KAY.EL STORY||END||

By AzllFblii_

86K 7.8K 3.1K

𝐊𝐚𝐥𝐨 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐄𝐥𝐚𝐬𝐲𝐚, ❝𝐏𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐝𝐢 𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐤𝐞 𝐊𝐔𝐀.❞ ❝Kay... More

♡𝐓𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤𝐮 𝐀𝐢𝐥𝐨𝐩𝐲𝐮♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡
APA NIH?!

♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

2.1K 191 16
By AzllFblii_

"Sudah ditampar keras oleh ketidakpastian, tetapi masih saja memeluk erat sebuah harapan."
-Elasya-

"Sampai ketemu lagi gantengnya achu!" Baru turun dari motor Kaysal, Elasya langsung saja mendrama yang membuat laki laki itu hanya bisa terdiam pasrah.

"Semoga ga ketemu ketemu lagi," balas Kaysal datar yang membuat Elasya cemberut.

"Hati hati di jalan!" Kaysal memutar bola matanya malas, padahal rumah mereka berhadapan. Definisi tetanggaku, I love you.

"Masuk sana." Elasya mengangguk dan masuk ke dalam rumahnya, tak lupa memberikan ciuman jarak jauh yang membuat Kaysal bergidik ngeri. Ini anak punya penyakit edan apa gimana?

"Cantik," guman Kaysal tiba tiba saat melihat Elasya yang berlari masuk ke dalam rumahnya. Setelah tersadar dengan apa yang ia ucapkan barusan, Kaysal langsung menepuk nepuk mulutnya yang kelepasan. "Ngaco lu Kay!" gumamnya pelan.

****

"Punten akang teteh," sapa Elasya pada saat memasuki rumahnya. Dilihatnya Alkio yang sudah berkacak pinggang di depan pintu ruang tamu.

Elasya cengengesan tidak jelas, dan berjalan dengan cara menunduk menghampiri Alkio yang menatapnya datar. "Sore bang Al, hehe."

"Darimana aja kamu?" introgasi Alkio yang membuat nyali Elasya menciut seketika.

"Pulang sekolah lah bang, yakali keluyuran." Alkio memicingkan matanya tak percaya dengan ucapan adik kembarnya satu ini.

"Tadi Abang liat kamu nongkrong di taman, udah pindah sekolah kamu?" Elasya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tidak tau harus mengelak bagaimana lagi, emang kalo ngomong sama orang pintar tu vibe nya beda.

"A-anu bang, main bentar."

"Jangan diulangin lagi, kalo pulang sekolah langsung pulang. Kalo mau nongkrong, izin dulu ke bunda atau seenggaknya kabarin abang. Kamu tu anak cewek, ga baik pulang sorean."

Elasya memberikan acungan jempol yang membuat Alkio gemas dan mengacak acak rambutnya.

Pada saat ingin menaiki tangga menuju lantai atas, teriakan Altar memberhentikan derap langkah kaki Elasya. "Teteh!"

"Naon Tar?" tanya Elasya saat melihat Altar yang datang membawa mainan mobil mobilan.

"Teteh ti mana wae? Bie cenah bade ngajak Atar nganjang ka bimi na Acha. Kunaon uih na lila?"
(Teteh darimana aja? Tadi katanya mau ajak Atar pdkt ke rumah Acha. Kenapa pulangnya lama?)

Elasya meringis, ia benar benar lupa jika ada janji ingin mengajak Altar silahturahmi ke rumah calon mertua.

"Aduh hampura atuh baby Atar, teteh poho. Isukan bae kumaha?"
(Aduh maaf yah baby Atar, Teteh lupa. Besok aja gimana?)

Altar menghela nafas pasrah, dan pergi membawa mobil mobilannya menuju Alkio yang tengah asik menyetel gitarnya.

"Ngambek dah tuh."
(Ngambek tah)

Elasya langsung masuk ke dalam kamarnya untuk berganti baju, tak lama, gadis itu telah siap dengan pakaian santainya. Baju kaos dan celana jeans hitam, simpel tapi nyaman.

Elasya menatap ke jendela kamarnya, dimana diseberang sana terdapat juga jendela kamar Kaysal yang tepat berhadapan dengan jendela kamarnya. Elasya jadi ingin moment masa kecil mereka dimana Kaysal yang selalu berteriak dari jendela menyuruh Elasya datang dan bermain ke rumahnya.

