ELEGI ✔

By gloomysdy_

13.4K 2K 375

Elegi ; Sebuah syair dukacita. Alunan musik kehidupan bernuansa sukacita harus berakhir sementara tergantika... More

Author Note
Mempersembahkan
Nirina's Side
Bagas's Side
Bagian 1
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20 (Ending)

Bagian 2

576 110 17
By gloomysdy_

Dentingan jarum jam terus berjalan memenuhi nuansa keheningan kelas ini. Murid-murid sedang fokus mengerjakan beberapa soal yang telah diberi oleh guru mereka. Untuk saat ini, kelas Gisela lah yang paling ribut berbeda dengan kelas yang lain yang hening bagaikan taman kosong atau rumah kosong.

Kebetulan bu Sastri selaku guru mata pelajaran Matematika tidak hadir dikarenakan ada urusan mendadak dari kepala sekolah. Sontak, murid ipa 5 mengucap syukur karena tidak adanya mata pelajaran yang diajar oleh guru cerewet dan bermulut pedas itu. Meskipun ditinggal, bu Sastri akan memberikan tugasnya untuk dikumpulkan sebelum jam pulang sekolah.

Tapi itu tidak dipedulikan oleh anak ipa 5 terutama anak laki-laki, mereka malah asik bergerombol dibelakang entah membicarakan apa yang jelas mereka sedang bercerita-cerita tentang hidupnya. Termasuk, Jordy si anak baru. Anak lelaki ipa 5 memang berbeda dengan anak lelaki kelas lain, mereka lebih suka berkumpul untuk mengobrol kehidupan mereka dibandingkan main bareng alias mabar. Kegiatan ini membuat mereka merasa lebih akrab dan solit tentunya. Mungkin itu pikiran mereka.

Sementara anak perempuannya, lebih suka mengerjakan tugas dan bergosip tentunya. Selagi ada kesempatan kenapa tidak diambil kesempatan itu. Meskipun biang gosip tetapi mereka tidak akan pernah ikut campur apalagi menyebar fitnah. Mereka akan menyimpannya sendiri bersama kawan kelasnya. Kecuali, Gisela dan Karenina. Mereka lebih suka mengerjakan tugasnya dalam diam dan bertanya-tanya jika tidak mengerti cara apa yang mereka gunakan untuk soalnya. Ya, begitulah beberapa kegiatan murid 12 ipa 5 saat jam kosong.

"Lo beneran dari Makassar? Kok muka lo asli Jakarta banget" ujar pria berambut hitam sedikit bergelombang tersebut, sebut saja dia Faris.

"Gue asli Jakarta sebenernya cuman bokap gue harus pindah kesana buat kerja. Biasa nomaden gue hahaha" ujarnya seraya tertawa renyah. Semua teman lelakinya tertawa canggung mendengar ucapan pria tampan bertubuh tegap nan tinggi itu. Jordy yang menyadari berdehem sejenak dan kembali mendengar cerita-cerita teman kelasnya.

"Oiya gue denger abangnya si Gisela waktu hampir mau bunuh si David gara-gara si David hampir merkosa adeknya di gudang sekolah" ujar pria berambut coklat terang bername tag, Boby.

"Serius lo?!! Si Narendra?? Anjir kecil-kecil kekuatannya gede juga" ucap Hendra tak percaya.

"Tapi gue jadi si Rendra mah bener gue abisin si tuh bocah. Adek yang gue jaga harus dilecehin kayak gitu sama cowok brengsek kayak si David. Lo tau sendiri riwayat keburukan David di buku 'PENDOSA MURID SMA NUSANTARA' beruntung aja tuh bocah gak dikeluarin karena bapaknya wakil kepala sekolah. Gue jadi Gisela kasihan anjir, tuh anak mana tuna rungu terus hampir aja diperkosa sama cowok bajingan" ujar pria berambut dark blue bername tag Putra.

Semua murid ipa 5 mengangguk setuju karena nasib gadis cantik kelas mereka. Gisela memang dinobatkan sebagai gadis tercantik setelah Karenina, tidak hanya fisik namun hatinya pun cantik sekali. Meskipun memiliki kekurangan, Gisela akan membantu siapapun yang merasa kekurangan seperti dirinya. Mereka pernah melihat, Gisela akan memberikan uang sakunya untuk anak-anak pengemis dijalan. Sungguh mulia gadis itu.

Jordy yang mendengar kebingungan. Siapa Gisela? Siapa Narendra? Seperti kehilangan sebuah berita besar dari teman-teman seperjuangannya ini. Ia penasaran siapa yang baru dibicarakan teman-temannya ini. Mungkinkah gadis itu?, batinnya.

