Pedih || RenDoy

By kachiadh_

22.6K 2.2K 101

[SELESAI] Kehidupan sosok kedua anak yang sederhana setelah kepergian sang ayah dan ibu dan.. di suatu kejadi... More

Cast
Prolog
C 1
C 2
C 3
C 5
C 6
C 7
C 8
C 9
C 10
C 11
C 12
C 13
C 14
C 15
C 16
C 17
C 18
C 19
C 20
Epilog (SPOILER JUGA!!!)

C 4

815 97 10
By kachiadh_

Seminggu berlalu tanpa sang adik dan paman membuat Doyoung memurung. Doyoung  tidak mau sama sekali makan karena tidak ada adik. Kecuali kalau Suho memohon-mohon Doyoung akan pasrah menuruti dan berakhir makan.

"Om.. gimana Renjun? Udah ada info gak om?" Dalam batinnya seenggaknya ada info untuk pertanyaan kali ini.

"Teman om masih belum menemukannya Doyoung, mianhae."

Lagi-lagi jawaban Suho membuat Doyoung melemas ia menunduk merutuki dirinya yang tidak becus menjadi seorang kakak. Andai saja waktu itu ia tidak berpisah dengan adiknya. Pasti mereka tidak akan menjadi seperti ini.

"Kakak rindu kamu Renjun, kamu di mana sih?" Ucapnya bersamaan menetesnya air mata.

"Renjun, kakak bakal cari kamu kemanapun sampai kamu ketemu..." Suho mendengarnya hanya bisa pasrah dan merasa bersalah tidak bisa menemukan adik Doyoung.

Suho memegang kedua pundak Doyoung lalu berkata...

"Doyoung, om yakin kok Renjun bakal ketemu nantinya. Percaya deh sama om." Ucap Suho tersenyum di hadapan Doyoung. Doyoung menatap Suho dengan mata kelincinya lalu mengangguk dan ikut tersenyum.

"Kalau begitu kamu istirahat gih, pasti kamu capek abis pulang sekolah tadi." Doyoung mengangguk nurut lalu pergi ke kamar merebahkan dirinya yang sudah lelah.

Semenjak kejadian itu Doyoung didaftarkan Suho ke sekolah dasar unggul. Biaya mahal tidak masalah untuknya karena ia ingin membuat Doyoung sukses nantinya. Entah kenapa Suho melakukan semuanya seperti itu ia sudah menganggap Doyoung sebagai anak kandungnya. Jadi wajar kalau seperti itu.

-

Di sisi lain. Yaitu Renjun ia telah bersih-bersih seluruh ruangan kediaman Yuta dan Dahyun. Siapa lagi kalau bukan ulah mereka berdua yang menyuruh Renjun seperti ini? Winwin? Tidak mungkin ia tidak akan melakukan Renjun seperti itu. Bahkan Winwin membujuk mamanya agar tidak melakukan Renjun seperti itu tapi nihil mamanya ya mamanya harus patuh dengan keputusannya. Winwin akhirnya menurut ia takut kalau dianggap sebagai anak durhaka nanti.

Di saat Renjun membersihkan bagian almari tempat penyimpanan barang-barang mewah Dahyun...

Prang!!!!

Renjun menjatuhkan barang alhasil barang itu rusak hancur berhamburan karena barang itu terbuat dari kaca. Renjun sontak kaget dan panik. Bagaimana ini? Bisa saja Renjun dimarahi oleh Dahyun habis-habissan karena sudah memecahkan barang kesayangannya. Tidak memikirkan banyak waktu ia langsung membersihkan serpihan-serpihan kaca itu.

Dahyun yang baru saja duduk untuk menikmati waktu istirahatnya di sofa tiba-tiba mendengar suara yang membuatnya marah. Ia sudah tau pasti hal ini ulah dari Renjun pasti! Dahyun cepat-cepat menghampiri Renjun. Dan...

Plakk!!

Renjun memegang pipi kanannya yang memerah dan panas. Ia meringis kesakitan. Ia terus saja menunduk tidak berani untuk menatap Dahyun. Pasti Dahyun sudah marah besar sekarang. Tidak lama kemudian Renjun mendongak menatap Dahyun yang sudah mulai mengeras rahangnya. Ya Tuhan tolong selamatkan Renjun sekarang...

"Ma.. maaffin Renjun, Renjun tidak senga--"

Plakk!!   Kali ini lebih parah yang sebelumnya ia rasakan.

"BERANINYA KAMU MEMECAHKAN BARANG KESAYANGANKU HAH?! ANAK TIDAK TAU DIRI! KALAU SUDAH SEPERTI INI BAGAIMANA CARANYA KAU MENGGANTI HAH?! KAU BISA MENGGANTI?! DENGAN APA?! DAUN?!!!!!" Ucap Dahyun tidak kalah keras suaranya. Karena ia membentak Renjun sekarang bak ibu tiri.

"Ma.. sakit hiks maafin Renjun ma maaf..." Batinnya.

"Renjun bakal ngumpulin uang lebih banyak agar bisa mengganti barang kesayangan mama hiks tolong maafin Renjun ma..." Dahyun tertawa mendengar permohonan Renjun.

"HAHAH PALING KAU HANYA BERKATA-KATA ASAL KAU TAU BARANG ITU BARANG TERMAHAL! KAU AKAN MENDAPATKAN UANG DARI MANA ANAK TIDAK TAU DIRI!"

