“Jika kau ingin mati katakanlah, minum-minum seperti ini tidak akan membuatmu cepat mati.” Baekhyun menoleh ke arah suara terdengar. Di sana tampak ada Jongin, Sehun, dan juga Chanyeol berdiri. Hal itu membuat Baekhyun terkekeh pelan.
“Aku hanya melakukannya karena bosan, duduklah di sini, aku akan mengambil beer di kulkas.” Baekhyun berdiri lalu membuka kulkas di apartemennya dan mengambil beberapa minuman beralkohol tersebut.
“Kau punya soju?” Baekhyun menganggukkan kepala mendengar perkataan Chanyeol. Seolah mengerti dengan tatapan yang lainnya, Baekhyun kembali berdiri lalu membawa beberapa botol soju lainnya.
“Soju adalah yang terbaik, harganya juga paling murah dibandingkan yang lain.” Sehun berkomentar pelan. Memang harga soju tidak semahal dengan botol beer yang ada di meja, meski perbandingannya harganya tidak cukup jauh. Karena itulah orang-orang lebih memilih soju.
“Sebentar aku akan mengambilkan gelas, ini tidak seperti ketika aku minum sendirian.” Baekhyun tertawa kecil sembari membawa empat gelas kecil untuk mereka. Dia menaruh gelas-gelas itu di meja makan apartemen Baekhyun.
Hampir setengah jam mereka minum alkohol sembari menceritakan banyak hal. Tentu Baekhyun hanya mendengarkan mereka lalu menegak soju-nya kembali. Pria itu enggan membuka mulutnya sama sekali.
“Kalian tahu? Soojung semalam memintaku untuk membeli buah cherry sekitar pukul 23.00 malam. Aku bahkan berkeliling dan baru mendapatkan buah itu sekitar jam 2 pagi. Tapi, aku senang karena sepertinya itu bawaan bayinya.”
Jongin terkekeh, pipinya terlihat sangat memerah ketika mengatakan hal tadi. Baekhyun tetap diam, walaupun tidak menyembunyikan bahwa dia menginginkan jika Hyuna ada di sini mungkin dia bisa merasakan hal seperti Jongin.
Pria itu menggeleng keras, ini adalah pilihannya. Tidak seharusnya dia mengingat Hyuna seperti ini. Setidaknya sekarang toleransi terhadap alkoholnya lumayan. Jika dulu Baekhyun sudah hampir pingsan minum seperti sekarang, tapi di sini hanya Baekhyun yang belum benar-benar mabuk.
“Baekhyun, jujurlah pada kami, kau pasti merindukan Hyuna bukan?” Baekhyun menatap ke arah Sehun. Pria itu terkekeh kecil, harusnya Baekhyun sadar jika Sehun sedang benar-benar mabuk.
Bugh!
Sehun memegangi sudut bibirnya yang terasa perih. Emosi Baekhyun terlihat sangat tidak stabil. Chanyeol berusaha menenangkan Baekhyun yang hampir memukul Sehun lagi dan lagi.
Berapa kali pun Baekhyun bilang untuk tidak mengungkit Hyuna tetap saja mereka masih suka mengungkit Hyuna. Terlebih jika ada di dekat Baekhyun seperti saat ini. Mereka bertiga sangat menyayangkan bahwa Baekhyun lebih memilih diam dan tidak mencari Hyuna sama sekali.
“Kalian berangkat ke sini menggunakan kendaraan apa?” Baekhyun menatap ketiga orang yang berada di dekatnya.
“Kami menaiki taksi.”
Baekhyun mengambil ponselnya lalu memesan taksi kesini. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya taksi tersebut sampai di depan apartemen Baekhyun. Pria itu segera menyuruh untuk ketiga temannya pulang.
“Pulanglah, aku sudah memesankan taksi untuk kalian. Itu lebih baik daripada aku melewati batas.” Baekhyun membantu Jongin berdiri sedangkan Chanyeol membantu Sehun berdiri walaupun tubuhnya juga sempoyongan.
“Baek, ingatlah kata-kata ini. Jika kau tidak ingin melakukannya untuk Hyuna, setidaknya lakukan untuk anakmu.” Baekhyun diam menatap kepergian orang-orang itu.
Lagi, dia terngiang perkataan terakhir Sehun sebelum pergi. Kepalanya mendadak pusing, seolah ada yang memukulnya. Padahal nyatanya dia sendirian saat ini, Baekhyun berjalan menuju ke kamarnya lalu merebahkan tubuhnya hingga dia tertidur.
W H Y • Y O U
“Oppa, aku ingin ke Namsan Tower.” Hyuna menatap Baekhyun sekilas. Perempuan kecil yang ada di sebelahnya ini lantas menarik-narik tangan Baekhyun untuk mengikutinya.
Hingga di sinilah mereka sekarang. Tempat yang sebenarnya cukup Baekhyun hindari, belakang gudang di dekat rumah Hyuna. Selain ini sudah malam hari, tempat ini katanya menyimpan cukup banyak hantu. Setidaknya itulah yang Baekhyun dengar selama ini.
“Ayolah, ajak aku ke Namsan, Eonni juga sedang tidak ada di sini. Anggaplah aku sebagai adik, kemarin adalah ulang tahunku dan Oppa juga belum memberikan apa pun.” Baekhyun menghela napasnya sejenak. Dia memang belum sempat memberikan hadiah untuk ulang tahun ke-15 Hyuna kemarin.
“Tidak bisa jika sekarang, aku akan memberikan hadiah yang lain untukmu. Sebagai gantinya, setiap tanggal sebelas November kita akan pergi ke Namsan berdua.” Baekhyun memang benar tidak bisa jika diajak pergi ke Namsan saat ini.
“Itu masih sangat lama aku bisa gila menunggu waktu itu, tapi ... baiklah, aku setuju.” Mereka menyatukan jari kelingking sebagai janji mereka. Baekhyun menatap ke sekeliling seolah ada banyak mata yang mengawasi mereka.
“Hyuna-ya, ayo pulang sekarang, apakah kau tidak takut di tempat seperti ini?” Hyuna menggelengkan kepalanya lalu menunjuk ke arah depannya. Di sana ada Namsan Tower, dan itu sangat indah ketika dilihat dari tempat ini. Memang ini tempat yang menakutkan, tetapi ternyata jika melihat Namsan dari sini sangat menyenangkan.
“Baiklah, ayo pulang, Oppa. Sepertinya Eonni sudah pulang sekarang.” Baekhyun mengangguk lalu mengikuti arah Hyuna berjalan. Hingga akhirnya mereka sampai ke rumah Hyuna.
W H Y • Y O U
“Baekhyun!” Mendengar suara pintu kamarnya diketuk Baekhyun terbangun lalu mengusap wajahnya sebentar. Pria itu menoleh ke arah jam, sudah pukul sepuluh pagi. Baekhyun membuka pintu kamarnya, terlihat di sana ibunya sedang menyiapkan makanan untuknya.
“Lain kali jangan minum sebanyak ini. Tubuhmu juga bisa sakit.” Tuan Byun mengingatkan anaknya. Baekhyun hanya mengangguk pelan. Lalu beralih mengambil air, dia membutuhkannya saat ini.
“Cepatlah, duduk ke meja makan, Ibu sudah menyiapkan makanan untukmu.” Baekhyun kini duduk di meja makan mengikuti perintah ibunya. Pria itu mulai memakan sup untuk meredakan mabuknya semalam.
“Apakah enak?” Baekhyun hanya mengangguk lalu tertawa kecil. Ibunya tidak pernah berubah sejak dulu, wanita paruh baya itu selalu membuat Sundubu jjigae jika Baekhyun sedang mabuk.
“Tidak ada yang berubah, rasanya selalu enak.” Ibu Baekhyun tersenyum mendengar putranya berbicara. Dia mengusap rambut Baekhyun pelan, rasanya baru kemarin malam Baekhyun masih duduk di sekolah dasar. Sekarang usianya hampir menginjak 28 tahun.
“Oh ya, sebentar lagi usiamu bertambah. Ayahmu berpikir bahwa kau bisa memimpin perusahaan ke depannya. Kau mau, Baek?” Baekhyun kembali mengangguk, sepertinya dia membutuhkan kesibukan baru untuk segera melupakan Hyuna.
“Baiklah, aku juga bosan jika selalu di rumah seperti saat ini. Sebaiknya aku mulai aktif bekerja di perusahaan milik Ayah.” Baekhyun menjawab lalu kembali memasukkan nasi ke mulutnya.
“Bagaimana jika dua hari lagi? Tepat saat ulang tahunmu? Kami akan mengadakan peresmian sekaligus pesta kecil.” Ibunya mengusulkan hal tersebut. Itu tidak terlalu buruk, Baekhyun dan suaminya menyetujui hal tersebut.
“Baiklah, itu tidak buruk aku akan menyerahkan kepada ibu.” Ibunya kembali tersenyum menanggapi perkataan Baekhyun.
Tahun sebelumnya Baekhyun mengatakan bahwa dia belum siap memimpin perusahaan entah apa yang dipikirkan Baekhyun sekarang, tetapi pria itu langsung menyetujuinya saat ini. Wanita paruh baya itu langsung mengabari beberapa koleganya bahwa Baekhyun akan mulai aktif di perusahaan sekarang.
“Kau sudah benar-benar selesai dengan Hyuna?” Pertanyaan dari ayahnya membuat Baekhyun langsung diam.
•••••
Kamis, 19 Agustus 2021.
•••••
Masih sama kayak part-part sebelumnya, belum direvisi. Thank you yang mau mampir ke sini untuk tekan bintang, komen, atau sekadar baca.
Gimana nih? Baekhyun jadi sering 'minum' tapi di sini dia bukan pemabuk berat lho ya. Jangan salah paham huhu. Mungkin sebenernya Baekhyun punya bakat terpendam hehe. Atau bisa dibilang Baek cuma ga pengen terlalu mikirin Hyuna dan salah satu caranya ya 'minum'.
Jujur, aku agak sibuk di rl. Ga jelas sibuk ngapain, cuma punya pekerjaan gitu. Scroll instagram, twitter, ghibah di wa. Semua itu kesibukanku. Aku akhir-akhir ini aja jarang baca wattpad. Banyak banget cerita di perpus yang aku tinggalkan. Cuma baca satu dua part, udah tinggalin. Huhu, memang kalo lagi ga mood ya kayak gini deh. Tetep aku baca kok kalo ada waktu luang, cuma ya bertahap gitu. Ga bisa gas sehari selesaiin satu cerita. Aku pun nonton drama cuma sehari satu episode atau kurang malahan. Cuma ngulang and tujuanku nonton drama buat membangun mood aja jadi sengaja pelan-pelan nontonnya.
Okey, kayaknya aku kebanyakan curhat dah. Makasih ya yang udah baca sekali lagi, tenciyuu<3.