"Padahal Gisela cewek baik hati kayak malaikat, sayang aja harus dimanfaatin kekurangannya buat orang-orang brengsek kayak mereka" ujar Hendra.

"Kalian ngomongin siapa dah? Gue gak ngerti" ujar Jordy dengan raut wajah kebingungan. Semua teman lelakinya menatap Jordy sejenak dan tertawa serentak. Mereka melupakan teman barunya ini.

"Sorry sorry, dy. Gue lupa kalau lo murid baru hahaha. Gue ngerasa udah deket banget sih sama lo, ye gak?" ujar Boby seraya diberi anggukan oleh teman kelasnya.

"Itu cewek rambut panjang warna coklat terang pake jepitan warna warni. Namanya Gisela dipanggil Icel, kembarannya Narendra. Narendra dikelas ipa 2, mereka beda kelas. Tapi sayang Gisela mengalami gangguan pendengaran alias tuna rungu" jelas Hendra menunjuk Gisela yang sedang tertawa bersama teman sebangkunya.

Jordy mengangguk paham dan dugaannya benar bahwa gadis yang sejak tadi ia perhatikan adalah gadis yang diceritakan oleh teman-temannya ini. Jordy tersenyum tipis ketika melihat mata kecil itu tertutup akibat tawa manisnya, ada rasa senang dalam hatinya yang belum pernah Jordy rasakan.

"Eyy kunyuk, malah senyam senyum lo! Gue tau lo jatuh pada pandangan pertama kan sama si Icel? Semua cowok yang disini juga gitu pas ngeliat Icel tapi harus pupus karena kita gak bisa komunikasi pake bahasa isyarat sama dia. Kita sempet ngobrol banyak tapi pake komunikasi kertas dan itu gak bertahan lama karena lama-lama pegel juga komunikasi begitu. Akhirnya kita nyerah deh" ujar Putra menyadarkan Jordy.

Jordy yang mendengarnya hanya diam dan mencerna semuanya. Sebenarnya memang melelahkan jika mendekati gebetan melalui komunikasi surat tetapi mau bagaimana lagi kondisi gadis itu yang menghambat. Tapi Jordy sudah kepalang jatuh pada pesonanya, mau apapun caranya ia harus bisa dekat dengan gadis pujaannya walaupun itu melelahkan. Love at the First Sight.

-ELEGI-

Rasa sesak dan pengap dirasakan pada murid-murid yang baru saja tiba di kantin sekolah. Kebetulan menu makan siang kali ini adalah daging rendang dan beberapa lauk enak lainnya. Sekolah ini memang mengakomodasikan makan siang untuk para muridnya tetapi tentu saja SPP yang dikeluarkan menguras dompet orang tua.

Gisela dan Karenina telah mengambil jatah makan siangnya mereka tak lupa untuk berterima kasih pada penjaga makan siang tersebut. Setelah itu, mereka mencari tempat duduk kosong kebetulan ada satu meja yang kosong. Mereka pun melangkah menuju meja tersebut.

"Kamu mau pesen sesuatu lagi gak? Aku mau beli jus sama minuman yogurt" tanya Karenina kepada sahabatnya ini. Gisela berfikir sejenak dan mengangguk. "Aku pesen susu UHT aja ya".

Karenina mengangguk dan melenggang pergi dari sana. Selama menunggu, Gisela melihat-lihat murid sekolahnya berlalu lalang untuk makan siang. Ia beberapa kali mengetuk meja untuk menghilangkan rasa kebosanannya. Sebenernya Gisela membawa ponsel tetapi ia malas untuk memainkannya di area kantin karena itu akan mengganggu konsentrasinya pada makanan di depannya. Sang ibu mengajari untuk tidak bermain ponsel ketika makan dan itu ia terapkan hingga saat ini.

Ketika melihat satu orang yang paling ia sayangi, Gisela mengembangkan senyumannya kepada orang itu seraya melambaikan tangannya. Siapa lagi kalau bukan Narendra, kembaran serta kakaknya. Narendra tersenyum merekah membalas senyum manis sang adik. Ia senang jika Gisela tersenyum lebar seperti itu.

"Kok sendiri? Mana Nina?" tanya Narendra duduk di sebelah Gisela.

"Beli minum. Tuh anaknya" ujar Gisela seraya menunjuk Karenina yang membawa satu kresek sedang dan satu gelas jus jambu yang ia perkirakan. Narendra mengangguk seraya mengelus surai itu sayang.

"Eh Rendra, gue kira siapa tadi. Tari tadi disini?" tanya Karenina seraya menyerahkan susu UHT kepada Gisela.

"Enggak. Baru aja gue disini. Makasih ya udah jagain Icel sama nemenin dia kemanapun. Gue jadi berhutang budi sama lo" ujar Narendra sedikit tak enak. Karenina tersenyum lembut dan menggeleng.

