MY WRITER [✓]

By badfwly

1.2K 316 47

[Tahap revisi] Pertemuannya dengan seorang pria dari masa lalunya secara tidak sengaja mengubah kehidupan Nar... More

PROLOG
MY WRITER (1)
MY WRITER (2)
MY WRITER (3)
MY WRITER (4)
MY WRITER (5)
MY WRITER (6)
MY WRITER (7)
MY WRITER (8)
MY WRITER (9)
MY WRITER(10)
MY WRITER(11)
MY WRITER(12)
MY WRITER(13)
MY WRITER(14)
MY WRITER(15)
MY WRITER (16)
MY WRITER (18)
MY WRITER (19)
MY WRITER(20)
MY WRITER(21)
MY WRITER (22)
MY WRITER(23)
MY WRITER (24)
MY WRITER(25)
MY WRITER(26)
MY WRITER (27)
MY WRITER(28)
MY WRITER(29)
MY WRITER(30)
MY WRITER (31)
MY WRITER (32)
MY WRITER (33)
MY WRITER (34)
MY WRITER (35)

MY WRITER (17)

28 8 1
By badfwly

Vote dulu yaa

.

.

Jihan POV:

Pagi ini adalah hari liburnya,setelah memikirkannya 2x akhirnya ia memutuskan untuk pergi kerumah itu.

Sesampainya di depan pagar rumahnya dilihatnya rumah yang masih sama seperti dulu,tetapi ada sedikit perbedaan.jihan bertanya dalam hatinya apakah rumah ini masih mau menerimanya seperti dulu.

Akhirnya ia memberanikan diri menekan bel rumahnya dan tidak menunggu lama pagar rumah itu otomatis terbuka dilihatnya Arunika adiknya yang berjalan ke arahnya dan mengandengnya masuk ke dalam rumah itu.

Ia memperhatikan satu persatu sudut rumah sampai akhirnya berhenti di sudut kolam rumah, sedangkan Arunika meminta izin untuk pergi kekamarnya sebentar.

Jihan melihat ke arah kolam disana ada pantulan dirinya.

" nih" ucap arunika sembari memberi sebuah kotak kado untuk jihan.

Jihan hanya menerimanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"aku kangen banget sama kak jihan" ucap arunika menghadap ke arah kolam,tiba-tiba jihan mendengar langkah kaki dan setelah membalikkan badan itu adalah bara mantan gebetan jihan yang juga datang kerumah itu juga.

Jihan menatap malas mata bara,lalu tatapannya beralih keadiknya.

"kenapa kamu ngga bilang kalo dia datang,kan aku bisa ga usah datang kesini" ucap jihan dan membalikkan badannya namun ketika jihan hendak pergi tangannya di tahan oleh bara.

"kamu kenapa selalu ngehindarin aku" ucap bara

"kamu tanya kenapa aku selalu ngehindar dari kamu,em ga ada alasan lain sih selain aku ga mau ngomong sama kamu dan lain kali kalo kamu datang kasih tau aku biar aku ga datang"

"sebernya ayah sama ibu bakal seneng banget kalo kamu itu anaknya bukan aku dan kamu mungkin bakal bahagia banget jadi bagian dari keluarga ini aku liat sendiri kalo kamu memang selalu pengen jadi bagian dari keluarga ini,iyakan?" sambung jihan tegas

"Terserah kamu mau bilang apa, tapi aku seneng liat kamu mundur dari ego buat peduli sama orang lain" ucap bara

"em,aku nelfon ayah ibu biar cepet pulang ya kak" ucap arunika lalu meninggalkan mereka berdua.

