Broken Home

By Aliffiah_11

18.8K 1.7K 887

Sebuah keluarga yg didalamnya tidak mendapatkan keharmonisan, membuat seluruh anggotanya terpecah belah. Menc... More

1| Tabiat buruk Fatim
2| Emosi dan Solusi
3| Hati Kecil Fatim
4| Keluhan dan Masukan
5| Perkara Ipa Fisika
6| Musuh Bebuyutan
7| Halaman Belakang
8| Ruang Pengadilan
9| Pertemuan Awal
10| Rumah Sakit
11| Belajar Jadi Adik Yg Baik
12| Dibalik Senyum dan Tawa
13| Flashback 1
14| Flashback 2
15| Warteg or Warkop?
16| Peringatan
17| Bolos Sekolah
18| Kandang Lawan
Visualisasi Tokoh (1)
19| Permohonan
20| Pertandingan
21| Harta, Tahta, Tupperware
22|Ceo of Annoying
23| Pindah Kelas
24| Balap Liar
25| Anak Baru
26| Penyelesaian Masalah
27| Terbongkar
28| Wejangan Fatim
29| Kantor Polisi
30| Tekad Fatim
Visualisasi Tokoh (2)
31| Menghilang
32| Kembali
33| Tom and Jerry
34| Badas Couple
35| Sebuah Janji
37| Back To School
38| XI MIPA 2
39| Gramedia
40| Tumbang
41| Pacar Baru?
42| Perang Saudara
43| Punda-Pundi di New York
44| Menghindar
45| Mencoba Untuk Bangkit
46| Akalanka Family
47| Rencana 2 Bersaudara
48| Eternal Enemy
49| Pertikaian Kecil
50| Im Number Seven!
51| Insting Fatim
52| Fatim dan Kamar Rahasia
53| Cairnya Ego Fatim
54| Awal Mula Kejadian
55| Raga
56| Malam Kejadian
57| Misi Rahasia
58| Rumor
59| Tidak Terduga
60| Air dan Api
61|Ribut Tak Berkesudahan
62| Berakhir?
63| Perselisihan
64| Sebuah Kasus
65| Bosan
66| Lelah
67|Always About Them
68| Gudang
68| Titik Terang?
69| Mommy
70| Memori
71| Awal
72| CCTV
73
PENGUMUMAN

36| Who Are You?!

258 21 12
By Aliffiah_11

"Assalamualaikum..."

Mereka bertiga kompak menoleh kearah pintu yg terdapat seorang pria sedang berjalan menuju kearah mereka.

Sohwa yg melihat itu pun langsung berlari dan memeluk sosok tersebut dan diikuti Thariq dari belakang, sementara Fatim hanya diam sambil memperhatikan orang tersebut.

Saat pelukan itu merenggang, orang tersebut pun menatap kearah Fatim dengan wajah bingungnya namun ukiran senyum masih tercetak jelas diwajahnya.

"Haii" sapa orang tersebut

Fatim hanya menatap kakak dan abangnya, wajah orang itu seperti tidak asing baginya tapi ia lupa dimana ia melihat sosok tersebut.

"Who are you?!" tanya Fatim dengan sedikit menajamkan tatapannya

Orang itu terkekeh pelan, Sohwa dan Thariq pun menghampiri adiknya mencoba untuk memberitahu apa yg terjadi.

"Fatim ga kangen abang?" tanya orang tersebut

Fatim hanya diam karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Tim" panggil Sohwa sambil memegang kedua bahu adiknya

"Hm"

"Fatim waktu itu pernah bilangkan.. Kalau Fatim kangen sama bang Atta?" tanya Sohwa

Mendengar nama tersebut Fatim pun langsung menoleh kembali kearah orang tadi.

"Sekarang Fatim udah tau kan?" tanya orang tersebut

Grep...

1 pelukan lolos ia terima, Fatim memeluk orang itu erat.

