[ happy reading! ]
🌩️🌩️🌩️
Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi menjelang siang waktu setempat. Di sebuah rumah mewah kawasan Jakarta, ada dua anak manusia yang sedang sibuk dengan aktivitas nya masing-masing.
Yang satu sibuk menonton barbie di televisi, dan yang satunya lagi sibuk memijat.
Yaps, kedua anak manusia itu tak lain adalah Alan, dan Elma.
Dua sejoli yang baru saja menjalin ikatan pernikahan, berlandaskan ucapan kemplu Alan yang mengatakan kalau Elma tengah mengandung anak nya.
"El," Alan memanggil Elma yang sedang memijat kaki kanan nya.
Yang dipanggil menggumam malas.
"Lo gabut, gak?" Sekali lagi, Elma hanya mengumam malas sebagai jawaban.
"Karena kita sama-sama gabut, mending kita olahraga. Mau, nggak? Mumpung rumah lagi sepi."
Elma mengernyit. Tangan nya berhenti memijat kaki Alan. "Olahraga? Olahraga apaan?"
Alan merubah posisi nya menjadi duduk. "Ck! Masa lo kaga tau yang namanya olahraga, sih?"
"Iya, tau. Tapi mau olahraga apaan?"
Alan tersenyum miring. Dia menepuk sofa kosong disamping nya. "Pindah ke atas sini. Gue bisikin,"
"Gamau! Nanti lo bakalan macem-macem sama gue,"
Alan berdecak. "Gausah suudzon gitu sama Suami sendiri. Cepet naik! Kalo lo kaga naik, rambut lo bakal gue gunting."
Mau tak mau, Elma harus menuruti perkataan cowok songong yang sekarang sudah menjabat sebagai Suami nya itu.
"Mau dibisikin apa?"
Alan terlebih dulu memepetkan tubuhnya, sebelum berbisik serak di samping telinga Elma. "Olahraga di ranjang, yuk!"
Elma bergidik geli saat deru napas Alan menerpa telinga nya. "Emang ada orang gabut yang olahraga nya di ranjang? Bukan nya olahraga itu harus nya di tempat yang kebuka gitu, ya?"
Merotasikan bola mata. "Lo ini oon, apa pura-pura bego?"
"Hah? Gue, kan, cuma nanya! Lo ngapain ngatain gue, Sapri!"
Alan menyugar rambut nya kebelakang, sembari menghela napas. "Yang gue maksud ituu . ."
Elma menunggu jawaban Alan. "Iya, apa?"
"Yang gue maksud itu olahraga buat anak! Nanti clue nya itu, lo dibawah, gue di atas, terus kasur nya goyang-goyang. Nah, nanti kita berdua, kan, sama-sama ngeluarin keringet, tuh." Alan memperjelas. "Itu yang gue maksud olahraga ranjang!"
Rahang bawah Elma spontan jatuh. "Fix, lo udah gila. Gue mau ke kantor urusan agama aja kalo gitu,"
Alan mengernyit. Dia mencekal pergelangan tangan Elma, ketika gadis itu bangkit dari sofa. "Ke kantor urusan agama? Mau ngapain lo kesana?"
"Mau minta cerai! Suami gue otaknya udah sedeng! Udah miring!"
Alan tersenyum tipis. "Oh, jadi lo udah ngakuin gue sebagai Suami, nih, ceritanya?"
Elma menghempaskan cekalan Alan. "Ck! Tau, ah! Gue mau ke kamar,"
"Ngapain? Mau olahraga ranjang? Gue ikut, dong!"
"Gak! Lo diem disini!" Elma menuding. "Dasar ODGJ,"
"Orang Dengki Ganteng Juara, kan?" Alan memekik.
Dari anak tangga sana, Elma geleng-geleng kepala. "Dasar gawaras. Bisa-bisanya, gue nikah sama orang kayak dia."
"WOY! GUE IKUT, NJENG! TUNGGUIN!" Alan buru-buru mematikan televisi, kemudian menyusul langkah Elma.
