🐄🐂🐄
_______________
Before Chapter
"Ah, Yang Mulia Kaisar, sudah lama aku tidak bertemu dengan-nya," ujar senang Permaisuri Song, dalam hati-nya.
_______________
"Kasim Jo," tegur Permaisuri sesaat setelah sampai didepan ruangan, Kaisar Bai Si Yu.
"Hamba memberi hormat kepada Yang Mulia Permaisuri, semoga Yang Mulia hidup seribu tahun," ujar Kasim Jo, memberikan salam hormat-nya.
"Berdirilah," balas Permaisuri Song.
"Terimakasih Yang Mulia," jawab Kasim Jo, yang masih menundukkan wajah-nya.
"Hm dimana para Dayang lainnya, kenapa hanya kau sendiri disini?" tanya bingung Song Ir Ya, yang melihat tidak ada Dayang lain disekitar-ny.
"Itu Yang Mulia, saat ini Yang Mulia Kaisar, sedang mendiskusikan hal yang sedikit penting dengan Yang Mulia Putra Mahkota, itulah sebabnya para Dayang dibuat pergi, untuk sementara waktu," ungkap Jelas Kasim Jo.
"Apakah masih lama, aku juga ada sedikit urusan dengan Yang Mulia Kaisar," kata Song Ir Ya.
"Mungkin sebentar lagi Yang Mulia," jawab Kasim Jo, tanpa nada ragu.
"Baiklah Dayang bawakan kursi, kesini," perintah Permaisuri Song, kepada beberapa Dayang, dibelakangnya.
"Baik, Yang Mulia."
"Huh untung saja Yang Mulia Kaisar, masih sedikit lama disana jadi aku masih bisa menunggu Dayang In kembali," cetus Song Ir Ya, dalam hatinya.
"Silahkan Yang Mulia," ucap salah satu Dayang yang mempersilahkan Permaisuri Song, untuk duduk dikursi-nya.
Mendudukan dirinya pada kursi yang diletakkan oleh salah satu Dayang, tidak lama kemudian terdengar suara seorang Dayang yang memberi hormat pada-nya.
"Hormat hamba Yang Mulia," ucap Dayang in.
"Katakan," ucap pelan Permaisuri Song saat mendengar suara salah satu Dayang yang sudah tidak asing bagi-nya.
Berjalan sedikit mendekat kearah Permaisuri Song, dengan pelan Dayang In mulai mengucap-kan semua hal yang dia lihat, selama pemantauan tadi.
Sesuai apa yang diharapkan Song Ir Ya, ternyata memang ada salah satu hal yang dilakukan oleh wanita busuk tersebut.
"Hari buruk menantimu Selir Agung Chu," ucap Permaisuri Song sambil terseyum dengan sinis-nya.
"Ibu Permaisuri."
"Permaisuri."
Ucap suara bersamaan, yang membuat Song Ir Ya dengan cepat bangkit dari duduk-nya dan menghentikan senyum sinis yang sempat dia sunggingkan.
"Yang Mulia Kaisar, Permaisuri ini memberi salam semoga Yang Mulia hidup seribu tahun," ucap lembut Permaisuri Song yang diakhiri senyum manisnya.
"Berdirilah Permaisuri," balas Kaisar Bai seadanya.
"Putra Mahkota Bai Huan," ucap lembut Permaisuri lagi, saat setelah mendapatkan balasan dari Kaisar Bai Si Yu.
"Permaisuri apa yang membawa kedatangan-mu kemari?" tanya Kaisar Bai Si Yu.
"Yang Mulia, Permaisuri ini hanya merasa sedikit sesak berada selama dua bulan lamanya didalam kediaman, datang kesini ingin melihat Yang Mulia beberapa Dayang mengatakan belakangan ini Yang Mulia Kaisar sedikit susah dalam beristirahat, niat hamba ingin sedikit berjalan-jalan dengan Yang Mulia, kebetulan pada danau istana utara bunga teratai sedang berada pada musim mekarnya, mungkin dengan sedikit bersantai bisa membuat istirahat Yang Mulia kembali nyaman," ungkap jelas Permaisuri Song, yang mengutarakan niat baik-nya.
"Ayah Kaisar benar apa yang dikatan oleh Ibu Permaisuri, bagaimana kalau kita bersantai disana belakangan ini aku juga merasa sedikit jenuh," sambung Putra Mahkota Bai Huan Su, setelah mendengar ucapan Permaisuri Song.
Mendengar hal ini dengan sedikit terpaksa Kaisar Bai-pun menyetujui perkataan Permaisuri. "Baiklah mungkin kita bisa sedikit meminum teh disana."
"Benar-benar Selir Agung Chu kemalangan akan menimpamu kali ini," ucap senang Song Ir Ya dalam hatinya.
"Mari Yang Mulia," ucap Permaisuri Song sesaat setelah berdiri dibawah payung yang dipegang oleh salah satu Dayang.
"Hmm," jawab biasa Kaisar Bai sambil berjalan menuju tempat disamping Permaisuri.
