Morning eperibadeh?!
.
.
.
.
.
Nungguin ff abal-abal ini gak?!
.
.
.
.
.
Happy reading!!
.
.
.
.
Kim taehyung,
Pria itu kini sedang berada di markas bersama dengan jimin, namjoon dan juga yoongi. Mereka berempat sedang duduk berpasangan dan saling berhadapan mengitari sebuah meja berukuran sedang, mereka membahas kasus kematian min ji dan juga chaerim yang semakin menemui jalan buntu, namjoon memang sengaja memanggil yoongi untuk memberikan masukan karena namjoon setiap harinya semakin di desak oleh ayah min ji yang merupakan kepala kepolisian distrik gang nam untuk memecahkan kasus pembunuhan putrinya.
"Jika dilihat dari foto yang di kirimkan Hanbin padamu...." - namjoon menjeda ucapanya sesaat, dia mengamati dengan sekasama photo sepasang sepatu yang di kirimkan hanbin pada taehyung.
FYI hanbin pada akhirnya memutuskan bekerja sama dengan taehyung untuk menemukan pembunuh min ji dan chaerim, bahkan hanbin bisa mengetahui alamat yoori itu dari taehyung. Meskipun dalam kasus hanbin, dia menyetujui membantu taehyung karena sohyun, tentu saja.
".....maka tidak menutup kemungkinan kalau tali sepatu yang kita temukan di TKP adalah milik Yoori, tapi di sisi lain ada kemungkinan juga itu bukan milik yoori karena saat kita memberikan tali sepatu itu pada pihak forensik, tidak DNA lain di tali sepatu itu, selain DNA min ji dan chaerim"
Taehyung, yoongi dan jimin mengangguk setuju dengan analisa yang baru saja di katakan oleh namjon. "Kau benar Hyeong..." -Taehyung kembali menyeruput americano_nya. "....Setidaknya kita harus menemukan benang merah dari kasus ini, dan mencari keterkaitan kasus min ji dengan semua hal buruk yang mengancam sohyun"
"Apa kau masih berhubungan dengan sohyun???" - yoongi bertanya tanpa melihat ke arah taehyung, matanya terlihat sibuk menatap berkas-berkas tentang kasus pembunuhan min ji yang berada di tanganya, namun mulutya justru mengatakan kalimat keramat yang sebenarnya sejak tadi ingin ditanyakan oleh jimin.
Taehyung diam, dia tidak menjawab pertanyaan yoongi, lidahnya terasa kelu, dia enggan mengakui kalau hubunganya dengan sohyun berakhir karena dirinya sendiri.
Suara dering ponsel namjoon menyelamatkan taehyung, membuat atensi yoongi dan jimin yang menunngu jawaban taehyung jadi teralih karena setelahnya namjoon berucap, bahwa menurut hasil penyelidikan cctv yang diserahkan taehyung kemarin, diketahui bahwa pria di lorong loker itu memiliki 80% kemiripan dengan john, pria yang berniat menabrak sohyun tempo lalu, pria yang sampai saat ini belum diketahui keberadaanya.
Apakah ini berarti kasus teror loker dan percobaan penabrakan pada sohyun saling berkaitan?! Batin taehyung.
"Jadi kemungkinan pelaku teror loker itu adalah john??" -namjoon mengangguk mengiyakan pertanyaan jimin.
"Bukankah melalui cctv itu kita bisa melacak dimana keberadaan john?!"
"Kau memang benar yoongi-aa, dan sekarang beberapa orang yang aku tugaskan sedang berangkat mengintai john, dan akan menangkapnya di waktu yang tepat. Aku harap kali ini bukan jalan buntu lagi yang kita temui" - wajah taehyung tampak mengeras menahan amarahnya, sungguh taehyung benar-benar akan menghabisi john, jika benar john adalah dalang dibalik semua petaka yang di alami sohyun dan membuat taehyung harus menjaga jarak dengan sohyun.
Sialan kau john!!
.
.
.
.
.
.
.
Taehyung sepertinya hari ini terlalu rajin, dia datang ke sekolah terlalu pagi, kelas masih sangat sepi hanya ada taehyung dan seorang murid perempuan yang taehyung tidak ketahui namanya, tapi tidak lama kemudian murid perempauan itu pergi entah kemana setelah meletakan tasnya dibangku dan menyisakan taehyung seorang diri.
Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat kearah kelas taehyung, pintu kelas tehyung pun terbuka, dan terlihat sohyun yang ternyata membuka pintu kelas, taehyung memicingkan matanya melihat sohyun yang terlihat berbeda hari ini, dan saat taehyung mentadari perbedaan itu, seketika taehyung menatap tajam sohyun yang baru saja menginjakan kakinya di kelas, sungguh pemandangan yang di lihatnya saat ini benar-benar tidak di sukainya. "Wajahmu pucat! Kau sakit?" - taehyung langsung monodong sohyun dengan pertanyaan, begitu sohyun mendudukan dirinya di bangkunya, tepatnya di sebelah taehyung.
Sohyun hanya menatap taehyung sekilas, dia enggan menjawab. Pikirnya kenapa juga taehyung harus bertanya seperti itu padanya, bukankah semua hal yang dilakukan taehyung padanya hanyalah pura-pura.
Tidak mendapati jawaban dari sohyun membuat taehyung berdecak kesal, tanpa permisi taehyung mengulurkan tanganya dan memegang kening sohyun yang terasa panas. "Kau demam!?" - sohyun menampik tangan taehyung yang bertengger di keningnya dan menatap taehyung tajam.
"Apa yang kau lakukan?!..." - sohyun meninggikan suaranya, sungguh dia benar-benar muak dengan sikap sok peduli yang taehyung tunjukan saat ini. ".....Jangan bersikap kurang ajar!! Jaga batasanmu, lagipula kita tidak ada hubungan apapun sekarang!! Jadi jangan bertingkah seolah kau peduli padaku"
Tentu saja hati taehyung sakit mendengar ucapan sohyun yang ketus, andai saja sohyun tahu kenyataan yang sebenarnya.
Sabar tae!! Si penulis masih pingin buat kamu kapok dulu hehehehe!!!
Taehyung yang tidak terima hendak menyahuti ucapan sohyun,namun tiba-tiba saja beberapa murid masuk ke dalam kelas, membuat taehyung mengurungkan niatnya.
.
.
.
Selama pelajaran berlangsung sohyun sama sekali tidak fokus dengan apa yang di terangkan oleh gurunya, kepalanya berdenyut nyeri dan tubuhnya terasa kedinginan. Semua hal itu tidak luput dari pandangan taehyung. Taehyung saat ini merasa benar-benar khawatir.
Rasanya dia ingin menarik paksa sohyun dan membawanya ke unit kesehatan, namun apalah daya, taehyung sadar dia tidak bisa melakukanya sekarang, karena sohyun bukan lagi kekasihnya.
Bel istirahat pertama berbunyi nyaring membuat para murid berhamburan keluar kelas, sedangkan sohyun yang sejak tadi merasa pusing langsung menidurkan kepalanya yang terasa berat di atas meja. "Lebih baik kau ke unit kesehatan, kalau kau mau aku akan mengantarkanmu"
"Apa kau tidak mendengar ucapanku tadi?! Berhenti bersikap sok peduli padaku!!" -suara sohyun terdengar lemah namun tetap ketus, sohyun mengangakat kepalanya dan menoleh kearah taehyung sesaat sebelum dia memilih beranjak dari kursinya dengan sisa-sisa tenaganya, dia takut baper karena taehyung sejak tadi melihatnya terus secara terang-terangan dan tentu saja hal itu bisa membuat sohyun jadi salah tingkah.
Ahhhh... berhenti memikirkan hal yang tidak -tidak hyun!! Itu hanya akan membuatmu semakin terluka, batin sohyun.
Namun baru juga satu langkah sohyun melangkah tiba-tiba saja, tubuh sohyun oleng dan ambruk, taehyung tang melihat hal itu langsung menangkap tubuh sohyun, dia menjadi panik sendiri.
"Sayang... bangunlah!! Kumohon jangan menakutiku!!" -taehyung yang mendekap tubuh sohyun, berusaha membangunkan sohyun dengan menepuk pipi sohyun yang terasa panas, beberapa murid yang masih tersisa di kelas pun juga kaget melihat sohyun yang tiba-tiba pingsan.
Taehyung yang dilanda panik dan takut disaat bersamaan, tanpa pikir panjang langsung menggendong sohyun dan berniat membawa sohyun ke unit kesehatan.
Nara yang baru saja menginjakan kakinya di kelas taehyung, karena berniat mengajak taehyung makan di kantin bersama, langsung mengurungkan niatnya saat melihat semua kejadian itu, kejadian dimana untuk pertama kalinya nara melihat wajah takut dan panik yang tergambar jelas dari wajah taehyung, padahal wajah taehyung biasanya selalu terlihat tenang dan datar.
.
.
.
.
.
.
.
Jam istrahat pertama sudah berakhir sejak dua jam yang lalu, namun sohyun yang sedari tadi pingsan tidak kunjung sadar.
