"Dava.."
"Apa sayang?"
"Dedenya ngidam." Ucap Kenzi manja
"Ngidam apa sayang?" Tanya Dava memeluk perut Kenzi.
Kini mereka sedang berada di kamar lagi manja manjaan.
"Pengen telur gulung, cilok, tahu gejrot, cilor, bakso bakar, sosis bakar, siomay, batagor, es serut, sama es kelapa muda." Ucap Kenzi.
"Banyak banget." Gumam Dava.
"Gapapa dong, oh iya belinya harus dari penjual yang biasanya keliling itu ya." Pinta Kenzi.
"Iya aku beliin tapi aku suruh orang ya." Ucap Dava manja.
"Iya deh yang penting di kabulin."
"Oke bentar."
Dava beranjak lalu menelfon orang kepercayaannya, setelah selesai dia kembali berbaring sambil memeluk perut Kenzi. Dava sedang ingin di manja oleh Kenzi makan dari itu mereka sedari selesai sarapan langsung masuk kamar berhubung Dava lagi gak ada matkul dan kerjaan kantor udah di serahin sama sekretarisnya.
Tok tok
"Ya." Sahut Dava membukakan pintu.
"Ada tuan Raka di bawah tuan." Ucap salah satu pelayan sembari menunduk hormat.
"Suruh tunggu." Ucap Dava lalu menutup pintu kembali dan menghampiri Kenzi.
"Yang udah dateng tuh." Ucap Dava memeluk Kenzi sambil menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Kenzi.
"Cepet banget." Ucap Kenzi berbinar.
"Ayo turun!" Ajak Kenzi semangat.
"Cium dulu!" Pinta Dava manja.
"Sini."
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Kenzi mencium seluruh muka Dava dengan kecupan basah, Dava yang mendapatkan ciuman itu tersenyum lebar. Lalu memeluk Kenzi erat dan mencium tengkuk Kenzi.
"Ayo ih!" Kesal Kenzi.
"Iya iya."
Dava berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan sangat istri namun sangat istri malah menyodorkan kedua tangannya meminta untuk di gendong. Dengan senang hati Dava menggendong sangat istri seperti koala.
"Em istrinya Dava gemes banget si." Ucap Dava sambil berjalan menuju ruang tamu.
Kenzi hanya diam menghirup aroma maskulin yang berada di tubuh Dava. Sesekali Kenzi menciumi leher dan rahang Dava. Gemas sekali Kenzi dengan Dava yang berjalan dengan pandangan lurus ke depan dan jangan lupakan muka datarnya.
"Selamat pagi tuan,nona." Sapa Raka.
Pria bertubuh tinggi, tegap, badan kekar, muka tampan dan raut wajah yang datar membuat Raka mempunyai daya pikat tersendiri.
"Pagi." Jawab Dava dan mendudukan dirinya di sofa ruang tamu dengan Kenzi yang berada di pangkuannya.
"Pesanan anda sudah berada di depan." Ucap Raka
"Hm."
Dava masih diam di tempat, duduk bersandar di sofa sembari mengelus perut Kenzi, sedangkan Kenzi yang sudah tidak sabar merengek kepada Dava agar mau segera keluar untuk menghampiri pesanannya.
"Dava ayo ih, kenapa malah duduk di sini si?" Kesal Kenzi.
"Iya iya." Dava bangkit dari duduknya dengan Kenzi yang masih ada di pelukannya.
Raka memimpin jalan dengan Dava yang berada di belakangnya. Setelah sampai di halaman mansion depan Dava kaget namun dia bisa mengendalikan raut mukanya ketika melihat mansionnya seketika berubah menjadi seperti depan sekolah yang banyak pedangang pinggir jalan.
Berbeda dengan Dava, Kenzi kini begitu senang dengan binar mata yang bahagia begitu melihat beberapa pedagang kaki lima di halaman mansion. Dia langsung meronta meminta di turunkan dari gendongan sang suami.
"Wah banyak sekali jajanan." Pekik Kenzi girang lalu dia menghampiri pedagang telur gulung dan memesannya.
"Kenapa kau bawa sepenjualnya kemari?" Tanya Dava kesal.
"Em.. Hehe maafkan saya tuan sudah membawa pedagang ke mansion anda, saya cuma menuruti perintah tuan untuk membelikan pesanan nona daripada beli sedikit mending saya ajak sekalian kesini." Jelas Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kebersihan?"
"Di jamin bersih tuan, pedagangnya juga sehat."
"Oke, panggil semua pekerja suruh ke sini." Perintah Dava dan langsung di laksanakan oleh Raka.
Tak berapa lama para pekerja sudah berkumpul di halaman mansion Dava, mereka juga kaget begitu melihat halaman mansion tuannya yang biasanya sepi kini berubah menjadi banyak pedagang kaki lima di sini.
"Kalian boleh menikmati, jangan berdesak,antri! Utamakan istri saya dan jangan sampai membuat dia tidak nyaman. Kalau kurang nanti saya panggilkan lagi." Ucap Dava lalu berlalu menghampiri sangat istri yang duduk di gazebo depan dengan beberapa jajanan di di depannya.
