The Eternal Country (2): The...

By LunaCattus08

31.1K 6.3K 329

Hatrany adalah kaum terendah di Negeri Hyacintho. Mereka dijadikan budak, sering disakiti baik secara fisik m... More

I : Hukuman (Start)
II : Surat
III : Pap- Loh?
IV : Kejutan yang Menyenangkan
V : Pemimpin Bertangan Palsu
VI : Menolong itu Tak Pandang Status
VII : Cemburu dan Tersipu
VIII : Masalah Datang
IX : Rahasia Aneh
X : Waktunya Gadis-Gadis 'Mengobrol'
XI : Kasus Ketiga
XII : Mayat itu Lebih Seram dibanding Pak Drakula
XIII : Ada Udang di Balik Batu
XIV : Sharley Tahu Rasanya Sekarat
XV : Putri Kerajaan Terbandel
XVI : Tertangkap Sudah
XVII : Tampak Loyal Bukan Berarti tak Berkhianat
XVIII : Pesta Teh Mengesalkan
XIX : Dua Mezcla Sedang Marah, Cepat Minggir
XX : Katanya dia Menyukai Aroma Sharley
XXI : Ia Tak Mau Dihantui Mamanya
XXII : Kekalahan Memalukan
XXIII : Kematian Putra Sulung Virgil
XXIV : Bertemu Bibi yang Menyebalkan
XXV : Ups, Ketahuan!
XXVI : Masih Ada Cara Lain
XXVII : Ini Menyamar Atau Jadi Artis?
XXVIII : Pesan Ancaman
XXIX : Tuanangan, Yuk!
XXXI : Ilnori Mau Cabut Jabatan Saja
XXXII : Kabarnya Cepat Sekali Tersebar
XXXIII : Skakmat
XXXIV : Ular yang Tersakiti
XXXV : Rie dan Valerie
XXXVI : Putri Masuk Kamar Raja - Waduh!
XXXVII : Terjebak dalam Bayang Masa Lalu
XXXVIII : Menyelamatkan Griffin-Griffin
XXXIX : Dikurung dalam Besi
XL : Salah Outfit
XLI : Air yang Berkilauan
XLII : Muslihat dalam Jebakan
XLIII : Air Suci bak Lava
XLIV : Penyihir yang Membuat Orang Tuanya Mati
XLV : Hanya Ingin Jadi Pemimpin yang Baik
XLVI : Tunggu Nanti (Finish)
|•|•|•|

XXX : Vilita Menyembunyikan Sesuatu

608 118 4
By LunaCattus08

Ilnori melangkah dengan pasti, sepatunya menimbulkan suara ketika bersentuhan dengan lantai keramik. Sudah lama ia tak berada di istana ini, tapi semuanya terlihat sama di matanya. Tidak ada yang merubah.

Istana ini tetap bercat krem, dengan pilar dirambati tumbuh-tumbuhan. Vas bunga-bunga berjejer di setiap sudut, menebarkan aroma menyejukkan yang tak sebegitu menyenangkan bagi Ilnori. Dia mengalami alergi serbuk bunga.

Istana induk dan paviliun-paviliun memang sengaja diletakkan berbagai jenis tanaman. Sudah menjadi ciri khas Mardiem sejak dahulu. Setiap saat, para pelayan dan tukang kebun lebih disibukkan dengan memindahkan bunga, memangkas pohon-pohon hias, dan lain-lain.

Selepas keluar dari Gunung Wintergrass, Ilnori tak langsung ke istana. Dia menginginkan hidup damai lebih dulu dengan menganggur. Tapi apalah dikata. Seseorang mengenalinya dan melapor pada pihak istana. Keesokan hari, surat berstampel lambang Mardiem tergeletak di meja kamarnya.

Ilnori tak mau mengambil kembali jabatannya sebagai panglima, tapi Raja Virgil memaksanya karena menilai panglima baru tidak kompeten. Akhirnya, ia menerima jabatan panglima dengan terpaksa. Padahal Ilnori berniat untuk bekerja sebagai wirausahawan.

