Senja di Penghujung Tahun (C...

By frskanvl

42.9K 3.7K 313

Kiara Anastasia Laksani, seorang cewek bad girl yang selalu mencari masalah di sekolah. Keluar masuk ruangan... More

♡Prolog♡
🌼Satu🌼
🌼Dua🌼
🌼Tiga🌼
🌼Empat🌼
🌼Lima🌼
🌼Enam🌼
🌼Tujuh🌼
🌼Delapan🌼
🌼Sembilan🌼
🌼Sepuluh🌼
♡Trailer♡
🌼Sebelas🌼
🌼Dua Belas🌼
🌼Tiga Belas🌼
🌼Empat Belas🌼
🌼Lima Belas🌼
🌼Enam Belas🌼
🌼Tujuh Belas🌼
🌼Sembilan Belas🌼
🌼Dua Puluh🌼
🌼Dua Puluh Satu🌼
♡PENGUMUMAN♡
🌼Dua Puluh Dua🌼
🌼Dua Puluh Tiga🌼
🌼Dua Puluh Empat🌼
♡PENGUMUMAN♡
🌼Dua Puluh Lima🌼
🌼Dua Puluh Enam🌼
♡PENGUMUMAN ♡
🌼 Dua Puluh Tujuh🌼
🌼Dua Puluh Delapan🌼
🌼Dua Puluh Sembilan 🌼
🌼Tiga Puluh🌼
🌼Tiga Puluh Satu🌼
🌼Tiga Puluh Dua 🌼
♡Trailer Azim x Gabriel♡
🌼Tiga Puluh Tiga🌼
🌼Tiga Puluh Empat🌼
🌼Tiga Puluh Lima🌼
🌼Tiga Puluh Enam🌼
🌼Tiga Puluh Tujuh🌼
🌼Tiga Puluh Delapan🌼
🌼Tiga Puluh Sembilan 🌼
♡PO Novel♡
🌼Empat Puluh🌼
🌼Empat Puluh Satu🌼
🌼Empat Puluh Dua🌼
🌼Empat Puluh Tiga🌼
🌼Empat Puluh Empat🌼
🌼Empat Puluh Lima🌼
🌼Empat Puluh Enam🌼
🌼Empat Puluh Tujuh🌼
🌼Empat Puluh Delapan 🌼
🌼Empat Puluh Sembilan🌼
🌼Lima Puluh🌼
☠️Penulis Minta Maaf☠️
Bukan up
Ucapan Terimakasih

🌼Delapan Belas🌼

761 68 2
By frskanvl

♪♪♪∞

V
O
T
E

∞♪♪♪♪∞

C
O
M
E
N
T

∞♪♪♪♪∞

S
H
A
R
E

∞♪♪♪♪∞

"Sebab jatuh cinta adalah, sebenar-benarnya kejelasan tanpa banyak alasan"

____ Alisa Tanaya Angelica ____

Setelah kepergian Gerald, kini suasana markas Avigator tidak seperti dulu, hening dan masih merasa kehilangan, orang yang selalu memberikan saran disaat terjadi perbedaan pendapat.

Tidak ada lagi candaan dari Gerald, tidak ada lagi godaan Gerald yang membuat markas semakin hidup, kini semua anggota nampak tidak ceria, hanya ada suara helaan nafas dengan pikiran yang kacau.

Arka menatap lurus ke depan, pikirannya terus kepada Kiara, sudah 1 Minggu dirinya tidak mendapatkan kabar dari Kiara, sudah satu minggu juga Arka uring-uringan tidak jelas.

"Guys gw cabut" cicit Alisa, untuk memecahkan keheningan yang terjadi.

"Hati-hati Sa" teriak Rizwan.

Alisa mengendarai motor nya dengan kecepatan di atas rata-rata, kini dirinya sudah berada di sebuah Padang rumput sambil melihat nabastala yang mulai memancarkan warna oranye.

Hembusan angin menyapa wajah cantik Alisa, pikirannya tidak tenang apa Alisa sudah benar-benar jatuh cinta kepada Gavino, kenapa bayangan Gavino selalu hadir di pikirannya.