"Seneng?" Tanya Dava mencium pipi Kenzi yang menggelembung karena sedang makan.
Kenzi mengangguk antusias, dia senang karena Dava mengabulkan permintaannya. Di depannya kini sudah ada jajanan yang tadi dia pesan langsung oleh abang penjualnya.
"Kamu mau apa? Nanti aku pesenin." Ucap Kenzi menatap Dava yang kini sedang bersandar di bahunya sembari memainkan ponselnya.
"Pengen nyoba telur gulung aja."
"Yaudah tunggu sini, aku pesenin dulu." Ucap Kenzi bangkit menuju penjual telur gulung yang kini sedang di serbu oleh para pekerja Dava.
"Hati-hati yang." Pesan Dava.
Ketika Kenzi berjalan menuju gerobak telur gulung dia sering kali di sapa oleh beberapa pekerja yang ada dan di balas senyum ramah Kenzi, ketika sudah sampai di gerobak telur gulung para pekerja memberikan ruang untuk Kenzi terlebih dahulu.
"Maaf ya Kenzi pesen dulu boleh?" Tanya Kenzi sopan karena bagaimana pun pekerja yang antri banyak yang lebih tua darinya.
"Tidak apa nona, silahkan." Jawab salah pelayan dan di angguki oleh beberapa orang yang mengantri.
"Terimakasih." Ucap Kenzi sambil tersenyum.
Lalu Kenzi menatap sang abang penjual yang sibuk membuat telur gulung, Kenzi menatapnya dengan binar mata yang bahagia. Lalu dia memesan untuk Dava, sambil menunggu dia mengobrol ringan oleh para pekerja yang juga sedang mengantri.
"Kalian kalau mau pesen, pesen aja jangan sungkan. Nanti kalau sudah habis atau kalian gak kebagian nanti aku suruh Dava buat panggil penjual lagi." Ucap Kenzi tersenyum.
"Iya nona, terimakasih."
"Jangan terimakasih sama aku kan yang bayar bukan aku tapi Dava." Ucap Kenzi terkekeh.
Para pekerja sangat beruntung mempunyai majikan yang baik hati seperti Dava meskipun Dava cuek dan datar tapi dia majikan yang baik dan peduli. Timbah lagi kini dia mempunyai istri yang sangat baik hati, peduli, dan perhatian terhadap para pekerjanya membuat mereka betah bekerja dengan Dava.
"Nona jangan terlalu capek kasihan dede bayinya."
"Nona juga harus makan yang banyak biar sehat."
"Jangan sakit nona nanti tuan dan seluruh pekerja di sini sedih!"
"Kalau nona buruh sesuatu langsung teriak panggil kita aja."
"Nanti kalau si Fyna mau buat macem macem sama nona, kita akan jagain nona."
"Kalau perlu kita bikin si Fyna gak betah ada di mansion ini!"
"Kita 24 jam selalu ada untuk nona."
"HUAAA KALIAN KOK SWEET BANGET SIH KENZI JADI TERHARU." Pekik Kenzi memeluk pekerja perempuan yang ada di sana.
"Nona sungguh menggemaskan." Celetuk salah satu pelayan.
"Kami sayang sama tuan dan nona, kalian sudah saya anggap seperti keluarga." Ucap salah satu pelayan yang paling muda di sana.
"Hiks Kenzi sayang sama kalian."
"Sayang, kenapa nangis?" Ucap Dava panik.
Tadi ketika dia mendengar suara Kenzi yang keras membuat dia langsung berlari menuju sangat istri takut terjadi sesuatu sama istri tercintanya. Ketika sampai di sana dia melihat Kenzi yang menangis sambil memeluk para pekerja perempuan membuat Dava bingung sekaligus kawatir setengah mati.
"Yang, kenapa hm?" Tanya Dava membawa Kenzi ke pelukannya.
Dava menatap para pekerja yang kini tersenyum menatap dirinya dan Kenzi. Ada apa ini?
"Yang?" Panggil Dava menangkup pipi Kenzi dan mendongakkan agar melihat dirinya.
"Kenapa hm?" Tanya Dava lembut sembari menghapus air mata Kenzi dengan lembut dan mencium kening dan bibir Kenzi.
"Mereka sweet banget Dava." Rengek Kenzi kepada Dava.
Kekehan dari para pekerja dan beberapa penjual yang ada di sana terdengar. Membuat Dava menatap istrinya seolah bertanya.
"Pokoknya nanti kamu naikin gaji mereka dan kasih uang lebih sama penjual yang ada di mansion ini." Ucap Kenzi.
"Wah alhamdulillah ya Allah kalau emang bener gajinya mau di naikin."
"Ya Allah mimpi apa aku semalam punya majikan yang baik hati."
"Serius mau naik gajinya? Yes bisa buat lamar pacar ku dong."