Bukan apa-apa, tapi Ilnori merasa tidak nyaman berada di bawah pimpinan keluarga Vilita. Perasaan itu dirasakan ketika sudah menjabat selama dua bulan. Semua orang tahu kalau keluarga Vilita adalah ular yang sangat berbahaya. Dan Ilnori merasakannya.

Mereka selalu menggagas tentang berkuasa atas seluruh negeri, merampas wilayah-wilayah kerajaan lain, dan menghabisi kaum Mezcla. Bagi mereka, kaum Mezcla adalah penghalang dan bersombong karena menduduki kaum tertinggi. Singkatnya, mereka cemburu.

Itu gila. Mereka ingin menghabisi Mezcla hanya karena cemburu.

Pemikiran dangkal macam apa itu? Sebagai kaum Demon yang biasanya jahat dan kejam, Ilnori merasa Demon tak ada apa-apanya dibanding mereka.

Ilnori menengadah ke langit-langit. Dia menyesal karena telah menjadi panglima atas keluarga selicik Vilita. Itulah kenapa ketika terikat oleh Gunung Wintergrass, dia sangat senang. Dengan begitu, dia tak perlu lagi mendengar rencana-rencana licik dan kekejaman Vilita. Asal kalian tahu, mereka tak segan-segan membunuh siapapun yang menghalangi jalan mereka.

Tetapi, Ilnori menyembunyikan kesenangan itu. Dia bertindak seolah-olah ingin keluar dari gunung supaya tak menimbulkan curiga pada Duran dan Starri. Dia cuma ingin membantu mereka, tapi pada dasarnya tak suka jika harus kembali ke istana. Tempat yang bagaikan neraka.

Ya Dewa, bagaimana aku bisa lepas dari posisiku? Aku sangat tidak nyaman. Aku takut terlibat dalam rencana jahat mereka. Ilnori mengacak rambutnya. Dia takut hal itu terjadi, ketika Vilita memutuskan untuk menjalankan rencana mereka. Dengan sejuta kelicikan, mereka bisa bertindak tanpa diketahui.

Lupakan sumpah bertahun-tahun yang lalu. Vilita tetaplah Vilita. Keluarga yang menginginkan kekuasaan penuh di Negeri Hyacintho.

Masalahnya, tak ada orang luar yang mengetahui hal ini. Mereka semua disuruh untuk bungkam jika tak ingin keluarga dihancurkan.

Mari lupakan ini sejenak. Aku harus bertemu kapten untuk bertanya tentang mayat Demon itu. Ilnori berbelok ke lorong selanjutnya, menuju ruangan kapten yang berada di bangunan sebelah istana ini.

Ilnori melewati ruang kerja Raja Virgil. Dia berhenti sejenak ketika menyadari pintu terbuka sedikit. Anggota keluarga Vilita ada di sana, berjumlah enam. Raja, ratu, satu putra dari ratu, serta satu paman dan satu keponakan. Tak ada selir-selir dari Raja Virgil. Sebenarnya anak Virgil ada banyak, tapi yang diakui sebagai pewaris tahta hanya anak dari ratu. Yaitu Haintz. Anak yang kegemarannya main judi tapi mendapat peringkat pertama di akademi kerajaan.

Merasa penasaran, Ilnori akhirnya menguping. Ia tahu ini tindakan tak sopan, tapi rasa penasarannya jauh lebih besar.

Sang ratu, Liana, mengipasi wajahnya yang pucat. Mereka duduk di sofa dengan ekspresi sangat serius. "Bagaimana ini, Yang Mulia? Apakah kita harus memberitahu kerajaan lain tentang ini?" kata Liana.

Virgil, raja yang kini memasuki usia lima puluhan, mengusap wajahnya yang berjenggot. Matanya berwarna merah terang, tapi bukan vampir. Yang lain menundukkan kepala, tampak berpikir keras. Ilnori merapatkan wajah lagi ke pintu, berharap bisa mendengar lebih jelas.

"Kita tak mesti memberitahukannya 'kan? Kalau kita memiliki penawar untuk menghancurkan sihir Rie?" cibirnya.

Haintz menggeleng. Saat ini, posisinya adalah putra mahkota. Ilnori hanya beberapa kali bertemu dengan Haintz, karena memang dia terkadang menghindar jika melihat keluarga Vilita dari kejauhan.

