Ketika pemenang dan siapa yang akan jatuh mulai terlihat
"Yeonjun pulang." Kata lelaki tinggi itu lalu menutup pintu rumah. Dapat dilihat keadaan si Choi itu terlihat begitu kelelahan.
Bajunya sedikit berantakan dan rambutnya juga. Punggungnya menggendong tas gitarnya yang membuat badannya sedikit pegal.
"Gimana manggung lo tadi bang?" Tanya sang adik yang tengah duduk di sofa ruang tamu setelah menyadari kedatangan kakaknya.
Yeonjun mengangkat ibu jarinya lo lalu menatap Soobin seperti memberi isyarat 'lancar tapi gua capek'. Soobin hanya mengangguk sebagai balasan.
Si sulung Choi sedang sibuk celingak-celinguk mencari keberadaan mamanya. Tapi ya, dia tak menemukannya. Padahal ia ingin meminta tolong untuk dibuatkan makan malam, tapi sudahlah lebih baik ia mandi terlebih dahulu.
Dengan langkah gontai Yeonjun pergi kekamarnya sambil mengeluarkan suara-suara aneh, tanda kalau dirinya begitu lelah.
Ngomong-ngomong sudah lama sekali sejak ia tidak menggung di cafe yang selalu ia kunjungi, sekalinya melakukan lagi malah sampai semelelahkan ini.
Pada dasarnya ia hanya bosan dirumah dan memilih pergi ke cafe itu sendiri. Tapi tidak disangka, banyak orang yang memintanya untuk bernyanyi hingga malam hari.
"Adh, nikmat apa yang kau dustakan..." Ucapnya setelah menjatuhkan diri di atas kasur kamarnya. Netranya mengarah ke dinding kamar berwarna putih miliknya, memikirkan kejadian-kejadian yang baru saja ia lalui tadi.
Dirinya sempat tak menyangka kalau orang-orang akan memintanya untuk terus bernyanyi. Hmm, Yoongi si pemilik cafe memang Harus membayarnya nanti.
Tadi itu menyenangkan, moment lama yang begitu ia rindukan dapat ia rasakan lagi. Walau sendiri, tapi tetap saja.
Ah, ia jadi teringat dengan teman-temannya yang sering ikut mamggung bersama. Siapa lagi kalau bukan Mark, Lucas dan Changbin.
Ia juga ingat dengan lagu-lagu rekomendasi pengunjung untuk ia nyanyikan tadi. Kebanyakan lagu galau, mungkin karena tren? Ia juga tak mengerti.
Dan lagu yang paling banyak orang-oramg minta itu adalah Blue Jeans. Ternyata lagu itu benar-benar se-booming itu.
Tapi ya, dia tidak menyanyikan lagu itu tadi. Karena kalian juga sudah tau bukan? Yeonjun hanya ingin menyanyikan lagu itu nanti untuk Taehyun setelah monopoli yang ia mainkan benar-benar selesai.
Membicarakan soal monopoli, itu membuatnya mengingat saat dimana Taehyun mulai mengocok dadu permainan untuk pertama kalinya. Ia begitu ingat, Mengajaknya membuat janji untuk berpacaran pura-pura.
Awal yang aneh bukan? Sampai-sampai lelaki manis itu berhasil membeli begitu banyak tanah dan membuat rumah dan hotel disana. Sama seperti perasaannya.
Dirinya yang terlibat dalam permainan mulai mengerti apa tujuan dan yang akan dilakukan oleh si Kang itu. Berusaha membuat dirinya tidak bangkrut dan bisa mempertahankan diri hingga akhir.
Tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah mengerti dengan alurnya. Dan sudah saatnya ia mulai memonopoli Taehyun balik dan memenangkan permainan.
"Agaknya gua kagak perlu nyanyi ntu lagu buat Taehyun. Soalnya bentar lagi gua yang bakal jadi pemenangnya."
Suara dari televisi yang menyala terdengar di seluruh ruangan. Tatapan fokus dari si Kang itu tak pernah meleng televisi.
