Eunbi dan Jeno pulang ke rumah. Sama sekali tak ada pembahasan , bahkan Jaemin dan Heechan yang sudah mengerti dengan keadaan pun bisa mengetahui kalau Jeno sedang dalam keadaan tidak bisa di ajak bercanda.
Jeno tak melepaskan genggaman-nya sama sekali. Pria itu masih berusaha meredam emosi-nya. Banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Istrinya , tapi ia takut eunbi akan membencinya.
Eunbi juga sama hal-nya , ia tahu Jeno sedang emosi sekarang. Rahang pria itu masih mengeras , tak ada yang boleh mengganggunya sekarang , tapi eunbi mencoba untuk membuat jeno kembali seperti biasa.
"Jeno , lepas dulu tangan kamu , nyetir yang bener..." Ucap eunbi lembut , pria itu mengiyakan kemudian meletakkan tanganya di Stir motor.
Eunbi memeluk erat pinggul suaminya. Ia kira dengan menikah semuanya akan berjalan dengan lancar , iya semuanya.
Namun tak semudah itu , karena jeno sudah membangun rumah lebah terlebih dahulu.
"Jangan di lepas , aku mau kamu meluk aku sampai di rumah" ucap jeno sembari melihat eunbi dari spion.
"Iya sayang"
Jeno memelankan Motornya , ia harus lebih berhati-hati karena ia juga sedang membawa 2 nyawa bersamanya.
Hatinya melembut kala melihat istrinya yang sedang tertawa kemudian tersenyum , tertawa kemudian tersenyum lagi , seperti itu terus menerus , sudah cukup membuat jeno bahagia dan di mabuk cinta.
"Eunbi , aku cinta sama kamu" tutur jeno dengan nada tulus.
"Iya aku juga jeno , love you"
"Love you too"
🍹🍹🍹
Eunbi sama sekali tak bisa tidur , perasaanya semakin gundah , memikirkan setelah apa yang terjadi tadi , setelah jeno mengungkapkan segalanya. Justru ia semakin khawatir bagaimana dan apa yang akan terjadi di hari esok.
Menjalani hari-hari seperti biasa saja sudah melelahkan.
Bagaimana ia harus bereaksi di depan Lino.
Bagaimana ia harus bereaksi di depan Jinny dan Lea.
Terlebih lagi bagaimana kalau dahyun sampai tau bahwa , ia dan jeno bukanlah sepasang kekasih.
Algoritma ini akan selalu berjalan , membuat eunbi justru sama sekali tak bisa tidur sekarang. Ia bergerak-gerak gelisah , namun sebuah tangan menariknya mendekat , mendekapnya dari belakang sembari menciumi punggungnya penuh cinta.
Jeno mendapati istrinya yang sedang gelisah , ia tau eunbi sedang gusar , menjalani hidup bersama dan berhubungan selama 9 tahun bersama eunbi sudah cukup membuatnya mengerti.
Jeno menciumi pipi eunbi , kemudian menatap wajah wanita yang selalu ia dambakan. Tatapan wanita itu kosong , hanya lurus kedepan dan seperti terlihat linglung.
"Eunbi" panggil jeno sembari mengelus pundak wanita itu.
"Hm?"
"Kenapa nggak tidur , udah malam sayang"
Eunbi berbalik , menatap wajah suaminya yang selalu bersamanya selama ini. "Just insom , kenapa kamu nggak tidur?"
"Kamu gelisah sayang , kenapa ayo cerita?" Jeno membawa eunbi ke pelukanya.
Masih tak ada pembicaraan , Jeno berinisiatif sendiri.
"Kenapa kamu nggak cerita , kalau dari awal Jinny kasar sama kamu?" Tanya jeno sedikit marah.
"Jeno , gak semudah itu aku ngomong seenaknya sama kamu soal jinny. Itu sahabat kamu jeno , yang ada kalian bisa putus hubungan" jawab eunbi seadanya.
"Tapi dia udah kelewatan Eunbi , dia sampai nyiram kamu make minuman. Aku gak terima" Ujar jeno kemudian duduk dari posisi tidurnya.
Eunbi tertawa terpingkal-pingkal , ia kira selama ini jeno tidak peka , jeno sampai tau kalau Ia dan jinny bertemu , padahal eunbi melakukanya sambil sembunyi-sembunyi.
Melihat eunbi yang asik tertawa membuat jeno sedikit kesal kemudian membuka bajunya karena panas.
"Kok ketawa sih ish!" Kesal jeno memandangi istrinya.
"Hmmm something interest , c'mon baby" eunbi juga ikut bangun dan duduk di pangkuan jeno.
Jeno memegangi pinggul istrinya , "why?"
Eunbi mendekat , "ternyata kamu bisa seperhatian itu , thanks" bisik eunbi menggoda.
Bulu roma jeno meremang , apakah eunbi sedang menggodanya. Pikiranya mulai melayang. Apa ini? Benar-benar , eunbi sedang menguji libido-nya.
