POSSESSION [ON GOING]

By starbookdialy

110K 9.4K 1.1K

[MATURE CONTENT] Oh Taehyung, merasa dirinya adalah pria malang yang hidupnya penuh kekangan sejak kecil. Di... More

PROLOG
1. TARUHAN
2. PERHATIAN
4. PLEASE ME
5. MENGINTAI
6. MORE THAN ONCE
7. SALAH PAHAM
8. YOU SAFE WITH ME
9. NEVER END BUSINESS
10. BOHONG
11. CEMBURU
12. KEHILANGAN
13. PENYESALAN
14. MAAF

3. PERINGATAN

4.8K 675 69
By starbookdialy

•••

Sebagai siswi SMA ditahun pertama, bukan menjadi masalah besar meluangkan banyak waktu untuk main-main. Ada sebuah keyakinan di mana pada semester awal mereka tak mau menjadikan sekolah sebagai beban dengan segala pelajarannya. Namanya juga murid baru, semester awal mereka masih dalam fase beradaptasi dengan lingkungan, dengan guru dan sistem pembelajaran. Selain antusiasme para hoobae menemukan teman baru, mereka juga berharap bisa menemukan seseorang yang mungkin hubungan mereka bisa lebih dari sekedar itu.

Tapi Sooji bukan salah satunya.

Gadis itu memang sejak awal hanya ingin belajar dengan serius, memiliki teman baik dan akrab dengan mereka, sebab di mana ia nyaman dengan suasana kelas dan teman-temannya maka ia akan belajar dengan nyaman juga.

Gadis itu memang tak berniat mencari cinta di bangku sekolah, namun siapa sangka jika parasnya diam-diam mampu memikat kakak tingkatnya sendiri sehingga anak laki-laki itu yang datang lebih dulu  mendekatinya. Berusaha akrab dengan Sooji, menjadi seseorang yang humoris dan manis di mata gadis itu selama beberapa bulan rupanya telah  membuahkan hasil.

"Kau ada waktu sepulang sekolah?" tanya Jimin duduk di depannya saat makan siang.

Tak sekali dua kali mereka dapatkan tatapan dari siswa lain, banyak pasang mata yang pada akhirnya mengetahui jika pada akhirnya Jimin—si anggota tim basket itu—secara tidak langsung telah menunjukkan hubungannya dengan Sooji yang notabene adalah adik kelasnya.

Sooji menggeleng. "Tidak, kenapa?"

Jimin terkejut senang. "Kalau begitu ayo ikut aku ke suatu tempat."

Sooji menunduk memainkan makanannya. "Bukannya sunbae ada pelajaran tambahan?" katanya membuat senyum Jimin luntur. "Sunbae, ingat. Ujian sebentar lagi, les itu penting. Jangan bolos hanya untuk senang-senang."

"Sooji...,"

"Sunbae janji kalau hubungan kita tidak akan mengganggu pelajaran sunbae."

Jimin menghela napas kecewa, di mana ia sangat ingin berkencan setidaknya seminggu sekali, tapi Sooji selalu menolaknya mengingat Jimin telah berada di semester akhir. Belajar dan belajar sangat penting baginya. Sooji tidak mau kesenangan yang mereka buat mengganggu masa depannya.

"Kalau begitu hari Minggu. Kau tidak akan menolakku karena aku mengajakmu keluar saat hari libur, kan?"

Sooji menatap Jimin beberapa detik sebelum menunduk lagi. "Aku ingin pergi ke perpustakaan dengan Hayeon hari itu."

Jimin berdecak lidah. "Apa hidupmu harus dipenuhi dengan belajar terus?" gerutunya. "kalau begitu ajak aku, aku ingin ikut belajar."

"Tidak boleh." tolak Sooji tanpa berpikir panjang.

"Kau masih menolakku? Kenapa? Kenapa tidak mau?"

Irisnya menyorot Jimin. "Karena...," ucapnya terpotong.

"Apa, karena apa?"

Sooji sedikit mencebikkan bibirnya tak berani menatap Jimin. "Karena tidak fokus kalau belajarnya ada sunbae..."

Jimin terdiam heran, setelahnya ia mengulum senyum lalu mencondongkan tubuhnya mendekati Sooji. "Kenapa bisa tidak fokus kalau ada aku?"

Gadis itu bungkam, terlalu malu mengakui kalau ia suka tersipu kerap kali menerima godaan Jimin.

"Apa karena aku..., tampan dan kau menyukaiku?" celetuk Jimin.

Seketika itu iris Sooji menatap Jimin tertegun setelahnya menatap sekitar mereka. "Sunbae, ini di kantin. Jangan bicara seperti itu." katanya berbisik mengingatkan dengan nada galak namun di sisi lain pipinya merona.

Jimin tertawa simpul kemudian sama-sama diam membiarkan Sooji menyantap makan siang begitu juga dengannya.

Berbeda dengan Sooji yang menunduk menghindari tatapan Jimin, pria itu justru tak berkedip memperhatikan wajah Sooji yang jauh dari kata membosan. Ia gemas dengan sikap malu-malu Sooji, tuturnya yang lembut dan pipinya yang selalu merona tiap kali digoda menjadi hal yang sangat Jimin favoritkan. Sedangkan kesalnya, Sooji suka sekali membuatnya rindu tapi tidak banyak yang bisa mereka lakukan, berkirim pesan saling menghubungi lewat ponsel pun rasanya tidak cukup. Jimin maunya bertemu, berkencan tiap malam minggu tapi Sooji selalu mengingatkannya tentang ujian akhir.

Menyebalkan, tapi mau bagaimana lagi?

