Hate or Love (Completed)

By nurkhofifah21

4.4K 1.3K 335

"Maksud kamu apa bilang aku pacar kamu?" Tanya Clara tak suka. "Mulai sekarang lo pacar gue!"Ucap Nichol tega... More

Clarissa Deolinda
Nicholas Pratama
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Epilog

Chapter 4

169 67 17
By nurkhofifah21

Clara yang dibawa secara paksa oleh Nichol pun kesal. Setelah berada di parkiran tepatnya di sebelah mobil Nichol, Clara pun menghentakkan tangannya yang dipegang oleh Nichol. 

"Maksud kamu apa bilang aku pacar kamu?" Tanya Clara tak suka.

"Mulai sekarang lo pacar gue!"Ucap Nichol tegas.

"Aku enggak mau." Tolak Clara.

"Gue enggak peduli pendapat lo."

"Mau kamu sebenarnya apa sih?"

"Kan gue udah bilang, gue mau lo jadi pacar gue."

"Dasar cowok gila."

"Bilang apa lo barusan?" Tanya Nichol dengan nada yang tidak santai.

"COWOK GILA!" Teriak Clara.

Nichol yang kesal pun menyeret Clara untuk masuk ke dalam mobilnya. Clara yang tidak mau pun memberontak sekuat tenaganya, tetapi usahanya itu sia-sia karena kekuatan Nichol lebih besar darinya.

"Lepasin aku!" Teriak Clara.

"Aku bilang lepasin!" Teriaknya lagi.

"Diam!" Seketika Clara pun langsung diam.

Nichol langsung menjalankan mobilnya, tak lama kemudian Clara pun membuka suaranya kembali yang membuat Nichol pusing mendengar ocehannya.

"Kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Clara.

"Gue itu lagi nanya, lo bisu apa gimana sampai enggak bisa ngejawab pertanyaan dari gue." Ucap Clara yang mengulang perkataan Nichol padanya tadi.

Nichol Pov.

Ini cewek bikin orang naik darah terus, kalau bukan cewek udah gue tonjok tuh mulutnya. Kalau dia enggak nyakitin Alya, mana mau gue berurusan sama cewek kaya dia. Gue enggak bisa biarin ini cewek ngerusak kebahagiaan Alya, bagi gue kebahagiaan Alya itu paling penting. Apalagi setelah melihat Alya menangis kaya kemarin, gue janji akan membuat dia merasakan apa yang Alya rasakan.

"Nichol kamu itu ngedengerin aku enggak sih?" Tanya Clara kesal.

"Berisik!" Jawab gue yang sama kesalnya.

"Dari tadi aku nanya, kamu mau bawa aku ke mana? Terus aku juga enggak mau jadi pacar kamu!"

Memang lo pikir gue mau pacaran sama lo? Kalau bukan demi Alya gue juga enggak sudi!

"Apartemen."

"Kalau mau nganterin pulang bilang dong dari tadi, jadinya aku enggak berpikiran yang aneh-aneh."

"Pakaian lo ada kan di apartemen?" Gue baru ingat kalau sekarang dia tinggal di rumah Alya. Semoga aja pakaian dia masih ada yang di apartemen jadi gue enggak usah beliin dia pakaian, karena sekarang gue enggak mungkin ngambil pakaian dia ke rumah Alya.

"Ada lah, walaupun kemarin aku nginep di rumah Alya tapi sebagian lagi pakaian aku masih ada di apartemen. Kamu ngapain nanya pakaian aku ada apa enggak?" Tanya Dia lagi.

"Enggak usah banyak tanya!"

"Giliran dia nanya harus di jawab pas giliran aku nanya malah di cuekin." Gumam Clara yang masih bisa gue dengar.

"Cepat turun!" Ucap gue saat sudah tiba di gedung tempat tinggal Clara.

"Iya-iya bawel."

"Kamu ngapain ikut turun juga? Udah sana pergi gusah nganterin sampai depan apartemen aku." Gue yang dengarnya pun kesal sendiri.