Jihan menatap tajam mata bara, benci ya itu hal yang selalu menyelimutinya ketika menatap matanya.

~~~

Suasana makan malam yang sunyi padahal dimeja makan itu terdapat anggota keluarga yang sedang duduk rapi namun tidak ada percakapan di antara mereka.

 Jihan mengambil spageti lalu memainkan garpu di piringnya.Menghiraukan tatapan dingin ayahnya.

"kenapa kamu pulang" ucap ayah jihan dengan nada dingin.

Jihan menghetikan aktivitasnya dan menghela nafasnya lalu tersenyum ke arah suara itu. semua mata kini tertuju kepadanya.

"bukannya arun kasih tau ya,kalo aku disuruh pulang buat makan malam dia bilang orang rumah kangen sama aku" ucap jihan sambil tersenyum dan melihat ke arah arunika

Arunika hanya menunduk dan mengumpulkan keberanian untuk berbicara.

"iya,aku ngga tau kalo itu bakal gini lagian kita juga udh lama ga liat kak jihan. aku cuma pengen kumpul keluarga" ucap arunika sambil melihat wajah ayahnya

"bukannya kita mau makan ya ,aku makan sekarang ya" ucap jihan untuk memecahkan suasana

"gampang ya habisin uang" ucap ayah jihan 

"yang saya tau, kamu ngga pulang kalo bukan lagi kehabisan uang"

"Aku tau ini yang kalian pikirin,tapi aku ngga bakal putus asa. jangan khawatirin aku" ucap jihan dengan senyum yg masih menempel di bibirnya

"saya ngga khawatirin kamu,kamu bisa duduk di atas kuda tinggi kamu"

"tapi,jangan pernah berpikir itu yang kamu lakukan bisa ngehasilin banyak uang jadi kamu bisa belajar buat buka toko roti sialan itu di prancis!"

"liat adekmu dia gak pernah ngecewain kita atau buat kita khawatir! KAMU YANG BODOH, SUKA BERTINDAK RENDAH" 

Jihan yang sedari tadi menahan emosinya kini sudah tidak bisa menyembunyikannya lagi.

"terus?!ayah kira jadi apa yang ayah mau itu gampang?"

"Ayah sudah ambil semuanya dari aku,masa depanku,pacarku,hidupku,apa ayah masih belum bahagia?"

"apa ayah belum kenyang? kalo belum apalagi yang mau ayah makan disini cuma sisa tulang buat ayah pilih" ucap jihan dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"jihan" ucap bara menyela omongan jihan

"urus urusanmu sendiri bara!" bentak jihan

"jangan coba-coba debat sama saya!" bentak ayah jihan sembari memukul tangannya ke meja.

"kamu masih sama jahat nya dari dulu,ngga pernah ingat sama orang yang bilang dia cinta sama kamu tapi malah nipu kamu,kalian sangat mencintai satu sama lain kan"

"kamu bohog ke saya kalau kamu butuh uang buat bantu dia. gimana hasilnya?saya baru aja kasih dia uang terus dia pergi bawa uang itu,menutup tokonya buat ninggalin kamu mengambil hampir setengah harta keluarga ini, tapi kamu malah bela dia"

"apa yang kamu lakuin ngga pernah buat saya puas tapi itu buat saya malu!"

"sayang udah cukup" ucap ibu jihan menggenggam tangan suaminya agar ia berhenti memaki anaknya itu.

jihan menatap adiknya dan bara mereka hanya diam.

Sesaat jihan merasa tidak diingin kan lagi di tempat itu lalu dia beranjak dari kursinya dan melempar kado yang di beri arunika ke arahnya.

tapi belum juga jihan meninggalkan meja makan itu dia di hadang oleh ayahnya.

"Kalo kamu pikir kamu hebat,kalo gitu jangan pernah balik ke sini lagi,kalo benci sama saya, jangan anggap tempat ini sebagai rumahmu!!"

"KELUAR!! karena aku ga pernah mau punya anak kaya kamu"

"ayah" ucap ibu jihan sembari memegang tangan ayah jihan dan menangis memohon kepada suaminya itu untuk berhenti.

Jihan sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi dia memakai tasnya dan segera pergi dari rumah menyebalkan itu

"biar aku yg bicara sama kak jihan" ucap arunika meninggalkan meja makan dan mengejar jihan

"kak" arunika berhasil menghentikan langkah jihan

"Apa lagi rencana yang belum kamu lakuin? kamu tau kan kalo aku balik bakal jadi kaya gini? kenapa kamu bikin aku balik?"ucap jihan yang masih menahan air matanya

"ngga gitu kak,aku cuma mau keluarga kita balik kaya dulu lagi"

"kaya dulu?kamu tau ngga kapan segala sesuatu ngga akan sama lagi?itu ngga pernah lagi sama sejak kamu kasih tau ayah tentang aku waktu itu"

"hidupku kaya gini gara-gara siapa? kamu senang sekarang run?apa tadi berjalan sesuai rencana?"

"sama seperti biasanya????" ucap jihan dengan senyum miring

"tandai kata-kataku"

"kalo semua ini ga lagi sama!" bentak jihan dan melepaskan tangan arun yang megenggamnya

"iya!aku benci sama kamu,waktu itu aku benci sama kamu ?" ucap arunika yang sekarang sedang menangis

"kamu itu anak kesayangan ayah kamu dapat semuanya, aku selalu berusaha keras tapi aku ga pernah dapat apa yang aku mau, jadi aku pergi kedepan dan kasih tau ayah, tapi sekarang aku tau aku ngga mau lagi"

"sejak kamu pergi,ayah ngga pernah berhenti menekan aku,aku ngga pernah tau apa yang kamu rasain"

"sampai aku tau sendiri,aku nyesel kak aku minta maaf"ucap arunika

"terima kasih,makasih setidaknya udah jujur sama diri sendiri,tapi kamu mau aku pulang buat ngelepasin ayah dari punggung kamu?itu hebat dan egois buat kamu" ucap jihan

"udah cukup" ucap bara

Melihat bara yang datang menghampirinya jihan memilih untuk segera pergi,ia malas jika berbicara dengan bara.

"biar aku yang urus ini" ucap bara sembari mengejar jihan

"aku antar kamu pulang"ucap bara memegang tangan jihan

"apa kamu bisa berhenti ganggu aku,kamu yang buat ini makin buruk"

"ayo" ucap bara sambil menarik tangan jihan namun jihan menolaknya

"kamu mau jalan?ini udh malam bahaya"

jihan mengabaikan kata-kata itu dan lanjut jalan namun baru beberapa langkah dia sudah di tahan oleh bara badannya yang jauh lebih besar darinya membuatnya tidak bisa melepaskannya.

"lepasin aku!"

"aku bilang lepasin aku bar!" ucap jihan yang sedari dari memberontak

"bara pergi!"

"lepasin aku bara pergiii"

Bara tidak melepaskan jihan dan membiarkan jihan meluapkan emosinya dipelukan bara karena dia memang pantas melampiaskan ini ke dirinya.

"lepasin aku bar"

kali ini tenaga jihan habis dan dia pun menangis di pelukan bara

jihan tidak bisa menahannya lagi baginya jika mengingat nya lagi itu sungguh menyakitkan

"bukannya hari-hariku udh cukup buruk"

"kamu bisa keluar dari masalah ini kok"ucap bara selagi menenangkan jihan dan mengusap kepalanya ia tidak ingin jihan menanggung beban yang begitu berat di pundaknya sendirian

jihan pun berhenti menangis dan melepaskan pelukannya

jihan pun mengumpulkan keberanian menatap mata bara dilihatnya bara memang khawatir dengannya tapi jika mengingat lagi jihan tidak ingin bara merasakan hal yang sama jihan memeluk bara dengan erat lalu mendorongnya jihan harap bara mengerti jika ia ingin sendirian saat ini.

