Redemption

By Amanda_Dulagan

108K 9.2K 5.4K

6th RCB Love Legacy #REDEMPTION Original Writer: Amanda Dulagan Genre: Sabahan Slang Love Story Category: Lo... More

Prologue
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
chapter 48
chapter 49
chapter 50
chapter 51
chapter 52
chapter 53
chapter 54
chapter 55
chapter 56
chapter 57
chapter 58
chapter 59
chapter 60
chapter 61
chapter 62
chapter 63
Epilogue

chapter 40

1.6K 140 139
By Amanda_Dulagan

CHAPTER 40

ALLANA’S P.O.V

Malam New Year yang langsung tidak best! I miss New York.

But something else happened that night. Nasib menyebelahi saya bila saya memutuskan untuk hadir to Tan Sri Philips Robinson’s party.

Although my initial plan adalah untuk menggoda Holland sampai dia luluh dan berakhir atas ranjang saya, but Jasper Joy pun boleh lah buat masa ni. Manatau saya boleh memanfaatkan dia. Yang si setan kecil tu, entah adik atau anak buah Holland berani-beraninya mau hampas saya dengan dustbin. Ingat senang kah mau kasi kena saya?! Anak setan yang I’m so sure mengularkan diri dia untuk masuk ke dalam keluarga Robinson untuk posisi nyaman.

I took out my pack of cigarettes from my handbag.

Sambil menyedut sedalamnya dan menghembus kepulan asap rokok dengan kasar ke muka Jasper.

Hah, usaha saya untuk mendapatkan gambar OKT yang sudah diikat jamin dan merupakan client saya tidak sia-sia juga akhirnya.

“So?” saya menatap lekat tubuh telanjang Jasper di atas katil. Jasper hanya menyeringai.

Saya memerhati bilik yang nampak biasa-biasa saja. Master bedroom di Jasper’s 2-bedroom apartment di Country Heights.

Saya mengukirkan sebuah senyuman sinis.
“Sinilah kau buat segala project kau kan?”

Ya, saya memang tau this apartment is only for Jasper to come and play with all his side-chicks.

“Baru satu malam mana cukup untuk habuan kau.” Jasper membalas senyuman sinis saya.

Saya berdiri dengan keadaan yang sama telanjang macam Jasper dan melangkah ke arah the dressing table to take my handphone.

Dan ternyata handphone Jasper pun berada di atas the dressing table. Handphone dia sedang vibrate, ada panggilan masuk.

MY WIFE is calling.

“Satu malam sudah cukup.” Saya senyum penuh kemenangan. “or… you want me to answer MY WIFE.”

Jasper jumped off the bed in shock and what seems fear.

“Come close, and I’ll click answer…” saya mengugut.

CHAK.

I snapped a picture of his naked body with my handphone. The cigarette bud in between my teeth.

“Berani kau ah.” Jasper looked furious.
“Kau lupa saya siapa, Tuan?” I puffed out the smoke in his face.

Jasper tersengih sambil melempar tatapan jijik ke arah saya.
“Siapa boleh lupa perempuan jalang macam kau?”

I threw my head back and laughed.
“Saya tidak akan terasa hati dengan kata-kata lelaki yang curang di belakang bini dia. Saya yang jalang ni, tiada bezanya sama kau yang curang, Tuan.” Saya menekankan perkataan Tuan.

“Give me my phone!” Jasper membentak.

Berani dia membentak saya ah?

Jasper’s handphone started to vibrate again. Masih juga panggilan dari isteri dia.

I showed him his handphone screen, dan jari saya click button hijau, call answered.

HAHAHAHAHA! Geli hati saya melihat raut wajah gelisah Dan ketakutan si Jasper.

Saya membuka mulut, sengaja mau membuat suara saya kedengaran.

“Ehemmm… Okay, ambil tu file dari Inspector Kalvan besok” Jasper buat suara tegas seakan memerintahkan salah seorang dari pegawai dia. Macam saya mau tepuk-tepuk tangan suka-suka oh.

Saya dengar-dengar suara isteri dia ‘hello, hello’ sana. What a sad life you are living, woman, married to a man who can’t keep his d*ck in one woman’s p*ssy.

Itu adalah kesilapan yang tidak akan pernah saya lakukan. I will only marry a man who I know is faithful with every drop of his blood flowing in his body.

And that man is HOLLAND ROBINSON.

I’m not good dalam menangani rasa sakit hati atas pengkhianatan atau apa-apa kesakitan yang sewaktu dengannya. Maka itu, saya tidak kahwin sampailah umur saya lewat 30-an ni.