Liana menggebrak meja. "Tapi jika dibiarkan, seluruh negeri akan hancur! Semuanya bergantung pada Noctis, jika Noctis kalah, maka Rie mudah saja mengalahkan tiga kerajaan lain. Saya tidak mau harus berada di bawah pimpinan Rie!"

Tentu saja kau tak mau, harga dirimu 'kan sangat tinggi sampai menyentuh langit, gerutu Ilnori. Dia sudah mendengarnya, kalau Rie menggunakan sihir pengunci kekuatan. Cara untuk menghancurkan sihir itu adalah dengan menggunakan benda-benda suci. Tapi tidak kesemua benda suci, harus benda terpilih yang memiliki kekuatan tertinggi. Sihir itu terlampau kuat, tak bisa dikalahkan sembarang benda suci.

Informasi ini disampaikan lewat surat dari Kerajaan Noctis dan sampai saat ini masih menjadi rahasia orang dalam istana — keluarga kerajaan, penasehat, menteri tertinggi, dan panglima.
Ilnori tak tahu apa yang mereka bicarakan. Ia menjilat bibir. Apa jangan-jangan mereka punya benda suci itu? Tapi, bagaimana mungkin?

"Aku tetap tak mau menyerahkan air mata dewa pada kerajaan lain, terutama kepada keluarga Alerian. Sudah, biarkan saja. Mereka pasti bisa mengalahkan Rie dan anak buahnya. Mereka 'kan selalu hebat dalam segala hal."

Ilnori menduga kalau Virgil hanya mencibir saja.

"Bagaimana kalau kita menggunakan air mata dewa sendiri dan menggunakannya kepada Rie? Dengan begitu, kerajaan-kerajaan lain akan mengakui kehebatan kita dan kita bisa menjatuhkan Mezcla. Sekali dayung, dua pulau terlampui," usul Haintz dengan semangat.

Yang lain menyeringai, Ilnori tahu kalau mereka sangat menyetujui rencana Haintz. Tapi memangnya apa itu air mata dewa? Pasti salah satu benda suci, tapi aku belum pernah mendengar yang satu itu. Jadi mereka menggunakannya sendiri untuk menaklukkan Rie, lantas dipuja-puja oleh seluruh negeri karena menjadi pahlawan, sekaligus menjatuhkan reputasi Mezcla? Rencana yang sangat licik.

Ilnori menatap bunga lavender di sebelah pintu ruang. Ia harus mencari tahu apa itu air mata dewa. Keluarga Vilita telah menyembunyikan sesuatu dari seluruh negeri dan kini berniat menggunakannya untuk bersombong. Ilnori tak boleh membiarkan ini. Dia tak boleh menjadikan reputasi Mezcla anjlok karena dinilai lemah dan tak berguna di tengah suasana perang. Bukan salah mereka tentang kekalahan di Arlez, tapi musuh terlalu kuat.

"Tapi kita menyembunyikan tentang air mata itu sejak ratusan tahun. Kalau sekarang kita menunjukkannya, bukankah akan menimbulkan kebencian dari masyarakat? Kita menyembunyikan ini, tapi malah kita sendiri yang membongkarnya," komentar sang paman.

Mata Ilnori menyipit. Ratusan tahun? Mungkinkah air mata dewa sudah ada sejak zaman pendirian? Itu bisa saja. Benda suci yang langsung berasal dari diri dewa, jelas menjadi benda suci paling kuat. Berbeda dengan benda yang diturunkan dewa.

Tanpa sadar, keringat menetes dari keningnya. Dan tangannya basah oleh keringat dingin. Ia ternyata tegang.

"Kita tinggal berdalih kalau kita tak tahu jika ada air mata dewa di istana. Kita baru menemukannya belum lama ini. Jadi, takkan ada yang curiga kalau sebenarnya kolam air mata dewa sudah ada sejak leluhur kita. Mudah saja 'kan? Mereka pasti akan termakan oleh omongan itu," kata Virgil diselingi seringai lebar.