Mungkin, Alisa sudah mulai gila dan tidak waras lagi, ah sungguh Alisa benci suasana melow seperti ini.

Helaan nafas Alisa begitu dalam, sampai Alisa mencoba untuk menutup matanya perlahan sambil menikmati indahnya nabastala jingga.

"Huh, kenapa rasa cinta ini hadir lagi, bukannya hati gw udah mati ya" monolog Alisa.

"Mungkin hati mu, sudah berhasil di masuki oleh seseorang" suara berat itu, berhasil membuat Alisa celingak-celinguk untuk mencari asal suara, kenapa suara itu mirip sekali dengan Gavino.

"Cari siapa" tanya Gavino, sontak membuat Alisa terkejut dan kembali menormalkan ekspresi nya.

"Ngapain" ketus Alisa, sambil mengalihkan pandangannya ke arah sunset.

"Kalo ngomong, liat orang nya" sindir Gavino, sambil duduk di samping Alisa.

"Indah, seperti senyummu" lanjut Gavino, tanpa mau memalingkan wajahnya dari nabastala jingga.

"Hah" cicit Alisa.

"Senyum mu indah seperti sunset itu" ulang Gavino, kini mata mereka bertemu, tatapan mata Gavino sulit sekali Alisa tebak.

Orang itu, terlalu misterius untuk seorang Alisa, kadang cuek, perhatian dan kadang romantis, sebenarnya apa yang dirinya inginkan?.

"Jangan perlihatkan senyum itu untuk orang lain, nanti aku cemburu." lanjut Gavino, sambil menggenggam tangan Alisa.

"Maksud lo" tanya Alisa, sambil melihat ke arah Gavino, sedangkan orang yang dia tatap tengah sibuk dengan pandangan nya.

"Enggak, lupain saja" lanjut Gavino, membuat Alisa menggeram kesal.

"Sebab jatuh cinta adalah, sebenar-benarnya kejelasan tanpa banyak alasan" lanjut Alisa, dan berniat untuk berdiri namun, tangannya di cekal dulu oleh Gavino.

"Gw gak nyuruh lo untuk pergi." Cicit Gavino, sambil terus memandangi indahnya sore hari dengan hangatnya sinar mentari.

"Jangan kabur, gw sayang sama lo. Tapi, jika lo mau masuk kedalam hidup gw, jangan harap lo bisa keluar lagi" lanjut Gavino, sambil memejamkan matanya, mencoba untuk menghirup udara sebanyak mungkin.

"Kenapa diam" tanya Gavino, yang tidak melihat ada pergerakan dari Alisa, membuat dirinya semakin bingung. Bukan kah Alisa adalah tipe orang yang tidak bisa diam.

"Jangan menatap ku seperti itu" ketus Alisa.

"Kalo kamu suka sama aku, kenapa kamu memberikan perhatian lebih kepada Kiara" tanya Alisa, sambil menatap mata Gavino dengan lekat.

"Karena sebuah wasiat"

"Wasiat" monolog Alisa.

"Sebelum Arnold pergi, dia ke rumah gw dulu. Malam itu hujan sangat deras Arnold ke rumah gw menggunakan motor kesayangan nya, disana dia hanya berucap jagain Kiara apapun yang akan terjadi kedepannya, tolong selalu percaya sama dia. Badai yang besar akan menjatuhkan mental Kiara hingga dia akan mati secara perlahan" jelas Gavino dengan panjang lebar.

"Maksudnya" tanya Alisa, dia bingung dan tidak mengerti dengan ucapan Gavino.

"Gw juga tida tau, sepertinya akan terjadi sesuatu yang membuat mental Kiara terguncang dan dia akan mati secara perlahan" lanjut Gavino, sambil terus memandangi awan di sore hari.

"Kematian Gerald sudah direncanakan seseorang, dan satu persatu di antara kita akan ada yang meninggal" lanjut Gavino, tanpa mau memalingkan pandangannya.

"Maksudnya" tanya Alisa bingung.

"Setelah ini, akan jatuh korban kedua bahkan ketiga dalam satu waktu yang bersamaan" Alisa, terus mendengarkan apa yang di katakan Gavino, walaupun dia tidak mengerti sepenuhnya.

