BOYFRIEND RENT 1 ❌ Jaehyun (N...

By Jesstation

10.2K 1.2K 88

Jadi talent Boyfriend Rent buat jadi pacar bohongan berasa jadi simpanan tante-tante gue. Berasa punya sugar... More

Boyfriend Rent
Cast
1. Download
2. Blasteran Surga
3. Who?
5. Child
6. Finding Sakha!
7. Tears
8. What?
9. Your Bodyguard
10. Sakha feat Jaedan
11. Identitas Jaedan
12. Accident 🔞
13. The Truth
14. We Got Married
15. First Night with Jaedan
16. Premium (End)

4. Party

475 70 2
By Jesstation

⚠WARNING⚠
Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan idol di dunia nyata. Cerita ini hanya fiksi dan murni ide dari author, semua alur dan setting hanyalah rekayasa. Dimohon para pembaca untuk bijak dan dapat membedakan mana fiksi dan mana real life :)

Happy Reading

❣BOYFRIEND RENT

Sudah dua hari sejak kejadian Jaedan muncul di hadapan Alle, sejak itu juga Jaedan benar-benar tidak muncul lagi, tapi hampir setiap pagi siang dan malam dia selalu mengirimi Alle pesan, katanya itu bagian dari profesionalisme kerja sebagai talent boyfriend rent. Alle membiarkannya saja, lagi pula hanya seminggu.

Saat ini Alle sedang berada di salah satu supermarket di dekat tempat tinggalnya, dia sedang membeli kebutuhan bulanan mengingat sudah memasuki awal bulan.

Ditengah kegiatannya memilih sayuran, ponsel Alle berbunyi, dia segera mengangkat telfon dari Riyu.

"Gimana Riyu?"

"Ponselnya udah gue kirim ke Sakha. Semoga sampai di dia ya. Dia apa kabar?"

"Ya itu Riyu, gue gak tau kabarnya dia. Kata Jiano, temennya dia ponselnya rusak makanya gue minta tolong lu buat cari ponselnya. Duitnya kurang gak?"

"Gak lah, sisa malah. Lagian lu napa dah ngasih duit banyak banget ke gue"

"Riyu, sisa uangnya minta tolong transfer ke tabungan Sakha aja ya"

"Iya siapp"

"Thanks Riyu"

"Santai aja"

Alle kembali melanjutkan kegiatannya memilih sayur dan beberapa bahan makanan lainnya sampai akhirnya kegiatannya terhenti.

"Hai? Alle kan? Valleria?" Alle terdiam sebelum akhirnya tersenyum, senyum paksa maksudnya.

"Sial, kenapa harus ketemu dia" Batinnya.

"Hai Kristin, apa kabar?" Tanya Alle berbasa basi

"Baik. Eh lu gimana? Baik kan? Pacar lu gimana? Baik juga? Besok jadi kan bawa dia ke party gue?"

Alle hanya tersenyum. Masih sama, batinnya. Perempuan dihadapannya ini masih sama. Sombong, angkuh dan sok.

"Hehe gak tau deh Kris, jadi datang atau gak. Soalnya dia sibuk"

"Loh kenapa? Kok gitu? Katanya kemarin bisa? Hati-hati loh Le, kalau cowo suka sibuk-sibuk mulu bisa aja dia selingkuh. Lupa lu dulu juga kan si Jo gitu?"

Alle mengepalkan tangannya mencoba meredam emosinya dengan senyum di wajahnya.

"Atau jangan-jangan kalian putus? Dia selingkuh lagi Le? Astaga Alle, hati-hati dong kalau milih cowok, kayaknya dari dulu di selingkuhin mulu. Padahal lu cantik, pinter, baik, tapi milih cowok suka gak bisa. Sabar ya Le" Kristin menepuk pundak Alle pelan.

Alle masih diam. Rasanya ingin menampar perempuan itu sekarang juga.

"Hehe, gue usahain datang. Kalau gitu gue duluan ya Kris, udah mau malem soalnya" Ujar Alle lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Kristin dengan segala umpatan-umpatan yang dia teriakan dalam batinnya.

"Anjing, asw, bajingan, sialan, pelakor aja blagu!" Gerutu Alle saat sampai di apartemennya. Setelah membereskan belanjaannya di kulkas. Dia langsung membersihkan diri.

Ting

Selesai mengeringkan rambut, atensinya tertarik pada ponselnya yang berbunyi, tanda ada chat masuk. Dilihatnya nama Jaedan, teman-temannya yang memberi nama kontak waktu itu

Jaedan

Malam Alle,
Udah makan?
Jangan lupa makan ya? Terus istirahat, habis itu tidur

Pesan teks yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Tiba-tiba jarinya bergerak membalas chat dari Jaedan.

