Halo teman-teman hari ini aku back lagi dengan cerita Arthur nih!
Untuk bisa nyambung membaca cerita ini kalian bisa baca dulu "Married to my ex-twins" "Auristela" "Samira Wilkins" dan "Kalea Chalondra" Tapi kalau kalian mau kalian bisa baca ini langsung kok!
Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah
Happy Reading!!!
Gak di komen gak aku lanjutin ah ceritanya ☹️
Baik Flora maupun Arthur sudah sampai di salah satu tempat lokasi yang akan mereka datangi kali ini setelah kepala proyek melaporkan kegiatan pembangunan pada Arthur
Arthur memasuki lokasi pembangunan bersama dengan Flora, menelaah dan meneliti perkembangan proyek pembangunan perumahan mewah yang akan di rilis sekitar 1 tahun lagi mulai dari sekarang
Tak lama Arthur menatap kayu yang jatuh yang akan menimpa tubuh Flora
"Flora, awas"Teriak Arthur berlari mendekati Flora dan memeluknya
Tibalah Arthur tersungkur karena tertiban kayu dari penganunan yang berada diatas
Flora yang mengetahui hal tersebut panik dan membelalakan matanya, "Pak? Pak Arthur"Ucap Flora pada Arthur
Arthur yang masih sadarkan diri itu hanya tersenyum, "Kamu gapapa?"Tanya Arthur
Flora memutarkan bola matanya, "Yang harusnya tanya itu saya, ayo pak saya bantu"Ucap Flora memapah Arthur
"P-pak, maaf-"Arthur mengibaskan tangannya
"Kalau kejadian ini terulang, saya pastikan investasi saya di pembangunan ini akan saya cabut"Ucap Arthur lalu pergi dengan dipapah oleh Flora
Flora memapah Arthur untuk memasuki mobil, "Rommy, balik ke rumah Pak Arthur aja"Perintah Flora
Rommy menganggukan kepalanya dan beralih untuk kerumah mewah Arthur tidak lagi kekantor
"Pak, sakit ya?"Ucap Arthur pada lengan Arthur yang mungkin sekarang sudah lebam
Arthur tertawa dan menganggukan kepalanya, "Kena kayu besar kaya tadi pasti sakit lah Flora, masa enggak"Ucap Arthur seraya meringis
"Maaf"Ucap Flor akhirnya
"Gapapa, lagian kalau kamu yang kena malah bahaya lagi, apalagi kamu perempuan"Ucap Arthur memejamkan matanya dan merebahkan dirinya di pundak Flora
Flora yang melihat Arthur merebahkan dirinya di pundaknya benar-benar tidak bisa berkutik sama sekali
Ia merasa bersyukur bahwasannya ada bos sebaik Arthur saat ini, bahkan untuk resign dari Achilles Corp sangat sulit sekarang
"Pak, sudah sampai"Ucap Flora menepuk pipi Arthur dengan pelan
Arthur mengerjapkan matanya, "Udah sampe?"Tanya Arthur dengan suara seraknya
Flora menganggukan kepalanya, "Rom, bantu saya"Perintah Flora pada Rommy
Rommy membuka pintu belakang dan membantu Flora untuk memapah Arthur untuk memasuki rumahnya
Mereka sampai di ruang tamu dan Flora juga meletakan Arthur di soffa yang cukup besar di tengah-tengah ruang tamu
"Di rumah sebesar ini, cuma ada dirinya aja, emang gak kesepian apa?"Lirih Flora berjalan kedapur untuk mengambil air putih
"Pak, minum dulu"Ucap Flora membawakan air putih untuk Arthur
Arthur menganggukan kepalanya dan menerima uluran air putih dari tangan putih Flora
"Kotak, obatnya di mana Pak?"Tanya Flora apda Arthur
Arthur memberikan gelas yang tadi ia minum pada Flora, "Di kamar saya"Ucap Arthur
Flora tampak bingung sekarang harus berbuat apa, tidak mungkin bukan ia masuk seenaknya ke kamar Arthur?