"Apa kamu yakin, akan masuk ke dalam dunia aku" tanya Gavino, sambil bersandar di bahu Alisa dengan mata yang sudah terpejam.

".........."

"Kau tahu, gw tidak pernah melepaskan orang yang sudah masuk kedalam dunia gw, kecuali orang itu sudah benar-benar menyakiti. Dan merusak kepercayaan yang sudah gw tanam kepadanya"

Penjelasan Gavino, membuat hati Alisa bimbang, dia sayang sama Gavino tapi apakah dia bisa bertahan dengan sikap cuek dan dinginnya Gavino, yang terkadang sangat sulit untuk di tebak.

"Alisa, Will be my girl friend" tanya Gavino sambil bersandar di bahu Alisa, pertanyaan Gavino, membuat hati Alisa bimbang.

Senang, sedih dan tidak percaya hadir dalam benak Alisa.

"Gimana" tanya Gavino sekali lagi.

"Emmm, yes i will"

Dengan cepat, Gavino memeluk tubuh Alisa, keduanya tampak romantis cinta mereka di saksikan oleh burung yang berterbangan di angkasa, siulan para burung seolah memberi selamat untuk kedua sejoli yang baru saja mempunyai sebuah ikatan.

"Jangan pernah berfikir, untuk keluar jika kamu sudah berada di dalam nya" pekik Gavino.

"Iya, Alisa usahakan"

Mereka saling berpelukan, tak lupa pemandangan sore hari itu membuat Alisa tampak bahagia, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta, setelah merasakan mati rasa, oleh seseorang yang sudah mematahkan nya dengan sempurna.

Langit sore hari berganti dengan nabastala hitam, namun tampaknya mereka enggan untuk pergi dari sana, tatapannya Alisa tampak sayu, seperti nya angin malam membuat gadis itu kedinginan.

Dengan kepekaan yang super tinggi, Gavino membuka jaket nya dan memasang kan pada tubuh mungil Alisa.

"Kalo dingin bilang sayang" cicit Gavino.

Apa? Barusan si pintu kulkas memanggil nya dengan kata sayang? Apa Alisa tidak salah mendengar. Hati Alisa seperti di huni oleh banyaknya kupu-kupu yang berterbangan.

"Kok blushing hem" goda Gavino, sontak membuat Alisa menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik pria tampan itu.

"Malu-malu juga ya" Alisa semakin kesal, kenapa cowok menyebalkan ini selalu menggoda nya, yang sayangnya kini sudah menjadi pacarnya dirinya.

Ayolah, siapapun yang ada di sana bawa pergi Alisa saat ini juga.

Setelah asik bermain dan menghabiskan waktu luang, meraka pun memutuskan untuk pulang. Karena, hari sudah semakin larut malam, Alisa yang di anterin pulang oleh Gavino yang kini sudah menjadi kekasih nya itu.

"Jangan lupa makan, mandi dan istirahat. Good night sweet heart" Gavino pun mengacak rambut Alisa tak lupa sebuah kecupan di dahi Alisa, membuat Alisa tersipu malu.

"Hati-hati" peringat Alisa, sambil menatap kepergian Gavino yang sudah tidak terlihat lagi.

Alisa melangkah kan kakinya ke pintu utama, disana sudah ada ibu nya dan tak lupa selingkuh ibu nya.

Dengan dada yang sesak Alisa menuju ke kamar ayah kandungnya, dia menatap pilu ayah nya yang kini duduk di sebuah kursi roda.

"Assalamualaikum ayah" sapa Alisa, dan langsung mencium, punggung tangan Riko.

Riko hanya membalas sapaan Alisa dengan memejamkan matanya, ya setelah mengetahui bahwa istrinya selingkuh Riko di fonis mempunyai penyakit stroke dan jantung.

Itu yang membuat Riko tidak bisa berbicara dan hanya duduk di kursi roda, sedangkan Vani ibu nya Alisa tidak merasa bersalah sedikitpun, dia dengan bebasnya membawa pacar-pacar nya ke rumah, bahkan di depan Riko, Vani berani bercumbu mesra.

Kadang Alisa selalu berfikir, kenapa keluarga nya tidak seharmonis dulu. Alisa merindukan orang tuanya kembali utuh, ya siapa sih yang tidak menginginkan keluarga yang kompak dan harmonis.

