"Halo, Kak Chan!"
Chan terkejut melihat Seungmin yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Ia menghela nafas lalu tersenyum teduh.
"Lain kali bilang dulu, untung Ayah sama Ibunda lagi pergi, jadi kamu gak bakal dimarahin," ujar Chan membantu Seungmin untuk duduk dipangkuannya.
Seungmin hanya terkekeh polos. Namun Chan tau jika suara tawa itu palsu, karena terlihat dari tatapan kekasihnya yang sendu.
Ia pun sedih karena kisah cinta mereka harus dijalani secara sembunyi-sembunyi. Karena tak ada restu dari orang tua.
"Kakak, Sky kangen..."
Seungmin berkata sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang dominan.
"Kakak juga, maafin orang tua Kakak ya?" Seungmin dengan cepat menggeleng. Menolak permintaan maaf Chan.
"Nggak! Orang tua Kakak gak salah, mereka cuma mau yang terbaik buat anaknya. Lagipun kerajaan ini pasti bakal diwarisin ke Kakak jadi Kakak harus nyari calon Ratu yang baik, gak kayak Sky.."
"Hey, kok ngomong gitu? Sky baik kok, banget malah.. orang tua Kakak cuma belum kenal kamu sepenuhnya, makanya gitu.." ucap Chan, berharap Seungmin tak merendahkan diri lagi.
Seungmin hanya mengangguk, lalu suasana hening sejenak karena Seungmin terlalu asyik menghirup parfum ditubuh Chan. Sedangkan Chan sibuk dengan lamunannya.
Hingga akhirnya Cha memutuskan untuk berbicara, "Sky, Kakak pengen ngomong.."
"Ngomong apa, Kak?"
"Tapi kamu janji ya, jangan marah dan sedih setelah ini." Mendengar hal itu saja sudah membuat Seungmin sedih karena telah berfikiran buruk.
"I-iya, Kak.."
"Kakak dijodohin, sama Pangeran di kerajaan Cachéland.." Seungmin yang awalnya mendongak menatap wajah Chan, kini menunduk dan kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang Chan.
"K-kalian u-udah tunangan?"
Chan sebenarnya tak tega melanjutkan ucapannya, tetapi mau tak mau ia harus, daripada menjalani hubungan yang tak pasti, "Belum, lusa keluarga calon Kakak bakal kesini katanya."
"Ini pasti karena hubungan kita ya?"
"Ya kurang lebih begitu, orang tua Kakak gak terima Kakak jadi dominan karena hubungan kita, sedangkan calon Kakak dipaksa jadi dominan sedangkan posisi dia submissive," jelas Chan.
"J-jadi, kita harus putus?" tanya Seungmin parau. Chan terus mengecup puncak kepala Seungmin dan menghela nafasnya.
"Terpaksa, tapi semoga kita bisa berjodoh. Jodoh ada ditangan Tuhan, bukan orang tua."
"Semoga.."
...
"Tunggu sebentar ya, akan saya panggilkan putra kami, dia sepertinya masih bersiap-siap," pamit Ratu kerajaan MonPays.
"Iya, silahkan."
Wanita itu berdiri dan berjalan menuju kamar anaknya. Ia sengaja tak menyuruh para pelayan agar Chan tak bisa menolak jika disuruh oleh sang Ibunda secara langsung.
Tok tok tok!
"Chan, buka pintunya sayang!"
Cklek~
Chan membuka pintu dan menatap wajah sang Ibu yang berbinar. Ia baru saja akan mengeluarkan suara, namun sang Ibu justru menariknya.
"Nah, ini dia yang namanya Pangeran Chan, cocok banget ya? Chan duduk, jangan balik lagi!" Chan menghela nafas lalu duduk dengan rasa malas.
Chan menatap calonnya yang sedang terpaku, ia pun ikut terpaku. Keduanya sama-sama terkejut, namun orang tua mereka justru salah mengartikan keterkejutannya.
"Sudah kuduga, mereka akan saling jatuh ke pesona masing-masing!" seru Ratu dari kerajaan Cachéland.
"Ibunda! Ino gak mau," calon suami Chan merengek sembari memukul paha sang Ibu dengan pelan.
"Jangan ngerengek, inget! Kamu itu dominan!" bisik Ayahnya yang membuat Minho menunduk.
"Kita mulai saja, ya?"
...
"Sky, kamu kemana?"
Chan terus mengurung diri dan terus memikirkan Seungmin yang jarang muncul dihadapannya semenjak hubungan keduanya kandas.
"Kumohon, datanglah Sky.."
Tok tok tok!
"Kakak, ini Hannah!"
Chan langsung membuka pintu dan menatap Adiknya yang langsung mendorongnya ke belakang dan mengunci pintu.
Adik perempuannya itu menatapnya khawatir dan terus menggigit bibirnya. Chan yang ikut khawatir pun bertanya, "Ada apa? Ada masalah sama temen-temen?"
Sang Adik menggeleng lalu memeluk Kakaknya sangat erat, "Kakak cepetan pergi, sebelum Ayah sama Ibunda dateng, kalau nggak Kakak bakal dapet nasib yang buruk."
