Sang Penyihir 2 : Lahir Kemba...

By SiCipuOTR

1K 253 623

Perdamaian? Apa hal itu nyata? Apa mungkin itu bisa diwujudkan? Siapa yang tau? More

Prolog
Uang Tambahan
Kerajaan Kozaku
Turnamen?
Segitiga Traka
Pemukiman Warga Jamur
Turnamen Dimulai
Misha Vs Fros
Kekacauan
Misi
Hutan Terlarang
Epilog
Prolog II
Azali? ... Latihan Dasar Penyihir
Mengamuk! Pria Misterius Vs Pasukan Elit
Insomnises! Vio Sang Iblis
Buku Traka no.1 ... Rekan Perjalanan Baru.
Kemampuan Kai ... Sisi Dataran yang Lain
Pulang ... Pemukiman dan Kerajaan Garuga
Crossover! Si Gadis Malaikat Iblis
Takdir! Perjalanan Menuju Kehancuran
Area Gurun! Kisah Masa Lalu
Penangkapan! Kota Tanpa Penyihir, Salras
Bragar! Desa Cikari Dalam Bahaya
Labirin! Sihir Pengadu Domba
Perbatasan ... Kisah Pertemuan Vio dan Misha
Pertarungan! Segel Oktagon dan Penghianat
Akhir! Pertarungan Nyawa
Epilog II

Legenda! Dia yang Mengetahui Sejarah

22 7 10
By SiCipuOTR

○Another side○

Vio memanggil Nox dan Xin dan langsung bergabung dan Vio masuk ke mode iblisnya. Tapi ternyata, gadis itu tak tinggal diam setelah melihat perubahan Vio. Sebuah cahaya memancar ke langit dan setelah cahaya itu hilang, gadis itu berudah dengan wujud campuran setengah malaikat dan setengah iblis. Hal itu membuat Vio terkejut.

"Kau memiliki wujud yang menarik." Ucap Vio.

"Terima kasih. Tapi aku penasaran denganmu, kau memiliki aura sihir yang kuat, tapi dari tadi kau hanya menyerang dengan fisikmu. Apa kau meremehkanku?" tanya gadis itu.

"Harus aku akui kau sangat kuat. Aku sampai bingung bagaimana harus melawanmu. Tapi kemampuan sihirku memiliki cara yang rumit dan akan panjang jika harus kujelaskan."

"Hmm intinya sihirmu itu semacam sihir pendukung, apa aku benar?"

'Tepat sasaran.' Batin Vio. "Iya, kira-kira seperti itu."

"Tapi dengan aura sekuat ini, pasti kau orang yang sangat kuat."

"Kalau begitu, mari kita buktikan."

Mereka saling bersiap dengan kuda-kuda mereka. Lalu dalam sekejap, mereka melesat dengan cepat meninggalkan bekas pijakan mereka yang hancur. DUUAAAAR ..... gelombang ledakan tercipta saat pukulan mereka beradu.

Vio melompat mundur sambil melancarkan tendangan dengan kaki kanannya. DESSSS ... tendangan Vio ditahan dengan tangan kiri. Lalu kaki Vio di tarik dan gadis itu melancarkan pukulan dengan tangan kanannya lurus kearah muka Vio. BUM ... pukulan gadis itu berhasil di tahan oleh Vio. Setelah itu Vio berteleport menjauh dari gadis itu.

Vio bersiap untuk maju dan langsung berteleport ke depan gadis itu dengan pukulan yang siap diluncurkan. Gadis itu siap menahannya tapi Vio berteleport lagi kebelakang gadis itu. Tapi dengan cepat, gadis itu melancarkan tendangan ke belakang dari arah kanan ke arah kiri. Tapi tendangan itu hanya menembus tubuh Vio.

'Kena kau.' Batin Vio.

Vio melancarkan pukulannya saat gadis itu sudah berdiri menghadap kearahnya. DUMMB ... tapi secara mengejutkan, gadis itu bisa menahan serangan Vio dengan tangan kirinya. Itu membuat Vio terkejut mengingat dia masih menggunakan sihir Vrampire milik Xin. Kemudian gadis itu mencekik Vio dengan tangan kanannya dan membanting Vio ke tanah.

"Sihir teleportasi dan sihir hantu. Kau memiliki sihir yang sangat jarang dimiliki penyihir lain." Ucap gadis itu yang masih menahan Vio dengan cekikannya.