"Bang Atta jahat, kenapa baru pulang sekarang!" ucapnya sambil memukuli dada sang abang yg masih didalam pelukannya

"Sorry... Abang baru sempet ketemu sama Fatim, gimana kabarnya?" tanya Atta mengusap kepala adiknya itu

Fatim melepaskan pelukannya dan menatap sang abang dengan tatapan yg sulit untuk diartikan.

"Tidak pernah terlihat baik"

Atta tertawa mendengar itu. Hah... Sudah berapa tahun ia meninggalkan keluarganya? Ternyata adik-adiknya itu sudah tumbuh dewasa, dewasa secara fisik dan pikiran.

"Gimana kabar yg lain?" tanya Atta sambil melepas kacamata hitam yg dari awal setia bertengger di pangkal hidungnya.

Sohwa menggelengkan kepalanya sementara Thariq menaikan kedua bahunya.

"Maaf bang, kita belom tau mereka ada dimana" ucap Thariq

Atta hanya diam sesekali mengangguk maklum, ia pun sudah mencari keberadaan ke-3 adiknya yg lain, sudah mendapat 3 saja ia sudah bersyukur, apalagi kalau semua adiknya ketemu?

Tok... Tok... Tok...

Ketukan pintu barusan membuat mereka kompak menoleh.

"Tuan... Ini pesanannya" ucap seorang pelayan dengan beberapa tas yg berada ditangannya.

"Bawa sini aja pak" pinta Atta sambil menepukan tempat disebelahnya

Pelayan itu mengangguk lalu berjalan kearah mereka bertiga.

"Terimakasih ya pak" ucap Atta sopan

Sang pelayan tersenyum ramah,"Iya... Ada yg bisa saya bantu lagi?"

Atta menggelengkan sebagai jawaban lalu pelayan tersebut pergi meninggalkan mereka.

"Asikkkk oleh-olehhhh" ucap Thariq girang sambil mengambil 1 tas bertuliskan namanya dibagian depan.

Sohwa pun melakukan hal yg sama, mereka berdua sibuk unboxing oleh-oleh miliknya.

"Makasih banggg"

Atta hanya mengangguk lalu beralih menatap Fatim yg masih diam ditempatnya.

"Atim ga mau ambil bagian Fatim? Nanti keburu diambil Thariq" ucap Atta menunjuk tas berukuran besar dengan label nama adik bungsunya.

Memang kalau dilihat-lihat tas milik Fatim lebih besar daripada kedua kakaknya itu, namun mereka tidak mempermasalahkan itu, toh sudah bagiannya masing-masing.

"Fatim juga dapet?" tanyanya menatap wajah abangnya itu

Atta mengusap kepala adiknya itu gemas, "Yaa... Buru liat Fatim dapet apa aja"

Fatim pun menganggukan kepalanya dan merangkak menuju tas miliknya.

"Bermerek semua woyyyy!!" seru Thariq mengangkat baju dan tas selempang miliknya

"Norak ah males" ujar Sohwa menimpuk kepala adiknya dengan bantal sofa, padahal kan emang rata-rata barang adiknya itu selalu bermerek tapi kenapa melihat hadiah yg abangnya kasih ia menjadi norak seperti baru pertama kali memiliki barang yg bermerek?

Sementara di lain sisi Fatim masih sibuk untuk mengeluarkan semua isi di dalam tas miliknya.

"Wahhh" gumamnya dengan wajah berbinar

Ia mendapatkan 3 sepatu, 2 tas, 7 baju, 5 hoodie, 4 celana jeans, 2 jaket jeans, 8 hijab phasmina, dan 3 toples permen sesuai ucapan Sohwa. Entah berapa juta abangnya itu keluarkan untuk ketiga adiknya itu.

"Makasih bangg!!" ucapnya dan kembali memeluk abangnya itu sebentar.

