POSESSIVE BOY 2(END)

By NisaChinoby

1.5M 82.3K 12.7K

sebelum baca cerita yang ini baca dulu : possessive boy 1(17+)📍 More

part 1🔥
part 2🔥
part 3🔥
part 4🔥
part 5🔥
part 6🔥
part 7🔥
part 8🔥
part 9🔥
part 11🔥
part 12🔥
part 10 🔥
part 13🔥
part 14🔥
part 15🔥
part 16🔥
part 17🔥
part 18🔥
part 19🔥
part 20🔥
part 21🔥
part 22🔥
part 23🔥
part 24🔥
part 25🔥
part 26🔥
part 27🔥
part 28🔥
part 29🔥
part 30🔥
part 32🔥
part 33🔥
part 34🔥
part 35🔥
part 36🔥
part 37🔥
part 38🔥
part 39🔥
part 40🔥
part 41🔥
part 42🔥
part 43🔥
part 44🔥
part 45🔥
part 46🔥
new

part 31🔥

25.7K 1.7K 206
By NisaChinoby

Malamnya keluarga kecil itu lagi asik makan malam,si kembar juga lagi gak manja- manjanya biasanya mereka bakal minta suapin kalau lagi manja.

"Yang udah bilang sama Manda kalau kamu gak ikut makan malam?"tanya bara di sela makannya,Febi hanya ngangguk dan fokus sama makanannya.

"Bagus kalau gitu,aku nanti keluar bentar"lanjut bara membuat Febi langsung menatap ke arahnya.

"Aku ikut"jawab Febi cepat,enak aja suaminya itu,dia gak boleh keluar,sedangkan dirinya sendiri mau kelayapan.

"Sayang...aku ada kerjaan mau ketemu klien"bara mencoba menjelaskan.

"Ya udah apa salahnya aku ikut,gak masalah kan? Toh aku juga gak bakal ngerusak acara kamu sama klien kamu kok"ujar Febi tanpa melihat ke arah bara dan langsung melahap makannya dengan perasaan gusar.

"Aku gak mau ribut disini yang,ada anak-anak"ujar bara dengan nada dingin,Febi tau kalau udah gini bara pasti marah,tapi kan Febi gak salah,dia cuma mau ikut itu doang kok.

"Terserah"Febi langsung menenggak airnya dan berdiri kemudian berlalu pergi membuat bara dan si kembar menatap kepergian Febi.

"Mama kenapa pa?"tanya Gibran.

"Gak papa kok cuma lagi gak enak badan aja,ayo lanjutin makannya,biar mama nanti papa yang nyamperin"ucap bara.

"Tapi mama gak marah sama papa kan?"tanya greesa.

"Enggak kok,ngapain marah sama papa,tadi mama bilangnya gak enak badan,ya udah kalian lanjutin makan biar papa samperin mama dulu ya..Lala.."jelas bara lalu memanggil Lala.

"Iya mas?"tanya Lala yang datang dari arah kamarnya.

"Jagain dulu greesa sama Gibran,mamanya lagi gak enak badan"suruh bara.

"Baik mas"jawab Lala.

Barapun beranjak dari duduknya dan berlalu menyusul Febi ke kamarnya,entah kenapa istrinya itu sensitif sekali akhir-akhir ini,nyampek kamarnya bara mendapati Febi lagi berdiri di balkon,diapun langsung menghampiri istrinya itu.

"Gak baik marah di depan anak-anak kayak tadi"ujar bara dengan sabar sambil berdiri di samping Febi,tatapan Febi hanya lurus kedepan tanpa noleh ke arah bara.

"Sayang"panggil bara saat tak mendapat respon dari Febi,barapun langsung menarik Febi buat masuk ke dalam,Febi juga nurut aja tapi masih aja diem.

"Sini"bara sambil menepuk pahanya menyuruh Febi duduk disana saat bara sudah ada diatas kingsize-nya,febipun langsung duduk tapi bukan di paha bara melainkan di pinggiran ranjang,bara hanya tersenyum liat Febi kalau lagi ngambek gini kelihatan banget sifat kekanak-kanakan nya.