"Yaudah lah terserah kamu." Ucap Clara lagi mungkin karena gue mengabaikan pertanyaan dia.

"Cepat kemasin barang-barang lo!" Suruh gue saat sudah di depan apartemen Clara.

"Lah buat apa?"

"Udah cepat jangan banyak tanya." Ucap gue mengabaikan pertanyaan.

"Apaan sih enggak jelas." Gue yang melihat dia mau masuk ke apartemen pun langsung mencegahnya.

"Kemasin barang-barang lo sekarang atau gue sendiri yang ngelakuinnya!" Ancaman gue barusan berhasil membuat dia menuruti perkataan gue. Kayanya ini cewek harus diancam dulu biar patuh sama gue.

Nichol pov end.

Clara mengemasi barang-barangnya dengan wajah yang kusut. 

"Dasar cowok enggak punya perasaan hobinya mengancam aku mulu." Gumam Clara yang terdengar oleh Nichol.

"Gue dengar." Sahut Nichol.

"Giliran aku nanya enggak pernah dijawab." Kata Clara dengan sebal.

"Udah cepetan ngeberesinnya, kalau enggak sama gue."

"Enggak usah makasih, yang ada nanti barang-barang aku rusak." Tolak dengan senyum yang dipaksakan.

"Makanya cepetan jangan ngomel mulu." 

"Iya-iya bawel banget sih jadi cowok."

Akhirnya Clara pun selesai berkemas, Clara pun mengikuti Nichol sambil membawa kopernya.

"Tuh cowok enggak ada niatan gitu bawain koper aku." Gumam Clara saat Nichol berjalan begitu saja tanpa menghiraukannya.

"Jalannya bisa cepetan enggak sih?" Kata Nichol saat melihat Clara berada agak jauh di belakangnya. 

"Berat tau, lagian bukannya ngebantuin aku malah pergi gitu aja."

"Kata siapa bawa barang banyak banget."

"Dasar cowok enggak punya perasaan." Kata Clara dengan suara yang besar.

Nichol tidak menghiraukan ucapan Clara barusan. Mereka pun masuk ke dalam mobil, di dalam mobil pun Clara masih mengomel tidak jelas karena merasa kesal kepada Nichol.

"Bisa enggak sih lo diam, berisik tau."

"Terserah aku dong, lagian ini juga mulut aku bukan mulut kamu. Kalau kamu risih tinggal tutup aja telinga kamu jadi kamu enggak akan dengar suara aku." Clara pun sudah tidak bisa menahan kekesalannya lagi kepada Nichol.

"Lo itu ya..."

"Apa?" Ucap Clara memotong perkataan Nichol.

"Makanya kasih tau aku kita mau ke mana?" Ucap Clara lagi.

"Ke rumah gue." Niat Nichol menjawab pertanyaan Clara itu agar Clara berhenti berbicara yang tidak jelas, tetapi sekarang yang ada Clara malah makin banyak berbicara yang membuat Nichol sendiri pusing entah harus menjawab pertanyaan yang mana dahulu.

"Dari tadi itu aku lagi nanya sama kamu, tapi kamunya malah diam aja." Kata Clara.

"Berisik! Gue pusing dengarnya."

"Ish."

Suasana pun menjadi hening, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tapi tak lama setelah itu Clara pun kembali bertanya. "Kita mau ngapain ke rumah kamu?"

"Pulang." Jawab Nichol singkat.

"Itu kan kamu, terus aku gimana?"

"Nichol!" Panggil Clara.

"Turun!" Suruh Nichol.

"Apa?" Bingung Clara.

"Turun, memang lo mau diam di mobil terus?" Clara pun langsung turun dari mobil Nichol.

"Nih koper lo."

"Cepat masuk! Malah diam di situ." Ucap Nichol lagi.

Clara pun mengikuti Nichol sambil membawa kopernya.

"Assalamualaikum." Kata Nichol sambil membuka pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab seseorang.

Orang itu adalah Dinda Pratama biasa di panggil Dinda , yang merupakan Ibu Nichol.