Sampai di depan pintu kamarnya, cowok tampan berotak rada gila itu perlahan memutar kenop pintu, sembari berujar, "Assalamualaikum, orang ganteng dateng."
"Waalaikumsallam," Elma menyahut pelan.
Melihat sang Istri tengah rebahan di tengah kasur, Alan berjalan menghampiri. "Ngapain?"
"Streaming NCT,"
"Paan, tuh?"
"Boyband Korea." Elma menjawab singkat. Pandangan nya masih tertuju pada layar ponsel yang dia pegang secara landscape.
"Plastik,"
Mendengar celetukan Alan, Elma spontan meletakkan ponsel nya di atas paha. "Hah? Apa lo bilang?"
Dengan tampang songong, Alan menjawab, "Plastik."
Tanpa menjawab, Elma membuka nakas. Diambilnya plastik bekas wadah masker, kemudian dia letakkan di wajah Alan.
"Makan, tuh, plastik!" Tuturnya kesal. "Gender doang cowok, tapi mulut nya lemes banget."
Membuang plastik yang ditempel Elma. "Yee . . sensian amat, Buk? Lagi dapet?"
"Ck! Jangan ngerusuh napa! Keluar sana!" Elma mendorong badan Alan menggunakan kaki nya.
Mendapat sodoran kaki mulus, dengan cekatan Alan langsung menarik sampai sang empu nya terjatuh dari ranjang.
Bahkan, kepala belakang Elma sampai terbentur pinggiran ranjang. "ALAN! KEPALA GUE SAKIT, TAU!"
"Rasain! Emang enak!"
Elma meringis. Kepalanya spontan terasa pening, karena terkantuk pinggiran ranjang lumayan keras. "Ashh . . pusing,"
Melihat Elma seperti itu, hati nurani Alan sedikit terketuk. "Sakit beneran, ya?"
"Iya, lah, dongo! Pusing, nih, pala gue kepentok pinggiran ranjang!" Elma merutuk. "Pantat gue juga sakit, nih!"
Dengan gerakan kikuk, Alan mengangkat tangan kanan nya. Dia arahkan ke kepala belakang Elma, selanjutnya di usap pelan.
"Masih sakit, nggak?" Tanya Alan lembut. Tangan nya masih setia mengusap kepala belakang Elma secara intens.
Kedua pipi Elma menggembung lucu. "Masih, lah!"
Alan meringis. "Lagian, elu juga, sih!"
"Kok, malah gue? Kan, elo yang narik kaki gue!"
"Kan, lo duluan yang cari gara-gara." Alan menuding. "Lo duluan juga yang ngedorong badan gue, pake kaki burik ini."
"Awsh! Jangan di pukul, goblok!" Elma mengaduh saat Alan memukul kaki nya lumayan keras.
Dengan cengiran konyol yang terbit di paras tampan nya, Alan mengelus kaki Elma yang tadi nya dia pukul. "Hehe, maap."
"Ah, udah, ah! Sana lo pergi! Gue mau pulang aja ke rumah!" Elma bangkit.
"Eh, jangan, dong!" Alan mencekal pergelangan tangan sang Istri. "Jangan balik dulu, ege! Nanti gue dimarahin sama Bunda, Papa."
"Kan, kemaren gue dah bilang sama lo. Kalo gue bakal tinggal bareng sama lo di rumah nya Tante Mayang, alias rumah nya situ!" Alan melanjutkan. "Tapi jangan sekarang dulu! Nunggu satu hari lagi. Sekalian barengan sama masuk sekolah,"
Kedua alis Alan naik turun. Matanya memandang harap. "Yah?"
Elma menghela napas. "Iya."
"Istri yang budiman." Alan memuji. "Eh, salah. Babu yang budiman,"
Elma memandang sinis cowok yang memegang pergelangan tangan nya itu.
"Mending sekarang, lo bantuin gue bersihin kamar mandi." Ajak Alan.
"Gak. Gue males,"
"Yang nurut kalo diperintah sama Suami!" Suara Alan naik seoktaf.
Elma menirukan logat gaya bahasa Alan. "Ywang nwurut kwalo dwipwerintah swama Swuami."
Gemas melihat tingkah laku Elma, Alan dengan cekatan memiting leher gadis itu. "Gemes banget gue jadi pengen ngebunuh!"
"Akh! Leher gue!"
"Sini gue ketekin, lu!"
"Ish! Alan! Jorok!"
"Ayo ikut!" Alan menggiring Elma ke dalam kamar mandi yang disediakan di kamar nya.
Elma berusaha memberontak. "Gamau, Lan! Lo mau ngapain, sih?"
"Mau nge-anboksing! Ayo! Lepas baju, lo!"
"GAK!" Elma memasang kuda-kuda memukul bagian tengah selangkangan Alan.
"Ck! Curang, lo!" Alan menjitak kepala Elma. "Jangan pukul-pukul titid gue!"
"Kalo ni titid patah, kita nanti gabisa bikin anak, dong!" Lanjutnya.
"Gue ga mau berhubungan sama cowok sinting kayak, lo!"
"Heleh, nanti juga bakal nagih." Alan mencibir. "Ah, ah, Alann, fasterhhh, yesss, uhhh . ."
Elma mencubit perut cowok yang masih setia memiting nya itu dengan gemas. "Ihhh . . omongan lo jorok bangett!"
"Ah, ah, sakit, anjeng!" Alan spontan melepaskan pitingan nya.
Kesempatan itu, digunakan Elma untuk kabur keluar dari kamar mandi. Namun sayang, pergerakan nya kalah cepat dengan Alan.
"Shhh . . mau kemana, lo?" Alan berdiri menghalangi, "Bantuin gue dulu bersihin ni toilet!"
"Bersihin aja sendiri!"
"Bantuin, gak!" Alan menuding. "Atau, lo mau gue perkosa disini secara brutal?"
Elma bergidik. Dengan terpaksa, akhirnya dia mengangguk mengiyakan. "Iya-iya. Gue bantuin bersihin,"
"Nice!" Alan mengambil satu sikat WC, kemudian dia sodorkan ke Elma. "Nih, lo bagian nyikat WC. Biar gue aja yang nyikat lantai nya."
"Gue ga mau kalo lo capek-capek," Cowok itu melanjutkan.
Menerima sikat yang disodorkan Alan. "Tumben, baik."
"Ini semua gue lakuin buat anak gue. Bukan buat lo."
Elma mengernyit bingung. "Hah? Anak? Anak siapa?"
Tangan kanan Alan terjulur mengelus perut rata Elma. "Anak gue, lah! Nih, disini."
"HEH, SETAN! GUE BELUM PERNAH NGANU, BEGO! JANGAN NGADI-NGADI, LO!"
"Heleh . . alesan! Lo, tuh, udah pernah nganu. Gue liat sendiri, kok." Alan menyentil dahi cewek yang ada dihadapan nya.
"Hah? Kapan? Gue masih virgin asal lo tau!"
Tersenyum miring, seraya mengambil ancang-ancang keluar dari kamar mandi. "Sama genderuwo, pas malem Jum'at kliwon kemaren."
Kedua tangan Elma terkepal. Dia bersiap memekik keras. "ALAN! MENDING KITA CERAI AJA! GUE GAMAU PUNYA SUAMI ODGJ KAYAK LO!"
Di depan ranjang sana, ada Alan yang sibuk memberikan kode hati kepada Elma yang bersungut di dalam kamar mandi.
"Iya, beib. Love you, too."
🌩️🌩️🌩️
hai, cantik!
gimana buat part ini?
semoga kalian suka yaa!
૮ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ა
jangan lupa bagi'in Akalanka, ya!
biar yang ngebaca nambah banyak
wuwuwu
⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾
semoga hari kalian menyenangkan!
bahagia selalu, ya! 💓🌿
seu, next part!
♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )
diketik dengan 1335 kata.