"Iyaaa.... Kamu tauuu, abang susah banget nyari barang yg cocok buat kamu. Berkali-kali abang telpon Sohwa sama Thariq buat nanya style favorit kamu biar ga salah beli" ujar Atta sambil terkikik geli

"Sohwa kira abang ga bakal beliin Fatim permen hihi" ujar Sohwa sambil menenteng setoples permen milik adiknya

"Asal lu tau Tim, abang lu itu bawel banget cuma buat nanya baju kesukaan lu, rasanya pengen gua tebas!" sungut Thariq sambil melirik kearah abangnya itu

"Banyak bacot yee udah dibeliin" cibir Atta

"Nyenyenye"

Mereka pun kembali sibuk mencocokan pakaian mereka sementara Atta yg dicueki pun memilih untuk memainkan handphonenya.

Fatim yg sudah bosan pun kembali membereskan barangnya seperti sedia kala, ia berjalan kearah sofa dan merebahkan dirinya disana.

Ia memilih mendengar debatan tidak berguna yg keluar dari mulut kedua kakaknya sedangkan Atta hanya sesekali menimpali dan menegur keduanya karena berisik.

"Abang tetep disini teruskan?"

"Abang engga kemana-mana lagi kan?"

"Abang ga ninggalin Fatim lagi kan?"

"Abang janji ya jangan pernah tinggalin Fatim"

Atta yg tadinya sedang sibuk membuka aplikasi instagram nya pun langsung menoleh kearah adiknya, Sohwa dan Thariq yg tadinya ramai juga kembali diam sambil melongokan kepalanya kearah adiknya.

"Ngigo?" tanya Thariq yg masih dalam posisi bingungnya

"Kayanya" ucap Atta menimpali

Sohwa berjalan kearah Fatim untuk mengecek apakah tidur atau tidak.

"Ngigo doang" ucap Sohwa sambil menyeka keringat yg membasahi wajah adiknya itu.

Mengingat perkataan adiknya tadi, Thariq menjadi diam dan menatap abangnya itu.

"Abang ga balik ke Inggris lagi kan?" tanya Thariq dengan sedikit menahan nafasnya

Atta menggigit bibir bawahnya. Jujur. Ia tidak mau berpisah lagi dengan adik-adiknya.

"Abang disini cuma dua minggu, abis itu balik lagi kesono" ucap Atta pada akhirnya

Thariq mendesah kecewa, ia kira abangnya itu akan terus menetap di Indonesia.

"Kenapa ga ngurus pindah kesini bang? Kenapa harus disono?" tanya Sohwa dengan raut wajah kecewanya

"Lagi abang urus, semoga aja bisa cepet-cepet pindah kesini tugas abang. Om Farell udah tandatangan kontrak buat dia yg ngurus perusahaan disono" ucap Atta menjelaskan

Sohwa dan Thariq hanya manggut-mangut, mereka mempercayai kinerja abangnya itu. Dari mulai abangnya dibawa paksa oleh Papi untuk memulai menjalankan bisnis walau umur Atta waktu itu masih bisa dibilang belia, Atta tetap terima dengan sepenuh hati dan mengikhlaskan waktu yg seharusnya ia masih bermain dengan temannya digantikan dengan bekerja demi keluarganya, lebih tepatnya untuk adik-adiknya.

"Kita dukung apapun yg abang lakukan asal itu baik" ujar Sohwa dengan senyumannya

Pandangan Atta kini beralih kearah Fatim dan mengusap kepala adiknya itu pelan.

"Abang cuma khawatir kalo Fatim nanti dibawa lagi sama Papi atau mungkin Mommy. Ingetkan kalo sebagian persen warisan Papi sama Mommy jatohnya ke tangan Fatim. Abang takut Fatim diperlakukan sama kaya abang" ucap Atta sedikit menghembuskan nafasnya berat

"Ditambah lagi Papi udah ada di Indonesia" lanjut Atta

Sohwa mengerutkan keningnya, "Sejak kapan Papi disini?"

