Bella hanya bisa diam membisu melihat sosok laki-laki yang saat ini berada di depannya. Begitu pula dengan laki-laki itu, ia tersentak kaget melihat Bella yang memergokinya sedang berjalan dengan wanita lain.
"Be-bella," lirih laki-laki itu. Laki-laki tersebut tampak melepaskan pelukannya dari wanita yang berada di sampingnya.
"Sepertinya ini adalah akhir dari hubungan kita," ucap Bella sambil melepas cincin yang dulu diberikan oleh Haris. Ia melemparkan cincin itu tepat ke arah Haris hingga membentur dada laki-laki itu.
Yah , laki-laki itu adalah Haris yang tak lain merupakan kekasihnya yang ia cintai selama ini. Namun setelah melihat semua itu, cinta yang ada di dalam hati Bella kini berubah menjadi benci dalam sekejap. Kebencian yang sama persis seperti yang pernah ia alami dulu saat tahu Ayahnya yang tega menyelingkuhi ibunya. Bahkan kebencian kali ini lebih besar karena ia yang mengalaminya sendiri dan ia tahu bagaimana rasanya di khianati oleh orang yang ia cintai.
"A-aku bisa jelasin Bell," ucap Haris sambil melangkah maju mendekati Bella. Bella yang sudah jijik dengan laki-laki itu justru memundurkan tubuhnya menghindari Haris.
"STOP!" bentak Bella. Seketika membuat semua pengunjung disana melihat ke arah mereka. Tania hanya melihat kejadian itu di samping Bella sambil melipat kedua tangannya. Ia merasa lega saat melihat Bella sudah mengetahui kebusukan Haris itu.
"Akhirnya semua terungkap," batin Tania menyaksikan apa yang saat ini sedang terjadi di depan matanya itu.
"Maafkan aku Bell. Aku benar-benar khilaf saat itu. Aku hanya mencintai mu," ucap Haris berusaha merayu Bella. Tapi sayangnya hati Bella kini sudah mengeras lagi seperti disaat dulu ia di khianati oleh papanya. Bahkan saat ini lebih mengeras bagaikan batu.
Ia terlihat tersenyum menyeringai sambil menahan air mata yang hendak menetes itu.
"Hahahaha Khilaf? Kau sungguh lucu sekali, Haris. Khilaf tapi sampai membuatnya hamil besar seperti ini? Kau berkata khilaf tapi juga menikmati nya, bukan?" Ucap Bella menohok kepada Haris hingga membuatnya tidak bisa lagi mengelak. Baik Haris dan wanitanya kini hanya bisa terdiam di tempat keduanya.
"Sudah berapa lama kalian berhubungan?" Tanya Bella kepada wanita di samping Haris itu.
"1 tahun" ucap wanita itu sambil menundukkan kepalanya.
Prokk
Prokk
Prokk
Bella terlihat bertepuk tangan meriah sambil geleng-geleng kepala mendengar pengakuan dari wanita itu. Ia tidak habis pikir ternyata Haris menghianati nya selama itu dan ia pun tidak mengetahuinya.
Ia merasa menyesal karena tidak mendengarkan nasehat dari Tania. Dan malah ia selalu berantem dengan Tania jika Tania menjelekkan kekasihnya itu.
"Wah, Kau sangat hebat sekali Haris! Aku sangat menyesal karena telah mempercayai mu selama ini," ucap Bella dengan merubah mimik wajahnya. Kini wajah Bella terlihat dingin. Bahkan senyuman yang selalu menghiasi wajah cantiknya kini telah hilang dalam sekejap.
"Aku sangat berterimakasih kepada sahabatku, Tania. Jika ia tidak mengajakku kesini mungkin aku tidak akan melihat dengan mata kepala ku sendiri betapa menjijikkan nya dirimu saat ini," ucap Bella sambil memperlihatkan pandangan jijiknya kepada Haris. Sedangkan Haris dan wanita itu hanya bisa diam menahan malu karena disaksikan oleh seluruh pengunjung yang berada di sekitar mereka.
"Ah, sudahlah. Ayo kita pergi dari sini, Tan. Aku sudah muak melihat nya," ucap Bella sambil membalikkan badannya. Belum sempat ia melangkahkan kakinya ia kembali berucap kepada Haris.