New York? hah, semua lelaki sama saja. Yang dorang mau adalah tubuh wanita sampai yang sudah kahwin sanggup berselingkuh dan yang masih bujang hanya mau sedap satu malam.

Itu di New York.  Sekarang saya di KK dan saya telah kembali untuk tinggal dan kahwin lelaki senegeri, senegara dengan saya.

Holland yang merupakan boyfriend kepada bestfriend saya, Nathania Ong.

Saya teringat zaman persekolahan kami, dialah lelaki idaman setiap pelajar perempuan di sekolah dulu, selain daripada abang dia London Robinson. Dia sudahlah handsome, pandai lagi dan athlete lagi. Plus, dia dari keluarga berada. Masa tingkatan 4, dia dan London sudah berganti drive sportscar to school, apa tidak semua perempuan tergila-gilakan dorang.

Tapi dia menaruh hati dan mengejar Nathania. Jujur, saya terasa iri hati dengan Nathania, tapi saya memendam perasaan. Dan kerana saya memendam dan mengetepikan perasaan cinta dan iri sayalah, saya dan Nathania masih berhubung sampai beberapa hari sebelum kematian dia dan anak-anak dia.

Bukan satu kali saja Nathania pernah cakap tentang ajal dan kematian, dan kalau apa-apa terjadi sama dia, dia minta saya memikat hati Holland dan mendampingi Holland supaya dia tidak terasa terlalu patah hati dan kesepian.

Pertama kali Nathania cakap begitu saya anggap kata-kata dia hanya gurauan wanita mengandung. Masa tu dia tunggu hari sudah untuk melahirkan anak pertama dorang. So I just laughed it off.

Second time was a few days before the car explosion yang telah meragut nyawa ketiga-tiga penumpang.

I still remembered the conversation.

-flashback-

“Lana…” suara Thania di hujung talian kedengaran resah.

“Are you okay, Than?” saya tanya, genuinely concern.

Thania diam seketika.
“Than?” saya bersuara.

“Holland… he’s handling a case on illegal weapons.” okay, saya hanya menjadi pendengar setia duluan. I know Thania’s style, dia memang akan pause-pause tapi dia akan continue juga bercakap tanpa desakan. “I’m scared.”

“Why, Than?” Berdebar-debar pula jantung saya.

“Ada beberapa hari sudah macam I ada nampak our house kena intai.” Thania bilang!

Oh god!

“Are you sure, Than?” saya tanya Thania.

“Yes, I saw someone climbed our gate last night when I went to the balcony to get fresh air.” Itu penceroboh sudah namanya, bukan pengintai!

Saya yang panic.
“Ada kau bagitau Holland?!”

Thania diam sesaat.
“No.”

“What?!” saya menjerit di hujung talian. “Thans, you know you…”

“No.” lagi Thania berkeras. “I don’t want him to worry. He has so much going on in his head right now.”

Entahlah, saya mau menjerit-jerit dengan kebodohan Thania. Saya mau memaki dia. Saya mau bagitau dia jangan nanti menyesal kalau ada apa-apa yang buruk terjadi, tapi bila saya baru mau bersuara lagi, Thania cut me off.

“Promise me, Lana.” Lain macam saja bah kan.

“Promise apa? jaga laki kau lagi macam kau minta dulu?” saya terkekeh geli.

“Yes, take care of Holland if anything happens to me.” suara dia seakan sedih. “anggap my kids as yours.”

Saya ketawa lagi, trying to shrug off that feeling of something bad is going to happen.

“I’m not joking, Lana.” Thania bilang.

Ini kali saya geram sama Thania. Macam tidak habis-habis bah dia ni imagining that she’s gonna die soon. As much as I was jealous of her relationship with Holland masa high school dan berakhirnya at the altar saying their vows, I don’t want anything to happen to my bestfriend.

Tapi saya geram!
“Bah, cepat-cepatlah kau goal! Saya tidak sabar sudah mau jadi bini si Holland ni” Lantas saya ketawa terbahak-bahak.

I didn’t mean it when I told her to cepat goal.

-end of flashback-

***

Next morning, I’m already in front of Inspector Kalvan’s office yang pintunya tidak tertutup.

TOK TOK TOK.

Sengaja saya mengetuk kuat-kuat sampai dia terkejut. Hahahahaha!

“Tuan.” Saya menyapa dia dan sembari melangkah masuk to his office.

“Puan.” Dia mendongak dan langsung menyahut sapaan saya.

“Cik” saya membetulkan.

Inspector Kalvan hanya menatap saya dengan tatapan datar.

“What can I help you with, Cik counsel?” sounds sleek ah kau, Inspector! Jaga kau!