Taehyung duduk di samping ranjang sohyun, dengan tanganya yang terus saja mengenggam dan mengelus tangan sohyun yang terasa dingin.
Menurut Han yiseol, suster yang bertugas di unit kesehatan, dia mengatakan pada taehyung bahwa sohyun pingsan karena kelelahan dan juga sohyun makan tidak teratur.
Tapi kenapa sohyun tidak juga bangun?! Batin taehyung.
Mata taehyung yang nampak memerah terus saja menatap intens kearah sohyun yang masih setia memejamkan matanya. "Maafkan aku sayang!! Ini semua karena aku" -lirih taehyung dan mengecup punggung tangan sohyun.
Tidak lama setelahnya sohyun perlahan mulai membuka matanya, dan hal pertama yang ia lihat adalah keberadaan Kim taehyung yang sedang duduk di samping ranjangnya dan menatap kearahnya dengan tatapan yang terlihat khawatir.
Tunggu!!
Khawatir?!
Ah.. pasti aku salah lihat, batin sohyun.
"Kau sadar!! Katakan padaku mana yang sakit??!" -sohyun yang masih mengumpulkan kesadaranya di buat bingung sendiri dengan ucapan taehyung yang terdengar mencemaskanya.
Apa telingaku juga salah dengar??batin sohyun.
Saat sohyun hendak merubah posisinya yang rebahan menjadi duduk, taehyung dengan sigap membantu sohyun. "Apa yang kau lakukan disini???"
Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut sohyun setelah dia pingsan, taehyung tersenyum mendengar pertanyaan ketus sohyun. Bukan karena gila atau apa?! Tapi taehyung lega karena sohyun bangun dan sepertinya sohyun normal mengingat bagaimana ketusnya pertanyaan yang dia ajukan barusan.
Jujur saja selama sohyun pingsan tadi, taehyung sudah berpikiran aneh-aneh. Contohnya bagaimana kalau sohyun tidak akan pernah bangun lagi dan langsung meninggal, bukankah itu akan membuatnya menyesal seumur hidup karena dia dan sohyun tidak berakhir dengan happy ending, atau bagaimana jika saat sohyun bangun dia mengalami amnesia dan melupakan tentang taehyung. Salahkan jimin yang sering kali mengajaknya marathon drakor hingga membuatnya berhalu yang tidak-tidak.
"Menjagamu" -jawab taehyung yang masih menggenggam jemari tangan sohyun dan sesekali mengelusnya.
Sohyun diam, dia melihat bagaimana tindakan taehyung yang mengelus tanganya. "Memangnya Kau..." -taehyung mendongak menatap sohyun sendu. "....Siapa?? Kenapa kau harus menjagaku?? Dan apa yang terjadi padaku?" -gerakan tangan taehyung terhenti.
Jangan bilang kehaluanku tentang sohyun yang amnesia jadi kenyataan?! Taehyung berucap dalam hati.
"Sa...sayang_____"
"Sayang???...." -sela sohyun cepat. "....barusan kau memanggilku sayang" -taehyung mengangguk.
Sohyun menarik kasar tanganya dari genggaman taehyung, dia mencoba bangkit dari ranjangnya dan taehyung berniat membantunya namun sohyun justru menepis tangan taehyung. "Aku tidak suka disentuh orang asing"
Orang asing??? Apa sedalam itu kau terluka hyun?? hingga kau melupakan aku begitu saja.
Ketakutan taehyung pun semakin menjadi-jadi, apa benar sohyun melupakanya. "Apa kau sungguh lupa siapa aku?!"
Sohyun yang sudah berdiri sedikit limbung dan duduk di tepi ranjang, sementara taehyung berdiri dihadapanya dengan wajah cemas yang sangat kentara. "Apa kau orang yang harus ku ingat?!" -taehyung menggeleng tidak percaya dengan apa yang dengar, sohyun benar-benar amnesia.
"Isshhh...." -sohyun meringis memegang kepalanya yang kembali pusing. "....pusing sekali"
"Pasti kepalamu sakit karena kau mencoba mengingat, jangan terlalu dipaksa sayang" -sohyun hanya menggeleng saja sembari memejamkan matanya.
Sohyun bukan diskoan tapi lagi kesakitan
Taehyhung merasa dadanya sesak karena sakit melihat sohyun seperti ini, kenapa sohyun harus amnesia?! Apa ini hukuman yang di berikan tuhan padanya karena tidak bisa menjaga sohyun dengan baik.
Tehyung langsung berlutut di depan sohyun yang duduk di tepi ranjang sembari meraih satu tangan sohyun yang bebas.
