-Synaesthesia-
Suara derap langkah kaki disepanjang lantai ber-marmer itu terdengar sangat padu di tengah malam yg kelabu.
Terlihat sosok lelaki dengan balutan jas hitam tengah menyusuri ruangan dengan tergesa-gesa.
Sudah beberapa hari ini ia sengaja mengunjungi rumah bernuansa klasik tersebut.
Misi.
Adalah yang terpenting baginya sekarang.
Manik mata lelaki itu memandang satu persatu desain ruangan rumah tersebut. Kemudian mengernyit. “Astaga, aku sudah berkunjung sejak 7 hari yg lalu tetapi rumah ini tetap terlihat aneh di mataku. Mendadak aku ragu, apa ini petunjuk yg benar?.”monolog nya.
Lelaki tersebut melirik arloji nya, menghela napas panjang.“Huft....Kenapa waktunya cepat sekali.” ujarnya sambil melanjutkan langkah dengan cepat.
Langkah sepatu miliknya berhenti ketika ia menemukan pintu yang terlihat usang dan tua.
Dibukanya pintu itu perlahan, nampak gadis yang tengah tertidur di atas ranjang kayu bermotif kartun bis kecil berwarna biru yang menggemaskan.
Gadis berwajah cantik yang tengah terlelap itu terlihat memancarkan aura kedamaian.
Sosok lelaki tersebut mendekat,lengannya terulur--mengelus puncak kepala gadis tersebut-- sebelum berbisik di telinganya.
“Ku mohon selamatkan duniaku.”
Napas lelaki itu berhembus dekat.“Hanya kau yang bisa ...” ucapnya lalu menjauhkan wajahnya dari gadis tersebut dan segera pergi.
Sedangkan gadis yang semula tertidur dengan damai kini terlihat gusar. Jemari nya meremas selimut dengan kuat. Pelipisnya dibanjiri keringat dingin. Napasnya memburu.
“Hhahhh!”
“Hhhhhahhh....”
Gadis tersebut membelalakan matanya. Jantungnya berdegup kencang.
Ia kembali terbangun di malam hari karena mimpi itu lagi. Entah ada apa dengan dirinya, belakangan ini mimpi aneh itu selalu datang dan memasuki alam bawah sadarnya.
Mimpi tentang seseorang lelaki yang selalu meminta bantuan kepadanya. Ia tidak tahu lelaki itu siapa.
Bantuan apa yang ia inginkan? Mengapa ia terus meminta bantuan kepadanya?
Gadis itu mengacak-acak rambutnya frustasi.
Hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Jika terulang, dirinya tak bisa tidur nyenyak.
Ia termenung cukup lama, berpikir bagaimana cara menghilangkan mimpi aneh tersebut. Tanpa sadar, gerak-gerik nya tertangkap wanita paruh baya yang entah sejak kapan berdiri di pintu kamarnya.
Gadis itu terkejut,lalu tersenyum kikuk.
Dengan segera ia mencari hearing aid di meja belajarnya kemudian memasangkan nya di daun telinga.
Wanita paruh baya itu mendekatinya. Menatap mata gadis itu penuh pengertian.“Yumna? Kenapa belum tidur, nak?”.ucapnya dengan sejelas mungkin.
Gadis yangg dipanggil Yumna itu terdiam sejenak. Berusaha memahami ucapan lawan bicaranya. “Tha dhi ke bhangun, mimphi bhuruk bundha.”ia mengadu kepada wanita yg disebut 'bunda' dan memeluknya erat.
Ia Yumna,
Ayumna Sekar Thesia- gadis berusia 18 tahun yg mengalami keterbatasan di Indra pendengaran nya. Orang menyebutnya 'tuli'.
Dan karena tak dapat mendengar dengan kurang baik, maka bicaranya pun sedikit kesulitan.
“Mimpi buruk apa sayang? Udah ya jangan dipikirin.” Bunda tersenyum. “Inget,besok ada jadwal kuliah pagi. Tidur lagi saja ya? selamat malam sayang.” Bunda mengecup pelan kepala anak semata wayangnya itu lalu melenggang pergi.
“iyha bundha.”
--++--
Gadis berkuncir kuda itu meregangkan seluruh tubuhnya. Setelah mencatat materi yang diberikan sang dosen, kini ia bisa kembali ke rumah untuk beristirahat.
Jam terakhir kuliahnya telah usai.
Segera, ia membereskan buku-buku nya Lalu beranjak pergi dari ruang kelas.
Baru beberapa langkah berjalan, samar-samar Yumna mendengar dentingan nada piano di ruang musik yang ia lewati.
Selalu saja seperti itu. Yumna saja sampai bosan mendengarnya.
Bagaimana tidak membosankan? Lagu yang dimainkan terdengar menyedihkan.
Yumna merapikan rambutnya,berniat melanjutkan langkahnya dan mengabaikan dentingan itu saja seperti hari-hari sebelumnya.
Tapi, setelah ia tak sengaja melihat siluet seseorang yang memainkan alat musik tersebut, Yumna menjadi penasaran.
Kenapa, siluet seseorang tersebut begitu mirip dengan sosok lelaki yang ada di mimpinya?!
Tbc;