“I need the mugshot of Selena Anderson.” Saya just straight to the point saja. “Tuan Jasper asked me to get it from you.”

Dia menaikkan satu kudou.
“You’re still her DA?” saya mengangguk malas, ignoring his surprised look… “I’ll call him.”

Saya nampak he started dialing a number on his handphone screen. That must be Jasper. Hanya mengambil masa 5 minit untuk saya mendapatkan gambar Selena Anderson.

Inspector Kalvan opened his drawer and took out an envelope yang bertatahkan logo kerajaan negara. He looked at me grudgingly, apa saya peduli kau tidak suka saya kah tidak? Tsk tsk.

I took the envelope from his hands, sambil mengatakan.
“Memang masih ramai pegawai yang baik and loyal like a dog macam kau, Tuan.” Saya tersenyum sinis. “tapi ada juga pegawai tersisa yang busuk macam bangkai for me to toy with.” And that’s Jasper Joy.

Saya langsung memutarkan tubuh dan melangkah pergi tanpa menghiraukan kata-kata Inspector Kalvan.

I decided to open the envelope nanti di rumah saja. Now I need to shop for lingerie and makeup. Saya tidak sangka acara shopping saya akan memakan masa berjam-jam. Macam sekarang ni, it’s 5.30pm.

I drove home and decided to shower first.

Setelah siap mandi dan berganti pakaian, saya menghirup coffee panas yang menyegarkan minda saya.

I laid back on the comfy sofa and took out the picture of Selena Anderson.

ASTAGA! alangkah terkejutnya saya nampak muka seperti saya kenal.

SELENA.

Selena yang Holland mengakui anak buah dia.
Selena yang the Robinsons bilang anak dorang.
Selena yang telah menggertak saya di washroom Magellan.

Saya sangka the Selena yang with the Robinsons might be Selina or Celena or Celina.

Not SELENA ANDERSON.

Saya sangat excited! This is news for Holland.

Eh wait.

Kau lupa Holland is the DPP for the case? Dia memang sudah kenal Selena. Saya menekup mulut saya, mata saya membulat. And he brought the accused to his house? Bukan itu saja, even Tan Sri si Uncle Philips pun mengaku Selena anak.

What are their game actually?

Saya menyipitkan mata memikirkan apa kegilaan the Robinsons bringing a future convict to their home.

I have to find out more!

Saya mengambil kunci kereta saya dan meninggalkan my condo. Ai, malam sudah pula ni kan. Saya mengukirkan senyuman kecil, maybe I won’t be home for the night. Saya memerlukan tubuh kekar seorang duda untuk memuaskan nafsu saya ni malam. Saya ketawa kesukaan. I so love this right now!

***

Standing at the gates of Holland’s house, saya menekan the bell.

Macam lebih dari 20 kali sudah saya menekan loceng, tapi tiada yang membuka pintu atau pagar rumah. His car is at the garage, so mustahil dia tiada di rumah.

I tried to open the gate, tapi ternyata it’s auto-gated. Tidakkan saya mau panjat dengan my mini skirt? Tersangkut nanti tonton saya di pagar dia, kalau tersangkut di d*ck dia tidak apa juga. Saya terketawa dengan pemikiran saya sendiri.

Then saya nampak gate rumah sebelah terbuka dan ada seseorang keluar.

Uncle Philip’s maid sedang membuang sampah! I looked up to the sky and say my thanks to god. Memang Tuhan sudah menentukan jalan saya. My path leads to Holland. Thania memang sudah lama tau kali tu kan itulah dia mati-mati minta saya jaga Holland kalau dia sudah tiada. Thania sebenarnya sedar sayalah yang sepatutnya mendampingi Holland sejak kami remaja.

“Ehemmm… eiii!” saya memanggil the maid.

She turned to me dengan muka blur.

“Saya mau jumpa Uncle Phil.” Saya bilang.
“Boss sama keluarganya tiada, miss.” Dia balas.
“Holland?” saya tanya.

“Boss Holland ada, dia main basketball di belakang tu saya dengar tadi. Picit saja tu bell, Miss, kali dia tidak dengar tu.” Dia bilang lagi.

“Sudah, tapi dia tidak buka” saya bilang. I held the envelope showing her the logo kerajaan. “ini sangat penting untuk saya kasi dia ni malam juga.”

Mata dia memandangi the envelope in my hands.
“Biar saya bagi dia besok pagi lah, Miss.”

Dia tidak dengar kah saya bilang ni malam juga?!

