Seperti hari-hari pada biasanya, keluarga Beliung membiasakan diri untuk bangun pagi dan bekerja. Bukan cuma mereka, para tetangga lain pun pasti melakukan hal yang sama sehingga sebelum sang surya menampakkan diri, desa kecil itu sudah bangun dari istirahatnya di malam hari.
Lesung mulai berbunyi, ayam mulai berkokok, warna jingga kemerahan disebelah timur telah nampak menandakan pagi telah datang. Semua orang telah terbangun dan bersemangat membangun hari.
Dirumah keluarga Beliung, sekeluarga itu bekerja sama membersihkan rumah. Nampaklah seorang wanita berkerudung biru sedang mencuci, seorang pemuda berambut silver panjang yang diikat rapi sedang membersihkan rumah dan seorang pemuda bermata safir menyapu halaman rumah. Pemuda safir yang tidak lain adalah Taufan tampak bersenandung.
🎶
Hari-hari terus berlalu
Tiada pernah berhenti
Seribu rintang, jalan berliku
Bukanlah suatu halangan
🎶
"... Taufan, kemari sebentar. Tolong Ibu menjemur baju sebentar!" Teriak sang Ibu dari dalam rumah. "Baik, Ibu!" Taufan merespon panggilan sang Ibu dan bergegas kesana. Dia melakukan apa yang disuruhkan sang Ibu.
Kuputeri mulai membuka toko bunga kecilnya. Kupu-kupu berdatangan untuk menghisap nektar manis dari bunga itu. Kuputeri yang melihat pemandangan itu tersenyum lembut. "Andai saja aku bebas seperti mereka..." Kuputeri menutup matanya sebentar, setelah itu dia mulai menata tokonya.
Taufan dan Maripos bergegas membantu sang Ibu menjual. Tentunya mereka tidak diam saja. Mereka melakukan semua itu sambil belajar. Walau masih liburan sekolah untuk merilekskan otak dari padatnya pekerjaan, mereka bukanlah pemalas yang kerjanya hanya berbaring sambil bermain gadget. Sambil liburan juga sambil mencari ilmu. Itu adalah nasihat dari sang Kakek berjiwa muda mereka, Tok Kasa.
Tidak lama kemudian, sang Ibu datang dengan wajah yang berbinar. "Anak-anak, Paman dan Kakek kalian akan datang nanti siang!" Seru sang Ibu senang. "Yeyy Om Satrian datang! Tok Kasa datang!" Taufan berteriak dengan girang. Maripos tersenyum senang sebagai tanggapan. "Ayo bantu Ibu bersiap." Kuputeri dan Taufan lalu membantu Kuputeri menyiapkan jamuan untuk kedatangan keluarga mereka.
Setelah siang hari, Taufan dan Maripos antusias menunggu keluarga mereka. Kuputeri pun menggigit kukunya karena sedikit gugup untuk bertemu saudara dan ayahnya. Tidak lama kemudian, sebuah mobil parkir didepan rumah sederhana keluarga Beliung. Para penghuni mobil lalu keluar. "Assalamu'alaikum..." Ucap 5 orang pria serentak. "Waalaikumsalam..." Balas keluarga Beliung. Para pria itu diizinkan masuk kedalam.
Setelah sampai di ruang tamu, lalu duduk dan menikmati hidangan sederhana. "Kau tidak berubah ya, Kuputeri." Gumam Tok Kasa dengan suara seraknya. "Memangnya saya akan berubah bagaimana, Ayah?" Tanya Kuputeri sedikit bercanda. "Kakak, kau tidak ingin menikah lagi?" Tanya Pyrapi sambil menyantap kue. "Aku belum kepikiran, Pyr." Jawab Kuputeri seadanya.
"Om Satrian kapan nikahnya? Kan udah kepala empat tuh. Nanti keburu tua dan akhirnya menjadi bujang lapuk..." Gurau Taufan. Semua disana tertawa mendengarnya. "Sampai Kuputeri menikah lagi. Ibumu kan menikah muda karena paksaan. Lalu suaminya meninggal. Om mau Ibumu mencari orang yang dicintainya." Jawab Satriantar seadanya. "Kakak jangan paksakan diri lah. Kakak manfaatkan waktu sebaik mungkin. Kakak itu tampan walau sudah kepala empat. Puteri dukung kok siapa wanita yang Kakak suka, asal jangan Gadis muda, nanti dikira Pedofil lagi." Ucap Kuputeri yang lagi-lagi mengundang gelak tawa. Satriantar hanya bisa mengelus dada agar bisa sabar.
Obrolan terus berlanjut sampai waktu Shalat Dzuhur tiba. Sekeluarga lalu pergi Mushola dan Shalat berjamaah. Setelah itu mereka semua istirahat kembali dan menjalankan hari itu dengan banyak kegiatan yang dimeriahkan oleh Taufan dan Maripos.
Sungguh mereka sangat jarang bermain bersama keluarga mereka seperti ini. Tidak mungkin kan mereka menyia-nyiakan waktu bagus seperti ini dan menemani orang tua mereka hingga hari berakhir.
Entah sampai kapan kebahagiaan singkat ini akan berlanjut. Yang jelas mereka lebih baik bersiap untuk menghadapi masa depan yang misterius...
To be continued~
Author note:
Halo! Updatenya kecepatan ya? Padahal baru beberapa waktu lalu Update prolog. Tapi nggak papa kan ya
Satu chapter awal berisi aktivitas Taufan dan kebersamaan keluarga. Sungguh mengharukan yah. Eits, tapi ini hanya pemanasan. Kita masih di orientasi. Alur story ini akan lambat sepertinya.
Jangan lupa semangatin Author lewat vote dan komen. Kira-kira jam segini masih pada bangun kagak ya?