'Apa yang terjadi?' batin Vio. 'Dia bisa menyentuhku saat aku dalam sihir Vrampire, dan sekarang aku ngga bisa berteleportasi.'

"Tapi kuberi tau satu hal." Ucap gadis itu yang mengangkat Vio dengan cekikannya. "Jangan gunakan sihir hitam, saat berhadapan dengan Malaikat. Karena Malaikat bisa mematahkan semua sihir itu." Lanjut gadis itu lalu melempar Vio.

Vio mendarat dengan kedua kakinya dan langsung bersiaga lagi. Vio mengatur nafasnya. Dia mulai kehilangan energi karena terlalu lama bergabung dengan Nox dan Xin.

"Sepertinya kau sudah mulai kelelahan." Ucap gadis itu.

"Aku masih bisa melawanmu." Ucap Vio.

"Pasti karena kontrak dengan Iblis yah? Aku masih penasaran dengan sebesar apa kekuatanmu. Jadi, ayo kita akhiri dengan serangan terkuat kita." Ucap gadis itu.

Gadis itu mulai merapal mantra dengan cepat dan mengangkat tangannya ke atas. Sebuah tekanan energi yang mengerikan terasa saat sebuah bola hitam seukuran kepala dengan cincin cahaya muncul di atas gadis itu.

"Aku akan memperlihatkannya padamu." Ucap Vio.

Vio meluruskan tangannya kedepan dan sebuah bola hitam muncul dengan tekanan yang tak kalah kuat. Pijakan mereka mulai retak hanya karena tekanan aura mereka berdua.

"Kekuatanmu memang hebat." Ucap gadis itu.

"Aku juga harus mengakui kehebatanmu." Ucap Vio.

Mereka masih memusatkan kekuatan kalian sampai tanah di sekitar mereka mulai hancur. Setelah itu, gadis itu melempar bola hitam dengan cincin cahayanya bersamaan dengan Vio yang melesatkan bola hitam miliknya. Saat sihir mereka akan bertabrakan, tiba-tiba seseorang muncul di tengah mereka dan menyerap bola hitam mereka berdua. WUSS ... angin berhembus kuat karena efek hilangnya dua bola hitam dengan energi luar biasa itu.

Vio terkejut melihat seseorang itu berhasil melenyapkan serangannya semudah itu. Seketika Vio dan gadis itu tertunduk di tanah dan tak mampu untuk berdiri lagi.

'Sihir gravitasi.' batin Vio yang berusaha sekuat tenaga untuk bangkit, tapi usahanya sia-sia.

"A-ampun Mas-ter." Ucap gadis itu.

"Kembali ke wujud manusiamu!" Perintah seseorang itu pada gadis itu.

"B-baik." Gadis itu langsung kembali ke wujud manusia.

"Kau juga!" Perintahnya pada Vio.

Vio langsung memisahkan diri dengan Nox dan Xin, lalu mereka langsung menghilang dengan portal. Sihir gravitasi menghilang dan mereka bisa bangkit. Vio terengah-engah dan pergi membebaskan Misha dan yang lainnya.

"Maaf master, ada penyusup masuk kedalam pulau kita." Ucap gadis itu.

"Ya ampun Reni, kembali kepondok!" Ucap seseorang itu.

"Baiklah." Gadis bernama Reni itu langsung pergi.

Vio masih sibuk membebaskan teman-temannya. Tiba-tiba seseorang itu menghampiri Vio dan memberi sihir penyembuh.

♡Vio side♡

Seseorang muncul di tengah pertarunganku dengan gadis itu. Dia berhasil menyerap dua sihir tingkat tinggi dengan sangat mudah. Tapi tiba-tiba, dia memberi kami sihir penyembuh.

"Maaf penyambutanku kurang mengenakkan." Ucapnya.

"Kami ke sini karena menerima undangan." Ucapku.

"Iya aku tau, aku yang mengundang kalian. Sekali lagi maaf, dia muridku dan aku lupa memberitahunya bahwa aku mengundang seseorang ke sini."

"Kenapa kau sampai lupa?" tanya Elfa yang kesal.

"Itu karena aku memberikan undangan itu 3 tahun yang lalu dan aku belum memiliki murid."

"Tiga tahun?" Ryuu nampak tak percaya.