"Jangan coba-coba untuk menghubungi ku lagi! Aku harap aku tidak akan pernah bertemu lagi denganmu. Dan apabila tanpa sengaja bertemu, bertingkah lah seperti tidak mengenalku karena aku juga tidak sudi melihat mu lagi," desis Bella lalu meninggalkan tempat itu dan diikuti oleh Tania di belakangnya.
Terlihat Haris menyesali semua perbuatannya itu. Namun nasi telah menjadi bubur, ia tidak bisa memutar waktu kembali. Kini ia hanya bisa pasrah menerima semua karma yang terjadi. Kini ia juga harus fokus pada wanita yang ada di sampingnya itu. Ia pun mengajak wanita itu pergi dari sana.
Kini Bella dan Tania sudah berada di dalam mobilnya. Terlihat Bella menyandarkan tubuhnya pada jok mobil tersebut sambil memejamkan matanya.
Tania membiarkan Bella menenangkan diri dulu.
Terlihat handphone milik Tania bergetar di dalam tasnya. Ia pun mengambil nya dan melihat nama Elsa disana memanggilnya. Ia sedikit heran kenapa Elsa menghubunginya. Ia pun mengangkat panggilan itu.
"Halo" ucap Tania. Membuat Bella membuka matanya perlahan.
"Kak, Kak Bella dimana?" Tanya Elsa.
"Ini dia lagi di samping ku. Ada apa El?" Tanya Tania kepada Elsa.
"Benarkah? Tapi kenapa tadi saat aku menelepon nomor kak Bella malah suara laki-laki yang mengangkat nya? Aku sedikit khawatir dengan kak Bella," jawab Elsa.
Tania merasa terkejut dengan ucapan dari Elsa. Pasalnya sejak tadi Bella berada di samping nya dan tidak mungkin ada laki-laki yang berani menyentuh barang nya kecuali Haris. Namun saat ini keduanya sudah berakhir.
Lalu Tania melihat ke arah Bella, sedangkan Bella sedikit heran kenapa Tania melihatnya seperti itu.
"Ya sudah aku tutup dulu teleponnya," ucap Tania. Kemudian ia mengakhiri panggilan tersebut. Ia pun menatap tajam ke arah Bella.
"Ada apa?" Tanya Bella yang heran dengan tatapan intimidasi dari Tania.
"Dimana handphone mu?" Tanya Tania.
"Buat apa? Di sini lah" ucap Bella santai sambil menunjuk ke arah tasnya.
"Berikan pada ku," ucap Tania sambil menyodorkan tangannya.
Bella pun merogoh ke dalam tasnya. Terlihat ia sedikit kebingungan mencari handphone nya itu.
Deg
"Kemana handphone ku?" Ucap Bella bingung sambil mengobrak-abrik isi tasnya itu. Ia mencari keberadaan handphone nya itu namun ia tidak bisa menemukannya.
"Kenapa bisa hilang? Bukannya tadi selama kita di mall kamu tidak pernah memegang handphone mu?" Ucap Tania kepada Bella. Seketika Bella menghentikan aktivitas nya.
"Apa ketinggalan di restoran tadi?" Tanya Tania. Mendengar ucapan itu membuat Bella langsung menatap ke arah sahabatnya.
"Tapi kata Elsa tadi nomermu yang mengangkat laki-laki" ucap Tania.
Sejenak Bella mengingat kejadian di restoran dimana ia saat setelah membayar bill nya ia menabrak seorang laki-laki. Seketika ia berpikir ke arah laki-laki yang ia tabrak tadi siang.
ASTAGA
ucap Bella sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Sontak membuat Tania bingung dengan reaksi yang di tunjukkan oleh sahabat baiknya itu.
"Ada apa Bell? Apa yang sedang terjadi?" Tanya Tania penasaran.
"Sepertinya handphone ku di bawa oleh nya" ucap Bella sedikit ragu. Namun ia yakin karena tadi di restoran ia menabrak seseorang.
"Berikan handphone mu" ucap Bella sambil menyodorkan tangannya.
"Dia? Dia siapa?" Tanya Tania bingung dengan ucapan Bella itu. Ia pun memberikan handphone miliknya kepada Bella.
"Dia ..... "
.....TBC .....