"Sini yang"panggil bara lagi.

"Ngomong aja Napa"sewot Febi.

"Gak mau ngomong kalau gak duduk di sini"jawab bara.

"Ya udah terserah"ujar Febi ketus.

"Aku keluar ya"ijin bara lagi,Febi langsung menatap cowok itu tajam membuat bara terkekeh,tatapan tajam Febi bukan menakutkan baginya tapi malah terlihat menggemaskan.

"Nanti kamu minta apa aku beliin deh"lanjut bara.

"Jangan bikin aku tambah kesal deh yang"jawab febi,dia langsung membuang muka.

"Bentaran doang kok yang,lagian kamu gak malu kalau ikut sedangkan disana semua klien aku cowok"jelas bara.

"GAK"sarkas Febi.

"Ya udah aku berangkat ya"bara beringsut dari duduknya dan turun dari ranjang itu.

"Ayang ih.."rengek Febi dengan mata berkaca-kaca, barapun langsung memeluk istrinya itu.

"Bentar kok ini kerjaan kantor,gak bakal macam-macam"bara menenangkan,Febi hanya diam,mungkin dia yang terlalu egois,menjadi istri seorang CEO emang harus Febi tanggung sendiri konsekuensinya.

"Boleh ya?"tanya bara lagi,dia gak akan pergi sebelum istrinya benar-benar mengizinkan nya,Febi hanya ngangguk tak yakin.

"Enggak kamu masih gak yakin"ujar bara sambil mengusap lembut kedua pipi Febi.

"Iya sana"jawab Febi tanpa menatap mata bara.

"Lihat aku dulu"suruh bara.

"Udah sana ah"kesal Febi.

"Lihat aku dulu yang"paksa bara,febipun langsung menatap mata tajam itu,bara tersenyum.

Cup

Dia mengecup lama kening Febi lalu beralih ke bibirnya dengan singkat.

"Aku berangkat ya,tidur aja nanti gak usah di tungguin"Ucap bara,Febi lagi-lagi hanya ngangguk.

Bara mulai ganti baju,dan itu semua tak lepas dari tatapan Febi,pantas saja Febi gampang marah karena hari ini adalah hari pertama dia mens.

"Mau di beliin apa nanti?"tanya bara sambil merapikan dasinya di depan kaca,Febi hanya menggeleng sambil berdiri dan menghampiri bara lalu membantu merapikan dasi bara,sebenarnya bara gak tega ninggalin Febi kalau lagi ngambek gini.

"Mau martabak?"tanya bara,karena dia tau martabak adalah mood Febi.

"Gak usah,sana berangkat keburu malem"jawab Febi,bara tersenyum dan mengulurkan tangannya,febipun menerimanya lalu menciumnya.

"Aku berangkat ya"pamit bara yang kesekian kalinya,Febi lagi-lagi hanya ngangguk.

"Aku antar kedepan"ujar Febi diapun melangkah duluan mendahului suaminya itu.

"Papa mau kemana?"tanya Gibran saat melihat bara yang udah rapi,dan mereka lagi ada di ruang tengah.

"Papa kerja dulu,kalian berdua kalau udah selesai belajarnya langsung tidur ya"jawab bara sambil menghampiri kedua buah hatinya itu lalu mencium pipi mereka satu-satu.

"Greesa beliin mainan ya pa"ucap greesa.

"Besok papa beliin"jawab bara.

Setelah bara benar-benar pergi Febi kembali ke dalam dan menghampiri si kembar yang lagi ada di sofa.

"Tidur yuk sayang"ajak Febi.

"Belum ngantuk ma"jawab gibran.

"Gibran tidur besok sekolah nak"tegas Febi,dengan malas-malasan Gibran dan greesapun beranjak dari duduknya dan jalan ke kamarnya di ikuti Febi dari belakang.

"Kata papa mama sakit"ujar greesa.

"Papa bilang gitu?"tanya Febi,greesa dan Gibran sama-sama ngangguk.

