Andai Ft. Al & Andin [ End ]

By youfndm

92.6K 8.1K 1.6K

⚠️ WARNING ⚠️ • Maaf kalau ada kesamaan cerita atau nama pemeran • Hanya cerita halu • Karya warga PonPel • G... More

Prolog
1/30 "Pertemuan Pertama"
2/30 "Hari Pertama Bekerja"
3/30 "Calon Mantu?"
4/30 "Perjodohan"
5/30 "Wedding💍"
6/30 "Perubahan Sikap"
7/30 "Sakit Hati?"
8/30 "Istri Sekaligus Pembantu?"
9/30 "Secercah Perhatian"
10/30 "Berdua aja?"
11/30 "Kantor"
12/30 "Cemburu"
13/30 "Takdir"
14/30 "Reyna"
15/30 "Fitnah"
16/30 "Cerita"
17/30 "Pergi"
18/30 "Mencari"
19/30 "Mencari (2)"
21/30 "Ingatan"
22/30 "Prank"
23/30 "The Trouble Makers"
24/30 "Palung Kecewa"
25/30 "Mengikhlaskan"
26/30 "Tragedi"
27/30 "Kenyataan"
28/30 "Menyesal"
29/30 "Sadar"
30/30 "Akhir dari segalanya"
Extra Part ( End )

20/30 "Pulang"

2.3K 274 40
By youfndm

"Happy Wife Happy Life"

Tapi itu pasti nya tak berlaku untuk seorang Aldebaran Alfahri

_____________________________

"Aku..... Ya udah aku mau" Ujar Andin pasrah. Sebenarnya dirinya berat harus memutuskan ini, tapi ini untuk Reyna. Reyna disini tak punya baju, memang ia bisa membelikan nya, tapi ia juga tak tega jika Reyna harus berdiam terus disini. Ia dan Reyna harus kembali ke Pondok Pelita. Sampai detik ini ia masih sah sebagai seorang istri dari Aldebaran Alfahri. Seorang istri tak boleh terlalu lama pergi jauh, Andin tahu itu, bukankah dalam agama juga seperti itu?

"Beneran ma kita pulang?" Tanya Retna antusias, tapi tak lama dari itu muka Reyna kembali cemberut.

"Kenapa putri jelita ini bersedih?" Tanya Axel.
"Kalau aku pulang nanti aku bakal susah ketemu om Ricky, papa pasti gak bolehin" Reyna teringat kejadian beberapa bulan lalu saat dimana Axel datang ke rumahnya dan Al marah besar atas kedatangan Axel. Saat itu Reyna tak mengenal Axel tapi ia melihat kejadian tersebut.

"Kita kan bisa video call atau gak kapan kapan kita main di taman, om bakal beliin Reyna mainan yang banyak, mau?"
"Mau om"

"Ya udah pulang gih, gue anterin ya, atau mau gue telponin suami lo suruh jemput kalian?"
"Boleh, tapi jangan disini, suruh dia jemput di taman yang agak jauh dari sini. Aku gak mau dia tahu rumah om Feri" Axel mengangguk. Pertama, ia akan mengantarkan Andin Reyna ke taman Senopati yang lokasinya agak berjauhan dari rumah om nya Andin.

"Gue telpon ya?" Andin mengangguk.

Disisi lain....
"Ini udah hampir malam lagi itu si Andin bawa Reyna kemana sih?"
"Maaf pak, maksud bapak, Reyna lagi sama bu Andin?"

"Iya, tadi waktu kita sarapan, saya ga sengaja denger orang nyebut nyebut nama Andin dan Reyna, bahkan waktu nyebut nama Andin dia sebut pake nama panjangnya"

Drrtttt
"Nomornya gak gue save, tapi kayaknya gue gak asing sama nomor ini" batin Al menatap layar ponselnya.

Call on

Selamat sore pak Al

Selamat sore, ini siapa ya? Kok bisa dapet nomor saya?

Saya Axel pak, bapak masih ingat kan sama saya?

Owh pak Axel, ada apa ya?

Saya hanya mau mengabari bapak kalau istri dan anak bapak sedang berada bersama saya di taman Senopati

Gak bercanda kan? Saya segera kesana

Baiklah saya tunggu

Call off

"Ren tadi pak Axel nelpon saya katanya Andin san Reyna ada di taman Senopati" Atas perintah dari boss nya, Rendy yang menyetir mobil Al lantas bertolak ke arah taman Senopati.