Ilnori seolah bisa melihat ular yang membelit kepala dan tubuh mereka. Ular yang sangat licik, disertai hawa nafsu serakah beraura hitam. Ular itu mendesis dan mendesis, kilat mata hijaunya teramat tajam dan bengis. Ular besar yang merupakan jati diri sebenarnya, bergerak mengancam.

Ilnori menelan ludah. Rencana licik Vilita tak boleh sampai terjadi. Ini bukan hanya karena dia tak mau reputasi Mezcla anjlok, tapi dia juga takkan membiarkan semua warga di negeri tertipu oleh mereka.

Dia tak mau melihat Sharley dalam keterpurukan. Ilnori memang belum bertemu dengan Sharley, tapi dia yakin kalau Sharley sedang stress. Sosok yang bagaikan bunga kerajaan, salah satu rekan berarti bagi Ilnori.

Ilnori sangat menghormati Sharley, lebih daripada dia menghormati Virgil.

Panglima itu melengos pergi dengan langkah pelan supaya tak didengar. Giginya bergemelatuk, sangat geram karena rencana picik itu. Dia harus memberitahu seseorang, tapi saat ini ada sesuatu yang harus diurus dan dia tahu harus pergi ke mana.

Perpustakaan dan buku edisi terbatas. Jika benar adanya air mata dewa dan tak diketahui banyak orang, maka buku edisi terbatas barangkali bisa menjawabnya.

🌙🌙🌙

"Wah, Panglima Ilnori, apa yang membuat Anda ke mari?" Pustakawan bertanya.

Ilnori menyerahkan kartu yang memuat izin khusus panglima untuk mengakses tempat-tempat tertentu. Tak terkecuali adalah ruangan di pojok lantai dua yang cuma diakses oleh pemilik kartu ini. "Berikan aku kunci atas ruang koleksi buku-buku berharga istana."

"Ah, baik." Pustakawan memberikan kunci emas yang cuma satu. Tanpa basa-basi, Ilnori melenggang pergi. Dia bukan orang ramah, jadi jangan berharap kalau dia melakukan basa-basi atau semacamnya.

Ilnori membuka pintu ruangan, langsung menuju bagian buku edisi terbatas setelah menutup pintu lebih dulu. Matanya yang jeli membaca judul-judul dengan secepat kilat, dan seketika dia menemukan buku yang berisi benda-benda suci dari dewa. Buku itu berukuran sedang, tidak terlalu berat, dan menggunakan sampul kulit.

Ilnori dengan cueknya duduk bersila di lantai, kemudian mulai mencari. Butuh waktu dua menit untuk menemukan bahasan air mata dewa. Dia membaca catatan singkat tersebut, tak sadar menahan napasnya.

Usai membaca, barulah Ilnori bernapas lagi. "Jadi begitu. Rumor yang tersebar ke seluruh negeri, tapi kemudian dibungkam oleh Renea. Rumor itu benar adanya, tapi tak ada satupun yang bisa membuktikan kebenarannya."

Dia menutup buku, menatap jemari kasar karena selalu memegang pedang. Karena dia kidal, jadi tangan yang lebih kasar adalah tangan kiri. Pernah ketika kecil Ilnori dipaksa untuk menulis dengan tangan kanan oleh gurunya, lantas berujung dengannya menghancurkan meja karena marah. Setelah itu, tak ada lagi yang berkomentar tentang kemampuan kidalnya.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" Ilnori mengetuk-ngetuk kepala. Dia takkan membiarkan Vilita menjalankan rencana, artinya dia harus bergerak cepat.

Keluarga Vilita pasti takkan mudah menerobos pertahanan pasukan Rie. Berarti masih ada waktu sebelum mereka melakukan tindakan nekat itu. Bahkan belum tentu mereka bisa menyentuh Rie, apalagi meminumkan air mata dewa. Masuk ke teritori Rie tanpa pasukan besar nan kuat, sama saja dengan bunuh diri.

"Tapi kepada siapa aku memberitahukan hal ini? Duran? Starri? Oh, mereka tak bisa membantu banyak dan aku hanya menghabiskan waktu saja. Aku harus memberitahu pada seseorang yang memiliki pengaruh besar."

