Jisung tengah duduk di sofa sambil memeluk Ayahnya erat. Ayahnya yang datang ke apartemennya membuat Jisung sangat bahagia. Apalagi ia memang membutuhkan orang-orang terdekatnya saat ini. Ayah Jisung juga sudah mengetahui semuanya. Jisung menceritakan perihal hubungannya dengan Minho yang sudah kandas. Tuan Han awalnya terkejut dan marah, tapi ia paham ini bukan waku yang tepat untuk murka. Anaknya lebih membutuhkannya saat ini.
"Ayah ga sedih, kan?" Tanya Jisung tiba-tiba. "Sedih. Gimana ayah ga sedih lihat anak ayah kaya gini, hm?" Jawab Tuan Han sambil mengelus lembut pucuk kepala Jisung. "Kenapa jadi gini ya, yah? Jisung salah apa, ya? Kenapa takdir jahat banget sama Jisung?" tanya Jisung dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kita ga akan tahu apa yang akan terjadi esok hari, Han Jisung. Kadang kita berpikir takdir yang diberi tuhan terlalu jahat dan tak adil. Sampai kita lupa kalau kita hanya manusia," Tuan Han memegang kedua pundak Jisung sambil menatap mata anaknya yang berkaca-kaca.
"Kita cuma manusia, Han Jisung. Kita ga pernah tahu rencana yang diberi Tuhan untuk kita. Jadi jangan pernah menyalahkan takdir yang diberi Tuhan. Siapa tahu di masa depan kita akan sangat berterima kasih pada Tuhan atas takdir yang kita terima saat ini." Jisung akhirnya mengeluarkan kembali air matanya dan menghambur ke pelukan hangat ayahnya.
"Jaga Jisung ya, Sam? Emang anaknya suka nyebelin tapi dia baik kok" Ucap Tuan Han sambil mencubit pipi Jisung gemas. "Hehe.. siap tuan Han. Saya sudah kebal dengan sikap manusia tupai ini" Jawab Hyunjin sambil terkekeh membuat Jisung semakin cemberut.
"Ayah kenapa malah ngomong gitu sih" Ucap Jisung sebal sambil mencubit tangan ayahnya, mengundang gelak tawa dari tuan Han dan Hyunjin.
_
Setelah ayah Jisung pulang, Jisung menidurkan dirinya di sofa sambil menatap TV di depannya. "Mau jalan-jalan ga?" Tanya Hyunjin yang duduk di sofa lainnya sambil menatap Jisung yang menatap TV dengan pandangan kosong. Tidak ada jawaban apapun dari Jisung. "Ji?" Tanya Hyunjin sekali lagi. Tapi masih belum ada respon apapun dari Jisung.
Geram karena tidak direspon, Hyunjin mengangkat Jisung dan menggendongnya. Jisung yang terkejut sudah memukuli lengan Hyunjin dan meronta minta diturunkan, tetapi Hyunjin abai dan tetap mengeratkan gendongannya.
_
"Gimana, Ji? Enak kan?" Tanya Hyunjin pada Jisung yang tengah melahap arum manis di tangannya. Kini mereka berdua tengah duduk di taman kota. Ya, Hyunjin mengajak Jisung jalan-jalan dengan harapan si manis bisa sedikit melupakan kesedihannya.
"Hm" Pertanyaan Hyunjin hanya dibalas deheman singkat oleh Jisung. "Ish! Udah gue traktir arum manis sama es krim masih aja jutekin gue?" Tanya Hyunjin sambil mengacak-acak rambut Jisung.
"Bodo gue kesel banget sama lu, Sam" Jawab singkat Jisung sambil terus melahap arum manisnya. Bagaimana Jisung tidak kesal? Jisung yang penampilannya masih acak-acakan – mata sembab dan hidung memerah – malah diajak paksa oleh Hyunjin ke taman. Bagian manyebalkannya lagi Hyunjin benar-benar menggendong Jisung sampai basement apartemen. Bukankah itu sangat memalukan?
"Ji," Hyunjin menatap Jisung penuh arti. Jisung menatap balik Hyunjin dengan ekspresi bertanya. "Jangan sedih lagi, ya? Gapapa lu rese ke gue tapi jangan sedih lagi. Gue bakal selalu ada sama, lu. Gue punya dua pundak yang siap jadi sandaran lu kalo lu ngerasa capek." Hyunjin mengakhiri kata-katanya dengan senyuman tulus. Jisung menatap sahabatnya itu dengan mata yang kembali berkaca-kaca.
"Sam..." Ucap Jisung lirih. "Satu lagi! Jangan panggil gue Sam lagi mulai sekarang. Panggil gue Hyunjin, Oke?" Jisung terkejut dengan ucapan Hyunjin. "Kenapa gitu? Bukannya lu bilang Hyunjin cuma boleh dipake sama keluarga lu?" Tanya Jisung keheranan. Hyunjin memang pernah mengatakan itu dulu. Panggilan 'Hyunjin' menurutnya spesial dan ia tidak mau orang selain keluarganya memanggilnya dengan panggilan itu. Entahlah mengapa begitu.
"Ya karena lu udah gue anggep spesial" Jawaban Hyunjin semakin mengundang tatapan penuh tanya dari Jisung. "Ya lu udah gue anggap kaya keluarga sendiri, makannya spesial" Jisung hanya mengangguk singkat sambil kembali melahap arum manisnya.
'Karena gue bakal berjuang buat jadiin lu keluarga gue. Bukan lagi sahabat gue Han Jisung, tapi pasangan Hwang Hyunjin - Hwang Jisung'
Yeay setelah sebulan tidak update hehe. maafkan aku :') idenya ada plotnya ada nulisnya yang mager. but i will try my best buat namatin ff ini. anyway selamat berpuasa bagi kalian yang muslim :)