Besok, jam 7 malam

Alle?
Apa?

Jalanin rencana yang waktu itu pernah gue bahas
Bukan gue, maksudnya temen gue.


Ohh voice note itu?
Tunggu
Berarti ini artinya...

Iya gue minta tolong
Pake jasa boyfriend rent lu


Oke
Laksanakan nona
Besok gue antar-jemput mau?

Gak usah


Biar kita bisa kenal
Setidaknya besok malam gak kaku

Gak perlu, gue mudah deket dan adaptasi


Tapi gue enggak

Ck
Yaudah
Jam 7 pagi gak boleh telat

Siap sayang

Gausah panggil sayang


Itu profesionalisme kerjaku


Gak peduli


Latihan biar besok gak kaku

Terserah

***

Keesokan paginya, Jaedan benar-benar menjemput Alle, bahkan masih jam setengah tujuh dia sudah mengetuk pintu apartemen Alle dimana Alle masih bersiap-siap.

"Gue kan bilang jam 7 kenapa lu datang sekarang?" Tanya Alle yang masih mengeringkan rambutnya.

"Kan lu bilang gak boleh telat. Yaudah gue datang pagi sekalian"

"Lu tuh gabut ya? Gak kerja apa gimana? Usia lu harusnya kerja" Ujar Alle. Jaedan tersenyum.

"Ini pekerjaan gue. Jadi pacar orang hehe. Oh iya gue gak gabut. Gue lagi kerja gini sambil ngerjain buat ujian thesis S2 gue" Jawaban Jaedan membuat Alle tertegun dan kemudian memilih diam.

Siapa sangka orang yang terlihat menganggur seperti Jaedan ternyata adalah mahasiswa S2.

"Udah sarapan?" Tanya Alle setelah siap.

Jaedan menggeleng. Alle ke dapur sebentar lalu mengambil sandwich buatannya dan memberikan pada Jaedan.

"Makan"

"Lu?"

"Gue udah makan. Sengaja bikin lebih, soalnya tau lu mau datang" Ujar Alle.

"Makasih sayang"

"Ngomong lagi gue usir lu"

"Profesional, babe"

Alle sudah siap melemparkan bantal sofa ke Jaedan namun Jaedan segera memohon ampun.

Setelah selesai sarapan, Jaedan langsung mengantar Alle ke kantornya. Lagi-lagi Alle terdiam melihat mobil yang dibawa Jaedan. Bukan main-main kantungnya Jaedan. Apa kerja di boyfriend rent membuat dia kaya raya? Kalau iya Alle mau ikut Girlfriend Rent.

"Jadi talent boyfriend rent bisa bikin kaya ya?" Tanya Alle tiba-tiba. Jaedan terkekeh.

"Ini mobil perusahaan, kita emang di kasih pinjam mobil setiap ketemu client. Boyfriend rental itu gak setengah-setengah All-- kak Alle emm atau tante Alle?" Jawab Jaedan seolah paham arah pertanyaan Alle. Alle kembali memberikan tatapan sengit sekaligus sanggar ke Jaedan karena kembali memanggilnya tante.

"Bercanda tante. Alle maksud gue"
"Lu kerja dimana btw?" Tanya Jaedan.

"Dreamies publisher"

"Woww, gila itu publisher terbesar se-Asia. Itu juga anak perusahaannya Neo group. Sama kaya perusahaan ilicil grup, itu juga anak perusahaannya Neo grup. Gila emang Neo grup. Big 3 nya Indonesia"

Alle tidak mempedulikan ucapan Jaedan. Tanpa Jaedan beritahu pun Alle sudah tau, dia sudah 3 tahun mendalami bidangnya di Dreamies publisher, tentu saja dia tau.

"Berhenti situ aja"

"Siap"

"Makasih. Inget nanti malam jam 7, jangan telat dan jangan datang jam setengah 7!" Ujar Alle sambil turun dari mobil. Jaedan membuka jendela di pintu mobil yang baru saja di tutup Alle.

"Siap tante gak akan lupa!"

Alle sudah siap mengumpat dan menendang mobil Jaedan namun Jaedan cepat-cepat melesat pergi dengan mobilnya.

"Sialan!"

Alle berjalan memasuki kantornya, langkahnya terhenti karena dia melihat seseorang yang dia kenal di lobi.

"Juna?"

