prabu, kau harus membayar atas semua kejahatan yang kau lakukan!"teriak Rakyat itu.

"Berani sekali kau  membentakku, apa yang membuatmu berani membentakku?"

"Karena ucapan Gusti yang menyetarakan diri Gusti dengan Dewata Agung maka dari itulah Dewata Agung murka Gusti. Dewata Agung mengutuk kami dengan membuat lahan pertanian kami menjadi kering dan tidak subur, Gusti!"

"Kau tidak perlu khwatir karena aku akan menyuruh bawahanku untuk menanam kembali lahan pertanianmu!"

"Terima kasih Gusti"

Prabu mengangguk dan menyuruh Rakyat tadi keluar.

Prabu melanjutkan diskusinya dengan para punggawanya.

"Baiklah, aku sudah memutuskan kalau kita akan membangun sebuah tembok besar di sebelah utara Istana agar sekelompok hewan hewan liar itu tidak menganggu lahan Rakyat kembali. Maung Bodas, pergilah ke arah utara istana dan suruh beberapa prajurit membangun sebuah tembok besat disana!"

"Sendika Gusti Prabu"

Perintah Prabu langsumg dilaksanakan oleh Maung Bodas.
Ia membawa beberapa prajurit bersamanya dan pergi ke arah utara Istana.

Sesampainya disana, Maung Bodas langsung memberikan perintah kepada para prajuritnya.

"Mulailah bangun sebuah tembok besar disini dan jangan sampai ada kesalahan!"

"Sendika Ki Maung!"

Tiba tiba, saat para prajurit pajajaran hendak membuat pondasi tembok, salah satu Rakyat mengentikan mereka.

"Jangan gunakan lahan ini untuk pembangunan!"

Maung Bodas bertanya kepada sang pria.

"Tapi kenapa Kisanak?"

"Apa kalian tidak melihat kuburan yang disini, ini adalah kuburan keramat nenek moyang kami dan kami tidak akan membiarkan kuburan nenek moyang kami dihancurkan oleh kalian semua!"

V.O Maung Bodas
"Bagaimana ini, pria ini menolak pembagunan sebuah tembok di wilayah ini karena ada sebuah makam keramat milik nenek moyangnya. Aku harus kembali ke Istana dan melaporkan ini kepada Gusti prabu!"

Maung Bodas kembali lagi ke Istana untuk melapor dengan Prabu.

Sesampainya di Istana, dengan cepat Maung Bodas menemui Prabu di aula sidang istana.

"Apakah semuanya lancar saudaraku?"

"Maaf Gusti Prabu, semuanya tidak lancar karena salah satu Rakyat menolak pembangunan tembok disana karena disana terdapat makam keramat milik nenek moyang mereka!"

"Berani sekali mereka melawan perintahku!"

Prabh berdiri dari tempatnya dan berteriak memanggil beberapa prajuritnya.

"Prajurit, usir semua Rakyat yang berani membantahku untuk pembangunan tembok besar disana.  Apapun yang terjadi aku akan membangun tembok besar disana walaupun harus menghancurkan makam tidak berguna itu!"teriak Prabu.

Perintah Prabu langsung dilaksanakan oleh Prajurit Pajajaran dan dipimpin oleh Maung Bodas.

Sesampainya disana, banyak Rakyat yang menentang keputusan Prabu untuk membangun sebuah tembok disana.

Dengan kasarnya, para prajurit suruhan Prabu memukuli Rakyat yang menentang keputusan Prabu.

"Ini adalah keputusan dari Prabu Siliwangi dan kalian semua harus mematuhinya!"

Rakyat yang dipukuli oleh para prajurit hanya bisa pasrah.
Mereka tidak bisa melawan prajurit sebanyak itu.

Beberapa prajurit yang lainnya mulai membangun pondasi di tempat lahan makam keramat itu.

Maung Bodas hanya diam, ia tidak bisa berkata apa apa.

Prajurit Pajajaran memukuli beberapa Rakyat hingga babak belur dan terluka parah.

"Kami semua Rakyat yang ditindas oleh Gusti Prabu Siliwangi tidak terima akan penghinaan ini, Kami mengutuk Prabu Siliwangi dan seluruh Istananya. Semoga Dewata Agung memberikan balasan atas perbuatan Prabu kepada kami!"

Maung Bodas akhirnya buka suara.

"Aku mohon jangan berkata seperti itu, Gusti Prabu berniat membantu agar lahan pertanian kalian tidak diganggu!"

"Membantu katamu Ki Maung? Raja mana yang berani menindas Rakyatnya sendiri demi keuntungannya sendiri. Prabu Siliwangi berani menghancurkan makam keramat nenek moyang kami maka dari itulah kami mengutuk Prabu Siliwangi kalau sebentar lagi, pembangunan tembok besar ini akan membawa bencana besar bagi Pajajaran!"