Bayangan Sharley terlintas di kepalanya. Sharley adalah putri, pengaruhnya besar di negeri sebagai keturunan Mezcla termuda saat ini. "Aku menemukan orang tepat. Baiklah, aku harus pergi sekarang."

Dia meletakkan buku kembali ke tempat semula, berlari ke barak. Memberitahu kapten kalau dia memiliki urusan mendesak dan memintanya untuk mengambil alih tugas sebentar. Dalam sekejap, dia membentangkan sayap Demon dan terbang dengan kecepatan penuh.

Ilnori tak peduli jika nanti dianggap mengkhianati kerajaan. Dia tak peduli jika nanti jabatannya dicabut. Karena sejak awal, dia ragu apakah kesetiannya tertaruh pada Vilita atau tidak.

🌙🌙🌙

"Ah, benar. Aku memang tak sepenuhnya mengerti dirimu. Kau penuh teka-teki, memahamimu seperti menyelesaikan susunan rubik. Susah."

"Kau pernah main rubik?"

"Pernah, tapi menyerah setelah sepuluh kali mencoba dan tetap tak berhasil menyelesaikannya," balas Sharley nelangsa. Rubik memang bukan mainan kesukaannya karena dia lebih suka main petak umpet.

"Kalau begitu kau kalah denganku. Saat kecil, aku pernah menyelesaikan dua rubik. Bagaimana, hebat 'kan?" jawab Asher. Sharley menendang tulang kering lelaki itu. "Lagi-lagi, kau bersombong!"

"Lha terus aku harus bagaimana? Jadi lelaki soft yang ada untukmu 24 jam? Ogah," tutur Asher yang seketika menohok Sharley. Tapi di satu sisi, ketika dia membayangkan Asher menjadi lelaki lembut dan murah senyum, bulu kuduknya langsung meremang.

Memang lebih baik Asher versi misterius dan dingin begini sih, batinnya. Membayangkan itu saja sudah membuat wafel untuk sarapannya tadi teraduk-aduk dalam perut.

Angin sepoi-sepoi entah kenapa menjadi lebih kencang. Sharley mendongak, terbelalak melihat sosok bersayap yang terbang di atas mereka. Sayap berwarna pekat yang barangkali membuat anak-anak lari terbirit-birit karena mengira malaikat pencabut nyawa sudah datang.

Sosok itu mendarat di hadapan mereka, sehelai bulu sayap jatuh ke wajah Sharley. Sosok itu menunjukkan wajahnya sembari menghilangkan sayap Demon. Lelaki yang sangat dikenali Sharley, lelaki yang tak bisa datang ke pesta peringatan kehamilan Lamia dulu karena ada urusan panglima dan menyuruh Duran untuk menggantikannya.

Ilnori.

"Salam kepada bintang pertama kerajaan," salam Ilnori. Asher melepas genggaman tangannya dari Sharley.

"Ilnori, ada apa? Kenapa kau datang tiba-tiba begini?" tanyanya.

Wajah Ilnori yang pucat sama sekali tak kelihatan baik. Terbang dari Mardiem ke Noctis membutuhkan waktu cukup lama dan sepertinya dia terbang dengan kecepatan penuh. Makanya, rambut Ilnori jadi seberantakan itu.

"Aku minta maaf menganggu waktu kalian, tapi ada sesuatu yang harus kusampaikan. Ini tentang ... keluarga Vilita."

Sharley memegangi dadanya, dia berdebar karena tegang. Ini jelas bukan kabar baik.

🍀🍀🍀

Continue Reading

You'll Also Like

544K 25.1K 48
[tahap revisi] "eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuany...
15.5K 2.5K 56
-Pengumpulan Sekutu- Kethra hanyalah antagonis minor yang terbunuh di tengah-tengah cerita oleh pemeran utama laki-laki kedua. Keberadaannya sangat t...
917K 57.5K 40
Kematian nyatanya bukanlah akhir. Itu adalah titik awal untuk kehidupan baru Aileen. Kematian menjemput Aileen lewat tangan suaminya sendiri karena k...
3.2K 218 58
Violetta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di da...