Berjalan dengan pelan, menuju taman istana utara, setelah melewati gerbang dan sesikit lagi sampai pada gazebo yang langsung berhadapan dengan kolam teratai, rombongan-pun sedikit dikejutkan dengan Permaisuri Song yang tiba-tiba tersandung dan jatuh ketanah.
"Auwhh," ringis Permaisuri Song pelan.
"Yang Mulia."
"Yang Mulia Permaisuri."
Ucap panik beberapa suara Dayang, yang melihat Permaisuri Song, terduduk diatas tanah.
Melihat hal ini, Kaisar Bai Si Yu-pun mendudukkan dirinya untuk membantu Permaisuri Song berdiri.
"Ayo Permaisuri," ucap Kaisar Bai Si Yu, sambil memegang pelan kedua tangan Permaisuri Song.
"Maaf Yang Mulia," cicit Permaisuri Song yang merasa tidak enak.
Disisi lain Bai Huan Su, yang melihat hal ini-pun diam-diam mengembangkan senyum manis-nya.
Pasalnya baru kali ini dirinya melihat sang Ayahanda yang memberikan perhatian kepada Ibundanya.
"Terimakasih Dewa," ucap syukur Bai Huan Su dalam hatinya.
Mengalihkan penglihatannya kearah lain Bai Huan Su-pun sedikit terkejut saat melihat seorang wanita yang dia yakini adalah Selir Agung Chu, sedang berbincang dengan hangat nya bersama seorang pria yang juga terlihat menjawab dengan tulus setiap perkataan yang dilontarkan oleh, Selir Agung Chu.
Hal ini bisa dilihat dari setiap selesai berbicara selalu ada senyum manis, yang akan mereka sunggingkan.
"Ayahanda, bukankah itu Ibu Selir Agung Chu," ucap Putra Mahkota Bai Huan Su, dengan nada yang sedikit dibuat ragu.
Mendengar hal ini mata semua orang-pun dengan cepat, mengikuti arah yang dipandang oleh Putra Mahkota Bai Huan Su.
Kaisar Bai, yang melihat pemandangan tidak menyenangkan ini-pun dengan tegas memberikan perintah. "Putra Mahkota bawa Permaisuri kekediaman, aku akan menemui Selir Agung Chu terlebih dahulu."
"Baik Ayahanda," jawab patuh, Putra Mahkota.
"Ayo Ibu Permaisuri," ucap Putra Mahkota sambil memapah Permaisuri Song untuk kembali kekediaman. Karena insiden tadi membuat salah satu kaki Permaisuri Song sulit untuk menyanggah dirinya sendiri.
"Semoga saja pengorbananku ini tidak sia-sia, Selir Agung Chu terimalah karmamu" harap sinis Permaisuri dalam hatinya.
Dengan langkah cepat-nya, Bai Si Yu berjalan menuju pendopo yang didalamnya terdapat salah satu wanita-nya.
"Apa yang kalian lakukan," ucap datar Bai Si Yu, sesaat setelah berdiri didekat Selir Agung Chu.
Mendengar hal ini dengan cepat Hena bangkit dari duduknya.
"Cepat pergi dari sini satu minggu kemudian datanglah kekediaman-ku, secara sembunyi," bisik Hena, pada laki-laki disampingnya.
Mendengar perintah yang diucapkan sang Nyonya dengan cepat lelaki tersebut berlari keluar dari pendopo dan meloncat keluar dari pagar istana dengan mulusnya.
"Apa yang kau lakukan denganya?" tanya datar kaisar Bai Si Yu, yang menahan amarahnya.
"Baiklah berhenti menjadi wanita penurut Chu Xi Mei," ucap Hena dalam hatinya.
"Menurutmu apa yang aku lakukan," balas Hena dengan nada sedikit menantang.
Mendengar balasan yang dilontarkan oleh Selir Agung Chu, dengan dingin Bai Si Yu memberikan perintah. "Tinggalkan aku dengan Selir Agung Chu, sekarang."
"Baik Yang Mulia," jawab patuh Kasim Jo dan beberapa Dayang yang langsung pergi meninggalkan, Kaisar Bai Si Yu.
Melihat hal ini, Hena-pun juga dengan pelan melangkah keluar dari pendopo untuk kembali kekediaman.
Tapi langkahnya terhenti karena Bai Si Yu, yang mencengkal kuat salah satu tanganya.
"Apa-apaan kau hah!" teriak Hena marah.
"Lepaskan tanganku!" teriaknya lagi sambil berusaha melepaskan tangan Bai Si Yu, yang masih mencengkal tangannya.
"Ikut aku, kau benar-benar harus aku disipilinkan," balas datar Kaisar Bai, sambil menarik tangan Hena, untuk mengikuti langkahnya.
___________
Selamat menunaikan ibadah puasa, ya gaes💜.
Setelah sekian lama akhirnya selesai juga part ini.
Okey, See You Next Part ya🙌.
Kali ini, ngak akan lama kok xixi, soalnya alhamdulillah semua urusan ptn dan selesai eh belum juga sih hahaha, maksudnya 50% dah selesai😅.
•Dont forget follow akun author ye•
_____________