"Happy Reading"
___💙___
"Sana sekolah yang rajin, udah mulai tambahan kan? Nanti wa aja baliknya jam berapa biar abang jemput" johan tengah memberikan petuah kepada adik semata wayangnya ini, sebelum lisa masuk ke sekolahnya.
Omong-omong johan habis sidang skripsi, jadinya ia sudah bebas tinggal nunggu wisuda doang. Sementara nunggu wisuda, johan di percaya papanya untuk mengelola perusahaan keluarga mereka. Itung itung latihan.
"Iya abangku yang bawel, abang juga yang giat kerjanya biar bisa cepet nikahin kak hana hehe" lisa menubruk tubuh abangnya memeluknya dengan erat. Johan terkekeh dan balik membalas pelukan lisa, arghh adiknya dalam mode manja ternyata.
"Jesa~~~" lisa melepas pelukannya dan menatap jesa yang kini menghampiri mereka di gerbang. Semenjak kejadian di pantai membuat lisa menjadi canggung ketika ketemu jesa.
"Bang, lisa kedalem ya byeeeee" lisa langsung ngacir berlari menuju kelasnya.
"Lo lagi berantem?" Tanya johan
"Enggak bang, kita baik baik aja kok" jelas jesa
"Ya udah syukurlah, jagain lisa ya... gue pergi dulu mau ngantor" sombong johan sambil mengibaskan jasnya.
🐰🐰🐰
Lisa mendadak gelisah, bukan karena ia habis melakukan kesalahan atau karena takut di panggil guru. Tapi ia menahan pipis sedari tadi, ia udah nggak kuat dan mengacungkan tangannya membuat guru didepannya menghentikan penjelasan materi.
"Bu, lisa ijin ke toilet udah di ujung hehe" cengir lisa, mendapat anggukan dari sang guru kemudian mengacir menuju toilet. Menimbulkan tawa dari teman teman sekelasnya, cewek tapi no jaim jaim club.
Lisa tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin dan tengah membasuh kedua tangannya setelah melakukan urusannya di toilet. Namun saat akan keluar dari toilet, lisa menghela nafasnya kasar.
"Mau apa lo? Petentengan di pintu toilet" nyalang lisa mendapati 3 orang siswi yang seingatnya pernah melabrak dirinya di kantin beberapa waktu lalu.
"Lo... budek apa gimana sih? Gue udah peringatin buat jauhin jesa tapi masih aja nempel nempel" lisa mendengus kesal, famous banget si jesa, fansnya bar bar semua lagi.
"Gue kan udah bilang sama lo... " lisa melirik name tag siswa tersebut "dita... kalau jesa mau sana noh ambil" lisa melangkahkan kaki menuju luar bermaksud kembali kekelas.
Braaaaakkk... tubuh kurus lisa terhempas ke tembok dan pinggangnya menubruk wastafel. Lisa meringis karena tulang pinggangnya mendadak nyeri. Ah pasti bakalan lebam!!
"Lo apa apan sih dit... cara lo norak tau nggak" sengit lisa
"Karena lo dibilangin pake kata kata nggak mempan" balas dita tak kalah sengit.
"Guys" dita memberikan kode kepada 2 temannya, mengerti akan kode tersebut 2 teman dita mendekati lisa kemudian memegangi tangan lisa. Lisa berontak namun tenaganya kalah. Tapi tak apa, lisa masih punya 2 kaki.
Duggggg... lisa menendang tulang kering dayang dita yang memegangi tangan kirinya sehingga pegangannya terlepas. Kemudian menggigit dayang dita yang memegangi tangan kanannya. dan berlari menubruk dita dengan keras.
"Huh, dasar benalu banget sih arghhhh nyeri" lisa berjalan kembali kekelas sambil memegangi pinggangnya yang nyeri dan punggungnya juga yang terasa nyeri. Ingat kan tubuh lisa itu kurus, lemak minimalis, jadinya kalau kebentur tembok pasti tulangnya yang kena.
🐰🐰🐰
"Yuhuuuuu mama... anak mama yang cantik sudah pulang" seru lisa sembari mengganti sepatunya dengan sendal rumahan gambar unicorn favoritnya.
"Astaga bukan hutan jangan teriak teriak" decak johan mengingatkan sang adik
"Hehehehe" lisa menyengir, bukannya gemas tapi johan malah mau mutah mendapati muka sang adik yang sok imut. Tapi emang imut beneran sih, johannya aja yang gengsi.
"Kalian ini pasti dateng dateng ribut" ucap sang mama menyambut kedua anak rusuhnya ini. Yang di balas cengiran lucu dari keduanya.
Mama menggiring lisa memeluk pinggang anak bungsunya, membuat risa meringis.
"Arghhh" ucap lisa tiba tiba, membuat mama menghentikan langkahnya begitupula johan.
"Kenapa?" Tanya sang mama khawatir
"Enggak papa ma hehe" karena tak percaya dengan si bungsunya ini, nanda menaikkan seragam lisa didepan abangnya. Membuat johan mengalihkan matanya sambil menutup mata. Meskipun dulu johan dan lisa sering mandi bareng tapi kan yah itu dulu.