Terkadang Alisa selalu, meminum - minuman beralkohol hanya untuk sekedar mengurangi rasa sesak dalam hatinya. Setiap kali melihat ibu nya bergonta-ganti pasangan membuat Alisa ingin sekali memarahi ibunya, namun Alisa tidak pernah memiliki keberanian untuk hal tersebut.

Saat ini, Alisa sedang menyuapi ayah nya makan malam, semangkuk bubur telah tandas Riko makan, dia bersyukur setidaknya dia masih punya Alisa yang menjadi sumber kekuatan untuk dirinya.

Riko tidak tega sebenarnya, pasti Alisa menginginkan keluarga nya kembali seperti dulu, dimana Alisa bisa bermanja-mana dengan kedua orang tuanya.

Tapi, Riko juga manusia biasa dirinya tidak bisa terus-terusan di sakiti dan seperti tidak ada harganya di mata Vani. Niat untuk bunuh diri selalu ada dalam pikiran Riko, namun dia kembali mengingat Alisa, bagaimana dia bisa hidup, dan gimana keadaan dia.

Riko juga tau, Alisa selalu mendapatkan pukulan dan cacian dari Vani jika Alisa menentang hubungan Vani dengan pacarnya. Tak jarang Riko melihat luka lebam di pipi dan pelipis Alisa.

"Ayah, Alisa mau kenalin Aya sama seseorang" Alisa pun menghubungi Gavino, melalui video call.

Disana, terlihat Gavino dengan memakai kaos berwarna hitam dan di padukan dengan celana santai membuat kadar ketampanan nya bertambah.

"Eh, assalamualaikum om" sapa Gavino di sebrang sana.

"Waalaikumsalam" jawab Alisa, namun Riko hanya memejamkan matanya, membuat dahi Gavino mengerut.

Alisa yang tau ekspresi wajah Gavino pun langsung memberitahu nya, bahwa Riko mengalami stroke dan jantung.

Gavino terus mengajak Riko mengobrol sampai membuat seulas senyuman di bibir Riko.

"Siapapun kamu, tolong jaga putri saya, dia anak perempuan saya satu-satunya. Dan jaga dia seperti kamu menjaga ibu dan adikmu" batin Riko, yang senang melihat pacar nya Alisa begitu akrab dan menyayangi Alisa dan juga dirinya.

"Ya Allah, jika umur ku sudah tidak lama lagi, setidaknya, biarkan aku mengantar kan anak gadis ku sampai ke depan gerbang pernikahan dan mempunyai kehidupan yang bahagia, aamiin" doa Riko dalam hatinya, sambil menitikkan air mata bahagia.

"Om, jangan sedih ya. Gavino akan menjaga dan melindungi putri om dengan sebisa dan sekuat tenaga Gavino" mendengar itu, Riko pun memejamkan matanya kembali, dan seulas senyuman lagi-lagi terbit di bibir tebalnya.


Follow :

Frskanvl_
Gvino_aldwin
Kiaraa_anastasia
Alisa_tanaya
Arka_lazuardi

Link GC🥳

https://chat.whatsapp.com/DhqYalMGt6s3fOn5H8Xuoy

Continue Reading

You'll Also Like

55.4K 4.6K 39
Ini tentang seorang gadis bernama Adinda Reani Wijaya, anak yg tidak diinginkan. Kehadirannya tidak lebih dari seorang 'pembawa sial'. Highest Rank ✨...
2.3K 571 37
Ini tentang Zian Malika Adinata, gadis berusia 19 tahun yang berhasil tetap hidup setelah 8 tahun terakhir dunianya runtuh berantakan. Salah satu ala...
LAURA By lizaa

Teen Fiction

167K 8.6K 48
-Ayah, bukan cinta pertama, tetapi patah hati pertama. Luka terbesar. Mungkin segelintir anak saja yang beruntung mendapat (ayah) sebagai cinta perta...
17.4K 2.5K 22
"i can't believe meeting you in the garden back then brought us closer." kita shinsuke x fem!reader [ bahasa | baku | manga spoiler | long chapters...