Tak butuh waktu lama karena kebetulan juga mereka berada tak jauh dari taman yang disebut oleh Axel tadi, kini mereka sudah berada di taman Senopati.

"Bu Andin sama Reyna dimana ya pak?" Aldebaran dan Rendy menyusuri setiap sudut taman tersebut sampai mereka menemukan kedua sosok yang mereka cari cari sejak tadi pagi.

"Andin"
Aldebaran dan Rendy segera menghampiri Andin dan Reyna yang tengah duduk di bangku taman sedangkan Axel berdiri di dekatnya.

"Kamu darimana aja? Saya capek nyariin kamu se kota Jakarta ini" Ujar Aldebaran geram, tapi tidak, ia tidak boleh marah di depan rekan bisnis nya. Tapi tanpa Aldebaran tahu, Axel tak diberi tahu oleh siapapun sudah tahu sendiri. Sedangkan Andin, dia hanya diam tak bersuara.

"Pak Axel saya mengucapkan terima kasih banyak karena sudah menemukan istri dan anak saya"

"Sama sama pak Aldebaran Alfahri, lain kali istri dan anak nya di jaga ya pak" Ujar Axel dengan nada menyindir. Aldebaran tentunya tersindir, tapi ia harus bersikap seperti tak tahu apa apa.

"Saya beserta istri dan anak saya pamit dulu ya pak"
"Silahkan"

Aldebaran membawa Andin dan Reyna masuk ke dalam mobilnya, ia yang akan menyetir sedangkan Rendy, Al menyuruhnya untuk pulang naik taksi.

Jarak taman Senopati dengan kediaman Alfahri juga tak terlalu jauh sehingga kurang dari 30 menit mereka sudah sampai dan berada di Pondok Pelita.

Sesampainya di rumah, Aldebaran langsung menyuruh Reyna untuk mandi dan membersihkan badannya. Sedangkan dirinya dan Andin masuk ke kamar mereka.



20.00 WIB
Seusai makan malam, Al dan Andin kembali ke kamar mereka dan Reyna sepertinya jam segini sudah tidur.

"Apa maksud kamu buat kabur kaburan kayak tadi?"
"Kamu mau pergi dari saya?"
"Pake acara bawa Reyna lagi"
"Kalau saya tanya itu di jawab"

Andin menutup rapat rapat mulutnya. Bukan tak sopan, tapi ia tahu ujung ujungnya akan seperti apa. Bersandar di headboard sembari memainkan jarinya, itulah yang kini Andin lakukan.

"Kenapa? Kenapa gak dijawab? Kamu mau kabur dari saya? Iya? Mau kabur sama si Axel Axel itu? Siapa kamu manggilnya, Ricky? Panggilan kesayangan?"

"Terus maksud kamu belanja sampe lima ratus juta itu apa? Kamu belanja apa? Owh saya tau pasti kamu membelanjakan uang saya untuk si Axel Axel itu?"

Pertanyaan itu pastinya membuat Andin terkejut. Fitnah macam apa lagi ini? Bahkan hari ini saja dirinya hanya memiliki sedikit tenaga di tambah lagi semalaman di rumah sakit. Mana sempat Andin berfoya foya dan menghabiskan uang sebanyak itu. Tak jarang ia berusaha menghemat pemakaian kartu kredit padahal berapapun bisa Andin pakai, ya asal Aldebaran tahu kegunaan nya untuk apa.

"Maksud kamu?" Tanya Andin membuka suara.
"Gak usah belagak sok polos deh Ndin. Ternyata kamu gak seperti yang saya kira ya, ternyata kamu sama aja seperti perempuan di luar sana yang mau sama laki laki tajir dan hanya mau menguras uang nya. Kamu benar benar di luar ekspektasi saya"

