POSSESSIVE BOYFRIEND ( END)

By FalariaPejeng

212K 10.6K 497

Versi ini versi lama guys! More

PROLOG
01| Tato
02| Atmajaya VS Brandon
03| Reno hilang
04| Kemarahan Abe
05| Hukuman
06|Gara-gara drama Kowrea
07| Abe Frustrasi
08| Atmajaya kembali diserang
09|Kekalutan Abe
Casting
10 | Dukungan terbaik✅
12| Alpharo yang lain
13| Pengkhianat
14| Trending topik
15| Antara Alpharo dan Alona
16| Alona sakit
17| Gara-gara Emoticon "❤️"
18 | Abe ngambek
19| Hari jadi
20| Hari jadi 2
21| Apresiasi untuk Alpharo
22| Abe diserang
23| Perang Dingin
24| Abe dihukum
25| Alpharo harga mati
26| Alona dilecehkan
27 | Abe semakin protektif
28 | Abe alergi
29| Sasa dan Talita nginap,Abe Frustrasi
30| Abe yang jahil
31| Basecamp diserang
32| Gotong royong memperbaiki Basecamp
33| Balas Dendam
34| Kepanikan Alona
35| Operasi berjalan baik
36| Tanpa sang ketua
37| Alona Menyesal
38| Kocaknya Riski
39| Latih motor
40| Diizinkan juga...
41| Rencana Sasa, Alona dan Talita
42 | Masuk Selokan
43| Trik Alona
44 | ILYSB
45| Alona Sembuh
46| Abe Kembali Berulah
47| Kembali Sekolah
48| Telat
48| Berkumpul
49| Berkumpulnya Alpharo
50| Rencana Abe
❤️❤️
51| Kata Keramat
52| Kejutan yang mengejutkan!
53|Siapa 'A'? (Menuju Ending)
54| kejutan ( Ending)

11| Dia yang istimewa✅

4K 222 11
By FalariaPejeng






•••

Ketika seorang gadis yang dicintai baik-baik saja merupakan hal yang mampu membuat semuanya merasa begitu lega dan membahagiakan.

Menurut Abe hal yang teristimewa dan membahagiakan adalah ketika bisa melihat, berbicara dan saling menatap penuh cinta bersama sang gadis. Hal yang tak akan pernah untuk dilupakan dari pikiran Abe.

Dia gadisnya, dia yang istimewa.

Menatap lekat wajah gadisnya yang tengah berbaring diatas pahanya dengan begitu lucunya. Rasanya Abe ingin waktu berhenti sebentar saja dan biarkan dirinya bersama sang gadis seperti saat ini terus nantinya.

Abe memejamkan matanya ketika membayangkan jika gadisnya pergi meninggalkannya sendiri dan membawa separuh jiwanya. Rasanya Abe tak akan sanggup untuk bangun dari keterpurukan itu. Pria itu menggelengkan kepala pelan, takut membangunkan gadisnya yang sedang beristirahat sepulang dari Rumah sakit.

Abe meraba dadanya yang berdetak dengan cepat, dia percaya kecemasan yang dimilikinya akan kembali. Penyakit yang bahkan sudah ada bersamanya sejak dirinya menjalin hubungan bersama gadisnya.

Menghembuskan napas berkali-kali sembari mengeratkan genggaman yang tadinya sempat terlonggar sampai-sampai membuat gadisnya meringis dan sontak membuat Abe melonggarkan genggamannya dan tak ingin melepaskannya.

"Maaf aku menyakitimu...." lirihnya pelan sembari mengecup pelan dahi gadisnya yang kembali menutup mata.

"Jangan tinggalkan aku...." bisiknya ditelinga gadisnya dengan sendu yang tak mendapat respon dari gadisnya.

Pria itu memindahkan kepala gadisnya dibantal yang disandarnya tadi lalu memakaikan selimut hingga leher gadisnya. Pria itu merapikan helaian rambut yang menutupi wajah cantik gadisnya dengan pelan.

Duduk dengan lesehan, Abelard Faizan Sang Raja jalanan itu kini memandang gadisnya dengan tangan terlipat disofa hingga tak sadar memejamkan matanya memasuki alam mimpi bersama gadisnya.

Drrrrt drrrrt drrrrt

Getaran ponsel dari saku Abe mampu membangunkan pria itu. Dirabahnya ponsel lalu ditatapnya layar ponsel yang menampakkan nama "Kristonjing"

Abe menekan tombol hijau dan seketika panggilan pun terhubung.