"Ya udah tidur yuk biar mama temenin"ujar Febi sambil membantu greesa naik ke ranjang-nya saat mereka sudah ada di kamar si kembar,sedangkan Gibran sudah naik duluan tanpa bantuan dari mamanya itu.

"Mama greesa kangen nenek"ujar greesa yang sudah berbaring di samping Febi sedangkan Gibran udah mulai hanyut dalam dunia mimpinya,anak itu memang gampang tidur ketimbang adiknya.

"Iya nanti kita kesana kalau udah liburan ya"jawab Febi, greesa hanya ngangguk dan mulai memejamkan matanya sambil memelukku guling kesayangannya.

Setelah memastikan Gibran dan greesa benar-benar tidur,febipun pergi dari sana setelah menyelimuti si kembar,mata feni juga mulai ngantuk,tapi pikirannya masih memikirkan suaminya itu,febi mencoba menghubungi bara sambil duduk di sofa tapi gak diangkat,mungkin Baranya lagi sibuk,diapun mencoba menghubungi Jonatan,dan akhirnya diangakat setelah beberapa kali panggilan keluar.

"Halo Jon?"ujar Febi.

"Iya nona?"tanya Jonatan.

"Lo dimana?"tanya Febi karena terdengar suara bising dari telefon Jonatan.

"Saya....lagi di rumah nyonya"jawab Jonatan gugup.

"Loh kok Lo gak ikut? Kata bara sekarang mau ketemu klien?"tanya Febi yang mulai berpikiran enggak-enggak.

"Eh iya saya gak ikut nyonya"jawab Jonatan gugup.

"Lo di club?"tanya Febi.

"Siapa Jon?"

Tut Tut Tut

Sambungan langsung terputus,Febi terdiam,jelas banget tadi dengar suara bara yang ngomong sama Jonatan, tapi tiba-tiba sambungan langsung di putus sama si jonatan,hati Febi mulai tak tenang untuk kali ini dia mencoba lagi menghubungi Jonatan tapi nomernya udah gak aktif.

"Gak mungkin bara..."Febi menggantungkan ucapnya karena ada motif pesan yang masuk,saat febi buka hati Febi merasa tertampar melihat sebuah foto yang menunjukkan bara sedang bersama seorang wanita di sebuah kafe,tapi Febi tak tau siapa wanita itu karena hanya punggungnya saja yang kelihatan,disana tampak bara tersenyum lebar ke arah wanita tersebut,Febi langsung melempar ponselnya sembarang dan nangis tergugu,hatinya terasa teremas,ini sangat menyakitkan baginya,kenapa bara segampang ini bohong sama Febi,padahal Febi sudah mempercayain suaminya itu.

Dengan air mata yang terus keluar,febipun langsung beranjak dari sofa dan lari ke kamarnya takut-takut nanti tiba-tiba ada yang liat kalau dia lagi nangis.

Bugh...

"Awwss..."Febi meringis sambil memegang lututnya yang nyut-nyutan karena terjatuh di tangga,dia berusaha bangun dan langsung jalan ke kamarnya dengan tertatih-tatih,jangan sampai greesa atau Gibran mendengar dan melihat dia nangis.

"Kamu kenapa sih bar?"Isak Febi yang langsung meringkuk di atas ranjangnya.

Cukup lama Febi nangis dalam diam hingga dia ketiduran,matanya sembab dan hidungnya memerah,authorpun sama biasanya habis nangis bawaannya ngantuk pen tidur.

Sekitar jam setengah dua belasan Febi terbangun saat merasa ada yang menepuk pundaknya dengan pelan,saat buka mata disana udah ada bara yang tersenyum pada Febi,seketika hati Febi kembali sakit mengingat kejadian tadi,kenapa bara terlihat biasa saja dan tak merasa bersalah sedikitpun,saat itu juga Febi yakin kalau bara udah gak sayang lagi sama dia,tapi kenapa secepat ini bara berubah?.