Paling tidak Sooji janji, dia sudah mengatakannya pada Jimin soal sebuah kejutan yang dipersiapkan jika laki-laki kesayangannya itu lulus dengan nilai terbaik dan masuk ke universitas negeri.

"Kalau begitu aku akan latihan basket dengan teman-temanku."

Sooji menelan makanannya. "Kapan?"

"Ya, dihari di mana kau tidak mau mengajakku ke perpustakaan."

"Sunbae...,"

"Aku malas kalau harus belajar sendiri, kau tidak mau menemaniku." keluhnya memamerkan raut sebal dibuat-buat.

Sooji menghela napas panjang, ia meletakkan sumpitnya di sisi nampan makannya kemudian bicara lagi. "Kalau begitu setelah dari perpustakaan aku akan mampir ke aula basket."

Pria itu hanya melirik Sooji, raut wajahnya masih tidak berubah dengan bibirnya yang masih cemberut.

"Akan kubawakan buku dan kutemani sunbae belajar." imbuhnya kemudian berhasil menghimpun rasa iba si gadis dengan mudahnya.

Air muka Jimin berubah riang seketika. "Janji?"

Gadisnya mengangguk. "Iya, janji."

Tepat setelah itu bel masuk kelas berbunyi, waktu makan siang telah selesai yang mana artinya mereka harus segera kembali ke kelas untuk memulai mata pelajaran terakhir selama tiga jam sebelum pulang.

Sekali lagi Jimin memperlihatkan kebenciannya. "Kenapa waktu cepat sekali berlalu saat kita bersama."

Hal itu membuat Sooji terkikik ringkih tanpa mengeluarkan berkata-kata. Dan siapa sangka sebelum Sooji dan Jimin beranjak dari kursi ada seseorang datang menghampiri mereka.

"Taehyung?" panggilnya lebih dulu sejak melihat Taehyung berjalan mendekati meja makannya. "Ada apa?"

Monolid pria itu menatap Sooji sekilas sebelum menjawab Jimin. Taehyung membuka bibir tipisnya. "Seokjin ingin kau bertemu dengannya. Sekarang."

Jimin mengangguk singkat. Hanya itu. Lantas Jimin pergi setelah berpamitan pada Sooji, begitu pun si gadis yang juga beranjak dari kursinya dengan membawa nampan untuk di kembalikan.

"Kau pacaran dengannya?"

Langkah kaki gadis itu terhenti, ia berbalik menghadap Taehyung yang masih berdiri mematung di tempatnya.

"Kau pacaran dengan Jimin?" ulangnya dan Sooji yakin jika pertanyaan itu memang diperuntukkan padanya.

Irisnya menatap sembarang arah, bingung, apa dia harus berkata jujur pada seseorang yang tidak ia kenal secara akrab mesti laki-laki itu teman Jimin—sepupunya.

Namun Sooji menggeleng. Ia menarik napas pendek. "Tidak," jawabnya apa adanya. "kami hanya teman." imbuhnya.

Setelah itu dari kejauhan Hayeon meneriaki Sooji, membuat wanita berambut panjang sesiku itu seketika menoleh ke sumber suara. Menyadari harus segera bergegas masuk ke dalam kelas, Sooji menatap Taehyung lagi sebelum memutuskan untuk melangkahkan kaki semakin jauh meninggalkannya.

Ada perasaan lega ketika Sooji menjawab pertanyaannya dengan jujur. Taehyung memijat tengkuknya, melakukan peregangan ringan sambil memejamkan mata. Mulutnya menguarkan desahan pendek melepaskan ketegangan yang sempat melandanya, di mana tadinya ia takut mendengar jawaban yang tak ia inginkan dari Sooji.

Tapi nyatanya apa yang ditakutkan Taehyung tidak sama seperti apa yang dia bayangkan. Kedekatan tak selalu bisa dikaitkan dengan hubungan yang serius. Mungkin karena Sooji menahan diri dan Jimin berusaha menghargai keputusan Sooji.

"Manis sekali." nadanya sinis kemudian tertawa sumbang.

Sadar bahwa ia menginginkan gadis yang sama dengan sepupunya, Taehyung tidak bisa diam lagi. Diamnya Jimin adalah peluang besar baginya. Taehyung tak akan sia-siakan itu.

Lihat saja, wanita yang dibangga-banggakan oleh Jimin sekarang. Jika Taehyung tak bisa memilikinya setelah berusaha, paling tidak ia bisa menghancurkan hubungan keduanya.

Agar Taehyung tak lagi melihat sepupunya satu itu terus membanggakan diri, berkoar-koar tentang kehidupannya yang indah sementara Taehyung telah muak menerima kebaikan Jimin selama mereka menjadi saudara.

"Sudah pernah kubilang, hidup itu tidak mudah, Saudaraku." gumamnya menerawang ke depan membayangkan kebenciannya terhadap Jimin yang hidupnya nyaris sempurna.

•••

POSSESSION
s t a r b o o k d i a l y

Continue Reading

You'll Also Like

LUNA (End) By Liaa

General Fiction

439K 12K 46
JANGAN LUPA FOLLOW! Tinggalkan vote dan komen Deskripsi Luna athayya gadis pecinta senja yang terpaksa harus menikah dengan laki-laki yang telah me...
2.4M 59.5K 55
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
707K 21.9K 52
Jangan lupa vote banyak-banyak yah guys,semoga suka dengan cerita ini ☆☆☆ nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang menga...
25.7K 2.3K 19
perjuangan christy mengambil kembali hati kakak-kakaknya dan Cici nya apakah christy bisa mengambil semua hati kakak nya? kakak dan cici nya yang ben...