"Kenapa, gitu?"
"A-ayah sama Ibunda mau---"
Cklek~
"Chan sayang, ikut kita dulu yuk?" tanya Ibu Chan yang baru saja membuka pintu.
"Nggak! Gak boleh!"
Chan dan Ibunya menatap Hannah yang menolak. Chan melepaskan pelukannya dan menatap Adiknya, "Hannah pergi main dulu ya? Kakak jamin Ayah sama Ibunda gak bakal ngelakuin yang aneh-aneh," bisik Chan agar tak terdengar oleh Ibunya.
"T-tapi..."
"Percaya, oke?"
Hannah mengangguk lalu terpaksa pergi dari sana. Chan dengan berat hati menghampiri Ibunya, "Ada hal yang penting, kah?"
"Ayah sama Ibunda mau ngomong sesuatu sama kamu, ke ruangan Ayah yuk?"
Ibunya memang mengajak, namun tangan yang menarik lengan Chan seolah tak menerima penolakan dari Chan karena kini firasatnya mulai memburuk.
"Ayah.."
"Eh Chan, sini nak duduk.."
Pikiran negatif Chan seketika sirna melihat Ayahnya yang terlihat lebih ramah dari biasanya. Chan dengan polosnya menghampiri Ayahnya lalu duduk disampingnya.
Saat Chan hendak bertanya, Ibunya tiba-tiba ikut duduk dikursi yang ada disamping Chan.
"Eh eh, kok tangan Chan ditahan?!"
Sang Ibu yang menahan tangan Chan ke belakang tubuh anaknya itu hanya diam dan memberi kode kepada suaminya melalui tatapannya.
Chan semakin panik, tubuhnya sangat sakit saat Ayahnya mencengkeram pucuk kepalanya dengan sangat kuat sembari menggumamkan sesuatu. Namun entah kenapa rasa sakitnya menjalar hingga ke kaki.
"A-ayah, Ayah ngapain sih, akh!"
Chan terus meringis, ia bahkan mengepalkan tangannya saking tak tahan dengan rasa sakit yang dirasakan.
Bruk!
Hingga akhirnya saat cengkeraman itu makin diperkuat dan dilepas, Chan ambruk, namun dengan sigap Ayah dan Ibunya menahan tubuhnya.
...
Satu hari, satu minggu, bahkan kini hampir menginjak dua bulan Chan belum sadar dari pingsannya semenjak apa yang dilakukan Ayahnya.
"Ayah, Ibu! Tanggung jawab!"
Kedua orangtuanya tentu merasa bersalah, mereka tau akan resikonya.. namun mereka lebih memilih egonya, hanya karena mereka membenci orang yang disayangi anaknya. Sky.
Rakyat kerajaan MonPays pun tak ada yang mengetahui alasan mengapa Pangeran Chan jarang terlihat, bahkan para pelayan juga bodyguard. Karena Raja dan Ratu menyembunyikannya demi reputasi keduanya.
"Raja! Raja! Pangeran Chan!"
Orang yang dipanggil Raja, yakni Ayah Chan menoleh dan bertanya, "Ada apa? Chan telah sadar?"
Orang tadi yang diduga pelayan menggeleng, "Pangeran Chan kejang-kejang!"
Ayah Chan menatap istrinya yang syok, namun terus berlari menuju kamar anaknya.
...
"K-kak Chan, Sky kangen.."
Chan yang sedang terbaring lemah hanya bisa menoleh dan mengernyit heran, "K-kamu siapa?" ya Chan dengan suara yang lemah.
Seungmin yang mendengar ucapan Chan awalnya mengira hanya candaan. Ia tertawa hambar sembari berkata, "Gak usah bercanda, baru gak ketemu setengah tahun masa lupa."
"Aku tanya, kamu siapa? Kenapa kamu ngira aku bercanda?" tanya Chan lagi.
Deg!
Seungmin tak menyangka. Jika Chan berani menatapnya dengan tatapan datar, berarti ia memang serius.
"K-kakak gak tau aku? Aku pacar Kakak!" seru Seungmin dengan suara pelan, takut terdengar ke luar.
'Ralat, mantan,' lanjut Seungmin dalam hati.
"Aku gak punya pacar kayak kamu, aku punyanya tunangan, Pangeran Minho."
Seungmin yang masih tak menyahut pun berubah emosi. Walau ia sendiri tak tau siapa Pangeran Minho yang dimaksud Chan. Tapi ia bertekad untuk mencari tau.
Tanpa menjawab ucapan Chan, Seungmin langsung menggunakan kekuatannya untuk pergi. Dengan emosi yang masih menguasai dirinya.
...
@디니 기여어
Publish : 09/08/2021
Have a nice day!
.
.
.
Chapter ini full spoiler, walau tetep lanjutan dari cerita ini sih... Jadi, tunggu dan nantikan kejutannya---
---kejutan yang membosankan.
Oh iya, sengaja bahasanya nggak terlalu formal, takut bosen.. plus, anggep aja ngomong bahasa Perancis.