"Woi!"

"Pa'an"

"Cepet lo kesini dah. Di jalan kenari, bagian barat block C. Kita berempat di serang Nih! Gue udah kasih tau di aplikasi tadi, jadi loh nggak usah lagi kasih tau! Yaudah... Bangsat! Pipi gue astaga!" Abe mengeraskan rahangnya mendengar penuturan Kristo, apalagi Abe mendengar Kristo menghubunginya dengan masih bergelut dengan si penyerang.

"Hm.Tunggu gue."

Tut

Abe menekan tombol merah pada layar ponselnya, tanpa mendengar balasan dari seberang sana yang sudah menyumpah serapahi dirinya. Abe tak peduli. Abe bangkit dari duduknya lalu mengambil semua tetek bengeknya dan kembali menghampiri gadisnya. Di tatapnya lekat sang gadis beberapa detik sembari mengecup kedua pipi gadisnya dengan sayang.

Abe menelpon kedua sahabat gadisnya, Risa dan Talita untuk menemani Alonanya.

"Sebentar saja yah aku keluar, nanti aku akan kembali padamu lagi... Aku sayang kamu. "bisiknya pelan tepat di depan wajah gadisnya yang masih terlihat pucat sedikit, lalu melangkah keluar dari apartemen miliknya dan sang gadis. Tepat saat Abe sampai di ambang pintu, Abe bernapas lega saat melihat wajah Risa dan Talita yang menatapnya khawatir.

"Lo berdua tolong jagain Alona yah. Gue samperin anak-anak dulu Mereka diserang!"

"Jangan biarin Alona tau gue berantem lagi, denger? Terus jangan buat Alona sibuk! Biarin Alona istirahat! Awas Lo berdua kalo Alona nggak istirahat!" cerocos Abe Possesive yang mendapat delikan dan geraman dari kedua gadis di hadapannya.

"Woi! Jadi lo pergi apa kagak? Lama amat!" Kesal sasa membuat Abe mendengus malas.

"Tau nih.... Possesive amat deh." sewot Talita yang mendapat tatapan datar dari Abe.

"Gue cabut." katanya lagi dengan nada datar, lalu pergi meninggalkan Kedua gadis yang menatap punggung nya dengan geram.

.

Jln. Kenari bagian barat, block C

Pria itu menatap sekumpulan geng motor dengan jaket berwarna hitam yang tak asing dipenglihatanya.Abe geram melihat anggotanya banyak yang sudah tumbang dengan wajah babak belur dititik tertentu.

Abe segera turun dari Ducati miliknya lalu menyimpan helm miliknya dan berjalan dengan cepatnya lalu tanpa basa-basi, Abe menyerang semua geng motor yang terlihat baru itu.

Semua terkejut dan tumbang akibat pukulan bertubi-tubi dari Abe. Pria itu tersenyum sinis menatapnya.

"Segitu aja kekuatan lo pada, sialan!Huh? Segitu aja tenaga lo pada?" Katanya datar dengan tatapan mata tajamnya.

"Siapa yang nyuruh lo huh?!"

"Siapa yang nyuruh lo pada! Lo diperbudak siapa? Siapa! Jawab gue!" teriak Abe berapi-api bahkan urat dilehernya pun tercetak dengan jelas dikulit putih susu miliknya.

"K... kita disuruh sama anak Jupiter. Kita disuruh buat kalahin Alpharo!Kenapa kalian selalu dibangga-banggakan huh! Kenapa geng gue selalu diinjak-injak huh!" raungnya penuh kesal.

"Berapa harga Alpharo huh! Gue beli!" teriaknya lagi membuat Abe mengeraskan dagangnya.

"Mulut buriq lo! Lo tau Alpharo harga mati! Nggak kayak geng motor sialan lo yang diperbudak demi sebuah nama baik, cih!" Cerocos Kristo dengan nada jengkel setengah mati sembari meringis menahan sakit pada pipi bagian kananya yang masih lebam.

Abe mengibas tanganya tanda memperingati untuk tak berbicara, Kristo yang mengerti pun terdiam sembari menatap penasaran apa yang akan dilakukan Raja jalanan itu.

