Nara menegak ludahnya kasar, Meo sendiri duduk di kursi depannya dengan tenang. Ekornya bergerak perlahan disertai telinganya yang luyu.
"Kamu kenapa? Kok jauhin aku?" tanya Meo heran. Insting kucingnya hilang saat dia selesai kawin semalam.
Dan dia tidak ingat sama sekali.
Nara bersikap aneh sejak pagi tadi, dia menjauhi Meo, tak menyapanya, tak menatapnya. Benar-benar menjauh.
"Udalah, cepat bersiap karena kita mau pergi keluar" celetuk Nara sembari berdiri dan berjalan menjauh.
Meo mendelik dan ikut berdiri, dia berjalan mengikuti langkah kaki Nara "Bilang sama aku, kamu kenapa" ujarnya lagi.
Nara berdecak sebal. "Bisa gak, kamu gausah banyak tanya. Cepat ganti baju dan bersiap. Kita harus pergi" ucap Nara datar.
Meo menggeram pelan, dia menahan tangan Nara dan membalikan tubuh gadis itu agar menghadapnya. Dengan kuat Meo mencengkram kedua bahu Nara dan menatapnya tajam.
Manik merahnya berkilat seram "Kamu kenapa?" tanya nya lagi serius.
Nara merotasi matanya malas "Udalah, buat apa aku bilang kalau kamu aja gak ingat" ketusnya seraya menampik kasar tangan Meo dan bahunya.
Membuat remaja itu terdiam dan memandang Nara tak percaya "Kamu bilang, biar aku tau" ujarnya sebal.
"Gaperlu!" ketus Nara.
"Cepetlah, kasih tau ak-"
"Diam kamu dasar kucing mesum!"
Meo terdiam, wajah konyolnya seketika terbentuk "Mesum?" beonya tak percaya.
"Kapan aku mesum sama kamu!?" serunya kesal. Dengan geram dia menarik kembali tangan Nara dan menabrakan wajah gadis itu ke dadanya.
Nara shock sebentar, kemudian memegang dada Meo. Jantungnya berdegup cepat dan sangat berirama.
"M-meo"
Meo menghela napas panjang, dia menelusupkan wajahnya diceruk leher Nara. Dan mengecupinya lembut "Jangan cuekin aku, bilang salah aku apa" bisiknya memelas.
Nara menghela napas pendek "Kamu semalam musim kawin, terus kamu kawinin aku. Ini buktinya," Nara menunjukan tanda gigitan dileher kanannya.
Kemudian kembali berkata, tak memperdulikan tatapan shock Meo.
"Terus sperma kamu bececeran di lantai, bececeran diseragam aku semalam. Kamu cum sembarangan, kamu gesekin bokong kamu ke dinding, terus kamu tindih aku" ujar Nara panjang.
Meo diam, tubuhnya lemas seketika.
Dia memegang bahu Nara dengan tangan gemetar, wajahnya memerah malu dengan bibir yang bergetar "A-aku...lagi musim kawin?" lirihnya tak percaya.
Nara mengangguk "Benar" jawab seadanya.
Meo mengusap wajahnya kasar, ekornya bergerak gelisah "Tapi aku gak nusuk kamu kan!?" tanya Meo panik.
Nara menggeleng pelan, membuat Meo bernapas lega dan kembali memeluk Nara "Huft, maafin aku ya" lirihnya menyesal.
"Jangan lakuin lagi, jangan kawinin kucing betulan. Awas aja kamu"
Meo mengangguk patuh "Oke, sekarang bersiap karena kita akan pergi makan malam keluar" ujar Nara lembut.
Senyum lebar penuh kemanisa terbentuk "Okey~ nyawn~" jawabnya semangat.
Nara terkekeh gemas, dia menciumi pipi gembul Meo dan sesekali menggigit pipinya "Menggemaskan. Nanti ekornya dililitkan ke pinggang, terus telinganya ditutupi pake topi baret" ujar Nara.
Meo kembali patuh, tak masalah asalkan dia bersama Nara. Seterusnya.
Tbc.
Aku mau buat cerita tentang zombie love story:)