"Valleria. Gue kira lu udah pindah tempat kerja, gue nunggu dari tadi"

"Ikut gue"

Juna mengikuti langkah Alle memasuki kantornya bahkan ruangannya. Justin yang melihat Alle tak sendirian langsung bersorak.

"Siapa nih Le? Penulis baru?"

"Bukan"
"Juna, keruangan itu. Nanti gue susul, gue absen dulu" Alle menunjuk ruangan bertuliskan 'meeting room' ruangan kecil yang biasanya dipakai diskusi oleh pegawai saat rapat maupun saat berdiskusi dengan penulis.

"Oke" Juna berjalan masuk keruangan itu.

"Ciee Alle" Goda Justin yang kemudian langsung ditendang Alle.

Alle bergegas memasuki ruang meeting dan duduk dihadapan Juna.

"Gimana Jun?"

"Soal Sakha"

"Iya, gimana?"

"Gue gak bisa lacak keberadaannya Le. Hpnya rusak, tapi lu inget kan? Gue pernah ngasih kalung ke dia, ada gps disitu. Tapi sekarang gak bisa dilacak"

Alle menegakkan tubuhnya dan menatap Juna.

"Gue udah minta Riyu juga, tapi dia juga gak bisa lacak kalungnya."

Alle mengusap wajahnya kasar.

"Artinya, papanya Sakha tau kalau Sakha sedang di awasin? Dia tau kalau ada yang lagi ngawasin Sakha?"

Juna mengangguk lemah. Juna memegang tangan Alle untuk menyalurkan ketenangan.

"Jangan khawatir. Gue yang akan turun langsung buat lihat keadaan Sakha. Kalau perlu gue minta anak-anak geng gue yang bar-bar buat turun juga"

"Jun, lu tau kan? Anak buah papa gak main-main. Gue takut lu kenapa-napa"

"Alle, Sakha itu juga adek gue, jangan khawatirin gue. Gue lakuin ini buat Sakha juga" Ujar Juna. Alle mengangguk.

"Makasih Jun"

***

Malamnya, Alle benar-benar pergi ke party bersama Jaedan. Jaedan yang dilarang datang jam setengah 7 tepat justru datang pukul 6.35. Tentu saja hal ini kembali membuat Alle mengomeli kelakuan Jaedan.

"Kan gue bilang jangan datang jam setengah 7. Gue belum selesai make up"

"Ini setengah 7 lebih 5 menit. Berarti gak pas setengah 7 dong"

Alle benar-benar gemas ingin menendang anak ini tapi dia redam emosinya.

"Satu lagi Le, lu gak usah make up udah cantik hehe. Btw, numpang toilet" Alle masih terdiam, belum mengijinkan Jaedan tapi dia sudah berjalan ke kamar mandi.

"Sadar Alle sadar. Dia ngalus dan semua perlakuan dia itu adalah profesionalisme dalam pekerjaannya. Gak boleh baper. Tapi dia ganteng banget gilaa" Gerutu Alle.

Bagaimana bisa Alle menolak ketampanan seorang Jaedan Siregar? Datang dengan setelah jas rapi, rambut yang ditata rapi dan memamerkan jidatnya, ketampanannya bertambah 127% dari penampilan biasanya. Alle tak berbohong bahwa Jaedan sangat tampan.

Setelah melalui perdebatan kecil dengan Jaedan, akhirnya mereka berangkat ke party milik musuh bebuyutan Alle.

Sesampainya di tempat parkir, Alle sempat ingin pulang saja. Tapi Jaedan memaksanya dan menyeretnya masuk. Memang Jaedan sedikit bar-bar, tapi karena tampan jadi bisa dibicarakan baik-baik.

"Sini tangannya. Biar gak kelihatan bohongnya" Ujar Jaedan lalu menarik tangan Alle agar bertaut di lengannya.

"Inget aku-kamu jangan lu-gue" Ujar Jaedan.

"Kok jadi lu yang ngatur dan semangat gitu sih Jae? Kan gue yang rencanain?"

"Ini namanya totalitas kerja"
Kerja, kerja, kerja, selalu saja Jaedan membawa alasan itu.

"Itu Kristin" Bisik Alle kepada Jaedan. Jaedan mengerti dan mengangguk.

"Alle!"

Bukan Kristin yang memanggilnya tapi Kirana dan Riyu. Sean dan Alice sengaja tidak hadir di acara tersebut karena ada janji lain. Padahal yang waktu itu heboh di grup adalah Alice dan Sean.

"Hey, Jaedan ya?" Ujar Kirana. Benar-benar rasanya Alle ingin mengumpat karena dua sahabatnya ini seperti tidak memiliki dosa.