"Kalau begitu, saya obatinya bagaimana ya Pak? Atau mau ke rumah sakit aja?"Tawar Flora yang langsung ditolak oleh Arthur
Arthur menggelengkan kepalanya, "Lengan saya terasa nyeri sekali gak sanggup kalau harus ke rumah sakit"Keluh Arthur memegang lengannya
"Tolong bawa saya ke kamar aja, biar kamu bisa ambil sendiri obatnya"Ucap Arthur pada Flora
Flora masih diam dan menatap wajah Arthur dengan bingung, "Kenapa diam?"Tanya Arthur
Flora menggelengkan kepalanya dan menegakan tubuhnya untuk membantu Arthur berdiri menuju kamarnya
Setelah sampai di depan kamar Arthur dengan susah payah Flora menahan tubuh Arthur juga membuka pintu kamar Arthur
Sebenarnya ini bukan pertama kali dalan kurun waktu 9 tahun lamanya Flora bekerja dengan Arthur memasuki kamar pribadi CEO nya
Namun ia baru pertama kali untuk mengobati Arthur kamarnya, Flora ingat betul saat ia memasuki kamar pribadi Arthur hanya sekadar mengambil berkas di meja kerja lalu keluar setelahnya
Pada tahun ke 5 Flora bekerja dengan Arthur ia baru memahami seluruh karakter dan sifat Arthur dan ia juga baru tahu dari para karyawan bahwa Arthur sanga Phobia dengan gunting
Dulu saat Arthur berada di inggris, saat umurnya masih 5 tahun, Arthur bertemu dengan seorang perempuan di taman bermain
Arthur bersama keempat saudara kembarnya sedang berada di taman bermain dan Arthur bertemu dengan seroang perempuan yang sedang menggunting kertas yang berada dihadapannya
Arthur menghampiri anak perempuan itu dan mereka bermain bersama menggunting kertas yang berada dihadapan mereka
Namun naas, tangan Arthur tergires gunting hingga darah mengucur dengan jelas dan Arthur mulai berteriak ketakutan
Sampai saat ini pula Arthur tidak pernah mau berhubungan dengan barang yang bernama gunting
"Pak, kotak obatnya?"Tanya Flora pada Arthur
Arthur sudah merebahkan dirinya di ranjang king size yang berada dikamarnya
"Di sana"Tunjuk Arthur pada salah satu nakas yang berada di dekat meja kantornya
Flora menganggukan kepalanya dan mengambil kotak obat yang berada disana, ia melirik sebuah foto dimeja kerja Arthur
"Ketemu gak?"Tanya Arthur
Flora mengerjapkan matanya dan mengangguk, "Iya Pak, ketemu"Ucap Flora berlari mendekati Arthur mengesampingkan tentang foto yang berada di meja kerja Arthur
Flora mengambil sebuah baskom dan ia isi dengan es batu juga dilapisi dengan handuk
Diambilnya juga kotak obat untuk mengobati lengan Arthur yang tergores kayu juga lebam yang berada disekitar lengan dan punggungnya
Flora mendekati Arthur dan meletakan baskom di meja dekat ranjang Arthur
"Saya bantu obati Pak?"Tanya Flora dengan takut-takut
Arthur menganggukan kepalanya, Flora mulai membuka kancing kemeja bagian tangan Arthur
"Mana bisa dong kaya gitu, Flo"Ucap Arthur pada Flora yang sedang membuka kancing pergelangan kemeja Arthur
Arthur membuka jas berwarna hitam ya, Flora segera membantu Arthur untuk melepaskan jas milik bosnya itu
"Kamu benar mau bantu saya mengobati luka ini?"Tanya Arthur pada Flora
Flora menganggukan kepalanya dengan penuh keyakinan, "Karena saya Pak Arthur terluka seperti ini, coba kalau Pak Arthur tidak menolong saya, mungkin yang ada diposisi pak Arthur adalah saya"Ucap Flora dengan tidak enak hati
Arthur tertawa dan menggelengkan kepalanya, "Udah lah, gapapa juga, namanya cowo"Ucap Arthur pada Flora
Arthur mulai membuka kancing kemeja yang ia kenakan, Flora benar-benar sulit sekali untuk menelan salivanya saat ini
Perut sixpax itu sudah terlihat secara samar dibalik kemeja yang dikenakan okeh Arthur saat ini
"Arghh"Jerit Arthur ketika membuka kancing kemejanya yang kedua dari bawah
"Pak, saya bantu aja. Sepertinya lengan Pak Arthur lebam deh"Ucap Flora membantu Arthur untuk membuka kancing kemejanya
Flora menahan nafasnya beberapa detik dan mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang Arthur kenakan
"Kenapa?"Tanya Arthur seraya tertawa
"Tegang banget mukanya"Ucap Arthur seraya tertawa menatap wajah Flora
Bisa-bisanya dalam kondisi saat ini Arthur meledek Flora, "Enggak"Elak Flora
Arthur menganggukan kepalanya dan membiarkan Flora untuk membuka kancing kemeja yang ia kenakan
Pemandangan dada Arthur sudah berada dihadapan Flora saat ini, ia meneguk salivanya dengan susah payah saat ini
Flora melirik Arthur yang masih meringis kesakitan dan memejamkan matanya
"Ini yang sakit lengan saya loh Flo, bukan perut saya, bantu saya buka kemeja ini"Ucap Arthur
Flora menyadarkan dirinya sendiri dan mengangguk, "Buka semua Pak kemejanya?"Tanya Flora terkejut menatap Arthur
Jangan lupa like, comment, follow and share sama teman seperjuangan wattpad kalian untuk ikutan baca juga yaa
See you all!