"Seharusnya yang dibangga-banggakan itu geng motor gue! Haster bukan Alpharo. Dan Seharusnya yang menjadi Raja jalanan itu gue bukan lo Abelard!" Kata Pria dengan tato dilengan kananya.

Abelard menatapnya dengan senyum miring, lalu menghampiri pria yang masih terduduk di jalan itu. Di angkatnya kerak seragam pria itu dengan kuat hingga pria itu merasakan sesak pada lehernya.

Pria itu memukul kedua tangan Abe, tapi tak mampu membuat tanganya terlepas dari genggamannya. Abe mendekati telinga pria itu, lalu membisikan sesuatu yang mampu membuat pria itu tersenyum senang.

"Lo akan dapat Alpharo. Dan lo akan jadi Raja jalanan, asalkan lo bisa patahin tangan gue dikerak seragam lo." Pria itu mengangguk lalu tersenyum penuh kemenangan.

"Oke, gue setuju. Siapa takut. Setuju banget malah. "katanya dengan senyum penuh percaya diri yang tak mendapat respon apa-apa dari Sang Raja jalanan.

Pria itu menggerakkan kepalanya diikuti kedua tanganya yang ingin menyerang tangan sang Raja. Abe yang melihatnya terkekeh geli melihatnya.

"Lo kayak anak kecil yang nggak dikasih mainan, terus ngerengek minta dibelikan di bunda lo."Mendengar perkataan Abe mampu membuat pria itu mengeraskan rahangnya.

Pria itu menendang Abe, tapi sebelum itu kakinya sudah di tahan Abe hingga membuat pria itu tak bisa mengerakkan kakinya lagi. Bahkan pria itu meringis kesakitan saat Abe. Meremas kedua lengannya dengan keras.

Abe membawa kerah seragam pria itu kebelakang sontak membuat sesuatu dari dalam tubuh pria itu berbunyi "Kruk"

Melihat itu semuanya meringis sembari sama-sama memegang bagian leher mereka. Apalagi melihat teriakan kesakitan dari pria itu yang tak bisa membalikkan lehernya ke sedia kala.

"CK! Gitu aja sakit. Katanya lo mau jadi Raja jalanan, terus mau milikin Alpharo." Kata Abe santai dengan ciri khas wajah datar. Pria itu berteriak kesakitan.

"Astaga lehernya patah woi ... ngeri gue" Kata Alex dengan bergidik ngeri menatap kejadian di depan mata.

Abe meninggalkan pria tadi yang masih meraung-raung kesakitan lalu menghampiri gengnya yang masih menatapnya tanpa berkedip.

"Cabut. Gue traktir. " mendengar itu sontak saja membuat wajah yang tadinya penuh kesakitan menjadi berbinar kesenangan.

"Asik lah boss traktir Yuhuuuuu. Makan-makan. makan Hore..."

"Wididid, berhasil! Berhasil! Berhasil hore!" nyanyi Kristo mengikuti lagu dari salah satu kartun di televisi.

Andra yang tadinya sedang membersihkan lukanya yang membuatnya risih itu, menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua sahabatnya yang di luar nalar.


TBC!

SELAMAT SORE ALL.TERIMA KASIH SUDAH MENUNGGU!

Abelard Faizan dan Alona Adina kembali menemani kalian semua😇🥳

Minta pesan dan kesan kalian setelah membaca part ini....

1.Untuk Abe...
2.Untuk Alona...

3.Untuk Kristo...
4.Untuk Risa...

5.Untuk Riski.....

6.Untuk Andra...
7.Untuk Talita...

Oh iya,jangan lupa follow my Instagram yah,. biar kita makin Deket aja. :@falar_pejeng

Continue Reading

You'll Also Like

33K 948 14
Terimakasih Arkasa, karena telah hadir dan berhasil menjadi tokoh utama dalam kisah ini. Arkasa Dipta Sanjaya adalah pemeran penting dalam kisah hidu...
4.1M 80.5K 23
Walking up the stairs I hear-a woman? With brisk steps I open the door and gasp "What the hell?" Micheal looks up, stopping his movement "Ma-maisy."...
1M 28.1K 11
Awal : 21 Agustus 2021 Selesai : 14 Februari 2022. TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! Proses revisi. Sudah tersedia di shoppe "aepublishing...
13.9M 420K 34
He had spent centuries with only himself for company, he fed, tortured and killed that was his life and he liked it that way, until she came along an...