"Eh? Kok keras?" Eunbi terkejut bukan main kala merasakan Sebuah benda mengeras di bawah pahanya.
Jeno tak lagi pusing , ia memasukkan tanganya ke dalam baju tidur tipis eunbi. Wajah panik terlihat dari keringat yang menetes menuruni pelipisnya.
"Maksud kamu apa sayang? Hm?" Tanya jeno membuat eunbi menjadi pusing apalagi jeno sudah memegang kendali.
"G-ggak ada apa-apa kok? Ayo tidur" eunbi gelagapan.
"Nggak sayang , jangan tidur...kamu ajak aku main kan?"
"Je-jen , besok sekolah , ahhh"
"Libur aja , apa susahnya"
Desahan eunbi tak tertahankan kala jeno memainkan area sensitifnya di bawa sana. Eunbi kira ia dan bayinya akan menjadi gila sekarang.
"Jen"
"Yes love?"
"Please be calm , my baby here" ujar eunbi sembari menunjukkan perutnya.
Jeno merubah posisi , eunbi di bawahnya sekarang , "my baby too!"
"Kasih aku waktu , udah seminggu kita nggak gini" bujuk jeno pada istrinya.
"Jen"
"Jadi boleh nggak?"
"Kenapa nanya sih ? Udah lanjutin"
"Thankyou princess" jeno melanjutkan aksinya membuat eunbi menggila di bawah tubuhnya , erangan keduanya tak lagi bisa di bendung.
Malam itu terlihat sangat panjang , keduanya murni saling mencintai. Jeno bermain dengan lembut , ia tak akan menyakiti buah hatinya di dalam sana.
"I love you eunbi , arghhhhhh"
"Hmmm mee too"
💚💚💚
Sepupu jeno datang ke sekolah untuk memberikan Eunbi sesuatu. Namanya Chung Ha , wanita itu cukup terampil dalam hal merajut , oleh karena itu ia membuat 10 pakaian hangat untuk eunbi , wanita itu sangat menyayangi iparnya.
Eunbi menunggu di kantin Sekolah , dengan Soojin tentunya, banyak hal yang baru hari ini. Banyak siswa yang tersenyum padanya , kapan dan dimanapun. Ia menjadi heran sendiri.
Ia juga telah menceritakkan Kepada soojin mengenai Jinny kemarin. Soojin tentu saja terkejut bukan main , entah kenapa ia merasa bertanggung jawab kepada eunbi dan bayinya.
Bukan karena suatu hal tapi soojin hanya mau berterima kasih karena hanya eunbi-lah yang mau menjadi temanya , yang tak pernah memandangnya sebelah mata ,dan tak pernah mengungkit masalah keluarganya.
Jeno berlari dengan bola basket di tanganya kemudian berhenti dan menciumi puncuk kepala istrinya.
"Sayanggggggg~~~" sapa jeno.
Eunbi hanya diam di perlakukan seperti itu , sedangkan soojin menatap keduanya dengan tatapan muak , bucin keduanya terlalu berlebihan.
"SOPANKAH KALIAN BEGITU DI DEPAN JOMBLO" eunbi dan jeno otomatis memandangi soojin.
"Lah udah putus lagi?" Tanya Eunbi.
"Eh? Kok cepet banget?" Kini giliran jeno.
Soojin tersenyum lembut , "mereka semua sama , masih mandang status keluarga gue" Ujar soojin menahan perasaan sedihnya.
Eunbi dan jeno menggenggam tangan soojin , merekalah penguatan soojin sekarang
. Setelah 3 tahun lalu ia berniat mengakhiri hidupnya akinat malu yang diberikan Ibunya. Soojin menemukan sesuatu yang baru bahwa.
Ada orang yang benar-benar tulus mencintainya tanpa sebab dan akibat.
Kakaknya , Eunbi , dan Jeno.
Air matanya menetes kala melihat tatapan semangat dari pasangan yang selalu memberikanya kebahagiaan ini.
"Jangan nangis gegara cowok jin , lo punya cowok yang sayang sama lo , kakak lo dan gue , gue sayang sama lo karena lo sahabat eunbi!" Ujar jeno sembari senyum.
"Jin , jodoh lo ada di luar sana. Belum waktunya kalian ketemu dan untuk sekarang , ada gue sama Jeno okay...dont be sad luv!"
Soojin berdiri kemudian memeluk jeno dan eunbi , "huaaaaa gue beruntung punya lo berduaaa"
"Jadi lo masih suka nih sama dia?" Ujar seorang wanita di ujung ruangan menatap 3 orang sahabat yang sedang berpelukan tersebut.
"Sampai kapanpun!" Jawab pria itu sembari menyalakan rokoknya.
"Gimana kalau kita burter?"
"Lo dapat jalang kecil itu , dan gue dapet jeno?"
YAWLAH JENO PERKARA RAMBUT BLONDE LAGI GUE JADI JEJERITAN MALAM MALAM
Meninggal aku wak🙃