"Maafkan aku hyun... aku mohon, maafkan aku sayang, aku mengaku salah tapi kumohon jangan melupakanku, aku sangat menyukaimu bahkan mencintaimu hyun, jadi jangan melupakan kenangan kita, aku tidak bis_____"
Sohyun menarik tanganya kembali dari genggaman taehyung. "Sebenarnya apa yang kau bicarakan??"
Taehyung menggeleng keras, dia sungguh masih tidak percaya ini, perlahan mata taehyung mulai memerah seakan mau menangis, bukankah akan sangat memalukan jika taehyung sampai benar-benar menangis karena seorang gadis.
Kemana perginya citramu sebagai seorang agen rahasia brader???
"Sayang sebaiknya, kita ke rumah sakit, dan kita periksa kepalamu, kita tanyakan pada dokter kenapa kau yang kelelahan bisa sampai amnesia, ini sama sek______"
"Amnesia?!" - taehyung mengangguk menjawab pertanyaan sohyun.
"Siapa???"
"Kau"
"Aku?!" -sohyun menunjuk dirinya sendiri, dia sama sekali tidak mengerti dengan maksud taehyung.
Bukankah wajar bagi sohyun jika bertanya pada taehyung tentang siapa taehyung?! Dalam artian apa posisi taehyung saat ini di hidupnya mengingat hubungan mereka sudah berakhir dan taehyung hanyalah orang asing, taehyung bukan siapa-siapanya lagi, dan apa itu tadi sayang?! Hell sebenarnya yang amnesia itu taehyung atau dirinya?! Lalu sekarang taehyung bilang kalau sohyun amnesia!! Fix taehyung harus memeriksakan isi kepalanya.
"Sepertinya kau yang amnesia?!" -taehyung diam dia tidak mengerti kenapa sohyun justru mengatakan hal sebaliknya.
"Aku tidak amnesia?! Aku ingat kalau namaku Kim taehyung dan namamu adalah Kim sohyun" -sohyun menggeleng tak habis pikir dengan jawaban polos taehyung.
"Aku juga tahu kalau namamu taehyung"
"Berarti kau tidak amnesia?! Benarkah?! Sungguh?!..." -sohyun mengangguk, membuat senyum taehyung mengembang senang.
Taehyung berniat membawa sohyun ke dalam pelukanya, namun tiba-tiba saja dadanya di tahan oleh sohyun. "....kenapa???" -tanya taehyung.
"Sepertinya kau benar-benar amnesia, kau tidak bisa memeperlakukanku seperti seorang kekasih, bukankah kita suda putus!! Apa kau lupa???" -tangan taehyung yang terbuka hendak memeluk sohyun terkulai lemas.
Iya sohyun benar, taehyung yang terlalu panik sungguh benar-benar lupa kalau dia dan sohyun sudah putus.
Poor taehyung.
"Aku tidak mau putus!! Aku ingin kita kembali!!" -sohyun menatap taehyung tidak percaya. Apa taehyung berniat mempermainkanya kembali?? Jangan harap sohyun akan terjebak kedua kalinya.
"Apa kau sangat senang mempermainkanku?!..." -taehyung menggeleng, sungguh tak ada sedikitpun niatan taehyung untuk mempermainkan sohyun. "....aku tidak akan terjebak kedua kalinya dengan permainamu"
"Aku tidak mempermainkanmu!! Aku sungguh-sungguh" -sohyun mendengus, dia memilih membaringkan lagi tubuhnya di ranjang, karena kepalanya semakin pusing karena mendengarkan ocehan taehyung.
"Hyun aku_____"
"Berisik!! Aku mau tidur!! Kepalaku pusing" -taehyung langsung diam dan duduk di samping ranjang sohyun sembari menatap sendu sohyun yang memunggunginya.
.
.
.
.
.
.
Yoori berada di kamarnya, dia masih saja tidak masuk sekolah. Dia duduk di kursi belajarnya dan menatap datar lukisan besar yang berada di kamarnya, lukisan yang tirainya kemarin hampir saja di buka oleh hanbin.
Masih teringat jelas oleh yoori bagaimana dia dan gadis kecil di dalam lukisan itu saling bercengkrama dan bermain bersama, gadis kecil dalam lukisan itu sangat spesial karena dia adalah teman pertama yoori, teman yang mengajarkan yoori apa itu memiliki dan apa itu kehilangan.
Ponsel yoori yang berada di atas mejanya berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk, tanpa tergesa yoori membuka pesan tersebut, membacanya dengan seksama dan di detik berikutnya ekspresi wajah yoori berubah tegang.
.
.
.
.
.
Nona, john tertangkap
__________________
TBC