"Naik gaji? Bisa beli perlengkapan sekolah anak di kampung!"
"Bisa buat nyicil utang di kampung."
"Alhamdulillah bisa beliin kado anak."
"Bisa buat bayar sekolah anak sama kebutuhan sehari-hari."
Senangnya dari para pekerja dan penjual sampai di telinga Dava dan Kenzi. Mereka merasa sedikit kasihan sama mereka, ya memang kebanyakan pekerja di sini berasal dari kampung. Padahal gaji menjadi pekerja Dava bisa di bilang banyak seperti pekerja kantoran tapi Dava tau mereka masih banyak membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang kian makin banyak kebutuhan yang di perlukan dan kian mahal harganya.
"Iya nanti aku naikin." Ucap Dava santai.
YES! TERIMAKASIH TUAN NONA!
Pekik para pekerja dan penjual, Kenzi menatap mereka dengan tersenyum lebar sedangkan Dava masih sama datar datar saja. Lalu Kenzi menepuk jidatnya membuat semua menatap nya dengan bingung.
"Kenapa sayang?" Tanya Dava.
"Telur gulung kamu." Pekik Kenzi
"Oh iya ini nona silahkan."
"Terimakasih pak." Jawab Kenzi lalu menarik Dava ke gazebo lagi setelah berpamitan oleh orang yang ada di sana.
Lucu sekali nona mereka!
"Nih ayo makan!" Ucap Kenzi menatap Dava dengan berbinar.
Kenzi tau Dava belum pernah makan telur gulung dan ini akan menjadi pertama kalinya buat Dava maka dari itu dia begitu antusias.
Dava menggigit ujung telur lalu memakannya, dia mengernyit bingung.
"Kenapa? Kamu gak suka ya?" Tanya Kenzi bingung ketika melihat ekspresi Dava.
"Rasanya kayak telur." Ucap Dava lalu memakan dengan santai telur gulung yang ada di tangannya.
Kenzi yang kesal lalu memukul paha Dava dengan sedikit kecang membuat sang empunya kaget dan menatap Kenzi dengan heran. Ada apa dengan istrinya ini?
"Kenapa kok mukul?" Tanya Dava bingung.
"Ya namanya telur gulung tel-ur gul-ung ya pasti rasanya telur lah! Emang kamu ngiranya rasanya apa? Pizza?" Kesal Kenzi.
Dava terkekeh mendengarnya lalu menyuapi Kenzi dengan telur gulung bekas gigitannya.
"Udah jangan cemberut ah." Ucap Dava mengelus rambut Kenzi.
"Dava haus." Ucap Kenzi.
"Mau minum air putih?" Tanya Dava.
"Pengen es kelapa muda." Ucap Kenzi
"Yaudah aku kesana dulu." Pamit Dava lalu menghampiri penjual es kelapa muda.
Disana juga rame, dari penjual ke penjual yang ada di mansion Dava sangat ramai karena pekerja Dava tak sedikit kira kira sekitar 140 pekerja. Dava berjalan kesana dengan raut wajah datar para pekerja yang melihat sang tuan segera memberi jalan dan menunduk hormat.
"Satu." Pinta Dava
"Baik tuan."
"Eh ada pak Dava beli es kelapa muda juga pak?" Tanya seseorang, pasti kalian tau siapa dia.
Ck matanya buta apa gimana udah tau di sini penjual es kelapa muda ya kali beli batagor, dasar bego!
Dava tak menjawab dia hanya menatap sang istri yang sedang menunggunya sembari memainkan ponselnya.
"Pak? Di tanyain kok diem aja?"
"Brisik!"
"Ish kan saya tanya!" Ucapnya sedikit merengek.
Dava bergidik ngeri mendengar nya sungguh jijik sekali Dava, setelah menerima pesanannya dia langsung meninggalkan tempat itu dan menghampiri sangat istri tanpa berpamitan kepada makhluk jadi jadian itu.
Ih sebel banget masa cewe cantik gini di cuekin si!
"Hahah emang enak di cuekin." Celetuk salah satu satpam.
"Malu ni ye." Goda tukang kebon.
"Mana punya malu dia pak!" Timpal salah satu pelayan.
"Bacot udah tua gak usah kebanyakan bacot nanti cepet mati!" Kesal Fyna.
"Dasar cewe gak punya sopan santun!"
"Suka suka Fyna cantiklah!" Ucapnya lalu meninggalkan tempat itu.
"Huuu dasar gila!"
.
.
.
Hayo siapa yang belum follow ig Dava????
Vote!!! Komen!!! Share!!!
Emot yang menggambarkan perasaan kalian ketika baca part ini apa?
Follow instagram:
• @Andrryani_
•@Wattpandrry_
•@kenzi_lcamiller
•@davaa_lexander
•@rafaxmiller
•@liora_ferrensia
•@devan_brawijaya
•@kayna.aditama
•@raynldwjy
•@gabriellaazzura
•@salsa_nndya
•@arya.dwntoo
•@letasafira_