Kamu pulangnya kapan?|
Kata Mama hari ini pagi|
Tapi ini udah hampir malem|
Kamu kemana..?|
Nggak papa kok kalo semisal ada|
acara lain
Tapi ngabarin..|
Mirae menaruh ponselnya, lalu ketika dilihatnya Hyunjae yang sedang mengetik, Mirae lantas kembali mengambil ponselnya.
Mas Hyunjae
typing...
Radar mengetik dari Hyunjae tiba-tiba menghilang.
Kenapa nggak jadi ngetik..?
Batin Mirae
Tapi nggak lama terlihat masuk pesan balasan dari Hyunjae.
Mas Hyunjae
|Iya
|Maaf ya
|Nggak bilang bilang
|Udah mau sampai kok
Emangnya kamu darimana?|
Mas Hyunjae
|Dari ada urusan sebentar
Sebentar kok sampe malem..?|
Dan pesan Mirae cuma dibaca aja.
Mirae nggak mengerti, apa alasan Hyunjae nggak mau membalas. Dan apa alasan Hyunjae pulang terlambat.
Mas Hyunjae
|Udah sampe garasi kok
Balas Hyunjae beberapa menit kemudian.
Mendapati pesan itu, Mirae bergegas melangkah ke ruang tamu. Tungkainya menghentikan geraknya ketika didapatinya Hyunjae udah di ambang pintu.
Mirae malah terdiam menatap Hyunjae, tatapannya berbinar dan penuh rindu. Untuk sejenak keduanya saling melempar pandang. Hingga kemudian Hyunjae akhirnya tersenyum samar dan merentangkan kedua tangannya.
Melihat itu tentu Mirae menghambur ke arahnya. Cewek itu mendekap tubuh Hyunjae dengan erat.
"Kangen.." ucap Mirae yang tenggelam di dada Hyunjae.
Melihat Mirae seperti ini membuat Hyunjae menghembus nafas sedih.
Ditahannya perasaan bersalah itu agar matanya nggak kembali menurunkan air mata.
Hyunjae harus kuat.
Hyunjae harus terlihat biasa aja.
Mirae masih betah berada dalam pelukannya. Hingga kemudian Hyunjae memberikan usapan demi usapan pada rambut Mirae. "Peluknya nanti lagi boleh nggak,"
"Aku mau mandi dulu,"
Mendengar itu, Mirae melepaskan pelukannya. "Tapi kamu udah wangi?" tanya Mirae kepada Hyunjae.
Mirae sedikit mengerutkan kening. Nggak biasanya Hyunjae sewangi ini.
Iya. Hyunjae wangi. Banget.
Itu sebab Hyunjae sempat menyemprotkan banyak parfumnya untuk menghilangkan jejak wangi Miyeon.
Mungkin terlihat pengecut. Tetapi Hyunjae mencoba realistis dengan nggak menceritakan semua ini terlalu buru-buru. Apalagi kepada Mirae.
Hyunjae nggak mau, Hyunjae nggak mau Mirae kenapa-napa karena fakta ini.
Dan sekali lagi, Hyunjae nggak menjawab pertanyaan Mirae. Cowok itu melangkah begitu saja menuju kamar.
Ditinggalkan sendirian di depan pintu dengan tingkah Hyunjae yang nggak biasa membuat Mirae merasa nggak tenang.
Mirae merasa gusar.
Apa Mas Hyunjae lagi ada masalah..?
Mirae yang terduduk di atas ranjang berkali-kali mengintip arah pintu dengan gundah.
Hyunjae cukup nggak nyebelin malam ini, Hyunjae bahkan memberikan sambutan dengan sebuah pelukan dan usapan lembut di kepala. Tetapi, Hyunjae enggan menjawab beberapa pertanyaan Mirae, Hyunjae juga wangi banget. Dan baru aja Mirae sadari, Hyunjae matanya sembab.
Mirae menghela nafas lesu.
Mas Hyunjae kenapa ya..
Klek
Suara pintu terbuka, Mirae memberikan atensinya.
Hyunjae masuk dengan bagian depan rambut yang sedikit basah. Di sepanjang langkah Hyunjae yang sedang menuju ranjang, Hyunjae bisa melihat dari ekor matanya bahwa Mirae terus memperhatikannya.
Hyunjae merasa gugup.
"Mas,"
Dan panggilan itu, membuat Hyunjae makin gugup.
"Iya?" sahut Hyunjae dengan suara yang pelan. Sementara telinganya memfokuskan pada Mirae, langkahnya tetap terus berjalan.
"Mas,
"Kamu harus tau, kalau aku masih punya mulut buat bicara, masih punya telinga buat mendengar, dan masih punya tangan buat menggenggam,"
"Jadi kalau ada apa-apa, cerita, ya.."
Mirae berucap dengan terus menatap Hyunjae. Hyunjae yang berdiri di samping ranjang sempat mengulum bibir dan menundukkan pandang. Lalu kemudian cowok itu mulai mendudukkan diri di atas ranjang.
