1. Hi & Bye Saka βœ“

By sansevieria_

3K 389 81

"Jika datangmu hanya untuk bercanda, mengapa pergimu meninggalkan luka?" Asmita. Rasanya masih seperti kemar... More

Announcement
cast || tidak wajib dilihat
✨
TO S
P R O L O G
πŸŒ„ HAL. 01 || Tantangan dan Kenyataan
πŸŒ„ HAL. 02 || Tulus atau Dengki
πŸŒ„ HAL. 03 || Kita Teman?
πŸŒ„ HAL. 04 || Masalah berlipat ganda
πŸŒ„ HAL. 05 || Derita Abadi
πŸŒ„ HAL. 06 || Tolak dan Paksaan
πŸŒ„ HAL. 07 || Ada Rahasia Apa?
πŸŒ„ HAL. 08 || Para Bedebah Sialan
πŸŒ„ HAL. 09 || Hari Kelam πŸ”ž
πŸŒ„ HAL. 10 || Pengadilan
πŸŒ„ HAL. 11 || Sebuah Dukungan
πŸŒ„ HAL. 12 || Tuduhan
πŸŒ„ HAL. 13 || Di ingatkan
πŸŒ„ HAL. 14 || Sikap Berlebihan
πŸŒ„ HAL. 15 || Malam Istimewa
πŸŒ„ HAL. 16 || Acara dan Rahasia
πŸŒ„ HAL. 17 || Ungkapan Rasa
πŸŒ„ HAL. 19 ||
HAL. 20
HAL. 21
HAL. 22
HAL. 23
HAL. 24
HAL. 25
HAL. 26
HAL. 27
HAL. 28
HAL. 29
HAL. 30
HAL. 31
HAL. 32
HAL. 33
HAL. 34
HAL. 35
E P I L O G
surat rindu untukmu
Ucapan Terima Kasih

πŸŒ„ HAL. 18 || The Antagonist

35 5 0
By sansevieria_

Selamat Membaca


*

*

*

Bima, Hagan, Tama, dan juga... Renata terlihat duduk saling berhadapan di kursi masing-masing. Renata sebagai siswa baru terlihat masih canggung dengan lingkungan baru. Bima dan Hagan, sibuk dengan guyonan yang mereka ciptakan. Beberapa kali Renata ikut tertawa karena jenaka.

Berbeda dengan kedua sahabatnya itu, Tama terlihat sibuk menggeser layar ponselnya. Wajahnya terlihat serius membaca tulisan di layar ponselnya.

"Lo kenapa, Tam?" tanya Bima menegur Tama setelah menyadari tingkah aneh sahabatnya itu.

Tama tersentak ringan. "Enggak. Enggak kok. Ini- lagi baca berita yang lagi viral itu."

Hagan terlihat melirik layar ponsel Tama. "Lo bohong, ya?"

Bima, Tama, dan Renata menoleh serentak ke arah Hagan.

"Bohong?" tanya Bima bingung.

"Tama buka grup sekolah, bukan baca berita." jawab Hagan polos.

"Grup sekolah? Emang ada apa?" tanya Renata.

"Gak tahu!" jawab Hagan.

Lantas, Bima dan Renata segera membuka ponsel masing-masing dan melihat grup sekolah. Ada seratus lebih percakapan didalam ruang chat itu.

Brak

Semua orang yang ada disana, tiba-tiba tersentak mendengar Bima menggebrak meja. Kemudian pergi dengan terburu-buru.

"Bim. BIMA!" panggil Renata, lalu mengikutinya.

"Lo kenapa kasih tahu Bima, sih. Bakal jadi panjang nih masalahnya." decak kesal Tama. Lalu mengikuti Bima dan Renata keluar. Disusul Hagan.


Seperti biasanya, aku, Sherly dan juga Ulla nongkrong di kantin. Percayalah, kantin adalah surga di sekolah.

"Tama kenapa, nih?" ujar Sherly.

"Ada apa Sher?" tanyaku.

"Gak tahu. Dia tanya, gue bareng sama lo gak, gitu?" jawabnya.

"Tanya gue? Kenapa Tama nyariin gue? Ada yang aneh gak sih?" balasku.

"Atau jangan-jangan..." saut Ulla. "Tama..."

"Hush!" peringatku.

"Apaan sih, gak jelas! Ya gak mungkin lah Tama kayak gitu. Sedingin apapun orangnya, gue tahu Tama itu setia sama gue!" ujar Sherly nyolot.

"Sabar-sabar. Gitu aja sudah naik pitam. Ya, gue tahu Tama bucin sama lo!" balas Ulla tidak mau kalah.

Tama nyariin aku? Ada apa dan kenapa?

"Firasat gue buruk nih." ucap Ulla.

"Kenapa, La?" tanya Sherly.

"Buka grup sekolah sekarang!"

Aku juga langsung membuka isi chat grup sekolah. Mataku membelalak, membaca setiap kalimat tentangku. Dan juga- Saka.