Taehyun menyeruput coklat panas yang kakaknya dan masih memfokuskan diri ke arah televisi. Tubuhnya yang terbaluti oleh selimut dan coklat hangat adalah perpaduan yang luar biasa nikmat.
Tubuhnya hampir tenggelam karena selimut tebal itu. Tapi tak masalah, ini membuatnya nyaman dan hangat.
"Nice serve!" Serunya girang setelah scane dimana Kageyama berhasil melakukan serve dengan baik.
Iya, si Kang itu sibuk menonton haikyu saat ini. Entah dapat angin dari mana dirinya malah berniat untuk menonton anime satu ini. Padahal Taehyun sendiri bukan tipikal orang yang suka menonton.
"One touch!"
"Nice block!"
"Asahi maju woi!"
"HINATAA!!"
Seperti itulah yang dilakukan lelaki itu sejak tadi. Terlalu terlarut dan juga bersemangat menonton, ia jadi ikut berteriak ketika karakter-karakter dua dimensi itu bergerak.
Daniel sejak tadi ada disamping sang adik, tapi Taehyun mungkin tak menyadarinya . Si sulung Kang itu ikut menonton sekilas, sesekali juga tertawa karena melihat reaksi sang adik.
Melihat Taehyun yang seperti ini adalah suatu hal yang agak langka. Jadi sebagai kakak yang sangat pengertian dan baik hati, Daniel tidak akan mengganggu kegiatan adiknya saat ini.
Semuanya berjalan lancar sampai suara notifikasi dari ponsel Taehyun terdengar. Laki-laki itu langsung mendengus kesal setelah membaca pesan dari dua sahabat menyebalkannya itu.
Ia sedang berbahagia menikmati waktu senjangnya ini tanpa beban apapun, tiba-tiba saja ia mendapat pesan yang bisa dibilang begitu bajingan ini.
Selalu saja begitu, merencanakan sesuatu tanpa membicarakan dengannya terlebih dahulu. Menyebalkan, sangat menyebalkan. Membicarakan hal itu ke Yeonjun? Hah ia masih ragu.
"Anjing." Umpat Taehyun lalu membanting hpnya. Bibir plumnya mencebik sebal dan tangannya sibuk menekan remot dan melanjutkan tontonannya dengan mood agak buruk.
Daniel yang memperhatikan sang adik sejak tadi hanya bisa menghela pasrah. 'Mode maung' Taehyun sudah aktif, dirinya harus berhati-hati.
"Kenapa dek?" Tanya yang lebih tua ke sang adik.
Yang di tanya menoleh sejenak lalu membangunkan dirinya dan duduk disebelah yang lebih tua.
Tangannya merangkul lengan kanan sang kakak erat, kepalanya ia sandarkan di pundak sang kakak lalu memejamkan matanya.
Reaksi Daniel? Sudah pasti kaget. Adiknya ini sedang terasuki sesuatu atau apa? Kenapa ia malah seperti ini? Apalagi secara tiba-tiba begini membuatnya tak semakin kaget dan juga bingung.
Si sulung Kang itu mencoba mengalihkan pikirannya itu lalu mengelus aurai merah pudar milik adiknya. Di jarak dekat seperti ini, ia benar-benar bisa menciumi wangi shanpoo milik adiknya.
"Kenapa dek?" Tanyanya sekali lagi namun yang ditanya tak mengubris sama sekali.
Ia kira adiknya tertidur tapi ia salah. Taehyun malah bengong saat itu
Daniel hanya bisa mendiamkan mulutnya sambil mengelus surai adiknya saja selama beberapa menit. Sampai adiknya itu mulai membuat dirinya semakin binginh dengan kalimat yang Taehyun ucapkan.
"Kak, aku bego bat aslidah."
Hai hai aku kembali. Gimana? Kalian udah semakin ngerti sama alurnya? :)
Maaf untuk aku yang selalu late update. Sama makasi banyak buat kalian masih masih tetep baca book-ku ini.
Tunggu Chapter berikutanya, jangan lupa teken tombol bintang. Kalau ada hal yang perlu aku koreksi langsung komen aja ya-! Thank you.
-Rae彡★