Atta menaikkan bahunya tanda ia tidak mengetahui hal itu. "Abang cuma dapet info dari temen kalo Papi udah balik ke Indo"

"Kalo Mommy?" tanya Sohwa lagi

"Terakhir kali Oliq tau kalo Mommy ada di Swiss tapi ga tau sekarang ada dimana" ucap Thariq

Atta menolehkan kepalanya kearah adiknya. "Kamu dateng kesini kapan?"

"Maksudnya?" tanya Thariq balik bertanya

"Sebelum kamu ketemu Fatim, kamu lebih dulu tinggal dimana? Di Indo apa di luar?" tanya Atta mencoba menjabarkan

"New York" jawab Thariq cepat

Otak Atta menjadi cepat tanggap dan terus menanyakan kehidupan Thariq sebelumnya.

"Kenapa kamu bisa sampe kesini? Kok kamu tahu keberadaan Sohwa sama Fatim?" tanya Atta penasaran

"Oliq sampe disini sekitar 10 atau 11 bulan yg lalu. Oliq awalnya cuma jalan-jalan doang ke Indo ga ada niat lain lagi, tapi disitu Oliq inget kalo kak Sohwa juga tinggal disini. Oliq coba cari-cari info buat nemuin mereka sampeeeee Oliq ketemu Fatim pas dia pulang sekolah, Thor terus ikutin dia sampe rumah dan dari situ Thariq terus mantau keberadaan tuh anak sampe terakhir Thariq mutusin buat ketemu tatap muka di rumah sakit, cuma ketemu awalnya di jalanan dengan kak Sohwa yg di sandera sama temennya Fatim" jelas Thariq panjang lebar yg kemudian ia berjalan mengambil air untuk menyegarkan tenggorokannya.

"Agak belibet yaa... Tapi bentar, tadi kata kamu apaan? Sohwa di sandera?" ulang Atta sedikit tak percaya

"Yes"

"Tapi kenapa?!" tanya Atta meminta penjelasan

"Thariq ga tau gimana kejadiannya, disitu Thariq cuma hindarin Fatim pas temennya mau nyerang Fatim mendadak" ujar Thariq

"Siapa temennya?!" tanya Atta dengan nada ketidaksukaannya

"Mana gua tau"

Atta mengalihkan pandangannya ke Sohwa, adiknya itu harus menjelaskan secara detail semua yg terjadi.

"Okee Sohwa jelasin. Jadi tuh awalnya Sohwa juga ga tau, Sohwa diajak sama orang yg ngaku-ngaku temennya Fatim katanya Fatim kecelakaan. Yaudah kan karena panik Sohwa ikut mereka aja tapi pas ditengah jalan mereka malah ngejebak, Sohwa udah ga inget segalanya, Sohwa ilang kesadaran trus tau-tau pas bangun hari udah gelap, Sohwa dipaksa buat keluar dari mobil dan disitu muncul Fatim sama temennya" jelas Sohwa sambil terus mengingat, ia sedikit lupa karena kejadian itu sudah terbilang cukup lama walau hanya sekitar 4 atau 5 bulan yg lalu

Atta terdiam sejenak mencoba untuk mencerna setiap perkataan adiknya itu.

"Kejadiannya jam berapa? Malem banget?" tanya Atta

"Sekitar jam 2-an" ucap Thariq yg masih mengingat betul kejadian tersebut

"Fatim ga ada bedanya sama abang. Kalian sama, sama-sama keras kelapa!" kesal Sohwa

"Tau dari mana abang keras kepala? Kita aja baru ketemu sekarang" sungut Atta tak terima

"Dari watak abang aja udah ketauan kalo abang tuh keras kepala. Engga Papi, bang Atta, Jidah, Oliq, Saaih sama Fatim sekalipun kalian tuh sama" ucap Sohwa menatap tajam abangnya itu. Walau ia tidak menghabiskan banyak waktu dengan Sajidah, Thariq, Iyyah dan Saaih, ia cukup tau setiap watak adik-adiknya itu.