Nanda kaget mendapati pinggang putrinya lebam.
"Ini kenapa kok lebam?" Johan tersentak dan menghampiri sang mama untuk memastikannya sendiri.
"Kenapa lagi kok bisa lebam gini? Ceroboh banget sih!!" Sentak johan agak meninggi membuat lisa dan mama berjengit kaget.
"Yaelah bang, santai toh.. lisa nggak papa tadi pas di kamar mandi nggak sengaja jatuh.. kepentok hehe" cengir lisa meyakinkan nanda dan johan.
"Bener ke pentok?" Tanya johan sekali lagi memastikan. Karena ia tahu perangai adiknya yang sering tidak memberitahukan hal hal yang membuat khawatir orang orang terdekatnya. Dalam artian sok kuat.
"Bener abang, suer lisa nggak bohong... lisa mau ganti dulu terus makan byee" lisa berlari kekamar, namun sebelumnya ia mengecup pipi nanda terlebih dahulu.
"Astagaaaa lalisa pelan pelan nanti jatuh dari tangga nak" peringat nanda dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku si bungsu.
"Abang juga sana ganti dulu, bau" ledek sang mama membuat johan iseng memeluk mamanya dengan erat sembari sesekali mencuri kecupan sayang di kening nanda. Mumpung bapak refan nggak dirumah kan, boleh lah modusin mamanya ㅋㅋㅋ.
🐰🐰🐰
"Tumben amat rajin belajar" johan menyenderkan badannya di depan pintu kamar lisa.
"Kalau mau ngatain keluar aja deh bang, lisa lagi ngerjain pe er" johan terkekeh mendekati lisa kemudian mengacak rambut lisa. Lisa mencebik kesal menggeplak tangan abangnya.
"Ish, apaan sih bang! MAMAAAAAAAPHHHFTT" dengan tiba tiba johan membekap mulut lisa sebelum adiknya ini berteriak. Bisa dimarahin kalau jailin lisa.
"Seneng emang lo ya bang liat gue sesek nafas" murka lisa memberikan death glare~nya.
"Terusin aja kali, gue gabut di kamar" johan merebahkan dirinya dikasur lisa, sementara gadis berponi itu masih asik berkutat dengan tugas sekolahnya.
"Selesai" lisa menutup bukunya, memasukkan kedalam tas sekolahnya dan ikut berbaring dengan johan di kasurnya.
"Sa" ucap johan, lisa menatap abangnya dengan alis mengernyit.
"Gue mau lamar hana bulan depan, terus pas lo lulus gue mau nikahin hana" ucap abangnya tiba tiba, membuat lisa langsung duduk menghadap johan.
"Lo serius bang?" Lisa berbinar "terus papa sama mama udah tahu? Kak hana sama orang tuanya kak hana juga udah tahu?" Tanya lisa bertubi tubi. Johan mengangguk membenarkan pertanyaan lisa.
Lisa melompat memeluk johan, dengan posisi lisa menindih johan. Nggak papa lah ya adik kakak ini.
"Huaaaaa abang gue seneng banget, selamat ya abang somplak gue... gue doain deh lancar jaya besok lamarannya. Tapi jangan lupa beliin gue ice cream banyak banyak" johan tertawa dan memeluk adiknya ini dari bawah.
"Lo juga baik baik sama jesa, lambat laun juga kalian bakal saling sayang ya kan?" Lisa menggulingkan dirinya, rebahan di samping johan sambil menatap langit langit kamarnya.
"Bang sebenernya, kemarin jesa bilang sama gue kalau udah mulai sayang sama gue dan jesa..........." ucapan lisa terputus, ia ragu mau ngasih tau abangnya apa tidak.
"Jesa kenapa?"
"Jesa nyium gue di pantai bang"
"Hah!" Kaget johan, gantian johan yang mengubah posisinya menjadi duduk. Lisa mengalihkan wajahnya malu.
"Cieeeeeeeeeeeeeee lisanya abang udah gede udah ciuman mumumu" kan bener dugaan lisa kalau abangnya bakalan godain.
"Nyesel gue ngomong sama lo bang. Diem nggak?" Sentak lisa, menelungkupkan dirinya menyembunyikan wajahnya pada bantal.
"Hahahaaaaaa, lucu banget sih adik gue... berarti yang nyuri first kiss lo jesa dong? Gimana rasanya hmmm?"
"Dikira ice cream apa pake ada rasanya segala" sungut lisa
"Mau bilang ke mama ah... byeeee" lisa langsung terduduk dan menerkam abangnya, karena tidak sigap johan ambruk di ranjang lisa. Membuat lisa menaiki tubuh abangnya dan menggigit keras bahu lebar johan.
"Arghhhhhh! MAMAAAAAA... JOHAN MAU DI PERKOSA LISA!!!!!!!!!!!" mulut johan emang minta di tabok.
--- See You Next Chapter ----
Makasih banyak buat yang mampir baca dan udah vote sama comment~
Sayang kalian banyak banyak, GBU dan stay safe yorobuuuun💙💙
하루에 잘 보내세요오오옹~~
Maapkeun typo bertebaran 히히
(Kim Ji Soo as. Najla Hana Aldila)