Happy reading-!! ♡
Kini Haechan Asahi dan Ten berada di mall yang sama seperti kemarin. Mereka berbelanja begitu banyak. Apalagi Haechan begitu semangat membelikan apapun untuk Asahi.
Karena Jaehyun mengabari jika Jaehyuk akan ke mansion mereka malam ini. Dan ia, akan mendandani Asahi dengan penampilan yang manis.
"Asahi kamu harus beli semua ini, ini akan sangat cocok dengan dirimu." Kata Haechan sambil memilih kembali baju untuk Asahi.
"Hyung, ini sudah sangat banyak. Lagipula, akan lebih baik jika Hyung saja yang beli."
"Ish, aku sudah banyak sekali baju. Kau saja, oke. Belikan juga untuk suamimu. Ten Hyung, kau beli apa?"
"Aku ingin beli sesuatu di toko bayi. Kalian mau ikut?"
Haechan mengangguk antusias. "Ayo, setelah ini kita akan kesana."
Setelah membayar di salah satu toko baju terkenal itu, ketiganya menuju toko peralatan bayi. Ada banyak disana, membuat Haechan gemas sendiri.
"Semua ini lucu sekali, tapi mana mungkin aku membeli semua."
"Kau bisa membeli semua ini, bilang saja pada Jaehyun."
"Tidak. Nanti jika aku menikah dengannya, lalu tiba-tiba Jaehyun bangkrut? Aku tidak mau." Kata Haechan bercanda.
"Mana mungkin si Jung itu bangkrut. Oh iya, aku ingin membeli baju ini, terlihat bagus." Kata Ten sambil mengangkat baju berwarna biru dengan motif polkadot itu.
"Itu lucu. Tapi aku ingin membeli sepatu ini, terlihat seperti milikku dan Jaehyun Hyung." Haechan mengambil sepatu yang sama dengan sepatu couplenya bersama Jaehyun.
Sepatu Converse versi mini.
"Asahi, ingin beli sesuatu? Kali saja, nanti saat suamimu pulang, kau bisa membuat bayi lalu akan tumbuh menjadi bayi." Ujar Haechan polos.
Muka Asahi memerah, astaga tuannya ini begitu frontal. "Hey, kenapa aku tidak tau jika Asahi sudah menikah?" Tanya Ten.
"Nanti aku ceritakan Hyung." Kata Asahi.
Setelah membayar baju dan sepatu bayi itu mereka menuju tempat makan untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.
Setelah memesan terjadi keheningan. "Jadi Asahi, jelaskan!" Mengalirlah cerita Asahi, sama seperti yang ia ceritakan pada Haechan.
Namun ia tidak bilang jika ia adik tiri Mina, ia takut Ten menjadi benci padanya.
"Aku jadi ingin membunuh kedua orangtuamu Asahi! Mereka sangat kejam, memilih anak tiri daripada anak kandung? Heol, aku benci itu."
"Aku juga saat mendengarnya ingin membunuhnya Hyung. Oh ya, Jaehyuk akan pulang ke mansion malam ini. Jadi Asahi, selamat ya." Kata Haechan.
"Tunggu, Jaehyuk siapa?"
"Suamiku Hyung, benarkah? Astaga aku sangat senang." Asahi tersenyum lebar mendengar berita itu.
"Berterimakasih lah pada Jaehyun Hyung, dia yang menyuruh anak buahnya menjemput suamimu."
"Baiklah-baiklah tenyata memang banyak kabar baik sekarang. Aku senang, bagaimana jika kita makan dulu?"
Asahi dan Haechan mengangguk, mulai memakan makanan mereka diiringi dengan guyonan Haechan yang lucu.
...
Waktu yang ditunggu Asahi tiba, kini dihadapannya sudah ada Jaehyuk dengan keadaan yang sangat begitu baik.
"Jaehyukkie!" Asahi memeluk tubuh tegap itu, dengan segera Jaehyuk menangkapnya.
Panggilan itu, panggilan yang sangat amat Jaehyuk rindukan.
"Aku rindu." Lirih Asahi.
"Aku juga, sekarang aku tidak akan kemana-mana. Ayo kita ke Korea, disana jauh lebih aman daripada disini."
Pelukan itu terlepas, terlihat Jaehyun dan Haechan yang sedang menatap dirinya dan Jaehyuk. Juga ada Ten dan Taeyong yang tersenyum padanya.
Asahi memberi hormat pada semua orang disana. "Terimakasih, kalian sudah membantu saya."
"Sudah sepantasnya kamu bahagia Asahi. Dan Jaehyuk, kau mau membawa adikku ke Korea? Kau tega sekali padaku." Kata Haechan imut.