"Kak Sohwa juga sama" cibir Thariq

"Kita beda!"

"Sama mahh sama aja, gausah ngelak. Kita terlahir dari perempuan yg sama" tawa Atta setelahnya

"Oke lupakan" ucap Sohwa mengalah

Mereka hening sejenak, hanya terdengar detik jam disana. Entah Thariq yg kembali memainkan playstation-nya, Sohwa yg kembali mengemasi barang-barangnya, dan Atta yg kembali memainkan handphonenya.

"Liq" panggil Atta

Thariq hanya berdehem tanpa menoleh kearah abangnya.

"Tadi kamu bilang sebelom kamu tinggal di Indo, kamu udah lebih dulu tinggal di New York?" tanya Atta yg masih tidak menyerah mencari petunjuk untuk menemukan saudaranya yg lain.

Thariq menepukan tangannya dengan sedikit bersorak, "Seratus buat lo"

"Terus Jidah, Iyyah sama Saaih kemana? Kok ga ikut sama lu?" tanya Atta lagi

Thariq kembali diam, ia mencoba mengingat kejadian beberapa waktu kebelakang saat mereka terpisah satu sama lain.

"Gua udah ga ketemu lagi sama mereka selama 4 tahun. Jadi awalnya, Saaih sama Iyyah yg duluan kabur dari rumah, ga ada yg tau mereka pergi kemana. Abis itu disusul kak Jidah, waktu itu dia bilangnya mau study tour ke Malaysia tapi ga pulang-pulang sampe sekarang" ucap Thariq apa adanya.

"Trus kamu? Di New York tinggal sama Mommy?" tanya Sohwa penasaran

"Sudah tentu jawabannya tidak. Oliq kabur dari rumah pas Mommy ada undangan gala premiere di Australia" ucap Thariq dengan kekehannya

"Sebelom kamu tinggal di NYC. Kalian tinggal dimana?" tanya Atta yg masih ingin mengumpulkan semua informasi

"Hm... Australia" jawab Thariq

"Dari Australia trus lu kabur ke NYC?" tanya Atta lagi yg langsung diangguki oleh adiknya itu.

"Wawww impesiv..."

Sang Papi yg sejatinya seorang CEO besar diberbagai negara terutama Indonesia dan sang Mommy yg berprofesi sebagai aktris papan atas merupakan perpaduan yg sempurna dan jarang sekali semua orang mendapatkan kesempurnaan tersebut. Namun sayang... Tidak selamanya bersatu, sifat mereka sangat berbanding terbalik tidak seperti apa yg orang pikirkan.

"Wait... Kamu tau kalo Sohwa ada di Indonesia dari siapa?" tanya Atta yg kembali penasaran

"Temen"

Atta menganggukan kepalanya pelan.

"Abang mohon ke kalian buat jaga Fatim, jangan sampe dia jatoh lagi ketangan Papi sama Mommy" ucap Atta dengan sangat amat memohon

Sohwa dan Thariq pun mengangguki ucapan abangnya itu, entah bagaimana nasib Fatim saat kembali diambil oleh salah satu dari orang tuanya nanti.

_________________________________________

Orangnya belom pada muncul tapi peringkat nya udah naik:)
Thank you so much guyss 🙆💛

_________________________________________

GENGSSSSSS

THANKS YAA UDAH BACAA!!

NOTE: INI CUMA KHAYALAN AUTHOR DOANG YAAA, JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE.... AMBIL YG BAIKNYA AJA.. OKEYYYY....

SAMPAI KETEMU DI PART 37 NANTI!!!

DON'T FORGET TO FOLLOW, VOTE AND COMMAND YAAAA.....

SEE YOU NEXT PARTT
BABAYYY

_________________________________________

JANGAN LUPA JUGA BUAT FOLLOW
INSTAGRAM

@aliffiah_11
@fatimahhalilintar

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 33.9K 33
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

4.6M 292K 42
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
2.5M 168K 55
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
780K 58.8K 31
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...