"Loh ini siapa kak, kayanya bunda pernah lihat deh tapi di mana ya?" Ucap Dinda sambil mengingat-ingat kembali.

"Teman Nichol bun namanya Clara." Jawab Nichol.

"Oh iya kita pernah ketemu waktu di mal kan? Waktu itu kamu ngembaliin dompet tante yang jatuh."

"Iya tan." Jawab Clara.

"Kalau tante tau kamu teman Nichol pasti langsung tante ajak main ke sini. Oh iya, nama tante Dinda Pratama."

"Clarrisa Deolinda biasa di panggil Clara tan." 

"Loh itu koper siapa?"  Tanya Dinda saat melihat sebuah koper yang berada dekat dengan mereka.

"Itu punya Clara bun, mulai hari ini dia nginep di sini." Jawab Nichol.

"Apa?" Kaget Clara, setelah menyadari bahwa ada orang lain dia pun langsung menutup mulutnya.

"Itu pun kalau boleh, kalau enggak juga enggak apa-apa." Gugup Clara karena dari awal Nichol tidak pernah bilang bahwa dia akan menginap di rumahnya.

"Bukannya enggak boleh, memang orang tua kamu di mana apalagi kamu ini perempuan?" Tanya Dinda.

"Papa ada di Italia kalau mama udah meninggal waktu aku masih kecil dan aku lagi liburan di sini." Jawab Clara sedih.

Nichol pun baru tahu kalau Clara sudah tidak punya seorang Ibu.

"Maafin tante udah ngebuat kamu sedih, mulai sekarang kamu boleh panggil tante bunda. Kamu juga boleh nginep di sini anggap kaya keluarga sendiri aja."

"Makasih bun." Clara pun menangis karena ini pertama kalinya setelah bertahun-tahun tidak pernah memanggil seseorang dengan sebutan ibu.

Nichol yang melihat Clara menangis di pelukan ibunya pun merasa tersentuh. Dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa ibunya, mungkin jika itu terjadi tidak akan ada dirinya yang sekarang.

"Apa tindakan gue sekarang itu benar?" Batin Nichol.

"Kak tolong bawain koper Clara ke kamar tamu ya!" Kata Dinda kepada Nichol.

"Enggak usah biar sama Clara aja." Tolak Clara saat dirinya sudah merasa lebih baik.

"Udah biar sama Nichol aja, biar sekalian nunjukin kamarnya."

"Iya Bun." Jawab Nichol.

*****

Setelah Clara membereskan barang-barangnya, dia baru sadar kalau ponselnya tidak ada.

"Pasti ketinggalan di apartemen." Gumam Clara.

Clara pun keluar dari kamarnya dan menghampiri Dinda yang sedang menonton televisi.

"Bun liat Nichol enggak?" Tanya Clara.

"Kakak ada di kamarnya, kamu ke atas aja."

Setibanya Clara di depan kamar Nichol, dia langsung mengetuk pintu. Tak lama setelah itu Nichol pun membukakan pintunya.

"Ada apa?" Tanya Nichol.

"Ponsel aku kayanya ketinggalan deh di apartemen, soalnya pas aku cari-cari juga enggak ada."

"Terus hubungannya sama gue apa?"

"Ya kamu anterin aku ke apartemen lagi lah buat ngambil ponsel." Ucap Clara kesal.

"Ambil aja sendiri, gue malas."

"Masalahnya aku enggak tau arah ke apartemen." Jelas Clara.

"Dan aku juga enggak berani kalau harus keluar sendirian, takutnya nanti ketemu Leo."  Batin Clara.

"Kalau ponsel dia enggak ada berarti dia enggak  akan bisa ngehubungin Albert lagi." Batin Nichol.

"Nomor ponsel siapa aja yang lo ingat?" Tanya Nichol tiba-tiba.

"Papa, memangnya ada apa?" Bingung Clara.

"Besok gue beliin ponsel baru buat lo." Ucap Nichol mengabaikan pertanyaan Clara.