“Saya saja yang boleh bagi dia ni. Kalau dia tidak dapat ni sampul ni malam juga, teruk jadi kes yang dia pegang nanti.” Saya buat muka convincing ni. “kalau dorang tau kau yang punca Holland tidak dapat ni surat…” saya kasi gantung ayat saya.

Saya tersenyum puas nampak muka the maid ketakutan. Takut lah tu hilang kerja. Ck!

“Masuk dari sinilah, Miss…” dia bawa saya masuk to Uncle Phil’s house and brought me to the backyard. “tu gate connect sama rumah Boss Holland. Sekejap saya kasi masuk password.”

Dia tekan-tekan the digital security system.

I heard screams instead of basketball dribbles. DUBS jantung saya! A female scream!

Dan sialnya bila saya melangkah masuk dan menoleh ke kanan, I saw a hot scene on the bar table.

Holland mouth-fucking someone!

“Call me daddy!”
“oh yesss yesss, daddy!”
“fuck, baby, fuck!”
“AHHH! I Lo…”

Fuck! saya terasa tubuh saya menghangat. My p*ssy throbbing with lust staring at Holland’s half naked body and imagining I’m the woman on the bar table.

Tapi saya menyipitkan mata menatap wanita yang telanjang bulat dan baru mencapai her climax. UGH! Lama sudah saya tidak climax oleh seorang lelaki, biasanya saya mencapai my climax dengan dildo saja. Boohoo!

The woman turned her head with eyes closed and a satiated look.

The shock and realization made me drop the envelope and two files that I was holding.

PLAAAK!

The GIRL’S eyes flared open. Yes, a GIRL not a WOMAN like I thought. Holland turned in shock, dan sialnya lagi bah! he didn’t even bother to stand and meet my gaze, instead his head is still in between my client’s thighs!

“What the fuck are you doing in my house?!” and screaming at me!

Holland screamed at me!

Saya cuba sedaya upaya menenangkan hati saya yang gemuruh.
“I’ve got my client’s mugshot.”

Holland menaikkan satu kudou dan menatap saya dengan tatapan sinis. Then he straightened up and carried Selena off the bar table. Selena covered her not-so-attractive boobs dengan tangan dia yang putih pucat. Ciss!

“Wait a sec, sayang.” dia mengucup kudou tu budak!

Lantas Holland melangkah ke arah saya, dia limpas saja saya then I realize he picked up a bra and t-shirt behind me. He walked back to where Selena is standing and put his t-shirt on her.

“You go up first k?” lembut suara dia, buat hati saya memanas.

Selena walked pass me tapi saya sempat menggenggam lengan dia. Bodohnya saya, kemarahan saya tidak terkawal sehingga saya menggenggam kuat lengan Selena yang membuat dia meringis.

“Where do you think you’re going you little slut?” I spat out my anger.

“Get your fucking hands off her, Allana!” Holland cuba menepis tangan saya yang masih menggenggam lengan Selena.

I threw my head back and laughed.
“She is still my client whether you like it or not, Tuan DPP.”

Dan apa yang saya tidak sangka adalah reaksi Holland. He became a little too physical as Selena winced in pain gara-gara jari-jemari saya yang mencengkeram lengan dia.

Holland gripped on my wrist and twisted it making me cry out in pain.

“Arghhh!” sakit!

“I warned you, counsel. Don’t touch her.” Holland’s voice low and dangerous.

I’ve never seen the dark side of him before. He looked so dangerously handsome when he’s angry.

Jantung saya semakin berdegup kencang teringat balik what he did at the bar table, fucking my client with his mouth until she cummed. Uh, panas saya rasa di bawah sana.

So dark and kinky.

Oh god, saya semakin jatuh cinta.

Continue Reading

You'll Also Like

32.6K 1.6K 25
Kenapa kau nak baca cerita ni? Tak payahlah baca. Bukan best mana. Cerita wattpad mafia biasa je. Kena culik ngan ayah sendiri. Tiba-tiba dilayan mac...
14.8K 933 18
3rd story of BLACK legacy #NoCopyPaste!! #NoAyatTapis2!! #ReadOnYourOwnRisk!! #Ayat2KesatDalamStoryNiBukanUntukDitiru!! #JustForFunAndNotToMentionA...
67.4K 3.1K 14
SINOPSIS Olivia Randali seorang gadis yang sangat suka membantu orang yang memerlukan bantuan dan selalu mementingkan orang lain dari dirinya sendi...
6.5K 102 61
Andaikata cinta itu sebuah pengorbanan ,mengapa pengorbanan itu bukan noktah sebuah cinta? Andaikata derita itu harga sebuah cinta, mengapa cinta itu...