Reina, dia mengirimkan foto ku dan Saka saat di UKS. tepatnya, saat Saka memegang tanganku. Dia mengirim foto itu dengan tulisan, "Guys, congratulations to both of them! Finally they are together."

KLS 12 SMA GARUDA KENCANA

+62 822****2121
| Mereka jadian?

+62 882****3691
| Gak percaya!

+62 887****4578
| Bohong

+62 881****1328
| Ya ampun, gimana caranya agar kalian mau percaya?
| Gue sudah lihat sendiri Mita nerima Saka

+62 885****5786
| Reina benar
| Gue juga lihat tadi

+62 881****4798
| Njir pelet apaan yang dipakai si bisu?
| mau ikut pakai juga
| wkwkwk

+62 881****1328
| Hahaha
| sampah + sampah = polusi

+62 883****2731
| kasihan Bima, njir

+62 887****4659
| Mita gak tahu diri banget, njir

+62 882****6458
| se7

+62 884****7481
| 2in

+62 883****7732
| Biar Bima sama aku ajalah
| lol

+62 887****9164
| Mita tolol sumpah
| dikasih berlian milihnya batu krikil

+62 881***1328
| Aduh
| namanya juga sampah
| ya gak bakal bisa jauh sama kelompoknya

+62 885****4746
| kalo gue jadi mita, gak bakal aku terima si bisu
| mau ditaruh dimana muka gue nanti

+62 888****3178
| setuju
| kalo ada yang sempurna kenapa milih yang cacat
| Ya gak?

Aku muak dengan tulisan mereka. Aku segera menutup layar ponselku. Reina dalang dibalik tersebernya berita ini. Bagaimana dia bisa tahu? Itulah yang sampai saat ini aku coba telaah.

"Mita!" panggil Bima baru datang.

Aku lantas bangun, melihat Bima tidak tenang menghampiriku. "Bima?" gumamku.

"Ikut aku sekarang!" paksanya.

Bima menarik tanganku, dan membawa pergi entah kemana? Apa dia sudah tahu kabar hari ini? Saat aku menoleh ke belakang, Sherly, Ulla, Renata, Tama, dan Hagan mengikutiku dan Bima.

Dan pada akhirnya, Bima membawaku ke ruang kelas musik. Disana kedap suara. Sekencang apapun suaranya tidak akan terdengar oleh orang luar.

"Bima. Kamu kenapa? Kenapa kamu terlihat panik kayak gitu?" tanyaku.

"Mit, yang digrup itu gak benar kan?" tanya Bima

"Jadi kamu sudah tahu?"

"Jadi itu benar?!"

Aku mengangguk pelan. Bima menghela nafas kasar seraya menyingkap rambutnya ke bekakang secara frustasi.

"KENAPA SIH MIT, KAMU GAK MAU DENGERIN AKU?! AKU SUDAH BILANG BERKALI-KALI, SAKA ITU TIDAK SEBAIK YANG KAMU KIRA."

"Aku sekarang tanya, KENAPA KAMU SEBENCI ITU DENGAN SAKA?! SAKA PUNYA SALAH APA DENGANMU, BIM?!"

"....."

"Gak bisa jawab, kan? Aku sudah menduganya. Kamu pasti tidak akan bisa menjawab pertanyaanku tentang hubunganmu dengan Saka." ujarku.

"Aku bisa jawab pertanyaan mu, tapi tidak sekarang. Saat ini bukan waktu yang tepat."

"Mau nunda berapa lama lagi, hah?"

"....."

"Aku tidak bisa berbohong, Bim. Aku tidak bisa mengelak, bahwa aku menyukai Saka. Lagipula, ini HAK ku. Terserah aku mau jatuh cinta sama siapa. Kamu harus ingat, kita itu saha-" sambungku.

"KARENA SELAMA INI AKU PENDAM SENDIRI PERASAANKU, TA! DAN KAMU TIDAK PERNAH PEKA AKAN ITU!" tegas Bima.

"....." Aku terdiam seketika. Jadi selama ini...

"Sudah lama aku memendam perasaanku. Aku tidak berani speak up, bahwa aku juga cinta sama kamu. Bahkan sebelum kamu mengenal Saka." ujar Bima tegas.

"Bim?"

"Apa?!"

"Kamu jahat, Bim." ucapku pelan.

"Jahat?"

"KAMU SUDAH MELANGGAR JANJI YANG KITA BUAT-"

"YA, AKU MELANGGARNYA. AKU MELANGGAR JANJI ITU BERTAHUN-TAHUN YANG LALU."

"Kamu egois!"

"KAMU BENAR, AKU EGOIS! Terkadang seseorang harus menjadi egois agar dia bisa bahagia. Dan aku mengikuti keegoisanku."

Dadaku terasa sesak. Mataku juga mulai berair. Rasanya sakit bertengkar dengan sahabatku sendiri. Sebelumnya aku tidak pernah bertengkar sehebat ini dengan Bima.

"Ta, demi persahabatan kita. Please, putusin Saka sekarang juga. Setelah itu, aku akan berusaha melupakan perasaanku dan menganggapnya sebagai masa lalu." mohon Bima seraya meraih dan menggenggam tanganku.