"Mau kamu apa sih? aku enggak ngerti deh sama jalan pikiran kamu. Kalau kamu enggak mau nganterin, yaudah pesanin taksi online buat aku!" Kata Clara.

"Kan gue bilang gue akan beliin ponsel baru buat lo."

"Aku enggak mau, lagian semua datanya ada di ponsel aku." Ucap Clara yang bersikeras.

"Gue beliin lo ponsel baru atau gue enggak akan ngebantuin lo sama sekali."

"Yaudah iya-iya, terserah kamu aja yang penting aku bisa ngehubungin papa." Clara pun pergi dengan wajah yang kesal.

*****

Nichol baru saja selesai bermain gim, dia pun turun ke bawah karena sebentar lagi ayahnya pulang dan mereka akan makan malam bersama.

"Masak apa bun?" Tanya Nichol saat tiba di dapur.

"Ayam goreng kesukaan kamu." Jawab Dinda.

"Bunda ini sayurannya udah Clara potong-potong." 

tingtong... tingtong...

"Kak tolong bukain pintunya!" Nichol pun langsung pergi ke depan untuk membukakan pintu.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam yah." Jawab Nichol sambil mencium telapak tangan Daniel.

Daniel Pratama biasa di panggil Daniel adalah ayah dari Nichol.

"Kata bunda kamu bawa teman ke rumah?"

"Iya yah, enggak papa kan?" Tanya Nichol yang khawatir ayahnya akan marah.

"Iya enggak papa, lagian bunda juga udah ngejelasin semuanya sama ayah."

"Yah." Kata Dinda sambil mencium telapak tangan Daniel.

"Jadi ini teman kakak yang dimaksud bunda." Clara yang diperhatikan Daniel pun salah tingkah bercampur gugup.

"Kenalin om nama aku Clara." Ucap Clara memperkenalkan diri.

"Panggil ayah aja enggak papa." Kata Daniel sambil tersenyum.

"Ayah mau mandi dulu, setelah itu kita makan malam bareng." 

Setelah Daniel selesai mandi, mereka pun makan malam bersama. Setelah menghabiskan waktu bersama, mereka pun pergi ke kamarnya masing-masing karena sudah larut malam. Saat tengah malam Clara terbangun dari tidurnya karena merasa haus, dia pun pergi ke dapur untuk mencari air minum. Saat Clara akan kembali ke kamarnya, dia tidak sengaja menabrak sesuatu karena dia tidak dapat melihat dengan jelas. 

"Aaaa." Teriak Clara saat sudah sadar yang dia tabrak itu Nichol, walaupun gelap karena lampunya tidak dinyalakan Clara sadar bahwa Nichol sedang tidak memakai baju. Clara mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Nichol.

"Berisik! Kalau orang tua gue bangun gara-gara lo gimana?" Ucap Nichol yang  membekap mulut Clara.

"Iya maaf, lagian kamu bikin orang kaget aja." Kata Clara saat Nichol melepaskan tangannya dari mulut Clara.

"Terus gue harus teriak-teriak kayak lo barusan gitu, biar lo tau gue ada di sini."

"Tau ah aku mau ke kamar lagi." Clara yang salah tingkah pun langsung berlari menghindari Nichol.

#TBC

Continue Reading

You'll Also Like

126K 6.2K 24
SELESAI~ Bagian ke 2 dari RAJA Waktu memang merubah semuanya. Rasya Cheryl Holda kembali di kota penuh kenangan. Bandung. Setelah 3 tahun hidup di ne...
154K 6.8K 63
Ini tentang cerita Nara dengan seorang ketua Genk bernama Beno. Memang dari awalnya sudah salah, Beno yang mengetahui Nara mencintai dirinya mendekla...
51.9K 4.6K 61
BELUM DIREVISI Judul awal : Topeng ________-----_______ Sejak kepergian kedua orang tuanya, dan hilangnya sang kakak, CLARRISA harus tinggal bersama...
AV By s h e y

Teen Fiction

2.8M 242K 42
Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya...