Happy Reading✨
'kenapa kau selalu merepotkan huh?!' ucap Yn mengomel
'aku begini karenamu!'
'karenaku? enak sekali katamu!'
'kau yang membuatku marah sampai tidak bisa mengendalikan kecepatanku dalam berkendara'
'yak! Park Jimin!' Yn menekan luka yang sedang ia bersihkan disana
'YAKKKK! SAKIT!' Jimin memberikan tatapan marahnya pada Yn yang tengah membersihkan luka dikaki Jimin.
'ouucchhh itu pasti sakit' ucap Taehyung.
'kenapa kau menghubungiku dan membawanya kesini untuk mengurusnya?! bukankah dia memiliki banyak wanita diluar sana! kenapa harus aku HASH!' ucap Yn membentak Taehyung.
flashback
'wae?' ucap Yn mengangkat telfon dengan nama Jimin yang tertera disana.
'Yn-shi apa ini kau??'
'Taehyung? ada apa? kenapa kau menelfon dengan nomor Jimin?'
'Jimin kecelakaan. motornya rusak dan kakinya terluka'
'oh' jawab Yn yang tidak berminat mendengar berita tersebut.
'kami sudah diluar rumahmu'
'MWOOOO?!'
Yn segera turun kebawah dan benar saja kini mereka berdua ada didepan rumahnya. Taehyung tengah memapah Jimin.
'kenapa kau membawanya kesini?!'
'dia yang meminta' ucap Taehyung
'bawa dia pergi darisini, rumahku bukan rumah sakit!'
'awww sakit!' pekik Jimin
'Yn siapa itu- astaga nak Jimin? apa yang terjadi???' tiba tiba saja eomma Yn turun dan melihatnya.
'Jimin kecelakaan ahjumma' ucap Taehyung sopan
'bawa dia masuk, Yn kenapa kau tidak membawanya masuk?!'
Yn hanya melongo melihat eommanya yang sangat perduli dengan Jimin
'what the-?' batinnya
flasback off
'yang benar! aku akan melaporkannya pada eomma kalau kau berusaha menyakitiku' ucap Jimin
'ck! pengadu!'
'Tae kau boleh pergi biar eomma dan Yn yang mengurus Jimin disini' ucap Eomma Yn yang datang dari dapur membawa obat merah untuk luka jimin
'baik ahjumma, terimakasih saya pergi dulu' Taehyung pergi dari rumah Yn
'eomma!'
'kau sudah makan nak?' tawar eomma Yn pada Jimin. Jimin menggeleng disana dan membuat Yn semakin kesal.
'Yn ambilkan makan untuk Jimin'
'mwo? kenapa aku??'
'Yn...'
'baiklah baiklah!'
Yn dengan malas melangkah ke dapur mengambil makanan untuk Jimin.
'eomma masuk dulu ke kamar ya, Jimin kalau kau perlu sesuatu bilang saja ke Yn'
'ne eomma-nim' jawab Jimin
Yn kembali dan mendapati hanya Jimin disana.
'kemana eomma' gumamnya
'ke kamar untuk tidur'
'mwo?'
'Yn cepat! aku lapar'
Yn kesal tapi dia tetap berjalan dan duduk di samping Jimin.
'ini' Yn menyodorkan piring yang berisi makanan kepada Jimin tapi laki laki ini tak kunjung menerimanya dan hanya memberikan tatapan tak berarti pada Yn
'aaaa' ucap Jimin sambil membuka mulutnya yang mengkodekan ia ingin di suapi oleh Yn
'ih! makan makananmu sendiri!'
'eomm-
Yn langsung membungkam bibir Jimin dengan tangannya untuk mengurungkan niat laki laki itu memanggil eommanya.
'ara ara!'
Yn mulai menyendok makanan dan menyuapi Jimin dengan kasar.
'buka mulut!'
Jimin membuka mulutnya dan Yn dengan kasar memasukan gundukan nasi yang lumayan banyak hingga membuat Jimin tersedak.
uhuk uhuk
'ah.. senangnya' ucap Yn ketika melihat Jimin terbatuk
'mmyak! mm-ini terlalu banyak' ucap Jimin sambil mengunyah hingga tidak jelas bicara apa.
Yn hanya tertawa kecil. Dan mulai menyendokan nasi lagi namun kini dengan takaran yang tepat dan tidak sebanyak tadi.
'mian' ucapnya sambil tertawa
Jimin hanya memberi tatapan sinis tapi tetap membuka mulutnya untuk menerima suapan Yn.
setelah selesai makan. Yn membereskan semuanya.
'bagaimana caramu untuk pulang?' tanya Yn
'aku disuruh menginap disini kata eomma mu'
'memangnya orangtuamu tidak mencari?'
'aku tidak tinggal dengan orangtuaku disini'
'hah?!'
'mereka diluar negeri'
'kenapa kau tidak ikut bersama mereka?'
'mereka terlalu sibuk dengan bisnis, dan aku malas jika harus ikut dengan mereka. masih banyak yang harus kulakukan selama masa remajaku'
'oh' jawab Yn singkat
'darimana saja kau? aku menelfon dan mengirimu pesan tapi sama sekali tidak ada balasan!'
Yn kali ini harus berbohong karena tidak mungkin dia bilang sedang bersama Yoongi tadi, bisa bisa Jimin akan mencari masalah baru lagi.
'ponselku dalam mode senyap dan aku sempat tertidur jadi tidak melihat pesanmu'
'tidak bertanya tentangku?' ucap Jimin
'kenapa aku harus bertanya?'
' karena aku pacarmu'
'ya ya ya kenapa kau mengirimiku pesan?' ucap Yn dengan malas
'aku menunggumu di basecamp mu'
'ada apa?'
'ingin meminta maaf' ucap Jimin sambil menyandarkan punggungnya ke sofa
Yn yang mendengar itu hanya mengernyitkan dahi.
'tidak bertanya kenapa meminta maaf?' ucap Jimin karena Yn tidak menjawab ucapannya
'hm.. kenapa'
'sedikit khilaf bermain dibelakangmu'
'maksudmu?'
'melakukan having sex dengan adik kelas'
'Yak! kenapa kau vulgar sekali!'
'wae? memang begitu pengucapannya'
'tapi kalimatmu tidak pantas untuk didengar oleh wanita!'
'mana nya yang tidak pantas? itu sudah sangat sopan kecuali jika aku mengatakan bahwa sudah berciuman, menghisap,memain-
'cukup! kau gila Jim?' ucap Yn sambil menutup mulut Jimin.
Jimin mengambil tangan Yn dari bibirnya dan mengecup permukaan tangan Yn.
'mian' ucap Jimin sambil tersenyum
Yn lagi lagi mengernyitkan dahinya, ia benar benar heran dengan makhluk didepannya. Apa yang terjadi sebenarnya dengan laki laki ini.
'ini baju milik appaku kau bisa memakainya sementara' ucap Yn sambil memberikan kaos hitam dan celana pendek untuk Jimin
namun ia terkejut karena Jimin tanpa aba aba langsung membuka kancing seragamnya begitu saja.
'yak yak! apa yang kau lakukan! ganti dikamar mandi!'
'memangnya kau kuat memapahku hm?'
'benar juga, badan Jimin kan lumayan kekar' batin Yn
'ya sudah aku pergi ke kamar saja kalau begitu'
Yn berdiri dari duduknya namun Jimin langsung menarik tangan Yn dan berakhir membuat Yn duduk di pangkuan Jimin.
'Jim!'
'ssttt diam atau aku akan memperkosamu disini'
Yn membelalakan matanya terkejut mendengar ucapan Jimin.
'berani beraninya dia berkata seperti itu dirumahku' batin Yn
Jimin melanjutkan kegiatannya membuka bagian atas seragamnya. Yn langsung menoleh ke arah lain sambil memejamkan matanya. Ogah melihat Jimin yang kini shirtless.
'kalau saja yang didepanku adalah Yoongi, tidak akan ku sia siakan kesempatan ini ck!' batin Yn
'sudah'
akhirnya Yn membuka lagi matanya dan melihat ke arah Jimin yang sudah mengganti atasan bajunya dengan kaos hitam milik appa Yn.
'kalau begitu lepaskan tanganmu dari pinggangku'
'tapi aku nyaman dengan posisi ini'
'Jim! jangan gila!'
'sebentar saja Yn'
'tidak! cepat lepaskan aku'
akhirnya dengan kecewa Jimin melepaskan pelukannya di pinggang Yn, Yn langsung berdiri dari pangkuan Jimin dan merapihkan pakaiannya lagi.
'ayo ke kamarmu'
'tidak mau'
'yasudah kau bebas tidur dimana pun, sofa ini milikmu' Ucap Yn kemudian melangkah pergi
namun Jimin tiba tiba berdiri dan memeluk Yn dari belakang. ia sedikit mengendus endus daerah belakang leher Yn yang wanginya membuat Jimin cukup suka.
'ish! lepaskan tanganmu keparat!' ucap Yn pelan pelan takut membangunkan eommanya
'Yn.. boleh aku menciumu? sekali saja'
Yn yang mendengar itu langsung menginjak telapak kaki Jimin dan Jimin meringis kesakitan.
'Awwww!!!!' tentu saja itu membuat luka jimin yang berada di tulang kering jadi ikut merasa sakit
'kan.. kan.. kau sih!' ucap Yn
'sudah ayo kuantar ke kamarmu' ucap Yn lagi dan berjalan mendahului Jimin.
akhirnya Jimin perlahan berjalan membuntuti Yn sambil merasakan kakinya yang nyeri.