"Maaf aku bangunin kangen soalnya"ujar bara sambil mengusap pelan rambut Febi,hati Febi memanas melihat perlakuan manis bara padanya,perasaannya campur aduk antara sakit dan marah.

"Anak-anak udah tidur?"tanya bara,Febi langsung bangun dan menghindari bara yang hendak menciumnya.

"Dari mana kamu?"tanya Febi dingin.

"Loh kan aku udah bilang yang tadi ada klien aku kamu masih marah karena aku keluar ketemu klien aku?"tanya bara,mata Febi kembali berkaca-kaca mengingat foto bara sama perempuan lain.

"Aku nanya kamu dari mana bara?"tanya Febi lagi dengan suara bergetar.

"Yang kamu kenapa?"bara hendak mendekati febi tapi Febi langsung menjauh.

"Jangan sentuh aku,jawab dulu kamu dari mana?"ulang Febi yang udah gak bisa menahan air matanya supaya gak tumpah.

"Aku dari kafe habis ketemu klien,bareng Jonatan juga kok,tanya aja sama jonatan"jawab bara.

"Oh ya? Hebat ya sekarang kamu udah pintar bohong,jangan mentang-mentang kamu jadi CEO kamu bisa seenaknya nyakitin aku kayak gini dengan alasan tak jelas itu bara,kalau kamu emang udah gak sayang sama aku ngomong,biar aku yang pergi tanpa harus kamu yang minta,tanpa harus aku tau semuanya kayak gini"Febi sambil sesenggukan.

"Maknsudnya apa sih bi? Ayolah aku pulang kerja capek"jawab bara.

"Gak usah sok gak tau bar,kamu lagi sama perempuan lain kan di luar tadi?"tanya Febi,bara langsung diam membuat Febi tersenyum sinis dengan linangan air mata.

"Kenapa diam hah? Kenapa?"bentak Febi,untung kamarnya kedap suara jadi anak-anak gak bisa denger.

"Aku bisa jelasin bi"bara hendak menyentuh Febi tapi Febi langsung mendorongnya membuat bara terjatuh dari atas kingsize-nya.

"Aku mau pulang,jangan cegah aku"Febi langsung turun dari ranjangnya dan hendak pergi tapi cekakan tangan bara pada lengannya membuat Febi diam.

"Dengerin baik-baik jangan ambil kesimpulan kayak gini"ujar bara.

"Apalagi yang mau di dengerin? Hah? Kamu jelas-jelas bohong sama aku dan setelah aku dapat foto itu kamu masih mau ngelak? Enggak kan? Karena itu emang kenyataannya bara Arkana"Febi masih saja sesenggukan,Febi berusaha menahan sakit di lututnya karena habis jatuh di tangga tadi.

"Maaf Bi"ucap bara sambil nunduk,Febi hanya menggeleng kan kepalanya tak percaya.

"K-kamu kenapa segampang ini hah? Kamu gak mikir gimana anak-anak? Kenapa bara?"tanya Febi pelan,Febi langsung menepis tangan bara dari lengannya dan mulai melangkah ke arah pintu,saat buka pintu tiba-tiba...

"HAPPY BIRTHDAY"teriak sahabat-sahabat Febi di depan pintu kamarnya,disana juga ada untu vagos,seketika Febi langsung diam dan menutup mulutnya tak percaya,tangisnya tambah tumpah,dia lupa kalau hari ini ulang tahun.

Febi langsung noleh ke arah bara yang ternyata udah ada di belakangnya,bara tersenyum sambil memegang sebuah buket bunga.

"Happy birthday mommy"ujar bara,Febi langsung berhambur kepelukan bara dan nangis sejadi-jadinya.

"Malah nangis tuh bocah,woy ada anak lu ni"ucap Vero sambil gendong Gibran yang masih tidur,tadi pas nyampek sana dengan iseng vero dan satria membawa Gibran dan greesa ikut serta merayakan ulangtahun mamanya walaupun mereka tetap tidur.

"Bar udahan Napa anak Lo berat ni"canda satria.

Plak

Greesa langsung memukul wajah stria karena terlalu kenceng ngomongnya.