"Elah santai aja, gue temenan sama Icel karena emang gue tulus tanpa mau ada imbalan. Lagian gue anggep Icel kayak adek gue kok, lo tenang aja, ndra. Gak usah sungkan gitu" jawabnya seraya meminum jus yang ia beli tadi.

"Thank's ya. Yaudah gue ambil makan dulu, nanti temen gue mau gabung gak apa kan? Namanya Jelaga" ujarnya dan di angguki oleh Karenina. Narendra pun pamit untuk mengambil makan siangnya dan nanti kembali kesini untuk makan bersama dengan temannya yang bernama Jelaga itu.

"Tadi kak Endra ngomong apa?" tanya Gisela penasaran. Karenina terkekeh melihat wajah penasaran itu.

"Nanti ada temennya kesini mau ikut gabung, namanya Jelaga" jawabnya dan diangguki oleh Gisela.

Tak lama, Narendra datang ke meja mereka bersama salah satu temannya, Jelaga. Bertubuh tegap, berambut hitam legam, dan tatapan ramahnya. Ah jangan lupakan senyum manisnya. Karenina saja sampai terpana melihatnya. Gisela yang melihat sahabatnya terdiam karena terpanah hanya terkekeh dan menyadarkannya dengan menyentuh tangan gadis cantik itu. Karenina tersadar dan tersenyum canggung. Sial, ketahuan kan, batinnya.

"Ga, kenalin ini adek gue yang biasa gue ceritain itu. Namanya Gisela panggil Icel aja, kalo ini temennya namanya Karenina" ujar Narendra.

Jelaga langsung tersenyum ramah menunjukkan eye smile nya itu. Karenina meneguk salivanya karena baru pertama ini ia melihat pria setampan Jelaga. Apalagi senyuman manisnya, uh Karenina suka sekali. Gisela hanya menatap pria dengan senyum manis itu dan kembali tersenyum ke arahnya.

"Jelaga. Panggil Gaga aja. Semoga kita bisa jadi temen ya" ujarnya seraya mengulurkan tangan, Karenina tanpa babibu langsung mengambil uluran itu dan memperkenalkan dirinya juga.

"Gue Jelaga, kamu bisa panggil aku Gaga. Salam kenal, Icel" ujarnya ramah dan sontak membuat kedua gadis cantik itu terkejut. Ternyata, Jelaga mengerti bahasa isyarat.

"Gak usah kaget gitu. Jelaga kebetulan punya adik yang sama kayak kamu. Dia tuli total dan gak bisa disembuhin. Jadi, dia mau tak mau harus belajar bahasa isyarat sama kayak aku buat komunikasi ke kamu" jelaa Narendra lembut dan mengelus surai itu.

Gisela mengangguk dan tersenyum ramah. Ia memperkenalkan dirinya dengan nyaman karena ada beberapa orang yang akhirnya bisa berkomunikasi dengannya, tidak hanya Karenina saja tetapi teman saudaranya itu bisa berbahasa isyarat.

Mereka pun akhirnya berbincang-bincang dengan akrab walaupun terkadang mereka menggunakan bahasa isyarat untuk menyalurkan komunikasi mereka kepada Gisela. Mereka senang tentu saja. Jordy yang memerhatikan dari tadi interaksi mereka hanya diam dan sesekali tersenyum kecil melihat senyum itu berkembang sangat lebar. Sepertinya, ia memang tertarik untuk mendekati gadis tuna rungu itu.

"Kayaknya gue harus belajar bahasa isyarat nih sama tante. Kebetulan tante kerja di sekolah khusus anak-anak kayak dia" gumamnya dan kembali berbincang dengan sobat kelasnya.




-TBC-


buat cast tambahan bisa kalian visualisasinya siapa aja ya. tpi dipikiranku buat Jelaga sama Hendra itu Jeno dan Haechan yaa. mungkin mereka berdua yang banyak muncul di cerita ini. buat sesi wenyeol nanti ada ekslusif sendiri yaa. ini anak-anaknya dulu hehehe.

dont forget to feedback and thank you for reading this story. i love yoy, everyone!

Continue Reading

You'll Also Like

27K 2.9K 64
judul asli : 豪門炮灰認錯主角後 pengarang : Jelatang Hitam
NCT AS By Karin

Fanfiction

2.3K 507 22
In this universe, you are the main character! Feel free to leave a comment for request. Pict cr. to Pinterest ©illusionic 2023
501K 52.8K 41
Bertransmigrasi menjadi ayah satu anak membuat Alga terkejut dengan takdirnya.
2.6K 378 20
CERITA INI AGAK CHEESE, TAPI ADA NILAI KEHIDUPANNYA KOK Start:19 Sep 2022