"You killed me, twice."
"But I saved you, twice."
"It's time to Marijuana!"
Jeno dan Jaemin menari, menyilangkan koktail. Di sudut lain ada beberapa pasang yang sedang bercumbu, decak musik yang bising, dan lantai tari yang dipenuhi orang-orang asing yang sedang mabuk dan menciptakan kekacauan lain.
Gambaran yang menyedihkan ini mengganggu Jay. Being left, bisiknya.
Grab- Seseorang meraih pergelangan tangannya kasar lalu menariknya menjauh. Namun bahunya ditahan oleh Jeno.
"Hey, siapa kau?" Teriak Jeno pada lelaki tadi.
"Aku? Kekasih orang ini." Jay yang sudah setengah mabuk memasrahkan tubuhnya diseret paksa oleh lelaki berjaket kulit yang mengaku sebagai kekasihnya.
"JAY KITA BAHKAN BELUM MULAI! SELAMAT BERSENANG-SENANG!" Teriak Jaemin yang disusul tawanya.
Setelah cukup jauh dari bar, Jay melepas paksa genggaman tangan itu.
"Sejak kapan aku punya kekasih lelaki, huh?" Ucapnya dingin.
Haruto berbalik, "Kau pikir aku gila? Cih, kalau bukan karena Senior Zico yang memintaku menjemputmu di tempat setan begini, mana mungkin aku mau."
Ah, Jay mengangguk. Ia hampir saja menebak kedatangan Senior Zico yang sudah Ia anggap sebagai saudara kandung sejak bertemu beberapa tahun yang lalu.
"Ayo." Haruto menyerahkan helm pada Jay. Ruto melajukan motornya.
"I saved you, twice."
"Ros, ayolah jangan kekanak-kanakan begini. Okay, kalau memang keadilan yang kamu tuntut dari aku. Dengerin baik-baik, sesuai permintaanmu. Aku bakal bolehin kamu selingkuh sama Juyeon, gimana?" Jaehyun menatap yakin pada Rose.
PLAK!
Tamparan tadi berbalik. Rose menampar keras Jaehyun.
"Kau pikir negosiasi tak berperasaan itu akan aku terima? Dasar bajingan." Umpat Rose sebelum meninggalkan Jaehyun yang memegangi ujung bibirnya yang terkena sayatan cincin pernikahan di tangan Rose.
"You killed me, twice."
Rose menepuk dada Jaehyun kemudian hilang di balik pintu.
Rose meredam emosinya, menepuk dadanya yang lagi-lagi sesak. Ia menyalakan televisi.
Seorang lelaki berusia sekitar tujuh belas tahun melakukan aksi bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari Jembatan. Saat ini tubuh korban belum ditemukan.
Sebuah berita yang membuat Rose merinding. Tiba-tiba saja Ia teringat suara senapan. Bahkan hari ini Ia belum bertemu dengan kedua putranya.
Rose bergegas menuju kamar Jungwon, "WON, kamu di dalam nak? Ini mama."
Pintu terbuka, namun tak ada penampakan Jungwon di dalam. Rose mengecek seisi kamar, namun tak ada tanda-tanda keberadaan Jungwon.
"JAE! Jungwon dimana?"
Jaehyun membesarkan matanya, Ia tak ingat hari ini bertemu dengan Jungwon. Jaehyun meraih ponsel dan menghubungi Jungwon.
Rose panik, wajahnya memucat. Refleks Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Jaehyun. Begitu pula Jaehyun yang tak tega melihat Rose khawatir.
"Tenang, kita pasti bertemu Jungwon."Ucap Jaehyun seraya mengelus lembut lengan Rose yang hampir pingsan.
Jay dan Haruto sampai di cafe Zico. Ia segera menghampiri Zico yang sedang merokok di balkon cafe.
Drrt, ponsel Jay bergetar. Satu panggilan dari Jaehyun, ayahnya. Ditolak, Jay masih tak sudi menerima panggilan Jay.
Jay menyesap rokok di tangan Zico. Sial, kenapa pikiranku berantakan begini.
Rrring!
Zico mengangkat telpon selama beberapa menit. Setelah itu Ia mendekati Jay, menepuk pundaknya.
"Pulang sekarang." Disambut tatapan tajam Jay yang mengisyaratkan penolakan.
"Jungwon hilang."
Satu kalimat yang membuat Jay terperanjat. Pikiran lelaki itu kosong, Haruto terpaksa menyadarkan Jay.
"EY, kau yakin Jungwon sudah lepas dari geng Felix? Aku dengar terakhir kali Jungwon dipukuli. Kau yakin Jungwon tidak dibully?"
Pikiran Jay kalut. Tangan gemetarnya segera merampas kunci motor Haruto.
"AYO. Kita ke markas mereka."
Tiga puluh menit yang lalu ...
Jungwon berjalan mendekati sebuah minimarket. Ia menutup wajahnya dengan masker hitam.
Tepat pukul sepuluh, seorang gadis berkaos putih dan mengenakan celana denim keluar dari minimarket. Sepertinya Ia baru saja selesai bekerja part time.
Jungwon tampak sumringah, Ia hendak memanggil namun gagal
"RYUJIN!"
Terlambat, muncul sosok lelaki berparas tampan dengan rambut pirang. Ia memeluk gadis tadi, kemudian berjalan menjauh.
Panggilan ditolak
Shin Ryujin, seorang gadis yang sudah lama disukai Jungwon. Meskipun Ryujin satu angkatan di atas Jungwon, namun Ia selalu perhatian dan memperlakukan Jungwon dengan baik. Bisa dikatakan, Ryujin adalah satu-satunya tempat bersandar Jungwon.
Kenyataannya, Ryujin justru mengencani lelaki yang membully Jungwon. Padahal Ryujin tau segalanya.
Ah, hidup memang sebercanda itu.
Being left, gumamnya.
BYURR!!
Satu tubuh terjatuh dari tepi jembatan. Menghantam permukaan air dalam kegelapan, kemudian hilang.
The Bridge of Death
Ada pesan untuk Jay & Jungwon?
V o t e & c o m m e n t , y a !
Roseeeanna (2021)