"Tinggal disini dulu, lagipula Asahi masih asisten pribadi Haechan." Ujar Jaehyun sambil merangkul Haechan.
Asahi menatap Jaehyuk, meminta agak Jaehyuk mau tinggal disini.
Sebenarnya Jaehyuk enggan, namun apa boleh buat. Lagipula Jaehyun sudah membantunya dan Haechan juga membantu menjaga Asahi.
"Baiklah. Aku akan tinggal disini."
Semua senang mendengarnya, dan malam itu dihabiskan ketiga pasangan membakar daging, makan-makanan banyak, lalu menyanyi.
Haechan dan Asahi sangat pandai menyanyi, membuat suasana begitu menyenangkan.
"Mempertemukan kebahagian Asahi selesai, janjiku tinggal satu."
...
Orang tidak akan tahu takdir apa yang menanti kedepannya. Entah buruk atau baik, tapi semua orang menginginkan kebahagiaan terus menerus.
Itu yang Haechan inginkan, sebelum kejadian malah penuh darah itu terjadi.
Dulu ia hidup sangat bahagia, lahir dari keluarga kaya membuat semua orang ingin merenggut nya. Oleh karena itu, Lee Eunsang ingin anak bungsunya itu tetap dirahasiakan dari publik.
Dunia bisnis sangat kejam, tidak ada rasa kemanusiaan didalamnya, semua terlihat egois.
Dan malam itu, Haechan melihat ibunya dan ayahnya jatuh tersungkur dari jendela lantai dua.
Dengan tembakan yang bertubi-tubi.
Kakaknya sekarang entah kemana. Haechan tidak ingat, bahkan Hendery, orang kepercayaan ayahnya tidak memberi tahu siapa kakaknya.
"Tuan Lee saja yang mencarimu, Haechan."
Hidupnya setelah itu tidak berjalan mulus, para penjahat bejat itu tidak mengira bahwa ada anak Lee lainnya selain Lee Taeyong. Dirinya dan kakaknya dibawa entah kemana.
Namun kecelakaan terjadi, merenggut nyawa si penjahat. Karma datang begitu cepat.
Ya, pada saat itu Taeyong selamat. Demi melindungi Haechan, namun naasnya keduanya hilang ingatan karena kecelakaan saat mereka berdua akan dibawa.
Kejadian itu cepat, bahkan Lee Eunsang yang biasanya tepat sasaran dalam bertindak kini lengah.
Lalu Hendery datang, saat ia pertama kali bekerja bersama Sungchan, adik tingkatnya.
Hendery menceritakan apa yang terjadi, kecuali siapa kakak Haechan. Biarkan semua itu terungkap nanti. Dengan tiba-tiba Hendery ingin mengabdi pada Haechan karena merasa bersalah saat itu ia lengah.
"Lalu? Kau tau kakakku siapa kan, Hyung? Cepat beritahu, aku ingin bersama keluargaku. Setidaknya disaat terakhir." Kata Haechan dalam telepon.
"Aku tidak bisa, biarkan dia yang mencarimu."
"Lebih baik aku yang cari, kau tau? Aku kesepian sekali saat sudah kejadian itu. Hidupku hampa. Kumohon."
"Baiklah, kakakmu sangat dekat denganmu Lee. Dia sebenarnya sudah curiga, tapi ia menyangkal hal itu. Saat kalian kecelakaan, hanya ditemukan tuan besar Lee, kau hilang entah kemana."
"Baiklah, aku tahu sekarang. Lee Taeyong bukan?"
"Ya, Lee Taeyong. Kakakmu berhasil membuat Lee Corp kembali berjaya. Dia juga mencarimu, tapi buntu. Ia akan bereaksi saat memaksa mengingat dirimu. Itu yang aku tahu dari ayahku."
"Hah, aku tidak percaya. Mulai dari dirimu yang menghampiri ku saja aku sudah tidak percaya dengan semua ini."
"Ini takdirmu Lee. Dan soal membunuh dia, akan kau lakukan kapan?"
"Bunuh saja dia saat Mina berlaku kurang ajar padaku Hyung. Saat ini, aku tidak merasakan dia akan bergerak, tapi waspada saja."
"Baiklah, aku paham permainanmu."
Sambungan telepon tertutup, Haechan menghela napas lelah. Lalu menatap Jaehyun yang tengah terlelap.
Ia berdiri di balkon sedari tadi, mencoba mengerti semua yang terjadi.
"Lee Haechan, maksud mu apa? Membunuh siapa yang kau maksud."
Haechan menyeringai, sudah saatnya ternyata.
Tbc.
Revisi ✓