Andin tersenyum tipis. Ya, ia akui dirinya memang di luar ekspektasi Aldebaran, bahkan sangat jauh. Dirinya juga bukan seperti yang suaminya itu kira. Aldebaran mana tahu perjuangannya berusaha menahan semua rasa sakit ini. Dia tak mungkin menceritakan nya, apa nanti reaksi Al. Kenapa dia tak pernah mau mengikuti jadwal kemoterapi yang sudah di jadwal kan oleh dokter Farhan, karena ia tak punya uang. Untuk kemoterapi pasti akan memakai uang yang sangat banyak dan Andin tak mungkin menggunakan uang Aldebaran. Uang lima ratus juta yang sebenarnya Andin sendiri tak tahu siapa yang memakainya saja, Aldebaran sudah semarah itu dan menuduhnya boros, apalagi jika ia akan memakai uang yang kemungkinan akan mencapai milyaran? Apa Aldebaran rela mengeluarkan uang sebanyak itu untuk pengobatan Andin yang tak pasti akan sembuh atau malah ia akan pergi karena hal ini. Andin rasa uang bermilyaran itu akan suami nya pakai untuk investasi dan membesarkan perusahaan nya dibandingkan harus membiayai pengobatan Andin.

"Kamu mau marah marah sama aku lagi? Kamu ngira aku macem macem lagi? Terserah kamu ya mas, aku udah capek ngeladenin kamu" Ujar Andin pasrah, dirinya lelah harus menghadapi situasi yang terus seperti ini, situasi yang membuatnya tertekan dan dapat semakin mempercepat sel kanker yang ada di tubuhnya. Aldebaran tak mengerti dan tak akan mengerti.

"Oke malam ini saya lagi gak mau berdebat. Intinya saya mencari kamu hanya karena besok mama mau ke Jakarta. Saya minta kamu untuk bersikap manis dan berakting seolah olah gak terjadi apa apa di antara kita. Saya mau kita membangun pencitraan sebaik mungkin dan sebagus mungkin"

MaGaDir, manusia ga tau diri.
Andin rasa itu julukan yang cocok untuk lelaki yang tengah berada di sampingnya. Apa? Permintaan macam apa ini? Harus pura pura? Harus berakting di depan mertuanya? Berakting di depan orang yang menggantungkan sebuah harapan darinya?

"Permintaan macam apa yang kamu minta ini mas? Kalau kamu nyuruh aku menghindar dari kamu aku terima termasuk kalau kamu nyuruh aku menjauh dari kehidupan kamu untuk selamanya. Aku akan kabulin. Tapi aku rasa untuk yang satu ini gak mudah. Mama kamu mama aku juga, berat kalau harus membohongi mama." Andin geram, kesal, marah, semua bercampur aduk. Apa kata yang ia ucapkan tadi? Rasanya kata kata itu lolos begitu saja keluar dari mulutnya. Apa saat ini mulutnya ingin memberikan suatu peringatan pada Aldebaran? Lidahnya keluh untuk mengatakan dan menjelaskan semuanya, tapi hati nya terus mendorong nya untuk mengatakannya, sebelum terlambat.

Andin berbalik badan lalu tidur tanpa peduli kata kata apa lagi yang akan pria itu ucapkan. Mulai sekarang Andin harus banyak diam, jangan sampai ia keceplosan. Tapi jika ia keceplosan apa itu akan menjadi suatu kesalahan besar yang akan keduanya sesali seumur hidup?, baik Andin maupun Aldebaran. Aldebaran diam menatap Andin. Terlihat jelas dari raut wajah Andin jika dirinya sangat lelah, benar benar sangat lelah. Apakah hidup semenyakitkan ini?

Dirasa Andin sudah tidur, Aldebaran pun ikut terlelap dan terjun ke dalam mimpi nya. Tapi dugaan Al salah, Andin ternyata belum tidur, dirinya masih menangis dalam diam. Membayangkan hal hal yang tak seharusnya ia bayangkan.














































To Be Continue

Gimana part 20 nya?

Yuhuu tinggal 10 part lagi

Vote & Komen --> Next
Jangan lupa follow akun ini yaw <3

Ig = @/fansnyaaryasaloka

Bye👋

Continue Reading

You'll Also Like

89K 6.8K 44
Menceritakan kisah pernikahan Aldebaran Al Fahri dan Andini Kharisma Putri yang diawali dengan Kebencian dan dendam namun lama kelamaan denda itu ber...
305K 31.4K 56
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
42.3K 2.4K 38
Ini adalah cerpen lamaku yang popular di Facebook dan sekarang aku upload disini yaa. Dan banyak banget di Wattpad ini yang copas cerpen aku yang in...
239K 23.8K 44
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...