~~~~

jihan memilih pergi kerumah managernya dan membuka hpnya dilihatnya isi dari hastag filmnya yg bertulis #derenara 

"kenapa tiba-tiba kamu kesini"

"gapapa kak"

Tiba-tiba lampu didekatnya mati dan syena membawa kue sambil menyanyikan lagu happy birthday untuknya, jihan merasa terharu dan bahagia ternyata masi ada orang yang peduli padanya

"happy birthday jihan,saya harap kamu dapat semua kebahagiaan didunia ini dan aku harap kamu tetep jadi adekku yang manis selamanya"

Tanpa sadar jihan meneteskan air matanya.

"jangan terlalu baperan ih daripada aku harus susah-susah datang ke lokasi syuting terus kasih kejutan,ayo buat daftar wish terus tiup lilinnya"  

Jihan memejamkan matanya dan berdoa lalu meniup lilin

"okee,kamu lama banget buat wish,apa yg kamu minta"

"oh,aku cuma pengen kamu jadi manajer aku yang cantik selamanya"

"hmm,ga ragu aku udh jangan nangis" ucap syena sembari menghapus air mata jihan

"kak syen,bisa ngga aku meluk kamu"

"bisa lah,sini"

Jihan melepaskan semuanya ke dalam pelukan itu perlahan dia merasa lega

"jihan,are you oke?" tanya syena yg sedari tadi memperhatiakan sikap jihan

"mau cerita sekarang?"

jihan hanya mengelengkan kepalanya

"aku cuma mau dipeluk aja kak biarin aku meluk kakak bentar" sakarang jihan menangis dipelukan syena.

.

.

.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

55.3M 1.8M 66
Henley agrees to pretend to date millionaire Bennett Calloway for a fee, falling in love as she wonders - how is he involved in her brother's false c...
29.3M 924K 49
[BOOK ONE] [Completed] [Voted #1 Best Action Story in the 2019 Fiction Awards] Liam Luciano is one of the most feared men in all the world. At the yo...
4M 163K 69
Highest rank: #1 in Teen-Fiction and sci-fi romance, #1 mindreader, #2 humor Aaron's special power might just be the coolest- or scariest- thing ever...
7.2M 369K 92
If dish soap, rutabagas, and firecrackers aren't an essential part of your zombie apocalypse kit, you better grab them now! Season 1 of The Virus Wit...