"Om sat berisik"ujar greesa kesal dan kembali nyender di bahu satria dengan memejamkan matanya karena masih ngantuk.

"Ni anak mirip bapaknya kali ya,galak semua"gumam satria.

"Maaf ya aku tadi cuma ngerjain kamu kok"ucap bara,diapun melepas pelukan febi dan menciumi wajah Febi berkali-kaki karena udah buat istrinya nangis dan sakit hati.

"Itu mereka katanya mau ikutan ngerayain"ujar bara sambil nunjuk sahabat-sahabat Febi,Febi langsung noleh ke arah mereka dan mereka saling berpelukan satu-satu melepas rindu karena emang udah lama gak ketemu kecuali Anya yang emang sering ketemu.

"Makasih ya kalian udah segini nya mau datang tengah malam gini"ujar Febi sambil menyeka air matanya.

"Kita juga pengen ngumpul bi,kan kangen lama gak ketemu"jawab dira.

"Ya udah ayo masuk"ajak Febi,merekapun pada masuk,Vero dan satria langsung menidurkan si kembar di ranjang sedangkan yang lain udah pada duduk lesehan di lantai.

"Tadi sumpag gue deg-degan banget anjir liat Febi semarah itu,gue udah gak tau berhasil apa enggak rencana tadi"ujar bara sambil duduk di samping Febi dan memeluk pinggang istrinya itu dengan posesiv.

"Jadi wanita yang ada di foto itu siapa?"tanya febi pada bara.

"Tuh si Anya"jawab bara.

"Kalian niat banget ya ngerjain gue ampek gue jatoh tau gak di tangga tadi"Febi sambil nunjukin lututnya yang memburu membuat bara langsung panik dan gelagapan.

"Yang kok segitunya? Kenapa gak ngomong?"tanya bara.

"Wah parah tu bar"ucap Kevin.

"Gak papa kok"jawab Febi.

"Gak papa apanya bi ampek membiru gitu loh"ujar Mona,bara jadi ngerasa bersalah sendiri.

"Gak papa udah gak sakit kok"alibi Febi.

"Oh iya mana hadiah buat aku? Aku belum tiup lilin kayaknya,sini Mon kuenya"tanya Febi,diapun menerima kue dengan lilin angka 23 itu yang di sodorkan Mona,febipun memejamkan matanya membuat make a wish kalau meniup lilinnya.

"Sat sana ambilin itunya di mobil"suruh bara,satria hanya memutar bola matanya malas.

"Lagi-lagi gue,dulu pas ultah Febi gue yang di suruh ambil hadiahnya,sekarang ampek punya anakpun masih gue,kayakanya tuhan menakdirkan gue buat jadi babu Lo deh bar"jawb satria sambil berlalu jalan keluar membuat mereka pada ketawa denger ocehan satria.

"Eh adek gak di bawah nya?"tanya Febi

"Tidur dia udah ada mama kok yang jagain"jawab Anya.

Jadi disana tu udah ada,Anya,Vero,Mona,Deon,satria,dira,
Dimas,Kevin, Michel,anggun dan aldi.

Mereka juga udah pada nikah dan punya anak,kecuali si Michel sama kevin,cuma pada gak bawa anak karena udah malam juga.

TBC

𝓨𝓾𝓴 𝓫𝓪𝓷𝓽𝓾 𝓯𝓸𝓵𝓵𝓸𝔀 𝓴𝓸𝓶𝓮𝓷 𝓭𝓪𝓷 𝓿𝓸𝓽𝓮

Continue Reading

You'll Also Like

148K 10.2K 27
Amora cinta mati dengan Allister. Tidak, lebih tepatnya, ia tergila-gila dengan lelaki populer di SMA-nya tersebut. Segala cara Amora lakukan untuk m...
4.4M 260K 47
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.4M 97.5K 57
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
413K 32.9K 47
ERLAN PANDU WINATA , anak kedua dari ZIDAN WINATA. Terlahir dari keluarga berada, hidup penuh dengan kemewahan ia tak pernah kekurangan dalam segala...