Tentu saja sulit dipercaya. Dia mengundang kami 3 tahun lalu di tempat yang belum pernah kami singgahi. Tapi itu masuk akal jika aku mengingat Yama mengatakan seseorang yang mengundang kami memiliki sihir waktu untuk melihat masa depan.

"Kau melihat masa depan?" tanyaku.

"Begitulah, aku sudah melihat takdir kalian. Khususnya takdirmu, Violeta." Ucapnya.

"Apa maksudmu?"

"Biar kuperkenalkan diriku, namaku Lasya, mantan dari 10 kesatria pelindung." Ucapnya.

Tiba-tiba Elfa terkejut mendengar dia menyebutkan namanya.

"Kau ... Lasya sang penyihir?" tanya Elfa.

"Iya, biar kuantar kalian ke pondok kecilku." Ucap Lasya yang mengajak kami ke pondok miliknya.

Di perjalanan, Elfa terlihat masih tak percaya. Jujur aku sendiri tak tau siapa Lasya ini. Kesatria pelindung katanya... mmm apa ada hubungannya dengan kisah yang diceritakan Rolland tentang iblis yang mengerikan itu?

"Dia siapa Fa?" bisikku.

"Kau tak tau legendanya? Tentang 10 kesatria pelindung yang menyegel iblis?" tanya Elfa. Sekarang aku lebih yakin bahwa ini ada hubungannya dengan cerita Rolland.

"Maksdumu? Dia hidup selama 150 tahun?" tanyaku.

"Aku juga sedang bingung kenapa dia masih hidup. Kabar dunia mengatakan dia hilang bersama Rega rekannya setelah pelarian."

"Pelarian? Dia melakukan kejahatan?"

"Dia membunuh sang Raja dari kerajaan Garuga yanh dulu bernama kerajaan Kiza."

Setelah mendengar itu, aku jadi lebih waspada terhadapnya. Dia masih berjalan dan kami melihat pondok kecilnya. Dia mempersilahkan kami masuk dan memberi kami kamar untuk beristirahat.

"Aku ingin mengobrol dengan kalian nanti malam, istirahatlah dulu." Ucap Lasya.

Kami mengikuti keinginannya dan langsung berbaring setelah dia pergi. Kami berada di satu kamar dengan empat tempat tidur yang terpisah.

"Kenapa harus menunggu malam?" tanya Ryuu.

"Entahlah," ucapku.

"Dia jahat ngga sih?" tanya Misha.

"Sejarahnya, dia dan Rega rekannya telah membunuh raja yang sangat berpengaruh di negeri ini. Dia dikejar oleh seluruh negeri dan mulai saat itulah dunia sangat membenci penyihir." Jelas Elfa.

"Apa? Jadi karena dia?" Misha mulai terbawa emosi.

"Bukan hanya itu, setelah para penyihir berhasil dipukul mundur, para manusia mulai memperluas wilayah dengan menyerbu sarang para makhluk ajaib. Itulah kenapa sekarang sangat jarang ditemukan seperti naga atau binatang lainnya." Jelas Elfa.

Sebenarnya aku tau dimana para naga dan ras lainnya berada. Tapi, mungkin nanti saja aku ceritakan pada mereka. Walau sepertinya dia adalah orang jahat, tapi aku merasa nyaman di sini. Tak ada hawa yang mengancam, kecuali gadis itu.

Aku terlelap tanpa sadar. Mungkin ini adalah efek aku terlalu lama bergabung dengan Nox dan Xin. Aku tak boleh terlalu sering melakukannya. Saat hari sudah gelap, aku terbangun saat ada cahaya masuk melalui jendela. Aku bangun dan melihat melalui jendela, ternyata ada Lasya yang sedang duduk di tengah lingkaran sihir yang menyala.

"Ah, kau sudah bangun Vio? Kemarilah, aku ingin bicara." Ucapnya tanpa menengok kearahku. Aku pun segera keluar dari pondok dan menghampirinya. Aku juga ingin menanyakan hal-hal yang di katakan Elfa tadi soal masa lalunya.

"Aku juga ingin mengajukan beberapa pertanyaan." Ucapku.

"Silahkan, kita ngobrol santai saja." Ucapnya.

Cahaya dari lingkaran sihirnya menghilang dan dia berdiri. Seketika muncul meja dan kursi dari tanah dan itu cukup mengejutkanku.

"Mari duduk!"