"Aku tidak bisa. Aku mencintai Saka dan juga kekurangannya. Aku telah menemukan dunia yang selama ini ku cari." jawabku lirih.

Seketika, Bima melepaskan genggamannya. Dan menyingkap rambutnya frustasi untuk yang kedua kali. Aku tahu, jawabanku ini bisa menyakiti hatinya.

"Oke. I raise my hand. Jika kamu ingin pergi dengan dunia baru mu itu, silakan! Pintu keluar dari dunia lamamu terbuka lebar-lebar sekarang. Kamu melupakan dunia yang sudah kita buat sejak kita kecil dengan dunia baru yang kau buat beberapa bulan ini. Dan yang paling menyakitkan, bersama musuh ku. SAKA IS MY BIGGEST ENEMY!! APA KAMU DENGAR?! SAKA ADALAH MUSUH TERBESARKU."

"Bim-"

"Mau apa lagi? Mau nyalahin aku lagi? Katakan! Katakan semua sisi negatifku sekarang! Dan puji saja terus dunia baru mu itu." sautnya memotong perkataanku.

"SAKA MEMANG DUNIA BARUKU. Tapi, aku tidak bisa meninggalkan dunia lamaku, Bim."

"Kamu itu naif. Sehingga kamu mencoba menggabungkan dunia baru dan lama. Umumnya, jika sudah ada dunia baru. Dunia lama akan terlupakan seiring berjalannya waktu."

"Kamu tetap sahabat terbaikku, Bim-"

"Yang kamu katakan, HANYA OMONG KOSONG, TA!! Mulai sekarang, jangan panggil aku sahabatmu lagi! Persahabatan kita sudah mulai berakhir detik ini juga."

"Bima. Tarik kalimat lo itu sekarang!" ucap Tama.

"APA? MAU NGEBELA DIA, Hah?! SILAKAN! Gue tidak apa-apa sendiri. Karena sebelum mengenal kalian semua, gue sudah terbiasa hidup sendiri dengan dunia yang kosong. Terima kasih sudah menjadi tamu di dunia gue. Karena pada akhirnya tamu itu harus kembali pergi. Aku benarkan?" jawab Bima dengan suara semakin memelan.

Tak berselang lama, Bima pergi dengan perasaan hancur. Dan aku yang sudah menghancurkannya. Selama ini Bima mengerti diriku. Kenapa aku tidak?!

Yang aku takutkan selama ini terjadi. Aku dan sahabatku kini tercipta dinding pembatas. Dan mengapa aku tidak sepeka Bima padaku?

"Teman-teman, aku minta maaf. Aku harus keluar untuk menenangkan Bima. Dia pasti butuh teman sekarang." ujar Renata.

"Em- tolong tenangin Bima, Re!" jawab Tama. Lantas, Renata kembali mengejar Bima.

Aku mengusap bekas air mata yang mengalir diwajahku. Aku berusaha mengatur nafas untuk mentralisir sesak di dadaku.

"Mita." panggil Sherly pelan.

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh waktu untuk mencerna yang ku hadapi barusan."

"Pasti sakit, bertengar sehebat itu dengan seseorang yang sudah bersama kita sejak kecil." ujar Ulla.

"Apa aku terlihat sejahat itu?" tanyaku.

"Sebenarnya tidak. Hanya saja, Bima belum bisa menerima jika kamu menyukai orang lain." jawab Tama.

"Menurut gue Bima seperti itu, karena takut kehilangan sahabatnya. Bima ingin menjaga lo. Karena hasrat itu, akhirnya benih-benih cinta tumbuh." sambung Hagan.

"Ini semua salah, lo! Kenapa lo ngasih tahu Bima sih?!" decak kesal Tama.

"Kok, salah gua?!" tanya nyolot Hagan.

"Ya-iya lah salah, lo. Gue sudah diam, biar Bima gak tahu."

"Namanya juga keceplosan. Ya, maaf." balas Hagan polos.

"Sudah- sudah! Kita kembali ke kelas aja yuk kasihan Mita." ajak Sherly.

Sekarang aku mengerti, mengapa dulu Bima sangat memanjakan aku. Tapi sekarang aku merusak segalanya.

I'm the antagonist. Maafin aku, Bim.

Kamu benar, terkadang seseorang harus egois demi mendapatkan kebahagian. Dan aku memperlihatkan itu sekarang.

*

*

*

Continue Reading

You'll Also Like

15.9K 2.3K 41
Manila Putri Joshua, gadis yang ditakuti di SMA Gradisa, gadis bermulut pedas dan tidak pernah bersikap manis, memiliki teman kebanyakan laki-laki un...
2.6K 113 52
Kumpulan sajak bertemakan cinta, kesendirian, dan kehilangan yang diterjemahkan dari karya-karya para penyair lintas zaman dunia seperti Pablo Neruda...
292 88 11
"Setelah meninggal, otak manusia masih berfungsi 7 menit untuk memutar ulang memori paling indah" Razka Putra Wijaya Anak pertama dari ayah Wijaya d...
2.1M 151K 55
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...