Bruk!
Aku memekik tertahan menabrak sosok berbadan tinggi dengan rahang yang tegas, buku-buku di tanganku berjatuhan. sontak aku membungkuk meminta maaf kemudian mengambil buku-bukukku yang berjatuhan. Sosok itupun ikut mengambil buku yang berjatuhan juga. Lalu ia memberikannya kepadaku. Aku hanya menunduk, tak berani melihat matanya namun aku dapat melihat beberapa bagian wajahnya dan... rahangnya? Rahangnya yang tegas.
Aku segera melanjutkan arah tujuanku, namun langkahku terhenti ketika sosok tersebut memanggil namaku. Loh, tahu darimana dia? Pedeku dalam hati.
Aku membalikan badan dan menatapnya. Benar-benar menatapnya dengan dua pasang bola mataku yang sedang menubruk tatapannya.. Ternyata, bukan rahangnya saja yang tegas. Namun, tatapan matanyapun tegas dan terlalu mengintimidasi. Sosok tersebut menatapku dalam diam dan menusuk untuk seperkian detik, aku sedikit mengerutkan alisku sebagai tanda tanya -lo kenal gue?-
Sosok itu melangkah dan mulai membasahi bibirnya, menyingkap belah tengah rambutnya kemudian sedikit mengangkat dagunya. Cihh, pamer rahang? Dia fikir aku akan terangsang hanya melihat rahangnya yang tegas? Siapa dia.
"lo..." belom sempat aku bertanya
"pulpen kamu jatoh. saya tau nama kamu, dari buku tadi yang sempet jatoh terus saya BANTU ambilin."ucapnya di penekanan kata 'bantu'
Aku melongos. formal sekali cara bicaranya. Dia hidup di tahun berapa sih? Aku lihat-lihat seperti senior sombong kampus pada umumnya. Oke, aku akui dia bisa menebak isi pikiranku. Tapi perlu ya menyindir seperti itu? Aku menatapnya sedikit enggan lalu mengucapkan kata terimakasih kemudian berlalu begitu saja.
***
Hari ini jadwalku sedikit padat, aku itu mahasiswa mutasi dari kampus lain, tidak perlu mengulang semester untuk pindah, aku tetap melanjutkan semesterku asal jurusannya masih sama, dan kampus menerima mahasiswa mutasi. Tidak semua kampus sih, hanya beberapa.
Sesampainya aku di perpustakaan kampus –yang memang tujuan awalku- aku segera mencari buku yang ingin aku baca.
Rak demi rak aku telusuri...
aku hanya sedang mencari buku yang seru aja btw. Hahaha, karna aku anak pindahan jadinya aku gatau mau main sama siapa. Lorong demi lorong aku lewati, mencari buku yang menurutku asik untuk di baca.
Tiba-tiba aku mendengar suara aneh dari ujung lorong buntu sana, memang ada sebuah space sempit di ujung sana. suara hempasan tembok sana-sini dan suara decitan lenguhan yang aku gatau itu apa....
tikus? Pikirku
Aku menghampiri sumber suara tersebut dengan perlahan, mengambil buku dari salah satu rak, dan siap memukul jenis apa saja yang ada dibalik lorong space buntu tersebut. Sampai aku sudah tiba di ujung lorong, aku mengintip dari balik dinding yang menghalangi.
Demi dewa apapun yang ada di muka bumi ini, aku membelakan mataku terkejut, mengetahui apa yang baru saja aku lihat. bukannya menutup mata dengan buku yang aku genggam, tetapi aku hanya menutup mulutku dengan buku tersebut. Mataku terus bekerja melihat adegan yang ada di depan sana. Sumpah. aku terkejut bukan main! adegan seorang laki-laki dengan hidung mancung dan anting di telinganya sedang--
ah ngapain ya?
HAAALLLLOOOOOO HAHAHAHAHAHAH
Episode satu pemanasan dulu ya bun, wkwkwk. maap sedang tertawa jahat banget ini aku. jangan marah bun, pemanasan dulu bun. yuk tahan yuk. JANGAN LUPA FOLLOW IG/TWITTERKU @Ontahe BUAT INGETIN AKU YA KALO MISALNYA AKU ADA ANAK DISINI YANG HARUS DI URUS CERITANYA WKWKKWKWKWK BUBAY MWAH :*