Aku kesampingkan dulu terkejutku dan kami mulai duduk. Tiba-tiba gadis tadi siang muncul membawa dua gelas teh.

"Silahkan diminum." Ucapnya sambil menaruh gelasnya di meja.

"Terima kasih." Ucapku.

"Namanya Reni, dia muridku satu-satunya." Ucap Lasya memperkenalkannya.

"Ooh, salam kenal. Aku Vio."

"Iya, salam kenal. Kau sangat hebat." Pujinya.

"Aku belum sehebat kau." Ucapku.

"Baik Reni, aku ingin bicara dengan Vio. Hanya berdua."

"Baik Master."

Reni langsung berlari pergi. Dia terlihat seperti gadis pada umumnya. Tapi bisa-bisanya dia memiliki kemampuan diluar perkiraan.

"Baik, kita mulai. Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Lasya.

"Oh, aku dulu yang bertanya?"

"Iya, aku akan mengatakan apa yang akan aku katakan setelah menjawab semua pertanyaanmu."

"Baiklah, apa benar kau Lasya sang kesatria pelindung yang hidup 150 tahun yang lalu?"

"Iya benar, itu aku."

"Hmm, kenapa kau memantik api kebencian untuk para penyihir dengan membunuh raja?"

"Aku tak bermaksud melakukan itu."

"Apa maksudmu?"

"Aku akui, aku lah yang membunuh raja Makao. Dia adalah raja yang bijaksana dan aku sangat bersyukur bisa menjadi bawahannya. Tapi saat itu, aku dan Rega temanku, kami di jebak."

"Oleh siapa?"

~Flashback~

Beberapa tahun sebelumnya, tepat saat 10 kesatria pelindung baru saja menjadi pahlawan karena mereka berhasil mengalahkan iblis yang memporak-porandakan dataran. Mereka sedang bersantai di depan kastil kerajaan Kiza, menunggu Arga yang sedang berdiskusi dengan sang raja.

Tapi saat Arga muncul, dia memasang wajah tak enak dan mengajak para kesatria berkumpul. Malam itu, mereka berkumpul di sebuah tempat yang cukup tersembunyi.

"Jadi, ada hasil apa dari perundinganmu dengan raja?" tanya salah satu kesatria.

"Kita dalam bahaya." Mereka semua sontak terkejut mendengar Arga mengatakan hal itu.

"Bahaya apa?" tanya Rega.

"Raja akan mengeksekusi kita satu persatu saat kita lengah." Ucapnya.

"Tidak mungkin."

"Kita baru saja menjadi pahlawan di seluruh negeri." Ucap Lasya.

"Karena itulah, raja mengatakan bahwa ada kemungkinan kita akan menjadi seperti iblis itu dan mengancam dunia dengan kekuatan kita. Jadi sebelum itu terjadi, mereka sudah menyiapkan pemakanan kita semua."

"Apa-apaan sang raja itu?" Ucap Gizar.

"Lalu kita harus bagaimana?"

"Kita akan memberontak. Tengah malam nanti, kita menyelinap ke kastil dan kita bunuh sang raja."

Rencana mereka berlangsung saat tengah malam tiba. Mereka bersiap dengan wajah mereka yang tertutupi. Mereka mulai mengacaukan kerajaan. Saat semua kesatria pelindung mengalihkan perhatian, Arga, Lasya dan Rega sudah berada satu lantai tepat di bawah kamar sanga raja.

"Kamar raja memiliki sihir pelindung. Karena itulah aku membutuhkan sihir kalian." Ucap Arga.

"Baiklah, akan kami lakukan sesuai rencana." Ucap Lasya.

Arga pergi dengan berkata untuk mengamankan keadaan. Saat itu, Rega sudah berada di depan kamar sang raja yang di jaga empat prajurit. Namun para prajurit itu dengan mudah kalahkan oleh Rega. Lalu Lasya menggunakan sihirnya untuk menembus sihir pelindungnya dan langsung bertatap muka dengan sang raja.

"Akhirnya kau sampai di sini, Lasya." Ucap sang raja.

"Bagaimana kau tau?"

"Aku tau itu kau. Arga sudah membodohi kalian."

"Jangan bergurau, kau akan mengeksekusi kami karena kami memiliki potensi berbahaya untuk negeri ini."