"Lu yang waktu itu ngirim voice note ya? Suaranya sama soalnya" Ujar Jaedan. Kirana mengangguk.

"Gue Riyu, ini Kirana"

"Jaedan"

"Gue kesana dulu ya" Ujar Kirana lalu pergi meninggalkan Riyu bersama dengan Alle dan Jaedan.

"Dia sama pacarnya kesini" Ujar Riyu.

"Btw, gue juga hari ini pake jasa boyfriend rental hehe" Ujar Riyu. Mata Jaedan terlihat berbinar.

"Oh iya? Siapa?"

"Riyu maaf, telat tadi macet-- bang Jaedan?"

"Lah Haekal?"

Mereka berempat akhirnya tertawa bersama. Jelas saja Jaedan kenal, mereka ada di perusahaan yang sama dan program yang sama.

"Btw Alle, soal Sakha--" Ujar Riyu tiba-tiba secara lirih, namun jelas saja Jaedan dan Haekal masih bisa mendengar.

"Juna udah ngomong sama gue tadi di kantor. Makasih ya Riyu udah bantu juga. Kita bahas itu nanti, gak enak banyak telingga disini" Riyu mengangguk.

"HAII ALLEE" Sapa Kristin sedikit keras sehingga membuat beberapa orang mengalihkan perhatian mereka ke Alle.

Sialan. Batin Alle. Namun, dia tetap tersenyum.

"Hai"

"Jaedan, kenalin ini Kristin" Ujar Alle memperkenalkan Jaedan ke Kristin. Mata Kristin tampak berbinar, dia bahkan sempat terpaku sebentar melihat ketampanan Jaedan dan Haekal tentunya.

"Jaedan, pacar Alle" Ujar Jaedan kemudian merangkul Alle. Alle sedikit kaku sampai akhirnya Jaedan berbisik agar relax.

"Kristin"

"Ini Riyu ya?" Tanya Kristin. Riyu mengibaskan rambutnya sebentar sampai hampir mengenai wajah Haekal.

"Iya, eh kenalin Kris. Ini Haekal cowok gue"

"Haekal, pacarnya Riyu" Ujar Haekal.

"Wah gila ya, gue gak nyangka sih sama kalian masih temenan. Padahal kan dulu lu putus dari Jo karena Jo selingkuh sama Riyu kan?" Ujar Kristin.

Jaedan dan Haekal sedikit terkejut mendengarnya.

"Itu masa lalu. Gak baik kalau kita terus-terusan bermusuhan dengan masa lalu" Ujar Alle.

Dia mengepalkan tangannya sambil meremat dressnya. Jaedan menyadari itu dan segera mengandeng tangan Alle sambil mengusapnya pelan, berharap bisa memberikan ketenangan untuk Alle.

"Haha iya sih bener. Semoga aja yang ini cowoknya bener ya Le. Soalnya Jo sama Mikael kan kayaknya gak bener semu--"

Belum selesai Kristin berbicara, tiba-tiba saja Jaedan menyiram Kristin dengan minuman yang baru saja diberikan oleh pelayan pesta. Dia menyiramnya dengan cara pura-pura tersandung.

"Jaedan?" Alle terkejut dengan kelakuan Jaedan.

"Sorry sorry, aduh gue tadi mau jalan kesana malah kesandung. Maaf ya baju lu jadi kotor. Aduh pasti mahal ya gaun lu?" Ujar Jaedan. Kristin mengerutu sebal lalu pergi.

"Maaf, gue malu-maluin lu, tapi kuping gue udah gatel denger dia ngomong"

Alle dan Riyu malah bertepuk tangan lalu mengacungkan jempolnya untuk Jaedan.

"Kita kayaknya gak cocok di pesta kaya gini. Makan diluar aja yuk. Gue yang traktir" Ajak Haekal.

"Setuju"

Akhirnya mereka berempat pergi meninggalkan pesta dan makan di salah satu restoran yang dipilih Haekal.

***
Bersambung..

Devan Juna Sirel


Continue Reading

You'll Also Like

270K 25.1K 71
FIKSI
84.5K 5.8K 18
Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya. N...
260K 20.6K 53
Disini kalian bisa punya pacar atau suami 13. Keren kann?? HAHA >..< !Bisa Request!
4.5K 567 11
《SLOW UPDATE》 "Perasaanku tak terbatas kalimat-kalimat manis yang terlontar dari bibir ku ini. Pun dengan perlakuan lembut yang selalu kau dapati. Na...