Maung Bodas hanya bisa diam karena ia tidak bisa berbuat apa apa.

2 hari berlalu...

Pondasi tembok sudah mulai terlihat.

Kabar menggembirakan itu membuat Prabu senang.

"Bagus saudaraku, kau membuat mereka sadar akan pentingnya membangun sebuah tembok disana!"

Tidak lama setelah pembangunan tembok besar itu, Pajajaran dilanda bencana kekeringan.

Banyak Rakyat yang melapor kepada dirinya untuk meminta bahan bahan pokok.

"Gusti, kami memohon kepadamu berikan kami sedikit bahan bahan makanan dari gudang istana Gusti, banyak Rakyat mati kelaparan karena kekurangan makanan Gusti!"

"Baiklah, aku akan memberikan sedikit bahan bahan pokok kepada kalian dari gudang istana!"

Prabu menyuruh Munding Bodas untuk mengambilkan sedikit bahan makanan kepada warga yang membutukan tapi sayang...

"Dimana bahan makanannya, Saudaraku?"

"Maaf Gusti prabu, gudang bahan bahan makanan pokok kita semakin menipis Gusti dan saat dihitung, bahan pokok makanan itu hanya cukup untuk keluarga istana Gusti!"

"Lalu, apa yang harus kita lakukan. Banyak Rakyatku mati kelaparan karena bencana kekeringan ini!"

"Kita tidak punya pilihan lain Gusti selain memerintahkan beberapa Prajurit untuk pergi meminta bahan pasokan makanan kepada Kerajaan tetangga!"

"Kau benar saudaraku!"

Secara tiba tiba, Kian Santang hadir di Sidang Istana.

"Ayahanda, biarkan aku yang pergi untuk meminta bahan pasokan makanan kepada Kerajaan tetangga!"

"Tidak putraku, keberadaanmu sangat dibutuhkan disini!"

"Ayahanda, aku adalah Putra Mahkota dan kewajiban ku adalah membantu Rakyatku yang sedang kesulitan. Sekarang Pajajaran sedang dilanda bencana kekeringan dan aku tidak bisa tinggal diam melihat Rakyatku mati kelaparan, Ayahanda!"

"Baiklah Putraku, kau akan pergi dengan pengawalan yang sangat ketat!"

"Baiklah Ayahanda!"

Saat hendak pergi, langkahnya ditahan oleh Munding Bodas.

"Tunggu Raden!"

Kian Santang membalikan badannya ke arah Munding Bodas dan bertanya.

"Ada apa paman?"

"Raden tidak bisa pergi melalui jalur darat karena jalur darat sangatlah berbahaya dan lagipula Raden adalah Putra Mahkota. Keselamatan Raden sangat diutamakan!"

"Lalu, aku harus melalui jalur mana Paman agar sampai di Kerajaan tetangga dan meminta bahan pasokan makanan?"

"Jalur Laut, Raden. Paman akan memerintah para prajurit Pajajaran membuatkan Kapal Layar besar agar Raden bisa sampai ke Kerajaan tetangga untuk mrminta bahan pasokan makanan!"

Prabu mencela perkataan Munding Bodas.

"Apa yang dikatakan oleh Munding Bodas itu benar Putraku. Ayahanda tidak ingin keselamatanmu dalam bahaya maka dari itu Ayahanda akan memerintahkan beberapa prajurit yang sudah sangat ahli dalam membuatkan Kapal Layar besar dan setelah Kapal Layar itu selesai dibuat maka kau bisa pergi, Putraku!"ucap Prabu sambil menepuk bahu Kian Santang.

"Baik Ayahanda!"jawab Kian Santang sambil tersennyum.

Pertama Kalinya, cuma disini kalian bisa mendengar Aden akan berlayar menggunakan Kapal Layar besar untuk membantu Rakyatnya yang sedang kelaparan😃🖒

NEXTEPISODE, ADEN AKAN BERLAYAR TAPI TIDAK SENDIRIAN😄AKAN ADA YANG MENEMANINYA BERLAYAR NANTI😀...

Continue Reading

You'll Also Like

Duke Carlov By cheliax

Historical Fiction

149K 11.3K 43
Reina Stankof tidak pernah menyangka kalau dirinya kini masuk ke dalam tubuh seorang maid kepercayaan sang Tuan muda di mansion besar ini. Lebih para...
12.1K 864 35
Ketika dunia panggung dan layar menjadi bagian dari hidupnya, Zayliee Avyanna tak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam sekejap. Aktris papan...
Anak Buangan Duke By Luna

Historical Fiction

222K 31.3K 39
[Brothership story!] "Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!" Kalimat itu ditujukan pada Arthevian Montros...
4.4M 584K 69
18+ HISTORICAL ROMANCE (VICTORIAN ERA/ENGLAND) Inggris pada masa Ratu Victoria Sebelum meninggal, ibu dari Kaytlin dan Lisette Stewart de Vere menyer...