Hyunjae menatap Mirae. Satu detik, dua detik, hingga sepuluh detik. Hyunjae menatap manik mata Mirae penuh arti hingga cewek itu larut.
"Makasih ya," lirih Hyunjae.
"Tapi aku nggak kenapa-napa," lanjutnya kemudian.
Mirae membalas tatapan Hyunjae dengan sebuah pelukan. Cewek itu bergerak mendekat buat merengkuh tubuh Hyunjae.
Hyunjae membalas pelukan itu dengan lebih erat. Diusap-usapnya punggung Mirae dengan pelan.
Setelah beberapa detik, Mirae hendak melepas pelukan itu, tetapi Hyunjae malah mengeratkannya.
"Aku boleh tanya nggak..?" ucap Hyunjae dari sana.
Mirae sempat menggantungkan jawab.
"Tanya apa..?"
Pertanyaan Mirae bagai angin yang perlu waktu untuk berhembus masuk ke dalam telinga.
Hyunjae sempat membisu beberapa waktu. Dan Mirae bisa merasakan tubuh bagian depan Hyunjae yang memompa nafas dengan lebih berat.
Masih dalam pelukan itu Hyunjae kemudian kembali bicara. Dengan suara pelan, dan samar-samar.
"Kamu.."
"Masih cinta nggak,"
"Sama aku,"
Mirae sempat terdiam.
Lalu kemudian dengan lirih menjawab.
"Masih,"
"Masih dan selalu,"
Mendengar itu, Hyunjae merasa ada bagian hatinya yang meluruh.
Hyunjae melepas pelukannya. Cowok itu malah menatap Mirae dengan tatapan yang nggak bisa Mirae artikan.
Mirae nggak bisa berhenti mengikuti gerak mata Hyunjae. Cewek itu seperti dikendalikan dengan tatapan mata itu. Hyunjae dengan tatapan mata meyakinkan namun dengan air wajah yang Mirae yakini sedang dalam sebuah masalah akhirnya mulai bicara.
"Aku juga,"
"Aku juga cinta sama kamu,"
Mendengar itu, seketika Mirae berkaca-kaca. Hyunjae lantas kembali memeluk Mirae.
"Jangan pernah pergi ya,"
"Jangan pernah hilang dari radar hidup aku" ucap Hyunjae yang makin membuat Mirae berkaca-kaca. Sampai akhirnya kaca itu pecah.
"Jangan pernah kemana-mana ketika aku nggak bisa ada di samping kamu,"
Mirae seneng, Mirae terharu. Tetapi ada secuil perasaan takut.
Mirae takut dengan ucapan Hyunjae yang tiba-tiba.
Mirae takut dan terus menerka-nerka atas Hyunjae yang nggak seperti biasanya.
Aku tau kamu sedang dalam masalah
Dan aku pun tau kamu nggak mau cerita
Sejujurnya aku takut
Tetapi di sisa hidup aku, aku akan selalu di sisi kamu
Mirae yang sempat melepas pelukannya dan kemudian mengosongkan pandang beberapa saat akhirnya mengangguk pelan.
Ketika tatapan mata keduanya saling bertaut. Akhirnya pelukan itu kembali dieratkan.
Pelukan yang terasa aneh dan penuh tanya itu berangsur berubah hangat.
"Mas,"
"Hm.." sahut Hyunjae dari sana.
"Baru aja Mochi gerak.."
Hyunjae langsung melepas pelukannya.
"Kemarin kata kamu kalo Mochi gerak nendang-nendang aku harus kasih tau kamu, katanya kamu mau lihat," ucap Mirae yang dibalas anggukan oleh Hyunjae.
"Ih? Kenceng banget sih..?" ucap Hyunjae mengernyit ketika dilihatnya perut Mirae yang sampai gerak kesana kemari.
"Iya.." jawab Mirae.
"Emang gini.."
"Sakit ya?"
"Enggak?"
Hyunjae memeluk Mochi, cukup lama sambil memejamkan mata. Hyunjae merasa ada sebuah ikatan batin dengan mochinya. Hyunjae merasa terus menerus semakin terikat.
Suasana hatinya yang sempat menghangat kembali disambangi rasa bersalah.
Hyunjae kembali sedih, Hyunjae kembali menahan air mata.
Mochi..
Apa kamu tau apa yang terjadi..?
Maaf,
Maaf kalau papa membuat kamu kecewa..
Maaf kalau seandainya nanti papa harus membagi kasih sayang papa untuk yang lain
Maaf...
Tapi apapun yang terjadi nanti,
papa mohon kamu jangan pergi
Dan jangan pernah hilang dari perut mama..
Dan kemudian diam-diam Hyunjae menjatuhkan satu bulir air matanya.
👶: ⛈
Papa....
Mochi nggak mau punya adek dari perut mama yang lain...
-tbc
Mochi... 😢 /Peluk/