Langsung saja...

Dahyun menjambak rambut Renjun mengangkatnya semakin ke atas. Renjun hanya bisa pasrah dengan isakan yang ia keluarkan tidak henti. Dan.. Dahyun membanting tubuh Renjun secara tidak sengaja dahi Renjun terbentur oleh ujung almari yang terlihat lancip.

Bugh!

Tidak berhenti dari situ saja. Walaupun Dahyun melihat dahi Renjun sudah mengalir banyak darah. Ia tetap menyiksa Renjun dengan cara apapun yang ia buat sehingga merasa puas untuknya.

Kepala Renjun pening. Apalagi matanya aneh menurut Renjun kenapa matanya perih? Juga pemandangannya semakin lama semakin rusak ada apa dengannya sekarang? Karena Renjun sudah tidak kuat ia pun ambruk.

"Awas saja kau, walaupun sudah aku siksa tetapi kau tetap harus mengganti barangku anak sialan!"

Yuta tiba-tiba saja datang. Ia terkejud dengan pemandangan di depannya ini. Sontak ia menatap Dahyun penuh tanda tanya. Dahyun hanya menatap balik Yuta dengan tatapan tidak suka. Percayalah moodnya rusak sekarang.

"Kenapa Renjun menjadi seperti ini? Apa yang baru saja kau lakukan hah?" Ucap Yuta sedikit-sedikit panik dengan keadaan Renjun.

"Asal kamu tahu, ANAK INI TELAH MEMECAHKAN BARANG KESAYANGANKU YUTA! ARGHH!! AKU MEMBENCINYA!!"

"Hah? Aku tahu barang kesayanganmu itu mahal sayang, tetapi kalau kau memperlakukannya seperti ini bisa saja dia meninggal dan kita akan ditangkap oleh polisi." Dahyun seketika terdiam mendengar ucapan suaminya.

"A-ah kalau begitu ayo cepat kita bawa ke rumah sakit!"

"Siapa yang akan membayarnya? Kau ini kalau ingin memberinya pelajaran dilihat-lihat! Pasti biayanya sangat mahal nanti." Ucap Yuta mendengus kasar.

"Sudah cepat ayo! Ini semua juga karena ulahnya yang membuatku memperlakukannya sampai sèperti ini!"

Yuta segera cepat-cepat mengangkat tubuh kecil itu. Ia berjalan keluar rumah lalu memasuki mobil diikuti juga dengan Dahyun. Yuta menancapkan gas mobil lalu menjalankan mobilnya ke rumah sakit terdekat sini.

Sampai tibanya di rumah sakit Renjun sudah ditangani oleh para suster dan dokter. Yuta dan Dahyun hanya menunggu di luar. Mereka berdua panik kalau Renjun akan meninggal. Yuta menatap malas istrinya. Siapa suruh istrinya meminta-minta untuk membawa Renjun pulang waktu itu? Kalau tahu-tahunya akan jadi seperti ini.

"Kamu tuh, makanya jangan kasar gitu biayanya mahal kamu mau bayar?"

"Ck! Kenapa kamu salahin aku terus sih?! Jelaa jelas anak sialan itu yang salah! Bukan aku! Suruh saja dia setelah ini untuk bekerja!" Dahyun mendengus kasar.

"Ya ya ya, terserah kamu sendiri, Dahyun."

Setelah satu jam berlalu dokternya pun keluar. Yuta dan Dahyun yang melihat dokternya keluar pun sigap berdiri dan menghampiri dokter. Dokter perlahan melepas stetoskop yang ia pakai lalu dikalungkan ke leher.

"Jadi bagaimana sekarang keadannya dok?"

"Pasien... mengalami buta dan menderita penyakit amnesia akibat benturan keras di kepalanya."

"Apa?!"

"Ah ya takdir Tuhan yang sudah menentukan... amnesia yang pasien alami itu permanen."

"Ah anak itu memang menyusahkan!"

"Kira-kira berapa biaya administrasinya dok?"

"Kalian bisa cek saja di ruang administrasi, pekerja di situ akan memberitahu. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah berkata itu Dokternya pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Yuta dan Dahyun pergi ke ruang administrasi untuk melunasi semuanya.

Renjun mulai perlahan membuka matanya. Tapi tiba-tiba ia merasa aneh kenapa seluruh ruangan menjadi gelap? Ada apa dengannya? Renjun juga memegang kepalanya yang sakit dan Renjun lupa akan segala hal yang terjadi. Ia juga lupa dengan namanya.

"Ini di mana?... siapa aku?"

--

Pipip

Karena author gatau mau ngomong apalagi

Jadi kalo suka voment heu heu heu<3




Continue Reading

You'll Also Like

26.9K 2.9K 35
Semuanya biasa saja. Sampai di mana, kehidupan Jisung mulai berubah ketika ia kalah taruhan dengan makhluk usil tak kasat mata. . . . "Kamu inget ngg...
877 324 41
Bagaimana jika dirimu mengalami krisis identitas? dimana dirimu harus dituntut untuk percaya atau tidak percaya dengan takdirmu yang sangat rumit. Be...
43.7K 8.9K 33
[END] [FIRST BOOK SERIES OF RESONANCE NCT 2020's PROJECT] Semuanya berawal dari hilangnya Mark Lee. Membuat adiknya, Jisung Lee bertekad harus menemu...