"Arga berbohong. Bukan itu yang kami diskusikan. Aku menolaknya saat dia memintaku mendirikan kerajaan baru untuknya. Sungguh, dengan segala kekuatanku, aku takkan sanggup melakukan itu. Aku tidak mau terjadi perang hanya karena satu kerajaan baru didirikan. Tapi Arga tidak mau tau dan seperti sekarang ini lah kondisinya."

"Bagaimana aku bisa mempercayai kata-katamu?"

"Sama seperti kau mempercayai kata-kata Arga." Ucap sang raja. Lasya membuka topengnya.

"Aku masih tak bisa mempercayaimu."

"Percayalah, aku sudah melihat masa depan. Arga akan menghianatimu. Dia akan melimpahkan semua kejadian malam ini pada kalian berdua."

"BERISIK!! Kau tau aku sangat mengagumimu. Tapi mendengar Arga mengatakan kau akan mengeksekusi kami, itu membuatku hancur."

"Maafkan aku. Lakukanlah hal yang harus kau lakukan. Aku takkan bergerak dari sini."

Lasya bersiap dengan sihirnya. Dia siap untuk membunuh sang raja. Tapi hatinya mulai bimbang. Siapa yang harus dia percaya? Dia bingung, dan akhirnya Lasya menusuk sang raja dengan sihir pedang angin. Darah bercucuran keluar dan raja meminta Lasya untuk mendekat. Lasya yang sekarang di banjiri air mata, dia mendekat perlahan. Sang raja menyentuh dahi Lasya dengan tenaga terakhirnya. Lalu dia berkata ...

"Kuwariskan, sihir waktu untukmu. Terima kasih sudah mengagumi raja bodoh sepertiku."

Sang raja pun menghembuskan nafas terakhirnya diiringi tangisan Lasya yang tak kunjung berhenti. Rega kemudia masuk ke kamar karena sihir pelindungnya telah hilang. Tak lama setelah itu, muncul Arga bersama para prajurit. Lalu yang terjadi, Arga benar-benar melimpahkan semua penyerangan ini pada mereka berdua dan mereka memutuskan untuk kabur dan mengasingkan diri.

Kembali kemasa sekarang.

♡Vio side♡

Lasya menceritakan semua itu dan kurasa dia bukanlah orang jahat. Dia hanya di jebak. Itu terlihat dari matanya yang berkaca-kaca selama menceritakan kisah itu.

"Lalu, dimana rekanmu?" tanyaku.

"Dia tak bisa bertahan selama yang aku bisa."

"Bagaimana kau bisa bertahan hidup selama ini?"

"Aku menggunakan sihir waktu untuk mengundur kematianku. Tapi walau begitu, tubuh ini sudah tak kuat menahan semuanya. Aku akan menyerah setelah bertemu dengan kalian, itulah tujuan terakhirku. Aku sudah tak memiliki penyesalan, aku sudah mewariskan semua kemampuanku kepada Reni. Kecuali sihir waktu. Jadi jika aku mati, aku takkan memiliki penyesalan."

"Baiklah, aku selesai bertanya. Aku percaya padamu."

"Terima kasih. Kalau begitu, izinkan aku yang bicara. Kau, Violeta the Witch, akan menghadapi kehancuran dunia ini."

"Apa!"

Satu kalimat yang dia ucapkan, cukup membuatku tak bisa berkata lagi. Apa maksudnya? Kehancuran dunia ini?

÷Bersambung÷

Continue Reading

You'll Also Like

21K 861 9
"Berawal dari sebuah liburan yang menyenangkan berubah menjadi malapetaka bagi mereka ber-enam akibat melanggar peraturan yang telah di sampaikan"
942 313 39
{Buku Pertama: Sekolah Aneh Buku Kedua: Misteri dan Memori Buku ketiga: Black Hawk Buku keempat: Kembali SA Buku Kelima: Penggila Cinta} [Di tulis:...
534 142 11
Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakl...
526 284 23
π–₯π—ˆπ—…π—…π—ˆπ— π–½π—Žπ—…π—Ž π—Œπ–Ύπ–»π–Ύπ—…π—Žπ—† 𝖻𝖺𝖼𝖺 + 𝖺𝗇𝖾 π—†π–Ίπ—„π—Œπ–Ί π–²π–Ύπ—†π—Žπ–Ί 𝗉𝖺𝗋𝗍 𝗉𝖾𝗇𝖽𝖾𝗄 __________________ π–¨π—Œπ—‚ 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂...