Girlfriend Rent

By authoriya

36.5K 6.7K 1.3K

DISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuha... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

21

1.4K 223 39
By authoriya

            PINTU rumah terbuka lebar bertepatan dengan langkah Suzy yang hampir mencapai ke sana. Dia sangat buru-buru karena harus ke apartemen dulu, mengganti pakaiannya yang sangat bukan sekali outfit ke kantor, dan juga dia belum merias wajahnya.

Ella yang—sangat tumben sekali menurut—tengah makan sarapan paginya, dengan berpakaian dress berwarna merah bata selutut beraksen brokat dibagian kerahnya nampak berjalan di belakang Suzy memegang roti berselai cokelat. Hari ini gadis kecil itu libur karena badannya masih hangat bekas sakit semalam dan kebetulan ini adalah akhir pekan. Padahal dia merasa sudah benar-benar pulih karena bundadari-nya sudah di sini, tapi Ella mengiakan saja saat Myungsoo mengatakan kalau hari ini Ella di rumah saja. Istirahat.

Yang terpenting Suzy eomma sudah datang menjenguk dan tidak menghabiskan malam dengan si Bian-Bian keponakan aunty Jung itu... batin Ella.

"Ella sayang!" Wanita setengah baya yang membuka pintu itu berseru heboh sambil melepas kacamata hitamnya. Dia melangkah setengah berlari dan langsung memeluk Ella yang kini berdiri di sebelah Suzy. Dengan erat.

"Halmoni..." Ella bergumam menatap bingung. "Kencang sekali, aku kesulitan bernapas. Kalau aku sampai kenapa-kenapa, siapa yang akan menjadi penerus Watermart coba?" lanjutnya.

Yeom Ah sadar, kemudian buru-buru melepas pelukannya. Kedua tangannya masih berada di sisi pundak sang cucu, menggoyang-goyangkan tubuh Ella sambil memeriksa. "Kau baik-baik saja? bagaimana bisa cucuku sampai sakit begini? Oh tuhan, halmoni sampai tidak bisa tidur semalaman."

"Aku bahkan tidak bisa menghubungi nomor Ibu." Kata Myungsoo.

Yeom Ah melirik anaknya itu sambil mendesis kesal. lalu, kembali menatap Ella. "Ella salah makan atau bagaimana?"

Gadis kecil itu diam. Dia tidak mungkin terang-terangan mengatakan kalau dia sengaja 'sakit' agar Suzy ke rumahnya. Neneknya pasti akan memaklumi, tapi Ayah dan calon ibu barunya bisa jadi tidak sependapat. Mereka berdua jelas akan marah besar kepadanya. No, no, no.

"Tidak ada," Ella menggeleng. Melirik Bibi Yoo yang mulai khawatir takut terkena marah—padahal jelas itu bukan salahnya—sebentar, lalu menatap Yeom Ah. "sepertinya aku sedang ingin sakit saja tadi malam."

Yeom Ah nampak belum sepenuhnya percaya. Kedua mata itu kemudian mendongak, dan Suzy tersenyum saat dua pasang mata itu saling tatap. "Terima kasih, Suzy, sudah menjaga Ella."

"Aku langsung merasa baikan saat tahu eomma di sini."

Suzy tersenyum. Rasa hangat yang menjalar ke sekujur tubuhnya saat tahu kalau dirinya dihargai... benar-benar sesuatu yang menghangatkan.

Yeom Ah berdiri, kedua matanya menemukan sesuatu menarik membuat sudut bibirnya terangkat. Yang kini sedang dikenakan oleh Suzy adalah baju milik putranya. Bagaimana Yeom Ah bisa tahu? tentu saja, karena baju itu adalah hadiah dari dia dan Ella saat Myungsoo ulang tahun tahun kemarin. Tapi, Yeom Ah jelas tak akan mengungkit, hal itu mungkin bisa membuat Suzy merasa malu.

Nanti dia akan menanyakan pada Ella dan beberapa pelayan di rumah ini, mengenai satu hal; kira-kira semalam kekasih anaknya itu tidur di mana?

"Kau sudah ingin pergi?" tanya Yeom Ah pada Suzy. Kedua matanya menatap tas yang dibawa Suzy dan paperbag entah berisi apa. kemungkinan adalah baju wanita itu.

Suzy mengangguk. "Aku masih harus bekerja hari ini."

"Bukankah biasanya libur?"

Suzy mengiakan. "Karena rekan kerjaku cuti ke Jepang, jadi aku yang handle di lapangan juga. Ada pesta pernikahan di Incheon."

"Keluarga siapa?" tanya Yeom Ah antusias. Sedikit penasaran keluarga mana yang tidak mengundang mereka. Kemungkinan mereka adalah orang kaya baru atau mereka yang bukan aliansi Watermart.

"Keluarga Kwon Hyuk Bin. Anak laki-lakinya menikah dengan model cantik yang juga terkenal. Kalian mungkin kenal."

"Astaga, tentu saja! jadi si playboy itu menikah akhirnya?" tanya Yeom Ah antusias. Suzy menaikkan alis, bingung. Dengan semangat, Yeom Ah menambahkan. "Anaknya si Kwon itu pernah mendekati sepupu Myungsoo. Jiwon. Tapi ditolak mentah-mentah, mungkin karena itu mereka tidak mengundang keluarga kami ke acara mereka."

"Aunty Ji bukannya sudah punya tunangan?" tanya Ella.

"Iya, sebelum dia bersama tunangannya sekarang." jelas Yeom Ah.

Suzy ber-oh ria. Lebih kepada bingung harus merespons apa, karena ini juga bukan urusannya—sejujurnya—tapi dia harus tetap sopan dengan menyimak pembicaraan. Seperti tahu kalau sang ibu sudah mulai melantur, Myungsoo buru-buru berkata. "Suzy, ayo, kau bisa terlambat jika lebih lama mendengarkan gosipan dari ibuku."

"Yya, anak ini!" Yeom Ah menatap Myungsoo cemberut, namun tidak dapat gubrisan apapun. Lalu, dia kembali menatap Suzy sambil tersenyum. "Baiklah, sampai jumpa nanti malam ya."

"Nanti malam?"

"Myungsoo belum bilang padamu?"

Suzy lantas menatap Myungsoo dengan tatapan bertanya.

"Aku lupa." Kata Myungsoo sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

Yeom Ah menghela napas. Kemudian memberikan penerangan. "Acara makan malam rutin keluarga. Ayah mertuaku sangat ingin mengobrol denganmu dan selalu meminta Myungsoo agar mengajakmu datang. Tapi anak ini hanya ingat soal pekerjaan saja, aigoo..."

Suzy tersenyum.

"Nanti Myungsoo dan Ella akan menyusulmu. Mungkin sekitar jam 7 malam."

"Ibu, bukankah aku yang menentukan akan menyusul Suzy jam berapa?" tegur Myungsoo.

Yeom Ah memutar bola mata. "Daripada kau lupa lagi lebih baik aku yang langsung menentukan." Katanya. Lalu menatap Suzy, "dress code putih. Okay? See you tonight."

***

Suzy menatap pantulan dirinya pada cermin. Terusan dress putih sepanjang lutut dengan lengan balon mengembang sepanjang siku terlihat sangat pas di tubuhnya. Rambut panjangnya ia biarkan terurai dengan bando hitam beraksen khas yang viral dari brand kenamaan itu menambah aksen manis pada dirinya.

Ini sudah pukul enam sore, dan sepuluh menit yang lalu Myungsoo meneleponnya mengatakan kalau dia dan Ella sudah dijalan menuju Apartemen Suzy. Sambil menunggu kedatangan mereka, Suzy memeriksa kembali tasnya, tak lupa mengambil kotak kado yang akan dia berikan pada Ella.

Isinya adalah bando yang sama dengan yang dia pakai. Waktu membeli ini seminggu yang lalu, entah kenapa Suzy teringat pada gadis kecil itu. Akhirnya meskipun sedikit ragu--takut Myungsoo berpikiran aneh-aneh--Suzy membelinya dan sekarang adalah saat yang tepat memberikan ini pada Ella. Setidaknya, hubungannya dan Myungsoo sudah setingkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Dan...

"Kau perlu menanyakan kejelasan tentang kalian. Jangan lupa, oke?" Tiba-tiba perkataan Soojung di telepon siang tadi terngiang-giang di kepala.

Benar. Setelah apa yang mereka lakukan, Suzy harus tahu mau dibawa kemana hubungan mereka. Apakah status mereka masih sama, atau yang baru menggantikan yang lama.

Ponsel Suzy berdering dan nama Myungsoo menari-nari dilayar. Suzy mengangkat panggilan itu dan seketika suara Ella memenuhi indera pendengarannya--mengatakan kalau dia dan sang ayah sudah ada di basement. Menunggunya.

Dengan cepat Suzy langsung melangkah keluar dan turun ke bawah.

---

Dua pasang mata itu menatap dengan tatapan yang sama pada wanita yang baru saja keluar dari dalam lift dan sedang melangkah ke arah mereka.

Myungsoo memandangi wajah Suzy yang tampak semakin cantik, kaki mulusnya dibalut stileto krem senada dengan tas tangannya. Suzy memang definisi seorang bidadari. Sementara lain dari dirinya, Ella yang langsung berlari menuju Suzy dan memeluk wanita itu dengan senang sambil memberikan pujian yang terang-terangan.

"Eeomma neomo yeppeo!" katanya pada Suzy.

Dengan sedikit menunduk, Suzy tersenyum. "Ella juga sangat cantik..."

"I know that." ucapnya sambil tersenyum. "Omong-omong, apa itu?" tunjuknya melihat sebuah kotak yang dipegang Suzy.

"Hadiah." Suzy lantas memberikan kotak itu kepada gadis kecil yang langsung menerimanya dengan perasaan gembira.

"Uwaah... ini sama seperti punya eomma?"

Suzy mengangguk.

"Aku senang sekali!" serunya riang. Lalu mengambil bando dari dalam kotak itu dan memakainnya. "jadi ini rasanya punya barang yang kembar dengan ibu? Sungguh menyenangkan!"

Myungsoo tanpa sadar ikut tersenyum. Laki-laki itu maju beberapa langkah sambil mengatakan. "Ayo, kita akan terlambat nanti."

Mereka kemudian melangkah masuk ke dalam mobil. Ella lebih dulu masuk ke dalam mobil bagian belakang. Sementara Myungsoo membukakan pintu untuk Suzy. Kedua mata itu bersirobok sesaat, Myungsoo menatapnya dengan hangat. "Kau tahu kalau malam ini kau semakin cantik saja?"

Suzy tersipu dan langsung masuk ke dalam mobil.

***
Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

5.3K 381 23
Menikah diusia muda bukan suatu hal yang mudah, apalagi sebuah pernikahan yang sebenarnya tidak diinginkan. Menjalani hari-hari dengan seseorang yang...
722 73 21
[Based on true story] Cerita ini kubuat untuk orang yang secara tidak sengaja kutemui di pertengahan tahun 2023 dalam suatu program pertukaran pelaja...
2.4K 90 20
This is our story Kisah yang akan menjadi bagian dari diri kita masing masing Sebagaimana pelangi mewarnai langit Maka kisah, akan mewarnai diri kita...
443 161 8
Kim Hyun Jin adalah seorang Scheduler, Malaikat yang bertugas untuk menjemput dan mengantarkan roh ke alam baka. Dia mendapatkan tugas terakhirnya un...