"Ga kerasa yah Kay, kita udah pada gede. Perasaan baru kemarin lo ngajakin gue mandi di selokan, mana waktu itu gue pake kolor doang lagi," guman Elasya saat melihat foto masa kecil keduanya, keduanya memang sudah dekat dari kecil, selalu menghabiskan waktu bersama berdua. Urusan mandi bersama, itu sudah menjadi hal biasa.

****

"Mau kemana Bun?" tanya Elasya saat melihat Lia dan Ailan yang sudah rapi dengan pakaian formal.

"Ini, Bunda ada acara sama temen temen lama. Jadi Bunda minta tolong kalian berdua jagain Atar yah? Ga lama kok." Elasya hanya bisa mengangguk, niatnya ingin silahturahmi ke rumah calon mertua menjadi terlaksanakan, dengan bermodalkan Altar sebagai bahan modus.

"Oke siap bunda."

"Bang Al bisa jagain adeknya?" tanya Ailan yang di balas anggukan oleh Alkio.

"Bisa kok Yah, lagian tanding basketnya besok kok." Ailan tersenyum dan merangkul pinggang Lia mengajaknya untuk pergi.

"Atar tinggal sama Bang Al sama Teteh El yah nak, Bunda sama Ayah pergi dulu, ga lama kok. Jangan nakal, susu kotak Teteh jangan di ambil lagi." Altar mengangguk polos dan tersenyum menampilkan gigi ompongnya, sungguh membuat Lia gemas seketika.

"Oke bunda!"

"Bang, request lagu dong!" ujar Elasya saat melihat Alkio yang sibuk memainkan gitarnya.

"Lagu apa, hm?" tanya Alkio yang membuat Elasya mendekat dan duduk di sebelah kakak kembarnya.

Altar sudah sibuk dengan mobil mobilan mainannya, bocil enam tahun itu duduk lesehan di lantai dengan banyak mainan yang ia punya.

"Kalo bisa tentang perjuangan yang ga dihargai Bang, atau enggak tentang mencintai tapi enggak di cintai." Alkio tertawa dan mengelus puncak kepala adik kembarnya.

Alkio menaruh gitarnya di meja, ia merapatkan tubuhnya pada Elasya, dan laki laki itu merangkul pundak Elasya yang kini telah bersandar di dadanya.

"Mau menggambarkan diri sendiri kamu?" tanyanya yang membuat Elasya tertawa miris.

"Berjuang sendiri itu capek yah bang," balas Elasya asal yang membuat dada Alkio sesak rasanya, karena keduanya kembar, Alkio bisa merasakan apa yang adiknya rasakan kembar.

Bukan jadi rahasia umum lagi jika sosok Elasya, gadis super aktif yang selalu berjuang mendapatkan cinta seorang Kaysal, pria cuek yang bermulut kasar.

"Kenapa? Mau nyerah?" tanya Alkio yang membuat Elasya menatap laki laki itu.

Tatapan mata Elasya terlihat sangat lelah, setelah beberapa detik, ia kembali menampilkan senyum dan wajah cerianya. Gadis itu menegakkan tubuhnya yang tersenyum seperti biasanya.

"Enggaklah bang! Yakali! Pantang nyerah sebelum di ajak ke KUA!" Alkio tertawa dan menarik tangan Elasya lantas mendekap tubuh adik kesayangannya.

"Abang sayang banget sama kamu El," ujar Alkio yang masih mendekap tubuh adiknya.

"Iya Abang achu, achu juga cayang sama Abang." Keduanya saling pandang dan tertawa secara bersamaan.

"Sejak kapan ngejamet, hm?" tanya Alkio lalu menarik hidung Elasya gemas.

"Abang! Teteh! Atar mau main di taman!" rengek Altar lalu berlari menuju keduanya yang masih saling berpelukan.

"Ayok! Nanti kita makan bakso Bang Al traktir." Alkio hanya bisa menghela nafas pasrah dan merogo kantung celananya yang hanya tersisah uang seratus ribu, satu pula.

****

"

Gilak Bang! El cantik banget!" Elasya terkagum kagum menatap hasil jepretan kamera yang merupakan foto dirinya sendiri.

"Banget." Mereka sudah bertiga sedang berada di taman. Altar sudah bergabung dengan teman temannya yang lain, karena taman ini dekat rumah mereka, jadi Altar sudah kenal dengan orang orang yang mengunjungi taman, ia sudah memiliki banyak teman disini.

"Emang katarak itu matanya si Kay, cewe se-cantik dan se-good looking El disia siain! Emang perlu di santet tu anak!" dumel Elasya sambil memandang foto dirinya yang terlihat sangat cantik tersenyum.

Alkio hanya bisa tersenyum menatap adiknya, kalo ditanya, kasihan? Pasti.

"Bang menurut Abang, Abang risih sama cewek yang kayak gimana?" tanya Elasya tiba tiba.

Alkio menatap ke depan, dan mengangkat bahunya acuh. "Gatau, soalnya ga pernah dideketin cewe."

Elasya menatap Alkio tidak yakin. "Hilih, kamaren aja El cek hp Abang banyak dm masuk dari cewe." Alkio tertawa dan mengacak rambut Elasya.

"Itu dm iseng doang, Abang jarang komunikasi sama cewek." Elasya tersenyum penuh arti dan memeluk Alkio dari samping.

Ia mendongak menatap Alkio yang juga menatap kearahnya. "Abang nanti kalo suatu saat ada orang yang suka sama Abang, usahain sukain balik yah bang. Karena berjuang sendirian itu ga enak, capek." Alkio mengangguk yang membuat Elasya tersenyum senang.

"Abang usahain."

Tak lama, Alkio menatap ke arah lain, dilihatnya sesosok Kaysal yang tengah berjalan bersama seorang gadis, keduanya tampak mesra. Kaysal merangkul gadis itu, begitu juga sebaliknya.

Karena tidak ingin sampai Elasya tau, dan berakhir sakit hati. Cepat cepat Alkio mengajak kedua adiknya pulang. "Tar, pulang yuk!" Alkio memanggil Altar yang masih asik bermain dengan teman temannya.

"El, ayo pulang dek." Bukannya menuruti keinginan Alkio, gadis itu malah diam saja.

"Kenapa sih Bang? Buru buru amat. Enakan juga disini, Nunda sama Ayah juga belum tentu pulang nanti." Alkio tidak tau harus memberikan jawaban apa, hanya saja ia tidak ingin adiknya terluka untuk kesekian kali, hanya karena melihat Kaysal dengan gadis lain.

"Mau juhan dek, jemuran belum diangkat, ayo pulang!"

"Kan ada Bibi Bang," balas Elasya.

"Bibi enggak di rumah! Ayo pulang." Memilih menurut saja, dan ketiganya pun berjalan pulang ke rumah.

Alkio menoleh ke belakang, dilihatnya Kaysal yang ternyata tidak menyadari bahwa ada mereka disini. Alkio menghela nafas lega karena Elasya tidak melihat kejadian itu.

"Maafin Abang El, Abang cuma ga mau ngeliat kamu terluka gara gara pria brengsek itu," gumam Alkio saat melihat Elasya yang berlari mengejar Altar yang lebih dulu menjauh.

Tbc

12Juli2021

ꜱᴀʏᴀ, ᴘᴀᴄᴀʀɴʏᴀ ᴇɴꜱɪᴛɪ

Continue Reading

You'll Also Like

25.9K 5.1K 25
! Awas bengek! Kenalin nama gue Darrel inget ya dable 'R' awas kalo satu. Nama pendek gue Darrel, nama panjang gue Darrellllllllllllllllll eh ngga...
60.8K 3.3K 46
~ Teenfict, romance, drama ~ Rinzy diberi waktu satu bulan, menyamar sebagai murid SMA sekaligus pembantu pribadi. Ia bertugas memantau kegiatan Alre...
ALLEA By dhnyrhma

Teen Fiction

2.8M 288K 57
"Orang polos nggak ada di dunia ini, Sayang. Hanya saja, cara kamu melihat mereka dari sisi yang mana." ucap Allea. "Fan, Allea bukan wanita yang har...
10.1K 1K 52
Cover by: grapicvii "Tapi gue sukanya sama Melati, bukan sama lo, Mawar." -- Kisah cinta remaja itu rumit, tidak tertebak, namun begitu indah. Saking...